Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PARENTING

MAKALAH

GUNA MEMENUHI TUGAS YANG DIBERIKAN


OLEH DOSEN MATA KULIAH KONSEP PARENTING DALAM ISLAM
Ibu Sabariah, M.Pd.I

DISUSUN OLEH

Kelompok V

1. NA’IMAH (2018.04.613)
2. NUR RIDHA SARI (2018.04.698)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK


USIA DINI (PIAUD)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL- HIKMAH (STAI A) MEDAN
2021M/ 1442H
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah selalu kita syukuri nikmat Allah yang telah


diberikanNya kepada hamba-hamba yang beriman dan bertaqwa. Sholawat
berangkaikan salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah Saw agar beliau
senantiasa memberikan syafaatnya kepada hamba-hamba yang ikut dijalan yang
lurus.
Tak lupa pula ribuan terimakasih kami hadiahkan untuk orang tua kami dan
Juga khususnya kepada Ibu Sabariah, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Konsep
Parenting dalam Islam di STAI AL-Hikmah Medan dan teman-teman sekelas
yang juga kami hormati.
Dengan segenap fikiran dan tenaga disini kami dari kelompok V telah
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul : FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PARENTING yang telah diberikan dosen pembimbing dan
pengarang buku yang telah bersangkutan karena telah memudahkan penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis juga meminta saran dan kritik bila kekeliruan dan
kesalahan bentuk awal untuk lebih baik lagi pada makalah-makalah berikutnya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, karena kami hanya manusia biasa
yang jauh dari kesempurnaan lebih dan kurang kami mohon maaf. Sekian dan
Terimakasih.

Medan, 02 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................. 2
A. Pengertian Parenting ............................................................................................... 2
B. Faktor yang Mempengaruhi Parenting ................................................................... 5
a. Adanya Aspek Kontrol ....................................................................................... 5
b. Adanya Aspek Tuntutan Kedewasaan ................................................................ 6
c. Adanya Aspek dari Asuhan Orangtua ................................................................ 6
BAB III : PENUTUP......................................................................................................... 8
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama
mengadakan proses pengasuhan, artinya bahwa selama proses pengasuhan
orangtua memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak,
mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk
mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Dalam mengasuh anaknya, orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu.
Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai
perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku sosial tertentu pada anaknya.
Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi
menempati kedudukan yang sangat penting oleh sebab itu keluarga mempunyai
peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada
tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga adalah sekelompok orang
yang menyatu dalam ikatan pernikahan, sedarah atau adopsi, mendirikan suatu
rumah tangga, melakukan interaksi dan komunikasi berkelanjutan dalam respektif
pada aturan sosial dari suami dan istri, ibu dan ayah, anak laki-laki dan anak
perempuan, saudara laki-laki dan saudara perempuan, menghasilkan dan
memelihara suatu budaya umum. Artinya bahwa Keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat yang terbentuk akibat adanya perkawinan berdasarkan
agama dan hukum yang sah. Pengaruh dari keluarga sangat penting karena
keluarga merupakan awal pembelajaran bagi seorang anak.
Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan
pendidikan anak. Mengasuh dan membesarkan anak berarti memelihara
kehidupan, kesehatan, mendidik dengan penuh ketulusan dan cinta kasih. Dalam
membimbing anak, orangtua tidak hanya memenuhi kebutuhan psikis saja namun
dituntut pula untuk dapat memenuhi kebutuhannya secara finansial. Salah satu
masalah orang tua bekerja atau berkarir adalah menentukan pola bimbingan bagi
anak yang membuat anak merasa aman, nyaman, terlindungi, perhatian dan
tercukupi segala kebutuhannya (sandang, pangan,dan papan).

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Parenting
Pengasuhan (Parenting) merupakan cara orang tua bertindak, berinteraksi,
mendidik, dan membimbing anak sebagai suatu aktivitas yang melibatkan banyak
perilaku tertentu secara individual maupun bersama-sama sebagai serangkaian
usaha aktif untuk mengarahkan anak. Sedangkan peran orang tua yaitu menjaga,
mengajar, mendidik, serta memberi contoh bimbingan kepada anak-anak untuk
mengetahui, mengenal, mengerti dan akhirnya dapat menerapkan tingkah laku
yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.1
Menurut Gitome et.al. parenting memiliki hubungan tertentu dengan
karakter siswa di dalam dan di luar sekolah. Pendapat tersebut mengemukakan
bahwa kedekatan orang tua dengan anak dan gaya pengasuhan dapat memberikan
pengaruh yang besar dalam proses pembentukan karakter. Untuk itu orang tua
perlu memahami hakikat dan peran mereka dalam membesarkan anak. Hal ini
dapat dilakukan dengan membekali diri tentang ilmu pola pengasuhan atau cara
mendidik anak yang dikenal dengan parenting.2
Menurut Setyono “parenting adalah segala hal yang berhubungan dengan
bagaimana kita sebagai orang tua mendidik dan membesarkan anak-anak”.
Keluarga memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap dunia pendidikan
karena keluarga merupakan orang yang pertama dan utama dalam dunia
pendidikan awal anak dan kelanjutan pendidikan anak. Keluarga merupakan
tempat bagi anak untuk memperoleh berbagai macam reaksi dalam kehidupannya
untuk mencapai prestasi belajar yang baik.3
Shochib, mengatakan bahwa keluarga merupakan lembaga pertama dalam
kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial.
Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan
pendidikan kepada anak. Keluarga, terutama orang tua, memberikan contoh
kepada anak-anaknya dan juga memberikan motivasi agar dapat meraih cita-cita

1
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, (Gunung Mulia, Jakarta, 2008), h. 109.
2
Josephine W. Gitome, Bernard G. Nyabwari, dan Michael T. Katola, Correlation between
Students Discipline and Performance in the Kenya Certificate Of Secondary Education,
(International Journal of Education and Research, Kenya, 2013), h. 4.
3
Ariesandi Setyono, Parenting, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006), h. 26.

2
yang diinginkannya serta dapat berguna bagi keluarga mereka pada masa yang
akan datang.4
Baumrind, menyebutkan tiga tipe pola asuh antara lain permisif, demokratis
dan otoriter. Pola asuh yang akan diberikan pada anak tersebut haruslah sesuai
dengan kebutuhannya, dalam hal ini bukan berarti orang tua harus memenuhi
semua keinginan anak, tetapi orang tua menerapkan pola pengasuhan yang dapat
menunjang prestasi belajar anak. Pola asuh yang diharapkan dapat membantu
anak untuk menjadi mandiri, dalam hal ini orang tua mengarahkan dan
membimbing anak untuk menumbuhkan minat, bakat, dan kemampuan serta
potensi yang ada pada diri anak dan pada akhirnya akan berprestasi dalam
pendidikannya.5
Orang tua beranggapan bahwa jika anak-anak telah diserahkan ke sekolah
maka tanggung jawab dalam mendidik anak sepenuhnya merupakan tugas pihak
sekolah. Sementara sekolah seharusnya hanyalah tempat membantu keluarga
dalam mendidik anak. Jadi kewajiban sekolah adalah melanjutkan pendidikan
anak-anak yang telah dilakukan orang tua di rumah. Sehingga baik atau tidaknya
pendidikan di sekolah bergantung pada pendidikan dalam keluarga. Namun,
kesibukan orangtua bekerja dalam memenuhi kebutuhan anak justru mengurangi
intensitas orang tua dalam membimbing anak-anaknya. Kebanyakan orangtua
beranggapan bahwa setelah mereka menyekolahkan anak-anak mereka dan
memberikan seluruh fasilitas yang diperlukan dapat meningkatkan prestasi
anaknya. Sehingga kebanyakan orang tua menghiraukan kebutuhan anak yang
lainnya seperti pola asuh yang diidentifikasi dengan adanya perhatian,
kehangatan, dan juga pemberian motivasi.
Orang tua merupakan pendidik utama dan terpenting bagi sebagian besar
anggota masyarakat. Orang tua merupakan satu jabatan tanpa perlu dilantik secara
resmi oleh siapapun. Semuanya berawal dari amanah, tugas, peran dan tanggung
jawab yang harus dipikul oleh setiap orang tua.
Dalam melakukan pengasuhan, termasuk di dalamnya memberikan
pendidikan terhadap anak, setiap orang tua memiliki caranya masing-masing.

4
Muhammad Sochib, Pola Asuh Orang Tua, (Rineka Cipta, Jakarta, 1998), h. 15.
5
J. W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, (Erlangga, Jakarta,
2002), h. 36.

3
Gaya pengasuhan yang dilakukan setiap orang berbeda-beda dan hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor.
Parke dan Clarke-Stewart , menyebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi gaya pengasuhan, antara lain: kualitas hubungan orang tua,
kepribadian orang tua, pendidikan orang tua, serta pengalaman yang diterima dari
orang tua ketika mereka masik kanak-kanak.6
Pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anak juga didasari pada dua
hal (dimensi) yaitu kehangatan (parental warmth) dan kontrol/pengendalian
(parental control) merupakan konsep dimana orang tua menetapkan standar atau
batasan yang tinggi terhadap tingkah laku, perkembangan, dan pencapaian anak,
sedangkan dimensi kehangatan (parental warmth) mengacu pada penerimaan,
kasih sayang, perhatian, dan respon yang sesuai yang diberikan orang tua pada
anak.
Kedua dimensi ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan
oleh orang tua dalam memeberi pengasuhan pada anak. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Amato dan Fowler7 , menunjukkan bahwa kehangatan yang
diberikan orang tua kepada anak berhubungan secara negatif dengan tingkah laku
bermasalah pada anak. Artinya, ketika orang tua tidak atau kurang memberikan
kehangatan yang dibutuhkan oleh anak, hal tersebut dapat menyebabkan
timbulnya perilaku bermasalah pada anak. Di samping itu, kontrol yang
berlebihan dari orang tua juga dapat menimbulkan gangguna kecemasan pada
anak karena orant ua membatasi anak dalam interaksi sosial, khususnya dengan
lingkungan yang baru.8 Oleh karena itu penting untuk memperhatikan
keseimbangan antara kehangatan dan kontrol yang orang tua berikan kepada anak
sehingga dapat menghasilkan perkembangan anak, termasuk dalam hal karakter
yang baik.
Selanjutnya, kedua dimensi tersebut akan membentuk beberapa jenis gaya
pengasuhan. Pada kenyataannya, gaya pengasuhan memiliki keterkaitan dengan
persepsi anak-anak terhadap orang tua mereka. Anak-anak secara subjektif

6
R.D. Parke dan A. Clarke-Stewart, Social Development, John Wiley & Sons, (USA, 2011),
h. 112.
7
K.M. McCabe, R. Clark, dan D. Barnett, Family Protective Factors among Urban African
American Youth, Journal of Clinical Child Psychology, (USA, 1999), h. 137.
8
Ibid., h. 150

4
memandang orang tua yang authoritarian sebagai orang tua yang terlalu
mengekang (overprotective) dan kurang penyayang.9 Baumrind menyatakan
bahwa setiap gaya pengasuhan ini dapat mempengaruhi pola tingkah laku anak.10
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Baumrind menyatakan bahwa anak yang
diasuh dengan gaya pengasuhan authoritative cenderung jauh dari kecanduan
obat-obatan dan perilaku nakal. Mereka juga memiliki prestasi akademik yang
baik di sekolah.11

B. Faktor yang Mempengaruhi Parenting


Dalam memberikan pengasuhan pada anak, setiap orang tua memiliki gaya
yang berbeda. Salah satunya dipengaruhi oleh kualitas hubungan orang tua itu
sendiri.12 Orang tua dengan kualitas hubungan yang baik akan cenderung
memiliki gaya pengasuhan yang authoritative. Kepribadian orang tua jua
mempengaruhi gaya pengasuhan yang mereka lakukan. Orang tua dengan
kepribadian yang kurang ramah akan menjadi authoritarian.13 Sikap kurang ramah
yang dimiliki orang tua terpancar dalam cara mereka mengasuh anak. Mereka
kurang responsif terhadap kebutuhan anak, seringkali melakukan penolakan, serta
lebih tegas karena kurangnya kehangatan yang mereka miliki untuk diberikan
kepada anak.
Di samping itu, kesehatan mental orang tua juga mempengaruhi gaya
pengasuhan. Tentunya orang tua dengan mental yang kurang sehat akan memiliki
hambatan untuk dapat mengasuh anak dengan cara yang ideal. Orang tua yang
neurotik (depresi, cemas, dan obsesif) akan bersikap lebih negatif dan melakukan
penolakan terhadap anak.14
Menurut Baumrind (2002), mengemukakan ada beberapa aspek dalam pola
asuh orang tua, yaitu :
a. Adanya Aspek Kontrol

9
D. Kaufmann, E. Gesten, R. C. Santa Lucia, O. Salcedo, G. RedinaGobioff, dan R. Gadd.
The Relationship Between Parenting Style and Children’s Adjustment: The Parents Perspective.
(Journal of Child and Families Studies, 2000). h. 231-245.
10
D. E. Papalia, et.al., op.cit, h. 140.
11
D. Kaufmann, et.al., op.cit, h. 246.
12
R.D. Parke dan A. Clarke-Stewart, op.cit. h. 201.
13
Ibid, h. 203.
14
Ibid, h. 210.

5
Aspek ini berhubungan dengan sejauh mana orang tua mengharapkan dan
menuntut kematangan serta perilaku yang bertanggung jawab dari anak. Dan
merupakan usaha mempengaruhi aktivitas anak secara berlebihan untuk mencapai
tujuan, menimbulkan ketergantungan pada anak, menjadikan anak agresif, serta
meningkatkan aturan orang tuanya secara ketat.
b. Adanya Aspek Tuntutan Kedewasaan
Yaitu menekan kepada anak untuk mencapai suatu tingkat kemampuan
secara intelektual, sosial dan emosional tanpa memberikan kesempatan pada anak
untuk berdiskusi.
c. Adanya Aspek dari Asuhan Orangtua
Pengasuhan orang tua sebagai individu-individu yang mengasuh,
melindungi dan membimbing dari bayi hingga tahap dewasa. Orang tua
melakukan investasi dan komitmen abadi pada seluruh periode perkembangan
yang panjang dalam kehidupan anak.
Beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua untuk dapat memberikan pola
pengasuhan yang baik pada anak adalah:
1) Memberikan pujian atas usaha yang sudah dilakukan anak. Hal ini bisa
membangun rasa percaya diri anak.
2) Hindari anak dari trauma fisik dan psikis. Marah kepada anak atas
kesalahan yang mereka lakukan adalah hal yang wajar, sebatas tujuannya
adalah untuk mengajarkan anak.
3) Penuh kasih sayang. Dukung perkembangan anak dengan memberikan
kasih sayang dan kehangatan. Sikap hangat dari orangtua akan membantu
mengembangkan sel saraf dan kecerdasan anak.
4) Tidak membandingkan anak dengan anak lain. Setiap anak memiliki
keunikannya masing-masing, sehingga tiap anak akan memiliki kelebihan
dan kekurangannya. Yang perlu dilakukan orangtua adalah fokus
mengembangkan kelebihannya.
5) Tidak otoriter. Jangan memaksakan kehendak orangtua kepada anak.
Sebaliknya, orangtua harus menjadi fasilitator yang dapat
mengembangkan bakat anak.

6
6) Berikan tanggungjawab. Mengajarkan tanggung jawab kepada anak dapat
dilakukan sedini mungkin agar anak dapat perduli terhadap sekitarnya.
7) Penuhi kebutuhan gizi Makanan merupakan faktor penting yang
menentukan kecerdasan anak.
8) Menciptakan lingkungan yang positif. Lingkungan yang mendukung
terhadap bakat dan kreativitas anak, orangtua yang selalu memberikan
pandangan positif pada anak, akan dapat membentuk anak menjadi
individu yang lebih mandiri dan tidak mudah putus asa.
9) Aktif berkomunikasi dengan anak. Ada baiknya bila anak dan orangtua
saling terbuka, sehingga anak akan lebih nyaman untuk bercerita kepada
orangtua.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengasuhan (Parenting) merupakan cara orang tua bertindak, berinteraksi,
mendidik, dan membimbing anak sebagai suatu aktivitas yang melibatkan banyak
perilaku tertentu secara individual maupun bersama-sama sebagai serangkaian
usaha aktif untuk mengarahkan anak. Sedangkan peran orang tua yaitu menjaga,
mengajar, mendidik, serta memberi contoh bimbingan kepada anak-anak untuk
mengetahui, mengenal, mengerti dan akhirnya dapat menerapkan tingkah laku
yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anak juga didasari pada dua
hal (dimensi) yaitu kehangatan (parental warmth) dan kontrol/pengendalian
(parental control) merupakan konsep dimana orang tua menetapkan standar atau
batasan yang tinggi terhadap tingkah laku, perkembangan, dan pencapaian anak,
sedangkan dimensi kehangatan (parental warmth) mengacu pada penerimaan,
kasih sayang, perhatian, dan respon yang sesuai yang diberikan orang tua pada
anak.
Dalam memberikan pengasuhan pada anak, setiap orang tua memiliki gaya
yang berbeda. Salah satunya dipengaruhi oleh kualitas hubungan orang tua itu
sendiri. Di samping itu, kesehatan mental orang tua juga mempengaruhi gaya
pengasuhan. Tentunya orang tua dengan mental yang kurang sehat akan memiliki
hambatan untuk dapat mengasuh anak dengan cara yang ideal. Orang tua yang
neurotik (depresi, cemas, dan obsesif) akan bersikap lebih negatif dan melakukan
penolakan terhadap anak.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca kami
mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun akan
diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ariesandi Setyono, Parenting, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

D. E. Papalia, et.al., op.cit.

D. Kaufmann, E. Gesten, R. C. Santa Lucia, O. Salcedo, G. RedinaGobioff, dan R. Gadd.


The Relationship Between Parenting Style and Children’s Adjustment: The Parents
Perspective. Journal of Child and Families Studies, 2000.

J. W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Jakarta : Erlangga,


2002.

Josephine W. Gitome, Bernard G. Nyabwari, dan Michael T. Katola, Correlation between


Students Discipline and Performance in the Kenya Certificate Of Secondary Education,
Kenya : International Journal of Education and Research, 2013.

K.M. McCabe, R. Clark, dan D. Barnett, Family Protective Factors among Urban
African American Youth, Journal of Clinical Child Psychology, USA, 1999.

Muhammad Sochib, Pola Asuh Orang Tua, Jakarta : Rineka Cipta, 1998.

R.D. Parke dan A. Clarke-Stewart, Social Development, John Wiley & Sons, USA, 2011.

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, Jakarta : Gunung Mulia, 2008.

Anda mungkin juga menyukai