Judul Matakuliah
Pengantar Teknik Nuklir
(TKN2176)
Disusun oleh:
Ir. Mondjo, M.Si
PENDAHULUAN
Mata kulian Pengantar Tenik Nuklir disenggalakan untuk Program studi Teknik Nuklir
yang mempunyai 3 minat yaitu Teknologi Reaktor, Teknologi Proses dan Fisika Medik. Kuliah
dilaksanakan pada semester 3, yang pada semester ini mahasiswa belum menentukan minat
yang akan diambil.
Mata kuliah Pengantar Teknologi nuklir diselenggarakan memberikan pengetahuan
untuk ketiga minat tersebut mengenahi lingkup teknologi nuklir serta pengetahuan yang
mendasarinya, oleh karenanya kompetensi yang disasar lebih cenderung ke pemahaman.
Kompetensi yang lebih tinggi terkait pengetahuan ini akan diperdalam pada mata kuliah lain
yang sesuai.
1. Bidang Teknologi nuklir
Teknologi adalah terapan praktis untuk kepentingankesejahteraan manusia dalam
bidang tertentu. Untuk ini bidang terapan teknologi nuklir dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
untuk pembangkitan energi dan non pembangkitan energi
a. Pembangkitan energi
Terapan praktis teknologi nuklir yang paling popular adalah untuk pembangkitan energi,
yaitu untuk pembangkitan tenaga listrik yang sering disebut dengan Pusat Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN). Pltn yang secara komersial beroperasi pada saat ini dibangkitkan dari reaksi fisi
berantai uranium-235, yang kelimpahannya di alam 0,7%. System pembangkitan energi listrrik
mirip dengan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya saja jika PLTU pada umumnya sisa hasil
pembaran bahanbakar di keluarkan dari system, untuk PLTN sisa hasil fisi tetap terkungkung
dalam perangkat bahan bakar.
Untuk ini mahasiswa perlu mendapatkan pengetahuan bagaimana reaksi fisi berantai
tersebut dapat berlangsung dan dapat dikendalikan.
b. Non pembangkitan
Bidang non pembangkitan memanfaatkan keunikan radiasi nuklir dan zat radioakfif.
Keunikan zat radioaktif antara lain memancarkan jenis dan energi radiasi tertentu tanpa
perpengaruh oleh kondisi eksternal, serta mempunyai sigat kimia yang sama dengan isotopnya.
Oleh karenanya zat radioaktif tersebut punya kemampuan mengikuti gerakan isotopnya, serta
dapat diukur kuantitasnya didasarkan pada radiasi yang dipancarkannya. Terapan praktis terkait
hal ini adalah untuk perunut dalam berbagai riset, diagnose suatu system, termasuk diagnose
4
dalam bidang kedokteran, yang sering disebut kedokteran nuklir. Terkait dengan hal ini
mahasiswa perlu pengetahuan tentang zat radioaktif, serta radiasi nuklir.
Keunikan radiasi adalah dalam hal interaksi dengan materi, yang mana respon yang
ditimbulkan untuk jenis radiasi tertentu dapat dihubungkan dengan karakteristik materi target.
Terapan praktis terkait keunikan interaksi dengan materi antara lain untuk uji tanpa merusak,
antara lain uji radiografi sarana industry, membuat radiograf di bidang kedokteran.
Pada saat interaksi energi radiasi akan diserap oleh materi yang dilewatinya, sehingga
bentuk terapan praktisnya antara lain sintesa kimia, perbaikan kualitas materi, pengawetan,
sterilisasi, serta terapi radiasi yang sudah banyak dilakukan banyak rumah sakit.
Untuk ini mahasiswa perlu mendapatkan pengetahan terkit dengan interaksi radiasi
dengan materi.
2. Lingkup materi kuliah
Berdasarkan lingkup bidang terapan praktis teknolog nuklir tersebut, pengetahuan yang
diperlukan adalah
a. Sifat radioaktivitas
b. Interaksi radiasi dengan materi
c. Reaksi fisi berantai
d. Keselamatan radiasi
3. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi
4. Metode evaluasi
Metode eveluasi dengan dengan pertayaan lesan , quis, tugas kelompok dan tugas
perorangan
5
Pengetahuan tentang fisika atom dan nuklir merupakan dasar dari teknologi
nuklir, yang meliputi karakteristik inti dan atom , penyusunnya serta besaran-besaran
yang terkait.
1. Partikel fundamental
Secara fisik materi yang ada merupakan kombinasi berbagai subatom atau
partikel fundamental. Untuk memahami bidang teknologi nuklir, ada beberapa partikel
dasar yang penting. Partikel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Elektron. Elektron mempunyaimassa diam 9,10954 × 10−31 𝑘𝑔 kg dan
membawa muatan 1,60219 × 10−19 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏. Ada dua jenis elektron yaitu
positron yang bermuatan positip dan negatron bermuatan negatif yang biasa
disebut elektron. Positron jarang dijumpai, karena jika ada akan berinteraksi dengan
negatron melakukan proses anihilasi radiasi membentuk sepasang gelombang
elektromagnetik.
b. Proton. Proton mempunyai massa diam 1,67265 × 10−27 𝑘𝑔 membawa
muatan positip yang besarnya sama dengan muatan elektron.
c. Neutron. Neutron mempunyai massa diam 1,67495 × 10−27 𝑘𝑔 dan tidak
bermuatan. Dalam keadaan bebas, neutron merupakan partikel yang tidak stabil,
tetapi jika terikat dalam atom merupakan partikel stabil. Neutron meluruh
menghasilkan proton, elektron negatif atau disebut dengan radiasi 𝛽 −, serta anti
neutrino, yang mempunyai umur paro 12 menit.
d. Foton. Partikel di alam kadang-kadang mempunyai watak seperti partikel,
dan kadang-kadang seprti gelombang. Gelombang elektromagnetik termasuk dalam
katagori ini, yang mana partikel terkait dengan gelombang elektromagnetik disebut
dengan foton. Foton tidak bermuatan dan kecepatan dalam ruang hampa
2,9979 × 108 𝑚 𝑠
e. Neutrino. Neutrino adalah partikel yang tidak bermassa dan tidak punya
muatan listrik, yang dapat terjadi pada peluruhan inti tertentu. Sebenarnya paling
7
sedikit ada 6 jenis neutrino, tetapi hanya ada 2 jenis yang penting terkait proses
dengan atom, yaitu electron neutrino dan electron anti neutrino, atau sering disebut
neutrino dan antineutrino.
Jika unsur tersebut mempunyai beberapa isotop, yang persentase atom masing-
masing anggota isotop 𝛾𝑖 , berat atom dapat dihitung
𝑀= 𝑖=1 𝛾𝑖 𝑀𝑖 100 (2)
Berat molekul ditentukan dengan menjumlahkan berat atom masing masing
atom penyusunnya. Berat atom dan berat molekul tidak mempunyai satuan, yang
8
maknanya massa dalam gram yang setara dengan 1 gram atom atau 1 gram molekul
atau disebut dengan 1 mole. Sehingga massa 1 mole 12
𝐶 adalah 12 g dan masa 1
mole 𝑂2 adalah 215,99938=31,99876 g
Jumlah atom atau molekul dalam 1 mole adalah 6,02251023 . Bilangan ini
disebut dengan bilangan Avogadro (𝑁𝐴 , 𝐴𝑜 ).
Soal:
Hitung jumlah molekul air alam dalam 1 gram
Hitung kerapatan molekul air jika berat jenis air 1 g cm-1.
Hitung kerapatan atom H dalam air
Hitung kerapatan atom nuklida 21𝐻 dalam air
1 𝑣2 3 𝑣4
𝑇 = 𝑚0 𝑐 2 1 + 2 𝑐 2 + 8 + ⋯⋯⋯− 1 (5)
4
Soal
Hitung kecepatan electron yang mempunyai energy kinetic 0,3 MeV. Hitungjuga
untuk energy kineti 2 MeV
Hitung frekuensi foton dengan energy 1 MeV
5. Radioaktivitas
Komposisi nukleon dalam inti akan mempengaruhi kestabilan nuklida tersebut.
Pada Gambar 1, ada kecenderungan bahwa nuklida stabil untuk nomor atom
kecil tersusun dengan komposi jumlah proton sama dengan jumlah neutron, tetapi
untuk nuklida yang lebih besar cenderung jumlah neutron sedikit lebih banyak.
Nuklida yang tidak stabil mempunyai sifat radioaktif yaitu akan cenderung
menuju kekeadaan yang lebih stabil. Proses tersebut disebut peluruhan yang sifat
prosesnya acak. Nuklida radioaktif sering disebut dengan radionuklida.
10
Gambar 1. Sebaran nuklida didasarkan jumlah nomor atom dan nomor neutron
Skema peluruhan 60
27 𝐶𝑜 digambarkan pada Gambar 2, yang mana mekanisme
peluruhan 60
27 𝐶𝑜 ada tiga kemungkinan sesuai arah anak panah, Arah serong ke kanan
menunjukkan bahwa nomor atom bertambah, jenis radiasi yang dilepaskan adalah 𝛽 −
dengan energi maksimum selisih aras energi yang dituju dengan aras energi mu-mula.
Arah panah ke bawah menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan nomor atom,
sehingga radiasi yang dilepaskan adalah foton , dengan energi beda aras mula-mula ke
aras energi yang dituju. Spektrum energi foton gamma diskrit.
12
6. Reaksi inti
Reaksi inti adalah proses perubahan dalam inti atom. Reaksi inti dapat terjadi
tumbukan dua inti atom, partikel subatom dengan atom, antar partikel subatom
membentuk inti atom baru, atau sub atom baru, yang reaksinya dapat digambarkan
secara skematik sebagai berikut:
𝑎+𝑏 →𝑐+𝑑
Reaksi berlaku keseimbangan massa dan energi, keseimbangan nukleon, dan
keseimbangan muatan. Dengan neraca massa dan energi maka
𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 = 𝑚𝑐 + 𝑚𝑑 + 𝑄
Dalam hal ini Q adalah energi yang dilepaskan dari reaksi inti tersebut maka
𝑄 = 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑚𝑐 + 𝑚𝑑
𝑄 = 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑚𝑐 + 𝑚𝑑 (11)
Dengan data massa nuklida reaktan dan produk maka dapat dihitung energi
yang dihasilkan dari reaksi fisi tersebut.
Telah didifinisikan besaran defek massa (mass defect), yaitu massa atom
nuklida dikurangi dengan nomor massanya , m-A maka
𝑚𝑎 − 𝐴𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝐴𝑏 − 𝑚𝑐 − 𝐴𝑐 + 𝑚𝑑 − 𝐴𝑑 = 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝑚𝑐 + 𝑚𝑑
Sehingga
𝑄= 𝑚𝑎 − 𝐴𝑎 + 𝑚𝑏 − 𝐴𝑏 − 𝑚𝑐 − 𝐴𝑐 + 𝑚𝑑 − 𝐴𝑑 (12)
Contoh soal 1
Hitung energi yang dihasilkan dari reaksi 10
𝐵 𝑛, 𝛼
Penyelesaian:
Reaksi inti tersebut adalah 10
5𝐵 𝑛, 𝛼 73𝐿𝑖
Baca data defek massa Lampiran 3 Connolly.T.J,1978, Foundation of Nuclear
Engineering
13
Nuklida 𝑚 − 𝐴 , 𝑀𝑒𝑉
reaktan Produk
10
5𝐵 12,052
n 8,0714
4
2𝐻𝑒 2,4248
7
3𝐿𝑖 14,907
20,052 17,332
Reaksi inti dapat juga merupakan reaksi pembentukan atom, yang dapat
dituliskan persamaan reaksinya
𝑍𝑝 + 𝑁𝑛 → 𝑍+𝑁
𝑍𝑋 (13)
Maka 𝑄 =𝑍 𝑚−𝐴 𝑝 +𝑁 𝑚−𝐴 𝑛 − 𝑚−𝐴 𝑋 (14)
Dalam hal ini Q adalah energi pengikat (binding energi) nuklida tersebut,
disimbolkan 𝐵𝐸 , maka
𝑚−𝐴 𝑋 =𝑍 𝑚−𝐴 𝑝 +𝑁 𝑚−𝐴 𝑛 − 𝐵𝐸 𝑋
Contoh soal 2
Dengan membaca data hubungan energi pengikat pernukleon, energi pengikat
per nucleon rerata nuklida hasil belah dikurang enrgi pengikah 235
𝑈 adalah 0,9 MeV.
Berapa energi yang dihasilkan reaksi fisi 235
𝑈
Penyelesaian:
Untuk energi reaksi fisi pernukleon
𝐵𝐸 𝐵𝐸
𝑄= − = 0,9𝑀𝑒𝑉
𝐴 𝑎𝑠𝑖𝑙𝑏𝑒𝑙𝑎 𝐴 𝑈235
Berdasarkan nilai energy pengikat inti pada gambar 1, maka untuk memproduksi
energy didasarkan pada reaksi inti dapat dilakukan dengan mengubah energy pengikat
inti menjadi lebih besarnilainya, yaitu membelah inti dengan nomor massa besar
menjadi nomor massa menengah, yang disebut dengan reaksi pembelahan (reaksi fisi)
15
atau dengan menggabungkan nuklida dengan nomor atom kecil menjadi nomor massa
menengah, yang disebut dengan reaksi fusi.
Reaktor nuklir untuk pembangkit listrik dalam PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir)
yang beroperasi komersial saat ini adalah reaksi fusi dengan bahanbakar 235
92𝑈 yang ada
dalam uranium alam dengan kelimpahan 0,711%. Nuklida lain dalam uranium alam
adalah 238
92𝑈 yang dengan teknologi saat ini ada, memungkinkan digunakan untuk
memproduksi bahan bakar nuklir baru yang memiliki sifat yang hampir sama dengan
235
92𝑈 yaitu 239
92𝑃𝑢 melalui reaksi inti absorbsi neutron.
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Foster A. R., Wright R. L., 1983, Basic Nuclear Engineering, 4th, Allyn and Bacon,Inc,
Boston.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
16
Jika junlah atom radioaktif sebanyak N, atom yang meluruh -N maka
-N N (1)
−∆𝑁
Untuk interval waktu selama t, maka ∝𝑁 maka untuk t yang
∆𝑡
sangat pendek, mendekati nol, maka laju peluruhan dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
−∆𝑁 𝑑𝑁
Lim∆𝑡→0 = − 𝑑𝑡 ∝ 𝑁 (2)
∆𝑡
𝑑𝑁
− 𝑑𝑡 = 𝑁 (3)
Yang dapat diintegralkan dengan syarat batas untuk waktu waktu sama dengan
0 maka jumlah atom adalah N0, sedangkan untuk waktu sama dengan t maka jumlah
atom radionuklida adalah Nt.
𝑁𝑡 𝑡
𝑑𝑁
= − 𝑑𝑡
𝑁
𝑁0 0
ln 𝑁 − 𝑙𝑛𝑁0 = −𝜆 𝑡 − 0
𝑁𝑡
ln = −𝜆𝑡
𝑁0
𝑁𝑡 = 𝑁0 𝑒 −𝜆𝑡 (5)
18
=0,1155 /jam
1200
1000
Jumlah atom
800
600
400
200
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu, jam
a. Linier
=0,1155/jam
8
7
6
5
Ln(N)
4
3
2
1 y = -0.115x + 6.907
0
0 10 20 30 40 50 60
t, jam
=0,1155 /jam
1000
100
Jumlah atom
10
1
0 10 20 30 40 50 60
Waktu, jam
c. semilog
Gambar 1. Hubungan jumlah atom radionuklida terhadap waktu dengan
konstanta peluruhan 0,1155 jam-1
2. Aktivitas
𝑑𝑁
Nilai − 𝑑𝑡 adalah laju peluruhan atau disebut dengan aktivitas yang berbanding
lurus terhadap jumlah atom, yang hubungannya dapat dinyatakan dengan persamaan:
𝛼 = 𝜆𝑁 (6)
Dengan 𝛼 adalah aktivitas atau laju pelurruhan, yang merupakan hasil kali
konstanta peluruhan dengan jumlah atom radionuklida. Nilai aktivitas merupakan
gradient kurva hubungan cacah atom dengan waktu, yang berbanding lurus dengan
cacah atomnya.
Jika persamaan 5 dikalikan dengan konstanta peluruhan, dan hasil kali konstanta
peluruhan merupakan besaran aktivitas, sehingga dapat dituliskan menjadi persamaan
berikut:
𝛼𝑡 = 𝛼0 𝑒 −𝜆𝑡 (7)
Sehubungan aktivitas merupakan hasil kali konstanta peluruhan dengan jumlah
atom, maka sering digunakan sebagai besaran yang menyatakan kuantitas
radionuklida. Satuan besaran aktivitas yang dapat digunakan curie (Ci) yang setara
dengan aktivitas 1 gram radium, atau setara dengan 3,7×1010 disintegrasi per sekon
(dps) . Satuan aktivitas sesuai SI adalah bequerel (Bq) setara dengan 1 dps sehingga 1
Ci= 3,7×1010 Bq. Satuan becquerel sangat kecil sedangkan curie cukup besar sehingga
20
kedua satuan tersebut digunakan dengan awalan satuan. Makna awalan satuan
tersebut sebagai berikut:
exa
E 1018 milli
m 10−3
peta
P 1015 micro
10−6
tera
T 1012 nano
n 10−9
giga
G 109 pico
p 10−12
mega
M 106 femto
f 10−15
kilo
k 103 atto
a 10−18
Contoh soal 1
32 32
Pada saat ini P yang memunyai aktivitas 100 MBq. Konstanta peluruhan P=
5.65×10-7 s-1. Hitung aktivitas pada hari berikutnya pada jam yang sama.
Penyelesaian:
𝑡 = 24 𝑗𝑎𝑚
𝛼𝑡 = 𝛼0 𝑒 −𝜆𝑡
−7 ×24×3600
𝛼24𝑗𝑎𝑚 = 100𝑀𝐵𝑞 × 𝑒 −5,65×10 = 95.236𝑀𝐵𝑞
32
Aktivitas radionuklida P =95.236 MBq
Untuk satuan aktivitas Bq, maka satuan umur paro detik, satuan bobot
radionuklida gram maka 𝑁𝐴 =6,023×1023gmole-1.
Contoh soal 2
32 32
Hitung bobot P yang memunyai aktivitas 1000 Bq. Konstanta peluruhan P=
5.65×10-7 s-1.
Penyelesaian:
𝑀 32
𝐺 = 𝛼 = 1000 × 5.65 × 10−7 = 2,257 × 10−12 𝑔
𝑁𝐴 6,023 × 1023
32
Aktivitas P sebesar 1000 Bq setara dengan 2,257 × 10−12 𝑔
21
1000
750
Jumlah atom
500
250
0
0 1 2 3 4 5 6
waktu/umur paro
Contoh soal 3
32 32
Pada saat P yang memunyai aktivitas 100 MBq. Umur paro P = 14,2 hari.
Hitung aktivitas pada hari berikutnya pada jam yang sama.
Penyelesaian:
𝑡 = 24 𝑗𝑎𝑚
𝑡 24
1 𝑡1 1 14 ,2
𝛼𝑡 = 𝛼0 2 2 = 100𝑀𝐵𝑞 2
= 31 𝑀𝐵𝑞
−7 ×24×86400
𝛼𝑡 = 𝛼0 𝑒 −𝜆𝑡 𝛼24𝑗𝑎𝑚 = 100𝑀𝐵𝑞 × 𝑒 −5,65×10 = 31𝑀𝐵𝑞
32
Aktivitas radionuklida P =31 MBq
Umur paro dan konstanta peluruhan merupakan konstanta yang khas untuk
radionuklida, yang mempunyai hubungan sebagai berikut:
𝑡
1 𝑡1
𝑁0 2
2 = 𝑁0 𝑒 −𝜆𝑡
𝑙𝑛 2 0,693
𝑡1 = 𝜆
= 𝜆
(11)
2
Contoh soal:
131 32
Radionuklida I memunyai umur paro P = 8 hari. Hitung konstanta
peluruhannya
Penyelesaian:
𝑙𝑛2 0,693 1 𝑎𝑟𝑖
𝜆= = = 0,0867𝑎𝑟𝑖 −1 × = 1 × 10−6 𝑠 −1
𝑡1 8 86400 𝑠
2
131
Konstanta peluruhan I =1 × 10−6 𝑠 −1
23
4. Umur persepuluh
Sering dijumpai besaran yang disebut dengan umur per sepuluh, yaitu waktu
yang diperlukan radionuklida berkurang menjadi sepersepuluhnya, sehingga hubungan
aktivitas radionuklida dengan waktu dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑡
𝑡1
𝛼𝑡 = 𝛼0 1
10
10 (12)
Dengan 𝑡 1 adalah umur per sepuluh
10
5. Umur rerata
Umur rerata 𝜏 adalah umur rerata radionuklida, yang dapat dihitung dengan
menjumlahkan hasil kali jumlah radionuklida dibagi dengan jumlah radionuklida
∞ ∞
0
𝑡𝑁𝑡 𝑑𝑡 0
𝑡𝑁0 𝑒 −𝜆𝑡 𝑑𝑡
𝜏= ∞ = ∞
0
𝑁𝑡 𝑑𝑡 0
𝑁0 𝑒 −𝜆𝑡 𝑑𝑡
𝑡=∞ 𝑡=∞
𝑡=0
𝑡𝑑𝑒 −𝜆𝑡
𝜏= 𝑡=∞ = 𝑑𝑡𝑒 −𝜆𝑡 − 𝑒 −𝜆𝑡 𝑑𝑡
𝑡=0
𝑑𝑒 −𝜆𝑡 𝑡=0
1
𝜏=𝜆 (13)
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
24
Jika pada awalnya jumlah atom radionuklida induk adalah 𝑁1,0 , maka jumlah
radionuklida induk saat waktu = t dapat dinyatakan dengan jumlah radionuklida induk
pada awalnya, sehingga laju peubahan jumlah atom radionuklida anak dapat dituliskan
sebagai berikut:
𝑑𝑁2
= 𝜆1 𝑁1,0 𝑒 −𝜆 1 𝑡 −𝜆2 𝑁2 (4)
𝑑𝑡
𝑒 𝜆 2 𝑡 𝑑𝑁2 = 𝜆1 𝑁1,0 𝑒 −𝜆 1 𝑡 𝑒 𝜆 2 𝑡 𝑑𝑡 − 𝜆2 𝑁2 𝑒 𝜆 2 𝑡 𝑑𝑡
𝑒 𝜆 2 𝑡 𝑑𝑁2 = 𝜆1 𝑁1,0 𝑒 𝜆 2 −𝜆 1 𝑡
𝑑𝑡−𝑁2 𝑑𝑒 𝜆 2 𝑡
𝑒 𝜆 2 𝑡 𝑑𝑁2 +𝑁2 𝑑𝑒 𝜆 2 𝑡 = 𝜆1 𝑁1,0 𝑒 𝜆 2 −𝜆 1 𝑡
𝑑𝑡
𝑑 𝑁2 𝑒 𝜆 2 𝑡 = 𝜆1 𝑁1,0 𝑒 𝜆 2 −𝜆 1 𝑡
𝑑𝑡 (6)
𝑑 𝑁2 𝑒 𝜆 2 𝑡 = 𝜆1 𝑁1,0 𝑒 𝜆 2 −𝜆 1 𝑡
𝑑𝑡
𝑁2 =0 𝑡=0
𝜆1 𝑁1,0
𝑁2,𝑡 𝑒 𝜆 2 𝑡 = 𝑒 𝜆 2 −𝜆 1 𝑡
−1
𝜆2 − 𝜆1
𝜆 1 𝑁1,0
𝑁2,𝑡 = 𝑒 −𝜆 1 𝑡 − 𝑒 −𝜆 2 𝑡 (7)
𝜆 2 −𝜆 1
Jika pada saat awal ada atom radionuklida anak sebanyak 𝑁2,0 maka jumlah
atom anak pada waktu t adalah
𝜆 1 𝑁1,0
𝑁2,𝑡 = 𝑒 −𝜆 1 𝑡 − 𝑒 −𝜆 2 𝑡 + 𝑁2,0 𝑒 −𝜆 2 𝑡 (8)
𝜆 2 −𝜆 1
Jika kuantitas atom dinyatakan dengan aktivitas, yang mana aktivitas sama
dengan hasil kali konstanta peluruhan dengan jumlah inti maka
𝜆 2 𝛼 1,0
𝛼2,𝑡 = 𝑒 −𝜆 1 𝑡 − 𝑒 −𝜆 2 𝑡 + 𝛼2,0 𝑒 −𝜆 2 𝑡 (9)
𝜆 2 −𝜆 1
Contoh soal
Radionuklida 𝑀𝑜 mempunyai umur paro 67 jam diproduksi dengan aktivitas 10
99
0,693
𝜆1 = = 0,01034𝑗𝑎𝑚−1
67 𝑗𝑎𝑚
0,693
𝜆2 = = 0,1155𝑗𝑎𝑚−1
6 𝑗𝑎𝑚
𝜆2 𝛼1,0
𝛼2,𝑡 = 𝑒 −𝜆 1 𝑡 − 𝑒 −𝜆 2 𝑡
𝜆2 − 𝜆1
0,1155 × 10𝐺𝐵𝑞
𝛼2,20𝑗𝑎𝑚 = 𝑒 −0,01034 ×20 − 𝑒 −0,1155 ×20 = 7,84𝐺𝐵𝑞
0,1155 − 0,0103
𝛼1,20𝑗𝑎𝑚 = 𝛼0,20𝑗𝑎𝑚 𝑒 −0,01034 ×20 =10𝐺𝐵𝑞 𝑒 −0,01034 ×20 = 8,13𝐺𝐵𝑞
Untuk waktu 20 jam aktivitas 99
𝑀𝑜 adalah 8,13𝐺𝐵𝑞 dan aktivitas 99
𝑇𝑐 7,84𝐺𝐵𝑞
𝑑 𝑒 −𝜆 1 𝑡 − 𝑒 −𝜆 2 𝑡
=0
𝑑𝑡
𝑑 𝑒 −𝜆 1 𝑡 𝑑 𝑒 −𝜆 2 𝑡
=
𝑑𝑡 𝑑𝑡
−𝜆1 𝑒 −𝜆 1 𝑡 = −𝜆2 𝑒 −𝜆 2 𝑡
𝑒 −𝜆 1 𝑡 𝜆2
=
𝑒 −𝜆 2 𝑡 𝜆1
𝜆1
𝑙𝑛
(10)
𝜆2
𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜆 1 −𝜆 2
Contoh soal 2
Radionuklida 99
𝑀𝑜 mempunyai umur paro 67 jam diproduksi dengan aktivitas 10
GBq. Radionuklida tersebut meluruh menjadi 99
𝑇𝑐 yang mempunyai umur paro 6 jam.
Hitung waktu aktivitas 𝑇𝑐 maksimum, dan hitung aktivitasnya..
99
28
Penyelesaian
Dari contoh soal 1, telah dihitung 𝜆1 = 0,01034𝑗𝑎𝑚−1 dan 𝜆2 = 0,1155𝑗𝑎𝑚−1
𝜆1 0,01034
𝑙𝑛 𝑙𝑛
𝜆2 0,1155
𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 = = = 22,95𝑗𝑎𝑚
𝜆1 − 𝜆2 0,01034 − 0,1155
𝜆2 𝛼1,0
𝛼2,𝑡 = 𝑒 −𝜆 1 𝑡 − 𝑒 −𝜆 2 𝑡
𝜆2 − 𝜆1
0,1155 × 10𝐺𝐵𝑞
𝛼2,22,95𝑗𝑎𝑚 = 𝑒 −0,01034 ×22,95 − 𝑒 −0,1155 ×22,95 = 7,89𝐺𝐵𝑞
0,1155 − 0,0103
Waktu maksimum 22,95 jam, dengan aktivitas 99
𝑇𝑐 7,89𝐺𝐵𝑞
Untuk radionuklida induk yang umur paronya lebih pendek dibandingkan dengan
umur paro radinuklida anak, maka setelah tercapai waktu pada jumlah atom
radionuklida anak maksimum, radionuklida anak akan berkurang cenderung mengikuti
pola peluruhan radionuklida anak, sedangkan untuk radionuklida induk berkurang
mengikuti pola peluruhan radionuklida induk, dan pada akhirnya tinggal radionuklida
anak saja.
3. Keseimbangan radiokimia
Untuk radionuklida induk yang umur paronya lebih panjang dibandingkan dengan
umur paro radinuklida anak, maka setelah tercapai waktu pada jumlah atom
radionuklida anak maksimum, radionuklida anak akan berkurang cenderung mengikuti
pola peluruhan radionuklida induk, sehingga walaupun radionuklida anak umurnya
pendek tetap akan masih ada selama radionuklida induk masih ada. Hal yang demikian
disebut dengan ketetimbangan radiokimia.
99
nuklida. Sebagai contoh generator Tc yang berumur paro 6 jam, dengan memproduksi
99
radionuklida Mo yang berumur paro 67 jam.
Secara uum hubungan jumlah atom anggota deret peluruhan berantai panjang
dapat dihitung dengan persaaan 11
𝑒𝑥𝑝 −𝜆 𝑗 𝑡
𝑁𝑖,𝑡 = 𝑁1,0 𝑖−1
𝑗 =1 𝜆𝑗
𝑖
𝑗 =1 𝑖 + 𝑁𝑖,0 𝑒𝑥𝑝 −𝜆𝑖 𝑡 (11)
𝑘 =1 𝜆 𝑘 −𝜆 𝑗
𝑘 ≠𝑗
Contoh peluruhan berantai alami adalah deret uranium yang akan berakhir
setelah terbentuk timbale yang stabil.
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Foster A. R., Wright R. L., 1983, Basic Nuclear Engineering, 4th, Allyn and Bacon,Inc,
Boston.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
31
Yang dimaksud dengan radiasi adalah pancaran energi. Radiasi meliputi partikel
subatom, inti atom yang bergerak yaitu proton, neutron, electron, beta min dan beta
plus, alfa atau inti helium-4, gamma atau foton. Radiasi dapat dihasilkan dari peluruhan
zat radioaktif, alat yang di dalamnya berlangsung interaksi radiasi dengan materi.
Berdasarkan kemampuan mengionkan materi yang dilewatinya, radiasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu radiasi pengion dan radiasi nonpengion. Radiasi pengion
meliputi partikel subatom dan foton dengan energi lebih besar dari 12 eV. Untuk radiasi
non pengion meliputi foton dengan energi kurang dari 12 eV.
Berdasarkan muatannya, radiasi dapat dibedakan menjadi radiasi bermuatan dan
tidak bermuatan. Contoh radiasi bermuatan antara lain proton, beta min, beta plus,
dan alfa. Untuk radiasi yang tidak bermuatan antara lain neutron, sinar-x dan radiasi
gama.
Mekanisme interaksi radiasi dengan materi meliputi interaksi muatan dan
tumbukan. Mekanisme interaksi secara tumbukan dibedakan menjadi 2 yaitu hamburan
dan serapan. Sifat proses interaksi adalah acak.
1. Mekanisme interaksi neutron dengan materi
Neutron adalah partikel sub atom yang massanya sekitar satu satuan berat
atom, sehingga interaksinya dengan materi lebih dominan interaksi dengan inti atom
materi tersebut. Dengan teori tumbukan, jenis interaksi dibedakan menjadi dua yaitu
interaksi hamburan dan serapan atau absorpsi.
Interaksi neutron secara hamburan tidak mengakibatkan reaksi inti, hanya terjadi
perpindahan energi dan perubahan arah neutron. Untuk interaksi serapan dapat
mengakibatkan reaksi inti yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu reaksi tangkapan
dan reaksi fisi.
Mekanisme reaksi tangkapan, setelah terjadi serapan neutron oleh inti atom akan
terbentuk inti senyawa yang tidak stabil yang selanjutnya akan cenderung menuju
keadaan yang lebih stabil dengan melepaskan partikel radiasi, misalnya gamma, proton,
33
beta, alfa, neutron dan sebagainya. Reaksi tangkapan tersebut dapat dituliskan reaksi
(n,), (n,p), (n,),(n,),(n,2n).
Untuk mekanisme interaksi fisi, setelah terjadi serapan neutron oleh inti atom
akan membentuk inti senyawa yang tidak stabil, yang selanjutnya menuju keadaan
yang lebih stabil dengan membelah menjadi dua nuklida baru dan beberapa neutron.
Reaksi ini disebut dengan reaksi fisi. Nuklida yang dapat membelah denga neutron
disebut dengan nuklida dapat belah. Contoh nuklida dapat belah adalah
235 233 238
92𝑈, 92𝑈, 92𝑈, 𝑑𝑎𝑛 239
94𝑃𝑢
Untuk interaksi radiasi serapan dibeakan menjadi tangkapan dan fisi, dengan
cara yang sama dituliskan
𝜍𝑎 = 𝜍𝑐 + 𝜍𝑓 (3)
Ada berapa reaksi tangkapan yang terjadi sehingga tampang lintang untuk reaksi
tangkapan adalah
𝜍𝑐 = 𝜍 𝑛,𝛾 + 𝜍 𝑛 ,𝑝 + 𝜍 𝑛 ,2𝑛 + ⋯ … …. (4)
34
Data tampang lintang mikroskopik dapat dibaca pada lampiran buku Foundations
of Nuclear Engineering, yang ditulis oleh Thomas J.Connolly.
Contoh soal 1
Berdasarkan data hidrogen diperoleh lampang lintang mikroskopik interaksi
neutron dengan neutron termal secara hamburan adalah 20,4 barn dan untuk
tangkapan 0,33 barn Berapa tampang lintang mikroskopik hidrogen dinyatakan dengan
cm2 untuk interaksi total, hamburan, serapan dan tangkapan.
Penyelesaian
𝜍𝑠 = 20,4𝑏 = 20,4 × 10−24 𝑐𝑚2 = 2,04 × 10−23 𝑐𝑚2
𝜍𝑐 = 0,33𝑏 = 0,33 × 10−24 𝑐𝑚2 = 3,3 × 10−25 𝑐𝑚2
𝜍𝑎 = 𝜍𝑐 + 𝜍𝑓 = 3,3 × 10−23 + 0 = 3,3 × 10−23 𝑐𝑚2
𝜍𝑡 = 𝜍𝑠 + 𝜍𝑎 = 2,04 × 10−23 + 3,3 × 10−25 = 2,073 × 10−23 𝑐𝑚2
𝑃𝑅
=𝛽
𝑠
Dengan demikian konstanta adalah probabilitas terjadi interaksi persatuan
panjang lintasan yang sangat pendek tersebut adalah nilai dari tampang lintang
makroskopik, yang disimbolkan dengan , sehingga dapat dituliskan
𝑃𝑅 = 𝑠 (8)
Maka probabilitas tidak berinteraksi untuk panjang lintasan yang sangat pendek
adalah
𝑃𝑁𝑅 = 1 − 𝑃𝑅 = 1 − 𝑠 (9)
Jika neutron menembus materi maka probalilitas tidak berinteraksi pada panjang
lintasan s+s adalah hasil kali probabilitas tidak berinteraksi pada panjang lintasan s
dikali dengan probabilitas untuk lintasan neutron sepanjang s, yang dapat dituliskan
dalam persamaan berikut:
𝑃𝑁𝑅,𝑠+∆𝑠 = 𝑃𝑁𝑅,𝑠 ∙ 𝑃𝑁𝑅,∆𝑠
𝑃𝑁𝑅,𝑠+∆𝑠 = 𝑃𝑁𝑅,𝑠 1 − 𝑠
𝑃𝑁𝑅,𝑠+∆𝑠 − 𝑃𝑁𝑅,𝑠 = −𝑃𝑁𝑅,𝑠 𝑠
Jika diambil nliali limitnya untuk smenuju 0 maka
𝑃𝑁𝑅,𝑠+∆𝑠 − 𝑃𝑁𝑅,𝑠
lim = −𝑃𝑁𝑅,𝑠
∆𝑠→0 𝑠
𝑑𝑃𝑁𝑅
= −𝑃𝑁𝑅
𝑑𝑠
Contoh soal 2
Sebanyak 1010 neutron menembus materi tebal 20 cm. jika tampang
makroskopik interaksi neutron dengan matri tersebut 0,1 cm-1, dan yang dapat lolos
adalah neutron yang tidak berinteraksi berapa neutron yang dapat lolos dari materi
tersebut
Penyelesaian
Neutron yang lolos dari amteri adalah neutron yang tidak berinteraksi, yang
merupakan hasil kali jumlah neutron dengan probabilitas tidak berinteraksi
𝑛20𝑐𝑚 = 𝑛0 ∙ 𝑃𝑁𝑅,20𝑐𝑚 = 𝑛0 ∙ 𝑒 −𝑠
𝑛20𝑐𝑚 = 1010 ∙ 𝑒 −0,1×20 = 1,35 × 109
Neutron yang lolos sebanyak 1,35×109
𝑁 ⋅ 𝐴 ⋅△ 𝑠 ⋅ 𝜍
𝑃𝑅,𝑠 = = 𝑁 ⋅△ 𝑠 ⋅ 𝜍
𝐴
Berdasarkan persamaan tersebut di atas maka
37
𝑃𝑅,𝑠 = 𝑁 ⋅△ 𝑠 ⋅ 𝜍 = 𝑠
Σ=𝑁⋅𝜍
Dalam hal ini M adalah berat atom dan NA adalah bilangan Avogadro, sehingga
hubungan tampang makroskopik dengan tampang mikroskopik untuk senyawa yang
tersusun oleh atom tungga adalah
𝜌
Σ = 6,023 × 1023 ⋅ 𝜍 × 10−24
𝑀
𝜌
Σ = 0,6023 𝜍 (13)
𝑀
Contoh soal 3
Aluminium (27 𝐴𝑙 ) mempunyai berat jenis 2,7 g cm-3, berat atom 26,9815 dan
tampang mikroskopik untuk tangkapan n, adalah 0,23 barn. Hitung nilai tampang
makroskopiknya.
Penyelesaian
Σ=𝑁⋅𝜍
𝜌 2,7
Σ = 0,6023 𝜍 = 0,6023 0,23 = 0,014𝑐𝑚−1
𝑀 26,9815
Tampang lintang makroskopik untuk tangkapan reaksi n, adalah 0,014 cm-1
5. Atenuasi neutron
38
Setiap interaksi neutron akan mengurang jumlah neutron atau mengubah arah
sehingga akan mengurangi nengatenuasi jumlah neutron pada arah berkas neutron.
Oleh karenanya maka neutron yang dapat menembus suatu materi adalah jumlah
neutron mula-mula dikali dengan probabilitas neutron tidak berinteraksi dengan materi
tersebut.
𝑛 𝑥 = 𝑛 0 ∙ 𝑃𝑁𝑅
𝑛 𝑥 = 𝑛 0 ∙ 𝑒 −Σ⋅𝑥 (14)
Contoh soal 4
Aluminium (27 𝐴𝑙 ) mempunyai berat jenis 2,7 g cm-3, berat atom 26,9815 dan
tampang mikroskopik untuk hamburan dan tangkapan n, adalah 1,49 dan 0,23 barn.
Jika 1010 neutron menembus 5 cm aluminium tersebut, hitung jumlah neutron yang
lolos setelah menembus aluminium tersebut.
Penyelesaian
Dengan asumsi bahwa setiap interaksi akan mengatenuasi jumlah neutron, maka
perlu dihitung tampang makroskopik total
Σ=𝑁⋅𝜍
𝜌 2,7
Σ = 0,6023 𝜍 = 0,6023 1,49 + 0,23 = 0,1037𝑐𝑚−1
𝑀 26,9815
𝑛 𝑥 = 𝑛 0 ∙ 𝑒 −Σ⋅𝑥
−1 ×5𝑐𝑚
𝑛 5𝑐𝑚 = 1010 × 𝑒 −0,1037 𝑐𝑚 = 5,955 × 109
jumlah neutron yang lolos setelah menembus aluminium tebal 5 cm = 5,955 ×
109
Untuk reaksi tangkapan, pada umumnya akan menghasilkan nuklida yang radioaktif
yang akan meluruh dengan melepaskan energi yang tergantung pada radionuklidanya.
Jumlah reaksi inti yang terjadi adalah jumlah neutron dikali probabilitas terjadi
reaksi inti yang dimaksud.
𝑃 𝑥 = 𝑛 0 ∙ 𝑃𝑅
𝑃 𝑥 = 𝑛 0 1 − 𝑒 −Σ⋅𝑥 (15)
Contoh soal 5
Aluminium (27 𝐴𝑙 ) mempunyai berat jenis 2,7 g cm-3, berat atom 26,9815 dan
tampang mikroskopik untuk hamburan dan tangkapan n, adalah 1,49 dan 0,23 barn.
Jika 1010 neutron menembus 5 cm aluminium tersebut, hitung energi yang dibangkitan
akibat serapan neutron tersebut. Energi yang dilepaskan peluruhan 28
𝐴𝑙 sebesar 4,635
MeV
Penyelesaian
Reaksi tangkapan neutron yang terjadi adalah 27
𝐴𝑙 𝑛, 𝛾 28
𝐴𝑙
Σ=𝑁⋅𝜍
𝜌 2,7
Σc = 0,6023 𝜍 = 0,6023 0,23 = 0,014𝑐𝑚−1
𝑀 26,9815
𝑃 𝑥 = 𝑛 0 1 − 𝑒 −Σ⋅𝑥
−1 ×5𝑐𝑚
𝑃 5𝑐𝑚 == 1010 1 − 𝑒 −0,014𝑐𝑚 = 6,76 × 108
Setiap reaksi terbentuknya 28
𝐴𝑙 dapat melepaskan energi 4,635 MeV dari
peluruhannya
𝐸 5𝑐𝑚 = 𝑃 5𝑐𝑚 × 𝑄 = 6,76 × 108 × 4,635𝑀𝑒𝑉 = 3,13 × 109 𝑀𝑒𝑉
𝐽
𝐸 5𝑐𝑚 = 3,13 × 109 𝑀𝑒𝑉 × 1,6 × 10−13 −4
𝑀𝑒𝑉 = 5,01 × 10 𝐽
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
40
Foster A. R., Wright R. L., 1983, Basic Nuclear Engineering, 4th, Allyn and Bacon,Inc,
Boston.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
41
Untuk keperluan praktis, karena energi ikat elektron jauh lebih kecil dari energi
foton gamma maka energi ikat elektron diabaikan terhadap energi foton gama sehingga
energi kinetik elektron terpelanting sama dengan energi foton gamma.
2. Hamburan Compton
Interaksi foton gamma dengan atom materi dapat mengakibatkan
terpelantingnya elektron orbital atom dan terbentuknya foton terhambur yang
energinya lebih kecil dibanding foton gamma tersebut. Proses tersebut disebut dengan
hamburan Compton, yang secara skematis dapat digambarkan pada Gambar 1.
Dalam hal ini 𝑚0 𝑐 2 adalah energi setara dengan massa elektron diam.
Selanjutnya disusun neraca momentum arah searah foton gamma, dengan
memproyeksikan momentum ke garis searah foton gamma.
𝐸𝛾 ,0 𝐸𝛾 ,1 𝑚0𝑣
= 𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑐𝑜𝑠𝜑 (3)
𝑐 𝑐 2
1−𝑣
𝑐2
Maka, dengan persamaan 2,3, dan 4, diperoleh fraksi energi foton terhambur
𝐸𝛾 ,1 1
= 𝐸 𝛾 ,0 (5)
𝐸𝛾 ,0 1+ 1−𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑚 0𝑐2
𝑇 𝐸
= 1 − 𝐸𝛾 ,1 (6)
𝐸𝛾 ,0 𝛾 ,0
Contoh soal 1
Foton gama mempunyai energi 0,662 MeV berinteraksi dengan materi. Hitung
energi foton terhambur untuk arah hamburan 45, serta energi elektron terpelanting
serta arahnya.
Penyelesaian:
𝐸𝛾 ,1 1 1
= 𝐸 𝛾 ,0 = 0,662 𝑀𝑒𝑉 = 0,725
𝐸𝛾 ,0 1+ 1−𝑐𝑜𝑠𝜃 1+ 1−𝑐𝑜𝑠 45°
𝑚 0 𝑐2 0,511 𝑀𝑒𝑉
Energi foton terhambur ditentukan oleh energi foton gamma mula-mula dan
sudut hambur, maka jika jumlah foton banyak sehingga sudut hambur bervariasi, maka
rerata perbandingan energi foton terhambur dengan energi foton awal adalah
45
𝜋 𝐸𝛾 ,1
0 𝐸𝛾 ,0 𝑑𝜃
𝐸𝛾 ,1
= 𝜋 (8)
𝐸𝛾 ,0 0
𝑑𝜃
Contoh soal 2
Foton gama mempunyai energi 1,25 MeV berinteraksi dengan materi. Hitung
energi rerate foton terhambur , dan energi kinetik rerata elektron terpelanting
Penyelesaian
Berdasarkan Tabel di atas untuk enegi gama 1,25 MeV dapat dibaca untuk
energy 1 MeV dan 1,5 MeV selanjutnya dilakukan interpolasi
0,505 − 0,56
𝐸𝛾,1 𝐸𝛾,0 = 0,56 + 1,25 − 1 = 0,5325
1,5 − 1,0
𝐸𝛾,1 = 0,5325 × 𝐸𝛾,0 = 0,5325 × 1,25 𝑀𝑒𝑉 = 0,667𝑀𝑒𝑉
𝑇 = 1,25 𝑀𝑒𝑉 − 0,667𝑀𝑒𝑉 = 0,583 𝑀𝑒𝑉
46
3. Produkasi pasangan
Interaksi foton gamma dengan materi dapat dengan mekanisme interaksi
dengan muatan atom, baik muatan inti maupun muatan elektron sehingga foton
gamma hilang dan muncul pasangan positron dan negatron. Proses ini disebut dengan
pembentukan pasangan. Negatron adalah elektron, sedangkan positron mempunyai
massa sama dengan elektron tetapi muatannya positip. Proses ini hanya dapat terjadi
jika energi foton gamma lebih besar dari massa positron dan negatron atau energi
foton gamma lebih besar dari 2 massa elektron atau 1,02 MeV.
Positron yang terbentuk tersebut akan berinteraksi dengan elektron dalam materi
membentuk foton, yang disebut dengan proses anihilasi.
Dalam proses interaksi foton gamma dengan materi, interaksi radiasi
berlangsung secara acak sehingga ketiga jenis interaksi tersebut dapat terjadi.
4. Koefisien atenuasi
Foton merupakn radiasi yang tidak bermuatan sehingga karakteristik interaksinya
mirip dengan neutron sehingga dapat digunakan rumus yang mirip dengan interaksi
neutron dengan materi untuk probabilitas berinteraksi
𝑃𝑁𝑅 = 𝑒 −𝜇 ∙𝑥 (9)
𝑃𝑅 = 1 − 𝑒 −𝜇 ∙𝑥 (10)
Dalam hal ini 𝑃𝑁𝑅 adalah probabilitas tidak interaksi, 𝑃𝑅 adalah robabilitas
berinteraksi dan adalah koefisien atenuasi untuk interaksi tersebut, yang maknanya
probabilitas interaksi foton dengan materi untuk panjang lintasan foton yang sangat
pendek, yang merupakan nilai gradient kurva hubungan intensitas terhadap tebal
materi yang ditembus.
Koefisien atenuasi total adalah penjumlahan koefisien atenuasi untuk fotolistrik
(𝜇𝑝𝑒 ), hamburan Compton (𝜇𝐶 ) dan produksi pasangan (𝜇𝑝𝑝 )
𝜇 = 𝜇𝑝𝑒 + 𝜇𝐶 + 𝜇𝑝𝑝 (11)
47
Contoh soal 3
Berkas foton gama dengan fluks foton 1010 foton cm-2 s-1 menembus beton tebal
10 cm. jika koefisien atenuasi beton 0,11 cm-1, hitung fluks foton setelah menembus
beton tersebut.
Penyelesaian:
𝜙𝑥 = 𝜙0 𝑃𝑁𝑅 = 𝜙0 𝑒 −𝜇 ∙𝑥
𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 −0,11𝑐𝑚 −1 ∙10𝑐𝑚 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛
𝜙10𝑐𝑚 = 1010 2
𝑒 = 3,33 × 109
𝑐𝑚 𝑠 𝑐𝑚2 𝑠
𝑙𝑛 2 0,693
𝜇= = (15)
𝑥 1/2 𝑥 1/2
𝑥
𝑙𝑛 2
−
𝑥 1/2
∙𝑥 1 𝑥 1/2
𝑃𝑁𝑅 = 𝑒 −𝜇 ∙𝑥 = 𝑒 =
2
𝑥
1 𝑥 1/2
𝜙𝑥 = 𝜙0 𝑃𝑁𝑅 = 𝜙0 (16)
2
Contoh soal 4
Berkas foton gama dengan fluks foton 1010 foton cm-2 s-1 menembus beton tebal
20 cm. jika tebal paro beton 6,2 cm, hitung fluks foton setelah menembus beton
tersebut.
49
Penyelesaian:
𝑥
1 𝑥 1/2
𝜙𝑥 = 𝜙0 𝑃𝑁𝑅 = 𝜙0
2
20 𝑐𝑚
𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 1 6,2 𝑐𝑚 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛
𝜙20𝑐𝑚 = 1010 = 1,07 × 109
𝑐𝑚2 𝑠 2 𝑐𝑚2 𝑠
𝑙𝑛 10 2,303
𝜇= =
𝑥1/10 𝑥1/10
𝑥
1
(18)
−𝜇 ∙𝑥 𝑥 1/10
𝑃𝑁𝑅 = 𝑒 = 10
𝑥
1 𝑥 1/10
𝜙𝑥 = 𝜙0 𝑃𝑁𝑅 = 𝜙0
10
Contoh soal 5
Beton mempunyai berat jenis 2,35 g cm-3 dan tebal paro beton 6,2 cm, hitung
tebal persepuluh beton tersebut.
Penyelesaian:
𝑙𝑛 10 𝑙𝑛 2
𝜇= =
𝑥1/10 𝑥1/2
𝑙𝑛 10 𝑙𝑛 10
𝑥1/10 = 𝑥1/2 = 6,2 𝑐𝑚 = 20,56𝑐𝑚
𝑙𝑛 2 𝑙𝑛 2
𝑔 𝑔
𝑥1/10 = 20,56𝑐𝑚 × 𝜌 = 20,56𝑐𝑚 × 2,35 3 = 48,4 2
𝑐𝑚 𝑐𝑚
50
6. Serapan energi
Jika foton menembus materi maka akan terjadi serapan energi radiasi oleh
materi yang ditembusnya, yang probabilitas terjadinya serapan energi ini adalah
penjumlahan probabilitas serapan energi untuk masing-masing jenis interaksi. Serapan
energi foton dikonversikan menjadi energi kinetik elektron terpelanting, maka
𝑇
𝜇𝑎 = 𝜇𝑝𝑒 + 𝐸 𝑒 𝜇𝐶 + 𝜇𝑝𝑝 (19)
𝛾 ,0
𝑇𝑒 𝐸
= 1 − 𝐸𝛾 ,1 (20)
𝐸𝛾 ,0 𝛾 ,0
Untuk mendapatkan data koefisien atenuasi untuk masing jenis interaksi dapat
digunakan perangkat lunak XCOM, yang vontoh keluarannya sebagai berikut
Contoh soal 6
Berkas foton gamaenergi 1 MeV dengan fluks foton 1010 foton cm-2 s-1
menembus air tebal 10 cm. Hitung energi yang terserap oleh air tersebut.
Untuk energi foton 1 MeV, koefisien atenuasi fotolistrik, hamburan Compton, dan
𝑐𝑚 2 𝑐𝑚 2 𝑐𝑚 2
produksi pasangan adalah 3,681 × 10−6 ; 7,066 × 10−2 dan 0
𝑔 𝑔 𝑔
Penyelesaian:
Energi yang terserap 𝐸𝑎 ,
𝐸𝑎 = 𝜙0 𝑃𝑅 𝐸𝛾 = 𝜙0 𝐸𝛾 1 − 𝑒 −𝜇 𝑎 ∙𝑥
51
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall, New Jersey.
52
Partikel bermuatan yang banyak dijumpai dalam bidang teknologi nuklir adalah
partikel alfa (), partikel beta (+, -), proton, dan nuklida hasil fisi. Jika partikel
bermuatan menembus materi, yang mana atom merupakan penyusun materi tersebut
maka akan terjadi interaksi muatan baik dengan muatan elektron orbital maupun
muatan inti atom. Perbandingan dimensi atom dengan dimensi inti atom lebib dari 102
maka perbandingan luas penampang atom disbanding dengan luas penampang inti
atom lebih dari 104, sehingga interaksi muatan dengan elektron orbital lebih dominan
dibandingkan dengan interaksi dengan inti atom
1. Interaksi Coulomb dengan elektron orbital
Untuk partikel bermuatan ze pada jarak r terhadap elektron, maka gaya Coulomb
yang ditimbulkan berbanding lurus dengan 𝑧𝑒 2 𝑟 2 sehingga dengan gaya Coulomb ini
akan memungkinkan transfer energi dari partikel yang bergerak ke elektron orbital yang
mengakibatkan elektron orbital lepas dari atom atau berpindah pada aras orbit elektron
yang lebih luar.
Lepasnya elektron dari atom tersebut disebut dengan proses ionisasi, sedangkan
jika elektron orbital pindah ke aras yang lebih luar disebut dengan eksitasi. Aras
elektron yang ditinggalkannya akan menjadi lowong, yang selanjutnya akan dapat diisi
elektron yang berada pada aras elektron yang lebih luar dengan memancarkan sinar-x.
Sinar-x ini disebut dengan sinar-x karakteristik yang mempunyai energi selisih dari
kedua aras elektron tersebut.
2. Pembentukan sinar abar
Sinar abar atau sinar bremsstrachlung adalah sinar-x yang terjadi karena
perlambatan partikel bermuatan yang melewati medan inti akibat gaya Coulomb. Sinar
abar merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai spectrum energi
kontinyu dengan energi maksimum sama dengan energi partikel bermuatan tersebut.
Gaya Coulomb antara partikel bermuatan ze dengan inti atom Ze yang jaraknya r
adalah berbanding lurus dengan 𝑧𝑍𝑒 2 𝑟 2 . Jika massa atom adalah M, maka
54
2
𝑧𝑍𝑒 2 𝑧 2𝑍2
𝐼 ∝ 𝑎2 ~ ~ (1)
𝑀 𝑀2
Pada proses interaksi dengan materi terjadi perpindahan energi dari radiasi ke
medium, sehinga akhirnya radiasi tersebut akan berhenti. Besaran-besaran penting
antara lain daya henti atau laju perpindahan energi partikel bermuatan ke medium
persatuan panjang lintasan, dan jangkau partikel yaitu panjang lintasan maksimum
partikel bermuatan, yang tegantung pada sifat partikel serta energi partkel bermuatan
tersebut.
3. Daya henti
Daya henti (S) adalah berkurangnya energi kinetik partikel bermuatan persatuan
panjang lintasan dalam suatu medium. Berkurangnya energi tersebut terjadi dengan
dua cara, yaitu perpindahan energi kinetik partikel bermuatan untuk proses ionisasi,
eksitasi dan pembentukan sinar abar.
𝑑𝐸
𝑆=− (2)
𝑑𝑥
𝑑𝐸 𝑑𝐸 𝑑𝐸
= + (3)
𝑑𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑥 𝑖0𝑛 𝑑𝑥 𝑟𝑎𝑑
Contoh soal 1
55
Hitung berapa fraksi energi partikel beta 1,5 MeV yang dikonversikan menjadi
sinar-x jika aluminium digunakan sebagai bahan perisai radiasi.
Penyelesaian:
Untuk menghentikan partikel beta dengan perisai radiasi, energi partikel beta
dikonversikan menjadi ion dan sinar-x maka perbandingan i energi yang dikonversikan
menjadi sinar-x dengan yang menjadi ion adalah
𝑑𝐸
𝑑𝑥 𝑟𝑎𝑑 𝑍𝑇 𝑀𝑒𝑉 13 × 1,5
= = = 0,026
𝑑𝐸 750 750
𝑑𝑥 𝑖0𝑛
0.026
Maka fraksi energi yang dikonversikan =1+0,026 = 0,02534 = 2,534%
𝑅1 𝜌 𝐴1
= 𝜌2 (7)
𝑅2 1 𝐴2
Untuk campuran, nilai nomor massa dengan nomor massa efektif 𝐴𝑒𝑓
−1
𝑤𝑖
𝐴𝑒𝑓 = 𝑛
𝑖=1 𝐴 (8)
𝑖
Dalam hal ini 𝑤𝑖 adalah fraksi berat, dan 𝐴𝑖 adalah nomor massa komponen
penyusunnya.
Contoh soal 2
Hitung jangkau partikel alfa yang mempunyai energi 4 MeV dalam air. Berat
jenis air dan udara 1 dan 0,00129 𝑔 𝑐𝑚3 .
Penyelesaian
Langkah pertama menhitung jangkagkau partikel alfa dalam udara selajutnya
dihitung untuk medium air. Jangkau partikel alfa 4 MeV dalam udara
𝑅 𝑚𝑚 = 𝑒𝑥𝑝 1,61 𝑇(𝑀𝑒𝑉 = 𝑒𝑥𝑝 1,61 4 𝑀𝑒𝑉 = 25,03𝑚𝑚
Udara terdiri atas 20% oksigen dan 80% mol nitrogen, maka untuk udara
0,2 × 𝑀𝑂 0,2 × 16
𝑤𝑂 = = = 0,222
0,2 × 𝑀𝑂 + 0,8 × 𝑀𝑁 0,2 × 16 + 0,8 × 14
𝑤𝑁 = 1 − 0,222 = 0,778
−1 −1
𝑤𝑂 𝑤𝑁 0,222 0,778
𝐴𝑒𝑓 = + = + = 3,796
𝐴𝑂 𝐴𝑁 16 14
𝐴𝑒𝑓 ,𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 3,7962 = 14,41
Untuk air dengan rumus kimai H2O
2 × 𝑀𝐻 2×1
𝑤𝐻 = = = 0,111
2 × 𝑀𝐻 + 1 × 𝑀𝑂 2 × 1 + 1 × 16
𝑤𝑂 = 1 − 0,111 = 0,889
−1 −1
𝑤𝐻 𝑤𝑂 0,111 0,889
𝐴𝑒𝑓 = + = + = 3,00
𝐴𝐻 𝐴𝑂 1 16
𝐴𝑒𝑓 ,𝑎𝑖𝑟 = 3,002 = 9,00
Dengan dasar hukum Bragg-Kleman
57
Jangkau untuk proton dan deuteron dapat dihitung didasarkan nilai jangkau alfa
dalam udara
𝑀(𝑝,𝑑)
𝑅 𝑝, 𝑑 = 4 𝑅𝛼 − 2(𝑚𝑚, 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎) (9)
𝑀𝛼
Untuk menghitung jangkau partikel proton dan deuteron dalam materi yang lain
dapat digunakan hokum Bragg-Kleman pada persamaan 7.
Contoh soal 3
Hitung jangkau proton yang mempunyai energi 10 MeV dalam udara. Berat
atom hidrogen dan helium adalah 1,0079 dan 4,0026
Penyelesaian
Langkah pertama menhitung jangkagkau partikel alfa dalam udara selajutnya
dihitung jangkau proton.
Jangkau partikel alfa 10 MeV dalam udara
𝑅 𝑚𝑚 = 0,05𝑇 + 2,85 𝑇 3/2 = 0,05 × 10 + 2,85 103/2 = 105,9𝑚𝑚
Dengan menggunakan persamaan 9, maka
𝑀(𝑝) 1,0079
𝑅 𝑝 =4 𝑅𝛼 − 2 𝑚𝑚, 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 4 4,0026 105,9 − 2 = 104,71𝑚𝑚
𝑀𝛼
berasal dari transformasi inti. Sehubungan yang sering dijumpai dalam bidang teknologi
nuklir adalah elektron dan radiasi maka yang akan dibicarakan elektron dan radiasi
Jangkau elektron dapat ditentukan dengan persamaan semi empiris
dikembangkan Tabata, Ito, dan Okabe berikut
𝑘𝑔 𝑙𝑛 1+𝑎 2 𝛾−1 𝑎 𝛾−1
𝑅 = 𝑎1 − 1+𝑎3 (10)
𝑚2 𝑎2 4 𝛾−1 𝑎 5
1,232
𝑎5 =
𝑍 0,109
Jika materi merupakan campuran nuklida, maka nomor atom dan nomor massa
dengan menggunakan nomor atom dan nomor massa efektif yang dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
𝑍𝑒𝑓 = 𝐿
𝑖=1 𝑤𝑖 𝑍𝑖 (11)
𝑍𝑖 −1
𝐴𝑒𝑓 = 𝑍𝑒𝑓 𝐿
𝑖=1 𝑤𝑖 𝐴 (12)
𝑖
Contoh soal 4
Hitung jangkau elektron yang mempunyai energi 1,5 MeV dalam air. Berat jenis
air 1 𝑔 𝑐𝑚3
Penyelesaian
Rumus kimia air H2O, maka.
2 × 𝑀𝐻 2×1
𝑤𝐻 = = = 0,111
2 × 𝑀𝐻 + 1 × 𝑀𝑂 2 × 1 + 1 × 16
𝑤𝑂 = 1 − 0,111 = 0,889
59
Contoh soal 5
Radiasi energi maksimum 1,5 MeV menembus aluminium foil tebal 0,1 mm.
Hitung fraksi intensitas radiasi yang lolos dari foil aluminium tersebut. Berat jenis
aluminium 2,7 𝑔 𝑐𝑚3 . Hitung juga jangkau nya dalam aluminium
Penyelesaian
𝜇 17 17 𝑐𝑚2
= 1,14 = = 10,71
𝜌 𝐸𝑚𝑎𝑘𝑠 1,51,14 𝑔
𝑐𝑚 2 𝑐𝑚 2 𝑔
𝜇 = 10,71 𝜌 = 10,71 2,7 𝑐𝑚 3 = 28,9𝑐𝑚−1 =2,89𝑚𝑚−1
𝑔 𝑔
𝐼 𝑥
= exp −𝜇𝑥 = exp 2,89𝑚𝑚−1 × 0,1𝑚𝑚 = 0,749
𝐼 0
fraksi intensitas radiasi yang lolos dari foil aluminium 0,749 atau 74,9%
1,265−0,0954 𝐸𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,412𝐸𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,412 × 1,51,265−0,0954×1,5 = 0,649 𝑔 𝑐𝑚2
𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,649 𝑔 𝑐𝑚2 / 𝜌 = 0,649 𝑔 𝑐𝑚2 /2,7 𝑔 𝑐𝑚3 = 0,24 𝑐𝑚
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
Tsoulfanidis. N, 1983, Measurement and Detection of Radiation, Hammerbacherstr,
Erlangen
61
Materi yang ada tidak selalu tersusun oleh nuklida tunggal, tetapi berupa
campuran baik dalam bentuk senyawa atau campuran dengan komposisi tetentu, yang
dapat dinyatakan dengan berbagai cara, misalnya fraksi berat, nisbah, fraksi mol dan
lain sebagainya.
Materi yang merupakan senyawa yang sering dijumpai tersusun dari beberapa
unsur, maka tampang mikroskopik interaksi neutron adalah penjumlahan nilai tampang
lintang mikroskopik atom penyusunnya.
𝜍𝐴𝑥 𝐵𝑦 𝐶𝑧 = 𝑥𝜍𝐴 + 𝑦𝜍𝐵 + 𝑧𝜍𝐶 (1)
Misalnya untuk senyawa UO2 maka nilai tampang lintang mikroskopiknya adalah
𝜍𝑈𝑂2 = 𝜍𝑈 + 2𝜍𝑂
Contoh soal 1
Aluminium oksida (Al2O3) mempunyai berat jenis 2,7 g cm-3, berat atom Al
26,9815 dan untuk O adalah 16. Tampang mikroskopik untuk hamburan aluminium dan
oksigen adalah 1,49 dan 3,76 barn. Hitung nilai tampang makroskopik senyawa
tersebut.
Penyelesaian
𝜍𝐴𝑙 2 𝑂3 = 2𝜍𝐴𝑙 + 3𝜍𝑂 = 2 × 1,49 + 3 × 3,76 = 14,26𝑏
Σ=𝑁⋅𝜍
𝜌 2,7
Σ = 0,6023 𝜍 = 0,6023 14,26 = 0,2274𝑐𝑚−1
𝑀 2 × 26,9815 + 3 × 16
Tampang lintang makroskopik untuk hamburan adalah 0,2274 cm-1
Campuran dapat juga dinyatakan dengan nisbah atau rasio mol, misalnya untuk
campuran nuklida X dan Y dengan perbandingan 1 : n. Campuran tersebut dapat
disamakan dengan senyawa yang tersusun oleh satu komponen X dan n komponen Y
63
Contoh soal 2
Campuran uranium dan karbon dengan perbandingan mol 1: 25 mempunyai
berat jenis 9 g cm-3 Tampang mikroskopik untuk hamburan uranium dan karbon adalah
8,9 dan 4,75 barn. Berat atom uranium dan karbon adalah 238 dan 12. Hitung nilai
tampang makroskopik senyawa tersebut.
Penyelesaian
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝
Σ = 0,6023 𝜍 + 25𝜍𝐶
𝑀𝑈 + 25𝑀𝐶 𝑈
9
Σ = 0,6023 8,9 + 25 × 4,75 = 1.286𝑐𝑚−1
238 + 25 × 12
Campuran yang dinyatakan dengan fraksi mol (ai), kerapatan atom komponen
ke i dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝑎 𝑖 ⋅𝜌 𝑐𝑎𝑚𝑝
𝑁𝑖 = 𝑁𝐴 (3)
𝑀𝑅
𝑀𝑅 = 𝑛
𝑖=1 𝑎𝑖 𝑀𝑖 (4)
Dengan mersamaan di atas dapat ditulias persamaan untuk menghitungtampang
makroskopiknya
𝑛
𝑎𝑖 ⋅ 𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 𝜍𝑖
Σ = 0,6023
𝑀𝑅
𝑖=1
𝜌 𝑐𝑎𝑚𝑝
Σ = 0,6023 𝑛
𝑖=1 𝑎𝑖 𝜍𝑖 (5)
𝑀𝑅
64
Contoh soal 3
235
Uranium alam yang terdiri atas uranium 235 dan uranium 238. Kelimpahan U
adalah 0,7% mol. Berat jenis uranium alam 19 g cm-3. Berat atom 235
U dan 2385
U
235
adalah 235,04 dan 238,05. Tampang lintang mikroskopik uantuk serapan atom U
2385
dan U adalah 680,8 dan 2,7 barn. Hitung nilai tampang makroskopik uranium alam
tersebut.
Penyelesaian
𝑛
𝑀𝑅 = 𝑎𝑖 𝑀𝑖 = 0,007𝑀𝑈235 + 0,993𝑀𝑈238
𝑖=1
𝑛
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 0,6023 × 19
Σ = 0,6023 𝑎𝑖 𝜍𝑖 = 0,007 × 680,8 + 0,993 × 2,7
𝑀𝑅 238,03
𝑖=1
Σ𝑎 = 0,358𝑐𝑚−1
Tampang lintang makroskopik serapan uranium alam 0,358 cm-1
𝜌 𝑐𝑎𝑚𝑝 −0,001 𝑚
𝑖=1 𝐶𝑖 𝑀 𝑖
𝑁𝑝𝑙 = 𝑀𝑝𝑙
𝑁𝐴 (7)
65
Contoh soal 4
Hitung kerapat atom Na, Cl, H, dan O, larutan garam dapur daam air jika
konsentrasi NaCl 0,5 gmol per liter, dan berat jenis larutan 1,02 g cm-3.
Penyelesaian:
Bearat atom Na, Cl, H, dan O adalah 23, 35,5, 1 dan 16.
𝑁𝑁𝑎 = 𝑁𝐶𝑙 = 𝑁𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑁𝑁𝑎 = 𝑁𝐶𝑙 = 𝐶𝑁𝑎𝐶𝑙 ⋅ 𝑁𝐴 =0,5 × 10−3 × 6,023 × 1023 = 3,011 × 1020 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑐𝑚3
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 − 0,001𝐶𝑁𝑎𝐶𝑙 × 𝑀𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑁𝐻2𝑂 = 𝑁𝐴
𝑀𝐻2𝑂
1.02 − 0,001 × 0,5 × 58,5
𝑁𝐻2𝑂 = 6,023 × 1023 = 3,31 × 1023 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑐𝑚3
18
𝑁𝐻 = 2𝑁𝐻2𝑂 = 23,31 × 1023 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑐𝑚3 = 6,62 × 1023 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑐𝑚3
Campuran dapat juga dinyatakan dengan fraksi berat (wi), maka kerapat atom
komponen yang ke I adalah
𝑤𝑖 ⋅ 𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝
𝑁𝑖 =
𝑀𝑖
Tampang lintang makroskopik untuk campuran data dhitung denngan
menjumlahkan tampang lintang makroskopik komponennya, maka tampang
makroskopiknya dapat dihitung dengan persamaan berikut
𝑛 𝑛
𝑤𝑖 ⋅ 𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝
Σ= 𝑁𝑖 𝜍𝑖 = 𝑁𝐴 𝜍𝑖
𝑀𝑖
𝑖=1 𝑖=1
𝑛
𝑤𝑖
Σ = 0,6023𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 𝜍
𝑀𝑖 𝑖
𝑖=1
66
Contoh soal 5
Campuran berupa larutan garam dapur (NaCl) dalam air dibuat dengan
mencampurkan 10 g garam dapur dalam 1 kg air. . Berat jenis larutan garam dapur
1,04 g cm-3. Berat atom H,O,Na dan Cl adalah 1,008; 16; 22,99; dan 35,453. Tampang
lintang mikroskopik untuk serapan atom H,O,Na dan Cl 0,332; 0,00027; 0,53; dan 33,2
barn. Hitung nilai tampang makroskopik larutan garam tersebut.
Penyelesaian
𝜊𝑎,𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝜊𝑁𝑎 + 𝜊𝐶𝑙 = 0,53 + 33,2 = 33,73𝑏𝑎𝑟𝑛
𝜊𝑎,𝐻2𝑂𝑙 = 2𝜊𝐻 + 𝜊𝑂 = 2 × 0,332 + 0,00027 = 0,664𝑏𝑎𝑟𝑛
𝑀𝑁𝑎𝐶𝑙 = 22,95 + 35,453 = 58,403
𝑀𝐻2𝑂 = 2 × 1,008 + 16 = 18,016
10 𝑔
𝑤𝑁𝑎𝐶𝑙 = = 0,0099
10 + 1000 𝑔
1000 𝑔
𝑤𝐻2𝑂 = = 0,9901
10 + 1000 𝑔
𝑛
𝑤𝑖 0,0099 0,9901
Σ = 0,6023𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 𝜍𝑖 = 0,6023 × 1,04 33,73 + 0,664
𝑀𝑖 58,403 18,016
𝑖=1
Σ𝑎 = 0,0264𝑐𝑚−1
Tampang lintang makroskopik serapan larutan garam dapur 0,0264 cm-1
Campuran heterogen
Campuran heterogen sering dijumpai antar lain dalam bahan bakar nuklir dengan
kelongsong dan pendingin. Biasanya campuran heterogen tersebut dinyatakan dengan
fraksi volume (Vi). Nilai tampang makroskopik campuran sama dengan penjumlahan
tampang makroskopik pada masing-masing komponen, sehingga dapat dituliskan dalam
persamaan berikut:
𝑛
Σ= 𝑉𝑖 Σ𝑖
𝑖=1
67
𝑛
𝜌𝑖
Σ= 𝑉𝑖 𝑁𝜍
𝑀𝑖 𝐴 𝑖
𝑖=1
𝑛
𝜌𝑖
Σ = 0,6023 𝑉𝑖 𝜍
𝑀𝑖 𝑖
𝑖=1
Contoh soal 6
Bahan bakar nuklir 𝑈𝑂2 alam berbentuk selinder panjang dengandiameter 7
mm, yang bagian luar dilapisi baja tahan karat tebal 0,5 mm. berat jenis 𝑈𝑂2
10 𝑔 𝑐𝑚3 , baja tahan karat dianggap beri dengan berat jenis 7,8 𝑔 𝑐𝑚3 . Hitung
tampang lintang makroskopik serapan untuk neutron termal
Penyelesaian
Data yang diperluakan data tampang lintang mikroskopik serapan
Nuklida kelimpahan 𝜍𝑐 , 𝑏 𝜍𝑓 , 𝑏 𝜍𝑎 , 𝑏 𝑀
U-235 0,0071 98,6 582,2 680,2 235,4
U-238 0,9929 2,7 2,7 238,05
Fe 2,55 2,55 55,847
O 0,00027 0,00027 15,999
Menghitung tampang mikroskopik untuk senyawa 𝑈𝑂2 alam
𝜍𝑎,𝑈𝑂2 = 0,0071 × 680,2 + 0,9929 × 2,7 + 2 × 0,00027 = 7,511𝑏
𝑀𝑈𝑂2 = 0,0071 × 235,04 + 0,9929 × 238,05 + 2 × 15,999 = 270,473
𝑛
𝜌𝑖
Σ = 0.6023 𝑉𝑖 𝜍
𝑀𝑖 𝑖
𝑖=1
10 7,8
Σa = 0,6023 0,7656 7,511 + 0,2344 2,55 = 0,178𝑐𝑚−1
270,473 55,847
Tampang makroskopik serapan bahanbakar nuklir tersebut 0,178𝑐𝑚−1
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
69
Interaksi neutron dengan materi secara serapan akan mengakibatkan reaksi inti.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi tangkapan dan reaksi fisi. Reaksi tangkapan
yang mungkin terjadi adalah (n,), (n,p), (n,2n), (n,), dan lain sebagainya tergantung
pada materinya.
Dalam medan neutron, kecepatan neutron bervariasi mengikuti disdtribusi
kecepatan neutron tertentu. Jika kecepatan rerata 𝑣 dan kerapan neutron n
neutron/cm3, hasil kali kecepatan rerata dengan kerapatan neutron adalah panjang
lintasan neutron persatuan volume adalah panjang lintasan neutron per volume atau
juga disebut dengan fluks neutron ()
𝜙 = 𝑛 ∙ 𝑣. (1)
Satuan fluks neutron adalah neutron cm-2 s-1, sehingga dapat dimaknai neutron
yang menembus satu satuan luas persatuan waktu.
1. Laju reaksi inti
Dengan mempertimbangkan besaran tampang lintang makroskopik yang artinya
probabilitas interaksi persatuan panjang lintasan, maka laju reaksi per satuan volume
adalah hasil kali tampang lintang makroskopik dengan panjang lintasan neutron
pervolume, yang dapat dituliskan sebagi berikut
𝑅 = 𝑃𝑅 ∙ 𝜙 = Σ ∙ 𝜙 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 (𝑐𝑚3 𝑠) (2)
Contoh soal 1
Lempengan aluminium 27
13 𝐴𝑙 dengan volume 0,5 cm3 dalam medan neutron
termal dengan fluks n 1012 neutron cm-2 s-1. Tampang litang mikroskopik 27
13 𝐴𝑙 untuk
hamburan dan reaksi tangkapan n, adalah 1,49 dan 0,23 barn. Berat jenis aluminium
2,7 g cm-3. Hitung laju pembentukan nuklida 28
13 𝐴𝑙
Penyelesaian
Nuklida 28
13 𝐴𝑙 merupakan hasil reaksi tangkapan 27
13 𝐴𝑙 𝑛, 𝛾 13 𝐴𝑙 ,
28
sehingga laju
pembentukan nuklida 28
13 𝐴𝑙 sama dengan laju reaksi tangkapan tersebut
71
𝑅 =Σ∙𝜙∙𝑉
𝜌 2,7
Σ = 0,6023 𝜍 = 0,6023 0,23 = 0,0139𝑐𝑚−1
𝑀 27
𝑅 = 0,0139 × 1012 × 0,5 = 6,93 × 109 atom s
6,93 × 109 atom s g g
𝑅= 23 atom 28 mol = 3,22 × 10−13 s
6,023 × 10 mol
g g
𝑅 = 3,22 × 10−13 s × 3600 s jam = 1,16 × 10−9 jam
ng
𝑅 = 1,16 jam
Laju pembentukan nuklida 28
13 𝐴𝑙 1,16 ng/jam
2. Produksi radionuklida
Pada umumnya produk reaksi tangkapan neutron adalah nuklida radioaktif maka
selama proses pembentukan radionuklida tersebut juga terjadi peluruhan yang dapat
digambarkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut
𝑃 𝜆∙𝑁
→𝐴
Maka perubahan jumlah radionuklida produk reaksi tangkapan
𝑃 =Σ∙𝜙∙𝑉 (3)
Neraca jumlah atom radionuklida
𝑑𝑁
=𝑃−𝜆∙𝑁 (4)
𝑑𝑡
𝑑𝑁
= 𝑑𝑡
𝑃−𝜆∙𝑁
𝑑 −𝜆 ∙ 𝑁
= −𝜆𝑑𝑡
𝑃−𝜆∙𝑁
Persamaan ini diselesaikan dengan syarat batas
𝑡=0→𝑁=0
𝑡 = 𝑡 → 𝑁 = 𝑁𝑡
72
𝑁𝑡 𝑡
𝑑 −𝜆 ∙ 𝑁
= −𝜆 𝑑𝑡
0 𝑃−𝜆∙𝑁 0
𝑃 − 𝜆 ∙ 𝑁𝑡
𝑙𝑛 = −𝜆 ∙ 𝑡
𝑃
𝜆 ∙ 𝑁𝑡 = 𝑃 1 − 𝑒 −𝜆∙𝑡
Aktivitas (α) adalah hasil kali jumlah atom dengan konstanta peluruhannya maka
𝛼𝑡 = 𝑃 1 − 𝑒 −𝜆∙𝑡 (5)
Jika penyinaran dilakukan selama 𝑡𝑖 maka setelah 𝑡𝑖 sudah tidak ada reaksi
pembentukan radionuklda sehingga aktivitas radionuklida
𝛼𝑡 = 𝑃 1 − 𝑒 −𝜆∙𝑡𝑖 𝑒 −𝜆∙ 𝑡−∙𝑡𝑖 (6)
Contoh soal 2
Lempengan molibdenum 98
42 𝑀𝑜 berat atom 97,9 g/cm3 dengan volume 10 cm3
dalam medan neutron epitermal dengan fluks n 1012 neutron cm-2 s-1 selama 12 jam.
Tampang litang mikroskopik 98
42 𝑀𝑜 untuk reaksi tangkapan n, adalah 6,2 barn. Berat
jenis molibdenum 10 g cm-3. Umur paro 99
42 𝑀𝑜 adalah 67 jam. Hitung aktivitas 99
42 𝑀𝑜
𝛼𝑖,𝑠𝑝 Ni ∙ 𝑉 sp
=
𝛼𝑖,𝑠𝑡 Ni ∙ 𝑉 st
Contoh soal 3
Uranium oksida( UO2) dalam medan neutron termal dengan fluks 1012 neutron
cm-2 s-1 . Berat jenis uranium oksida 18 g cm-3. Energi yang dilepasakan setiap fisi
200MeV. Hitung laju produksi energy (W/kg) jika (a) uranium alam, (b) uranium
diperkaya 3%.
Penyelesaian
Untuk menyelesaikan soal ini diperlukan
75
𝑀𝑅 = 𝑎𝑖 𝑀𝑖 = 0,007𝑀𝑈235 + 0,993𝑀𝑈238
𝑖=1
Σ𝑓 = 0,1638𝑐𝑚−1
Asumsi massa 1 gram
1
𝑃 = Σ ∙ 𝜙 ∙ 𝑉 ∙ 𝐸𝑓 = Σ ∙ 𝜙 ∙ 𝜌 ∙ 𝐸𝑓
𝑔
1000𝑘𝑔
𝑃 = 0,1638𝑐𝑚 −1 12
× 10 𝑛 ∙ 𝑐𝑚 𝑠 −2 −1
× × 200𝑀𝑒𝑉 = 1,82 × 1015 𝑀𝑒𝑉 𝑠 ∙ 𝑘𝑔
18𝑐𝑚𝑔 3
1,6 × 10−13 𝐽
𝑃 = 1,82 × 1015 𝑀𝑒𝑉 𝑠 ∙ 𝑘𝑔 × = 291,2 𝑊/𝑘𝑔
𝑀𝑒𝑉
(b) Uranium diperkaya 3%
𝑛
𝑀𝑈 = 𝑎𝑖 𝑀𝑖 = 0,03𝑀𝑈235 + 0,97𝑀𝑈238
𝑖=1
Σ𝑓 = 0,70𝑐𝑚−1
Asumsi massa 1 gram
1
𝑃 = Σ ∙ 𝜙 ∙ 𝑉 ∙ 𝐸𝑓 = Σ ∙ 𝜙 ∙ 𝜌 ∙ 𝐸𝑓
76
1000
𝑃 = 0,70 × 1012 × × 200𝑀𝑒𝑉 = 7,778 × 1015 𝑀𝑒𝑉 𝑠 ∙ 𝑘𝑔
18
1,6 × 10−13 𝐽
𝑃 = 7,778 × 1015 𝑀𝑒𝑉 𝑠 ∙ 𝑘𝑔 × = 1244 𝑊/𝑘𝑔
𝑀𝑒𝑉
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
77
FISI BERANTAI.
Reaksi fisi terjadi akibat serapan neutron oleh bahan dapat belah yang
menghasilkan dua nuklida yang hamper sama massanya dan beberapa neutron. Jumlah
neutron yang sampai dihasilkan setiap fisi yang reratanya antara 2 dan 3. Reaksi fisi
dapat dituliskan sebagai berikut:
1
0𝑛 + 235
92𝑈 →
𝐴1
𝑧1𝑋 + 𝐴2 1
𝑧2𝑌 + 𝑣 0𝑛 + 𝑄
Dalam hal ini υ adalah jumlah neutron yang dihasilkan setiap fisi
Sehubungan reaksi fisi menghasilkan neutron, maka neutron yang dihasilkan
tersebut dapat melangsungkan reaksi fisi berikutnya sehingga dapat dikondisikan reksi
fisi akan berlanjut yang disebut dengan fisi berantai.
Proses serapan neutron akan mengakibatkan penurunan populasi neutron,
sedangkan untuk reaksi fisi akan menambah populasi neutron. Pengurangan jumlah
neutron persatuan volume adalah Σa ∙ 𝜙 sedangkan penambahan jumlah neutron
persatuan volume adalah υΣf ∙ 𝜙.
Didifinisikan factor multiplikasi (k), yang menyatakan perbandingan jumlah
neutron perserapan neutron, atau perbandingan jumlah neutron yang dihasilkan
dengan jumlah neutron yang diserap.
υΣf ∙𝜙 υΣf
𝑘= = (1)
Σa ∙𝜙 Σa
Neutron hasil fisi adalah neutron cepat, maka untuk menggunakan persamaan
(1) tersebut dengan menggunakan data untuk neutron cepat
Jika k sama dengan satu maka populasi neutron tidak berubah, kondisi ini
disebut dengan kondisi kritis. Jika k<1 maka populasi neutron akan cenderung
menurun, kondisi yang demikian disebut dengan kondisi subkritis. Jika k>0 maka
populasi neutron akan cenderung meningkat, kondisi yang demikian disebut kondisi
superkritis.
Contoh soal 1
Tentukan kondisi kekritisan untuk uranium alam dan uranium diperkaya 3,5%,
jika jumlah neutron yang dihasilkan setiap fisi 2,6.
Penyelesaian
Untuk menyelesaikan soal ini diperlukan
Data kelimpahan uranium : 0,71% 235
𝑈 dan 99,29% 238
𝑈
Tampang lintang mikroskopik fisi 𝜍𝑓,235 = 1,4 𝑏𝑎𝑟𝑛 𝜍𝑓,238 = 0,095
Tampang lintang mikroskopik serapan 𝜍𝑎,235 = 1,65𝑏𝑎𝑟𝑛 𝜍𝑎,238 = 0,255𝑏𝑎𝑟𝑛
𝜍𝑎,𝑂 = 0,00027𝑏𝑎𝑟𝑛
(a) Uranium alam
υΣf υf 2,6× 0,0071 ×1,4+0.9929×0,095
𝑘= = = = 1,023
Σa a 0,0071 ×1,65+0.9929×0,255+2×0,00027
Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛
𝑓=
Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 + Σ𝑎,𝑖
υΣ f
𝑘= 𝑓 =𝜂∙𝑓
Σa
Dalam hal ini 𝜂 adalah jumlah neutron yang dihasilkan setiap serapan neutron
oleh bahan bakar nuklir.
Contoh soal 2
Tentukan kondisi kekritisan untuk bahan bakar nuklir campuran uranium dioksida
dengan besi yang perbandingan molnya 1:5, jika uranium tersebut adalah uranium
alam. Penyelesaian
σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 = 0,0071 × 1,65 + 0.9929 × 0,255 + 2 × 0,00027 = 0,265𝑏
Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 𝑁𝑏𝑏𝑚 σ𝑎,𝑏𝑏𝑛
𝑓= =
Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 + Σ𝑎,𝑖 𝑁𝑏𝑏𝑚 σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 + 𝑁𝑖 σ𝑎 ,𝑖
σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 0,265𝑏
𝑓= = = 0,898
𝑁 5
σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 + 𝑁 𝑖 σ𝑎,𝑖 0,265𝑏 + 0,006𝑏
𝑏𝑏𝑚 1
υf
Dari contoh soal 1, untuk uranium alam = 𝜂 = 1,023
a
Tampang mikroskopik fisi uranium untuk neutron termal jauh lebih besar
dibandingkan dengan untuk neutron cepat. Oleh karenanya factor multiplikasi akan
lebih besar jika reaksi fisi dengan menggunakan neutron termal sehingga neutron cepat
hasil fisi diturunkan energinya sehingga untuk reaksi fisi berikutnya. Untuk dapat
berlangsung proses generasi neutron tersebut, satu generasi neutron melewati
beberapa tahap sebagai berikut
a. Reaksi fisi dengan neutron termal. Satu neutron termal diserap akan
menghasilkan neutron cepat.
b. Reaksi fisi dengan neutron cepat. Reaksi fisi dengan neutron cepat akan
menghasilkan sejumlah neutron cepat. Untuk ini didifinisikan factor fisi cepat (),
81
yaitu perbandingan neutron cepat total yang dihasilkan disbanding dengan jumlah
neutron cepat yang dihasilkan reaksi fisi dengan neutron termal. Setelah tahapan ini
jumlah neutron cepat menjadi
c. Moderasi neutron cepat. Energi neutron cepat dimoderasi atau
diperlambat agar menjadi neutron termal. Sebagian neutron terserap dalam daerah
energy resonasi selama proses moderasi berlangsung. Untuk maksud ini didifisikan
suatu factor probabilitas lolos resonansi (p), yaitu perbandingan jumlah neutron
yang mencapai energy termal disbanding dengan jumlah neutron cepat sebelum
dimoderasi. Setelah tahapan ini jumlah neutron termal menjadi p
d. Serapan neutron termal. Neutron termal tidak hanya diserap oleh bahan
bakar nuklir, tetapi juga dapat diserap oleh bahan lain seperti bahan struktur, bahan
moderator, bahan pengotor, dan lain sebagainya. Untuk ini didifinisikan factor guna
termal (f), yaitu perbandingan serapan oleh bahan bakar nuklir dibandingkan dengan
total serapan termal. Setelah tahapan ini jumlah neutron termal menjadi pf
Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛
𝑓= =
Σ𝑎,𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 + Σ𝑎,𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 +Σ𝑎,𝑑𝑙𝑙
Contoh soal 3
Uranium dioksida alam dengan moderator karbon dengan perbandingan 1: 40.
Juga terdapat aluminium dengan perbandingan mol uranium dengan besi 1:5. Hitung
factor multipilkasi takterhingga jika factor fisi cepat = 1,02 dan probabilitas lolos
resonansi 0,9 setiap fisi dihasilkan 2,4 neutron.
Penyelesaian.
82
Kuantitas bahan di luar bahan bakar akan mempengaruhi nilai factor multiplikasi
nya. Semakain banyak dan besar serapan maka akan menurunkan kondisi
kekritisannnya, dari superkritis ke kritis bahkan kekondisi sub kritis.
Contoh soal 4
Uranium dioksida alam dengan moderator karbon. Juga terdapat aluminium
dengan perbandingan mol uranium dengan besi 1:5. Hitung perbandingan mol uranium
dengan karbon agar tepat kritis factor fisi cepat = 1,02 dan probabilitas lolos resonansi
0,9 setiap fisi dihasilkan 2,4 neutron.
Penyelesaian.
Seperti penyelesaian contoh soal 3, diperoleh η = 1,31
untuk menghitung f
Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 𝑁𝑈𝑂2 𝑎,𝑏𝑏𝑛
𝑓= =
Σ𝑎,𝑏𝑏𝑛 + Σ𝑎,𝐴𝑙 + Σ𝑎,𝐶 𝑁𝑈𝑂2 𝑎,𝑏𝑏𝑛 + 𝑁𝐴𝑙 𝑎 ,𝐴𝑙 + 𝑁𝐶 𝑎,𝐶
83
9,067
=1
8,69 + 0,0034𝑛
8,69 + 0,0034𝑛 = 9,067
9,067 − 8,69
𝑛= = 111
0,0034
Perbandingan mol uranium oksida dengan karbon agar tepat kritis untuk volume
tak terhingga adalah 1:654,2. Jika dinyatakan dengan perbandingan berat
𝑀𝑈𝑂2 : 111𝑀𝐶 = 270: 111 × 12 = 1: 4,93
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Foster A. R., Wright R. L., 1983, Basic Nuclear Engineering, 4th, Allyn and Bacon,Inc,
Boston.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
84
MODERASI NEUTRON
Pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi secara komersial sampai saat
ini adalah reaktor termal, yaitu reaktor yang proses fisi bahan bakar dengan neutron
termal. Energi neutron termal tergantung pada temperature, untuk temperature 20C,
energi neutron termal 0,025 eV. Neutron hasil fisi mempunyai energi 2MeV sehingga
untuk melangsungkan reaksi fisi berikutnya, energi neutron tersebut diturunkan atau
diperlambat menjadi energi termal. Proses penurunan energi neutron tersebut, disebut
dengan proses moderasi.
Proses moderasi neutron terjadi jika terjadi interaksi tumbukan secara
hamburan. Untuk seberapa besar penurunan energi dapat dirumuskan dengan asumsi
tumbukan elastic, sehingga dapat diterapkan konsep mekanika dengan menyusun
hokum kekekalan energi dan momentum. Untuk maksud tersebut dengan asumsi
tumbukan antara inti atom dan neutron, dengan kondisi awal iti atom bergerak
sedangkan neutron bergerak menumbuk inti atom tersebut yang dapat digambarkan
pada gambar 1.
v1
vm
A 1 (1)
Maka kecepatan neutron dan kecepatan atom sebelum tumbukan serta
kecepatan neutron setelah tumbukan adalah
vneutron v1 vm A
v
A1 1 (2)
vint i vm 1
v
A1 1 (3)
v2 va vm (4)
Dengan demikian proses tumbukan neutron dengan inti atom dapat digambarkan
dalam sistem pusat massa pada gambar 2
Gambar 2. Tumbukan elastic neutron dan inti dalam sistem center of mass
Arah neutron dan i atom bertolak belakang maka jumlah momentumnya sama
dengan nol, maka dengan hukum kekekalan momentum setelah tumbukan
va Avb
(5)
Selanjutnya dengan hukumkekekalan energi, disusun neraca energinya.
2 2
Av1 1 v
1
2 A 1 12 va2 12 vb2
2
A 1 A 1 (6)
87
Dengan subtituasi
va Avb ,
maka diperoleh
Av1
va
A 1 (7)
v1
vb
A 1 (8)
Hubungan v2, vm dan v2 dapat digambarkan pada gambar 3
A 1
2
A 1 (11)
88
E2
cos 1 E 2 E1
E1 min (14)
Pada arah hamburan 180, penurunan energi mencapai maksimum menjadi
kelipatan . Sebagai contoh untuk inti atom carbon, maka A=12 dan =
(11/13)2=0,716.
Contoh Soal 1
Neutron dengan energi 1,2 MeV, menumbuk inti atom berilium -9.Jika tumbukan
mengakibatkan hamburan elastic, hitung energi neutron setelah tumbukan untuk sudut
hambur 45.
Penyelesaian:
A 1 9 1
2 2 2
8
0,64
A 1 9 1 10
E2
1
2 1 1 cos 12 1 0,64 1 0,64cos 45 0,9473
E1
E 2 0,9473E1 0,9473 1,2MeV 1,137 MeV
karenanya untuk menghitung penurunan energi kinetik dengan jumlah tumbukan yang
banyak perlu ditentukan besaran yang menggambarak penurunan energi kinetik yang
terjadi. Untuk maksud tersebut didifinisikan yang menyatakanrerata selisih logaritma
energi sebelum dan sesudah tumbukan elastik
E1
ln E1 ln E 2 ln
E2 (15)
Untuk sudut hambur 0 sampai dengan 180, atau cosines sudut hambur 0
sampai dengan 180. Sehingga dapat dihitung dengan persamaan berikut:
1
1
1
d cos
1
1
ln 1
A 12 ln A 1 (16)
1 2A A 1
Untuk keperluan praktis, untuk nomor massa medium lebih besar dari pada 10,
dapat digunakan persamaan
2
A 23 (17)
Untuk campuran nuklida atau senyawa
𝑚
𝑖=1 𝜉 𝑖 Σ 𝑠,𝑖
𝜉= 𝑚 Σ (18)
𝑖=1 𝑠,𝑖
Contoh Soal 2
Neutron sebanyak 5×1012 dengan energi 0,9 MeV, menumbuk inti atom karbon
-12. Jika tumbukan mengakibatkan hamburan elastic, hitung energi neutron rerata
setelah tumbukan.
Penyelesaian:
1
A 1 A 1
2
1
12 1 12 1
2
0,15777
ln ln
2A A 1 2 12 12 1
E
ln 1 maka E2 E1 e 0,9MeVe 0,15777 0,7686MeV
E2
90
Dengan EM adalah energi kinetik maksimum neutron dan E adalah energi neutron
yang diinginkan, sehingga jumlah tumbukan yang diperlukan untuk menurunkan energi
tersebut adalah
𝑢
𝑛= (19)
𝜉
Contoh Soal 3
Neutron sebanyak 5×1012 dengan energi 1,5 MeV dimoderasi menjadi 0,025
eV dengan bahan moderator karbon -12. Hitung jumlah tumbukan rerata untuk
mencapai energi tersebut.
Penyelesaian:
1
A 1 A 1
2
1
12 1 12 1
2
0,15777
ln
ln
2A A 1 2 12 12 1
𝐸𝑀 1,5𝑀𝑒𝑉
𝑢 = 𝑙𝑛 = 𝑙𝑛 = 19,9
𝐸 0,025𝑒𝑉
𝑢 17,9
𝑛= = = 114
𝜉 0,15777
Jumlah tumbukan untuk menurunkan sampai 0,025 MeV sebanyak 114
Nilai yang besar dapat memberikan indikasi baik sebagai bahan moderator.
Namun demikian akan percuma jika peluang terjadi interaksi hamburan elastic kecil
karena hanya sedikit interaksineutron dengan bahan moderator yang melalui
mekanisme hamburan elastic. Oleh karenanya indikasi yang lebih baik ditunjukkan
dengan nilai s yang disebut dengan daya perlambatan ( slowing down power).
Daya perlambatan yang besar akan menjadi percuma jika peluang serapan
ξΣ s
neutronnya besar, sehingga indikasi yang lebihbaik ditunjukkan nilai yang disebut
Σ𝑎
moderating ratio.
Contoh Soal 4.
91
1
A 1 A 1
2
ln
2A A 1
H 1
1 1 1 1
2
1
ln
2 1 11
D 1
2 1 2 1
2
0,725 C 1
12 1 12 1
2
ln ln 0,15777
2 2 2 1 2 12 12 1
𝜉Σ𝑠 𝜉𝑁𝜍𝑠 𝜉𝜍𝑠
= =
Σ𝑎 𝑁𝜍𝑎 𝜍𝑎
𝜉Σ 𝑠 1×20,4 𝜉Σ 𝑠 0,725×3,4 𝜉Σ 𝑠 0,15777 ×4,75
= = 61,26 = = 4650 = =
Σ𝑎 𝐻 0,332 Σ𝑎 𝐷 5,3×10 −4 Σ𝑎 𝐶 0,0034
220,4
Nuklida terbaik yang nilai moderating ratio terbesar, yaitu D
Bahan moderator yang digunakan dalam reaktor nuklir adalah air ringan 𝐻2 𝑂 ,
atau air berat 2
𝐻2 𝑂 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐷2 𝑂 yang diperoleh dengan mengkayakan air alam dari
150ppm menjadi 99,8%. Jika digunakan bahan bakar uranium diperkaya 3-4% maka
dapat digunakan moderator air ringan, tetapi jika digunakan uranium alam sebagai
bahan bakar harus digunakan bahan moderator air berat.
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
Stephenson R,Ph.D, 1958, Introduction to Nuclear Enggineering, Mc Graw Hill Book
Company.Inc, New York.
92
93
Telah didiskusikan model reaktor fisi yang dimensinya tak terhingga sehingga tidak ada
neutron yang keluar dari reaktor tersebut. Dalam kenyataannya ukuran reaktor adalah tertentu
sehingga penurunan populasi neutron dapat disebabkan oleh neutron yang keluar dari system
tersebut, yang selanjutnya akan menurunkan factor multiplikasi atau kondisi kekritisannya.
Neutron lahir akibat reaksi fisi dengan energi 2 MeV, yang selanjutnya neutron
diperlambat menjadi termal selanjutnya neutron bergerak secara difusi. Untuk mempelajari
proses difusi neutron, jumlah neutron dinyatakan dengan besaran arus dan fluks.
Fluks neutron () adalah besaran scalar yang menyatakan jumlah neutron persatuan
luas persatuan waktu. Sedangkan untuk arus neutron (J) adalah besaran vector yang
menyatakan jumlah neutron yang melintasi persatuan luas persatuan waktu.
1. Probabilitas neutron bocor
Hubungan kedua besaran tersebut ditentukan oleh hukum Fick untuk arah sumbu x
sebagai berikut.
𝜙 𝐷 𝑑𝜙
𝐽+ = −
4 2 𝑑𝑥
𝜙 𝐷 𝑑𝜙
𝐽− = +
4 2 𝑑𝑥
𝑑𝜙
𝐽 = 𝐽+ − 𝐽− = −𝐷
𝑑𝑥
Maka untuk arah sumbu ruang maka
𝐽 = −𝐷∇𝜙 (1)
Dengan hubungan tersebut dapat disusun neraca neutron, untuk elemen volume
dxdydz, yang mana tidak ada produksi neutron dan serapan neutron dalam elemen volume
tersebut.
Jumlah neutron yang keluar dari elemen volume tersebut adalah
= 𝐽𝑧+𝑑𝑧 − 𝐽𝑧 𝑑𝑥𝑑𝑦 + 𝐽𝑥+𝑑𝑥 − 𝐽𝑥 𝑑𝑧𝑑𝑦 + 𝐽𝑦+𝑑𝑦 − 𝐽𝑦 𝑑𝑧𝑑𝑥
𝜕2 𝜙 𝜕2 𝜙 𝜕2 𝜙
= −𝐷 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧 + −𝐷 𝑑𝑧𝑑𝑦𝑑𝑥 + −𝐷 𝑑𝑧𝑑𝑥𝑑𝑦
𝜕𝑧 2 𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2
𝜕2 𝜙 𝜕2 𝜙 𝜕2 𝜙
= −𝐷 + + 𝑑𝑉
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑧 2
Maka kebocoran neutron atau neutron yang keluar persatuan volume adalah −𝐷∇2 𝜙
95
Dalam hal ini D adalah koefisien difusi yang nilainya sepertiga lintasan bebas rerata,
maka
𝜆 1
𝐷 ≅ 3 = 3Σ (2)
𝑡
Nilai buckling yang yang diperroleh dengan menghitung berdasarkan besaran fisik
material tersebut, disebut dengan buckling material dengan symbol 𝐵𝑚
2
.
96
Persamaan 3 tersebut disusun didasarkan pada kondisi kekritisan tepat kritis, sehingga
nilai buckling material harus sama dengan bucling geometri.
υΣf
−1 k−1
Persamaan 4 dapat ditulis kembali menjadi B = 2 Σa
D = D
Σa Σa
𝑘
1=
1 + 𝐷 Σa 𝐵2
Kondisi kekritisan tepat kritis sehingga persamaan di atas , sebelah kiri tanda sama
denagn adalah factor multiplikasi efektif 𝑘𝑒𝑓
1
𝑘𝑒𝑓 = 𝑘
1 + 𝐷 Σa 𝐵2
1
𝑘𝑒𝑓 = 𝑘 1+𝐿2 𝐵 2 (5)
Dalam hal ini L adalah panjang difusi, yang mana 𝐿2 seperenam kuadrat jarak rerata
mulai neutron lahir sampai terserap
1
𝐿2 = 𝐷 Σa = 3Σ (6)
𝑡 Σa
1
Persamaan 5 menunjukkan bahwa k adalah factor multiplikasi takterhingga dan
1+𝐿2 𝐵 2
Contoh soal
𝑔
Uranium oksida 𝑈𝑂2 alam berat jenis 10 . Dalam bentuk bola jari-jari 1m
𝑐𝑚3
Tetukan kondisi kekritisannya, dan hitung jari-jari bola agar kondisi kekritisan tepat
kritis..
Penyelesaian
97
Oleh karena untuk menurunkan volume kritis sekaligus massa kritisnya dengan memperkaya
bahan dapat belah.
Contoh soal 2
𝑔
Uranium oksida 𝑈𝑂2 dipekaya 3%, berat jenis 10 . Dalam bentuk bola jari-jari
𝑐𝑚3
1m
Tetukan kondisi kekritisannya, dan hitung jari-jari bola agar kondisi kekritisannya tepat
kritis..
Penyelesaian
Data yang digunakan data neutron cepat:
𝜍𝑓,235 = 1,4𝑏 𝜍𝑐,235 = 0,25𝑏 𝜍𝑠,235 = 13,8𝑏
𝜍𝑓,238 = 0,095𝑏 𝜍𝑐,238 = 0,16𝑏 𝜍𝑠,238 = 8,9𝑏
𝜍𝑠,𝑂 = 3,76𝑏
𝑣 Σ𝑓 𝑣 σ𝑓 2,6 × 0,03 × 1,4 + 0.97 × 0.095
𝑘= = = = 1,175
Σ𝑎 σ𝑎 0,03 × 1,4 + 0,25 + 0.97 × 0.095 + 0,16
Menghitung tampanglintang makroskopik absorpsi dan total
𝜌
Σ𝑎 = 0,6023 σ𝑎
𝑀
10
Σ𝑎 = 0,6023 0,03 × 1,4 + 0,25 + 0.97 × 0.095 + 0,16 = 0,0066𝑐𝑚−1
238 + 32
10
Σ𝑡 = 0,6023 0,007 × 1,4 + 0,25 + 13,8 + 0.993 × 0.095 + 0,16 + 8,9 + 2 ∗ 3,76
238 + 32
= 0,3762𝑐𝑚−1
Berbentuk bola jari-jari100 cm
𝜋 2 𝜋 2
𝐵2 = = = 9,87 × 10−4 𝑐𝑚−2
𝑅 100
1 1
𝐿2 = = = 134,25cm2
3Σ𝑡 Σa 3 × 0,3738 × 0,0066
1 1
𝑘𝑒𝑓 = 𝑘 2 2
= 1,175 = 1,038
1+𝐿 𝐵 1 + 134,25 × 9,87 × 10−4
Berdasarkan nilai 𝑘𝑒𝑓 kondisi kekritisannya superkritis
Menghitung ukuran tepat kritis untuk bentuk bola
𝐵2 𝐿2 = 𝑘 − 1
𝑘−1 1,175 − 1
𝐵2 = 2
= = 0,00129𝑐𝑚−2
𝐿 134,25cm2
99
𝜋 2 𝜋2
𝑅2 = = = 7628𝑐𝑚2
𝐵 0,00129
𝑅 = 87,34𝑐𝑚
Dari contoh soal 1 dan 2 menunjukkan bahwa untuk dapat mencapai kritis, dengan
pengkayaan uranium 235 maka jumlah nuklida dapat belah menjadi jauh berkurang. Hal ini
merupakan jawaban bahwa bahan bakar reaktor nuklir yang sekarang banyak beroperasi
menggunakan uranium yang diperkaya.
5. Pengaruh konfigurasi geometri terhadap kondisi kekritisan
Konfigurasi geometri menentukan probabilitas neutron tidak bocor. Konfigurasi
geometri yang volume persatuan luas permukaan yang besar akan mengakibatkan probabilitas
neutron tidak bocor menjadi besar. Sebagai contoh bentuk bola memberikan volume persatuan
luas yang terbesar di antara konfigurasi geometri yang ada.
Contoh soal 3.
𝑔
Uranium oksida 𝑈𝑂2 dipekaya 3%, berat jenis 10 kondisi kektritisannya tepat
𝑐𝑚3
kritis pada konfigurasi geometri bola dengan jari-jari 87,34 cm. Jika volume yang sama di ubah
bentuknya menjadi kubus. Tetukan kondisi kekritisannya.
Penyelesaian:
Diubah geometrinya menjadi kubus, mempunyai volume yang sama
4 3
𝜋𝑅 = 𝑠 3
3
3 4𝜋
𝑠 = 87,34 = 140,8 𝑐𝑚
3
𝜋 2
𝐵𝑔2 = 𝐵𝑚
2
= = 9,87 × 10−4 𝑐𝑚−2
100
𝜋 2 𝜋2
𝑠2 = 3 =3 = 29998𝑐𝑚2
𝐵 9,87 × 10−4
𝑠 = 173,2𝑐𝑚
Sebagai contoh kubus merupakan konfigurasi geometri yang mempunyai volume per
luas permukaan yang paling besar di antara konfigurasi geometri balok. Maka jika konfigurasi
bentuk baloak adalah konfigurasi yang dapat mencapai kondisi kritis maka jika di ubah dengan
sisi yang berbeda akan menurun nilai factor multiplikasi efektifnya.
Contoh soal 4.
𝑔
Uranium oksida 𝑈𝑂2 dipekaya 3%, berat jenis 10 kondisi kektritisannya tepat
𝑐𝑚3
kritis pada konfigurasi geometri kubus dengan sisi 173,24 cm. Jika volume yang sama di ubah
bentuk bentuk balok yang salah satu sisinya menjadi separonya. Tetukan kondisi kekritisannya.
Penyelesaian:
Diubah geometrinya menjadi kubus, mempunyai volume yang sama
𝑠 3 = 0,5 × 173,24 ∙ 𝑎2
𝑎 = 173,24 2 = 244,9 𝑐𝑚
Menentukan buckling geometri kubus
𝜋 2 𝜋 2
𝐵2 = 2 + = 0,00165𝑐𝑚−2
𝑎 173,2 2
Dari contoh soal 2, factor multiplikasi k = 1,175 dan panjang difusi
𝐿2 = 124,25cm2
1 1
𝑘𝑒𝑓 = 𝑘 2 2
= 1,175 = 0,962
1+𝐿 𝐵 1 + 134,25 × 0,00165
Berdasarkan nilai 𝑘𝑒𝑓 kondisi kekritisannya menjadi subkritis
Dari contoh soal menunjukkan bahwa jika buckling geometri membesar maka
probabilitas tidak bocor akan menurun sehingga factor multiplikasi efektif juga akan menurun.
Untuk keperluan keselamatan agar terhindar dari risiko kecelakaan kekritisan maka diupayakan
agar kondisi kekritisan subkritis sehingga bukling geometri harus lebih besar dari buckling
material
101
Contoh soal 5.
𝑔
Uranium oksida 𝑈𝑂2 dipekaya 3%, berat jenis 10 . akan dibuat wadah
𝑐𝑚3
berpenampang silinder. Tetukan diameter wadah agar kondisi kekritisannya subkritis.
Penyelesaian:
2,405 2
Menentukan buckling geometri silinder sangat panjang maka 𝐵2 = 𝑅
Dari contoh soal 2, factor multiplikasi k = 1,175 dan panjang difusi 𝐿2 = 134,25cm2
1 1
𝑘𝑒𝑓 = 𝑘 = 1,175 2 <1
1 + 𝐿2 𝐵2 2,405
1 + 134,25 × 𝑅
2
2,405
1,175 < 1 + 134,25 ×
𝑅
134,25 × 2,4052
𝑅<
1,175 − 1
𝑅 < 66,6𝑐𝑚
Untuk tujuan keselamatan mak jari-jari wadah harus lebih kecil dari 66,6 cm
Dengan teori satu kelompok maka dapat diphami bahwa kondisi kekritisan bahan dapat
belah dapat diatur dengan mengatur komposisinya dapat belah atau dengan mengatur
konfigurasi geometrinya.
Adanya unsure dalam campuran memungkinkan menurunkan energi neutron sehingga
mencapai energi termal. Kita ketahui bahwa tampang lintang fisi neutron nuklida fisil pada
energi termal jauh lebih besar dibandingkan pada energi cepat, sehingga penurunan energi
tersebut dapat meningkatkan produksi neutron selanjutnya populasi neutron.
Oleh karenanya akan lebih teliti dengan mengelompokkan neutron menjadi dua
kelompok atau bahkan multi kelompok energi neutron, yang nanti akan dibahas dalam kuliah
yang berkaitan dengan operasi reaktor.
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
102
103
Energi yang dibangkikan dalam reaktor nuklir yang sekarang banyak beroperasi adalah
reaksi fisi berantai sehingga dalam pengendalian daya reaktor dengan melakukan pengendalian
reaksi fisi tersebut. Salah satu factor yang penting yang mempengaruhi laju reaksi fisi adalah
populasi neutron atau fluks neutron yang akan mengalami perubahan dengan berlangsungnya
reaksi fisi tersebut.
1. Populasi neutron
Telah didifinisikan suatu tetapan yang disebut factor multiplikasi yang maknanya jumlah
neutron yang dihasilkan setiap serapan neutron, sehingga hubungan populasi neutron adalah
𝑛 𝑔 = 𝑛 0 𝑘 𝑔 yang dapat dinyatakan dengan fluks neutron
𝑔 = 0 𝑘𝑔 (1)
Dalam hal ini 𝑔 adalah nomor generasi neutron.
Waktu untuk satu generasi neutron adalah panjang lintasan netron lahir sampi neutron
terserap dibagi dengan kecepatannya.
𝜆𝑎 1
𝑙= = (2)
𝑣 Σ𝑎 𝑣
Dalam hal ini 𝑙 adalah umur satu generasi sehingga = 𝑡 𝑙 , dalam hal ini t adalah waktu.
𝑡
𝑡 = 0 1 + 𝛿𝑘 𝑙 (3)
Dan susun kembali dan diambil nilai logaritmanya menjadi
𝑡 𝑡
𝑙𝑛 0
= 𝑙 𝑙𝑛 1 + 𝛿𝑘 (4)
𝑡 𝑡 𝛿𝑘 2 𝛿𝑘 3
𝑙𝑛 = 𝛿𝑘 − + − ⋯⋯⋯
0 𝑙 2 3
Untuk nilai 𝛿𝑘 kecil maka, suku deret ke dua, ketiga dan seterusnya dapat diabaikan
terhadap suku pertama sehingga dapat ditulis menjadi
𝑡 𝑡
𝑙𝑛 0
= 𝑙 𝛿𝑘 (5)
Maka
105
𝛿𝑘
𝑡 = 0 𝑒𝑙 𝑡
(6)
Contoh soal 1
Hitung persamaan fluks neutron dalam logam 235
𝑈 jika neutron energy 1MeV
dan k=1,01. Berat jenis logam uranium 19 𝑔 𝑐𝑚3 dan 𝜍𝑎 = 1,4𝑏
Penyelesaian
𝜌 19
Σ𝑎 = 0,6023 𝑀 𝜍 = 0,6023 235,04 1,4 = 0,0682𝑐𝑚−1
1 1
Umur satu generasi neutron 𝑙 = Σ = 0,0682 𝑐𝑚 −1 ×1,39×10 9 𝑐𝑚 = 9,47 × 10−9 𝑠
𝑎𝑣 𝑠
𝛿𝑘 0,01
𝑡 = 0 𝑒 𝑙
𝑡
= 0 𝑒𝑥𝑝 𝑡
9,47 × 10−9
0,01 0,01 6𝑡
𝑡 = 0 𝑒𝑥𝑝 −9 𝑡 = 0 𝑒𝑥𝑝 −9 𝑡 = 0 𝑒 10
9,47 × 10 9,47 × 10
2. Neutron kasip
Neutron yang dihasilkan tidak semuanya lahir bersamaan waktu dengan
berlangsungnya reaksi fisi, karena reaksi fisi menghasilkan radionuklida yang meluruh
melepaskan neutron. Neutron yang dihasilkan dari radionuklida hasil fisi tersebut
disebut dengan neutron kasip (delayed neutron). Neutron yang lahir bersamaan dengan
reaksi fisi disebut neutron serentak (prompt neutron).
Untuk fraksi neutron kasip adalah 𝛽 maka fluks neutron serentak
𝛿𝑘 −
𝑡 = 0 𝑒 𝑙
𝑡
(7)
Dapat ditulis persaamaan diferensialnya untuk populasi neutron serentak
𝑑𝑛 𝑝 𝛿𝑘−
𝑑𝑡
= 𝑙
𝑛 (8)
𝑑𝑛 𝑑
𝑑𝑡
= 𝜆𝑁 (9)
Dalam hal ini N adalah kerapatan atom radionuklida yang melepaskan neutron. Maka
perubahan kerapatan atom radionuklida adalah laju pembentukan dikurangi dengan laju
peluruhannya
𝑑𝑁
𝑑𝑡
= 𝛽𝑣 Σ𝑓 𝜙 − 𝜆𝑁 (10)
1
Dengan mensubtitusi nilai kecepatan neutron 𝑣 = Σ maka diperoleh persamaan
𝑎𝑙
𝑑𝑁 1 𝑣 Σ𝑓 𝛽
= 𝛽𝑣 Σ𝑓 𝑛𝑣 − 𝜆𝑁 = 𝛽𝑣 Σ𝑓 𝑛 − 𝜆𝑁 = 𝑛 − 𝜆𝑁
𝑑𝑡 Σ𝑎 𝑙 Σ𝑎 𝑙
𝑑𝑁 𝛽
𝑑𝑡
= 𝑘 𝑙 𝑛 − 𝜆𝑁 (11)
Persamaan di atas pada sisi kanan, suku yang pertama lebih dominan disbanding yang
kedua, yang dapat disederhanankan menjadi
𝑛 𝑡 𝑡
𝑛 0
= 𝑒𝑥𝑝 𝑇
(16)
𝛽 −𝛿𝑘
𝑇= 𝜆𝛿𝑘
𝛿𝑘 < 𝛽 (17)
𝑙
𝑇 = 𝛿𝑘 −𝛽 𝛿𝑘 > 𝛽 (18)
Dalam hal ini 𝑇 adalah perioda atau e-folding time, waktu yang diperlukan untuk
melipatkan fluks neutron menjadi e kali fluks neutron mula-mula. Persamaan di atas
menunjukkan bahwa untuk 𝛿𝑘 < 𝛽 maka neutron kasip dan neutron serentak berperan
bersamaan dalam pengendalian proses reaksi fisi berantai, tetapi untuk 𝛿𝑘 > 𝛽 neutron
serentak saja yang mengendalikan reaksi fisi berantai sehingga perubahannya dapat sangat
cepat. Hal lebih rinci akan dipelajari dalam bidang reaktor nuklir.
107
Contoh soal 2
Hitung perubahan populasi neutron dalam logam 235
𝑈 jika neutron energy 1MeV
dan k=1,001. Berat jenis logam uranium 19 𝑔 𝑐𝑚3 dan 𝜍𝑎 = 1,4𝑏 fraksi neutron kasip
0,0065 dan konstanta peluruhan 0,1𝑠 −1 . Hitung pula perubahan fluks neutron jika
k=1,0075
Penyelesaian
a. Untuk k=1,001 sehingga 𝛿𝑘 =0,001
Sehubungan 𝛿𝑘 < 𝛽 maka
𝛽 − 𝛿𝑘 0,0065 − 0,001
𝑇= = = 55
𝜆𝛿𝑘 0,1 × 0,001
𝑛 𝑡 𝑡 𝑡
= 𝑒𝑥𝑝 = 𝑒𝑥𝑝 = 𝑒 0,0182𝑡
𝑛 0 𝑇 55
Untuk meningkatkan fluks neutron menjadi e kalinya memerlukan waktu 55 detik
b. Untuk k=1,0075 sehingga 𝛿𝑘 =0,0075
Sehubungan 𝛿𝑘 > 𝛽
1 1
Umur satu generasi neutron 𝑙 = = = 9,47 × 10−9 𝑠
Σ𝑎 𝑣 0,0682 𝑐𝑚 −1 ×1,39×10 9 𝑐𝑚 𝑠
𝑙 9,47 × 10−9
𝑇=𝑇= = = 9,47 × 10−6 𝑠
𝛿𝑘 − 𝛽 0,0075 − 0,0065
𝑛 𝑡 𝑡 𝑡 5
= 𝑒𝑥𝑝 = 𝑒𝑥𝑝 = 𝑒 10 𝑡
𝑛 0 𝑇 9,47 × 10−6
Untuk meningkatkan fluks neutron menjadi e kalinya memerlukan waktu 9,47 × 10−6 𝑠
Contoh soal 2 di muka memberikan gambaran bahwa perubahan yang sangat cepat
untuk 𝛿𝑘 > 𝛽 sehingga kondisi operasi reaktor nuklir pada rentang 𝛿𝑘 < 𝛽
Deviasi factor multiplikasi 𝛿𝑘 disebut dengan reaktivitas. Nilai reaktivitas sering
dinyatakan dengan nilai relatif yaitu dibandingkan dengan fraksi neutron kasip 𝛽 menjadi 𝛿𝑘 𝛽 .
satuan reaktivitas realtif tersebut sering dengan satuan dollar. Jika 𝛿𝑘 𝛽 = 1 makasetara
dengan reaktivitasnya 1 dollar atau 100 cent, sehingga jika 𝛿𝑘 𝛽 = 0,5 maka setara dengan
50 cent
Kondisi kekritian dapat dibedakan didasarkan karakteristik reaksi fisi berantai menjadi 3
yaitu
108
2. Superkritis kasip yaitu jika nilai reaktivitas positif dan kurang dari pada fraksi
3. Superkritis serentak jika nilai reaktivitas lebih dari pada fraksi neutron kasipnya
atau 𝛿𝑘 𝛽 > 1
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.
Stephenson R,Ph.D, 1958, Introduction to Nuclear Enggineering, Mc Graw Hill Book
Company.Inc, New York.
109
KESELAMATAN RADIASI
Teknologi adalah produk peradaban manusia, yang merupakan terapan praktis ilmu
pengetahuan dalam bidang tertentu. Sering dikatakan bahwa teknologi bagaikan pisau bermata
dua, ada sisi manfaat tetapi juga ada sisi yang memberikan resiko. Oleh karena itu perlu upaya
untuk meminimalkan resiko yang ditimbulkan dalam pemanfaatan teknologi.
Dalam Glosarium Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang diterbitkan Badan tenaga
Nuklir Nasional (BATAN), yang dimaksud dengan keselamatan radiasi suatu kondisi agar efek
radiasi pada makhluk hidup tidak melampaui batas yang telah ditentukan. Oleh karenanya perlu
tindakan untuk mencapai kondisi tersebut, antara lain mengurangi pengaruh merusak radiasi
terhadap manusia akibat peanfaatan teknologi nulir.
Dalam bidang teknologi nuklir, untuk menegakkan keselamatan radiasi, ada dua
penyebab yanga dapat merugikan yaitu reaksi fisi bahan fisil dan paparan radiasi yang tidak
perlu.
Kekritisan bahan bakar nuklir yang tidak perlu dapat terjadi pada prosess pengolahan
bahan bakar nuklir. Perlu disadari bahwa sumber neutron tidak hanya dalam reactor nuklir,
tetapi di sekitar kita setiap saat ada paparan neutron alami. Oleh karenanya dalam dalam
penangananbahan fisil harus diupayakan bahan tersebut dalam kondisi kekritisan sub kritis
sehingga tidak mungkin terjadi reaksi fisi berantai
Kesadaran keselamatan radiasi dimulai sejak akhir abad ke 19, yang mana ditemukan
fakta bahwa kasus paparan radiasi sinar-X dapat mengakibatkan eritema kulit, Pada awal abad
20 dilaporkan ada 94 kasus kanker kulit, 50 di antaranya adalah radiologis.
Untuk meminimalkan resiko akibat pemanfaatan radiasi perlu tindakan proteksi radiasi
dengan membatasi penerimaan dosis radiasi. Oleh karenanya diperlukan pengetahuan tentang
satuan dosis radiasi
1. Satuan dosis radiasi.
Pengertian dosis radiasi adalah jumlah radiasi dalam medan radiasi atau energi yang
diserap oleh materi yang dilewatinya. Dosis radiasi yang terkait jumlah radiasi dalam medan
radiasi adalah fluks radiasi, intensitas radiasi, paparan radiasi, sedangkan dosis radiasi yang
terkait serapan renergi radiasi adalah adalah dosis serap, dan dosis ekuivalen. Tiga satuan
dosis radiasi yang sering digunakan yairu paparan, dosis serap, dosis ekuivalen.
111
a. Dosis paparan
Paparan radiasi merupakan satuan dosis radiasi yang digunakan khusus untuk radiasi
berupa gelombang elektromagnetik, yaitu sinar-x dan radiasi gamma. Besaran paparan (X),
menyatakan jumlah muatan listrik semua ion yang mempunyai tanda yang sama (q) dalam
satu satuan volume medium udara yang mempunyai massa m .
∆𝑞
𝑋 = ∆𝑚 (1)
Dalam SI, satuan paparan adalah C/kg. Satuan paparan dalam system konvensional
adalah roengent, disingkat R, yang setara dengan terbentuknya 1 satuan elektrostatik (1esu =
3,333×10-10C) muatan satu tanda dari interaksi radiasi gamma dalam 0,001293 g udara ( 1
cm3 udara pada 1 atm dan 0C), yang kesetaraannya 1𝑅 = 2,58 × 10−4 𝐶 𝑘𝑔.
b. Dosis serap
Besaran dosis serap (D) menyatakan energy radiasi yang diserap atau diterima oleh
materi yang dilewatinya. Satuan konvensional untuk serap adalah rad yang merupakan
singkatan dari radiation absorbed dose, yang setara dengan serapan energy 100 erg per gram
materi yang dilewatinya. Besaran dosis serap dapat digunakan untuk semua jenis radiasi.
∆𝐸
𝐷 = ∆𝑚 (2)
Menurut SI, satuan dosis serap adalah gray disingkat Gy, yang meyatakan 1 J/kg materi
yang dilewati, segingga 1Gy=100 rad. Untuuk partikel tidak bermuatan didifinisikan kerma yaitu
penjumlahan energi kinetik partikel bermuatan yang terbentuk akibat interaksi radiasi tak
bermuatan per satuan massa. Radiasi tak bermuatan tersebut adalah radiasi gamma dan
neutron
c. Dosis ekuivalen
Tingkat kerusakan pada jaringan biologi tidak hanya ditentukan oelh jumlah energy
yang diserap oleh materi jaringan biologi tersebut. Oleh karenanya didefinisikan besaran dosis
ekuivalen menyatakan tingkat kerusakan relative dalam jaringan biologi tersebut Untuk
menentukan dosis ekuivalen dengan cara mengalikan nilai dosis serap dengan factor bobot
radiasi (𝑊𝑅 ) yang tergantung jenis radiasi dan energinya.
𝐻 = 𝑊𝑅 ∙ 𝐷 (3)
Besaran dosis radiasi yang dinyatakan dengan dosis ekuivalen digunakan dalambidang
keselamatan radiasi.
112
Contoh soal 1
Pekerja radiasi berada dalam ruangan yang mempunyai paparan radiasi gama 0,2
mrad/jam dan neuton 10 keV dengan laju dosis serap 0,1 mrad/jam selama 30 menit. Factor
bobot radiasi gama dan neutron adalah 1 dan 10
Hitung dosis ekuivalennya.
Penyelesaian
𝐻= 𝐷 ∙ 𝑤𝑅
𝑚𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑒𝑚 𝑚𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑒𝑚 1𝑗𝑎𝑚
𝐻= 0,2 ×1 + 0,1 × 10 × 30𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × = 0,6𝑚𝑟𝑒𝑚
𝑗𝑎𝑚 𝑟𝑎𝑑 𝑗𝑎𝑚 𝑟𝑎𝑑 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2. Proteksi radiasi
Peraturan Kepala Badan pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 tahun 2013 tentang Proteksi
Radiasi dalam pemanfaatan Tenaga Nuklir, Pasal 1 peraturan tersebut menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Pasal 10 mengatur
persyaratan proteksi radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, yang meliputi justifikasi, limitasi
dosis, dan optimasi dan keselamatan radiasi.
Pada umumnya tindakan proteksi radiasi dengan mengatur 4 faktor proteksi
radiasi, yaitu menggunakan sumber radiasi secukupnya saja, mengatur waktu,
mengatur jarak, dan menggunakan bahan perisai. Limitasi dosis diatur dalam Peraturan
Kepala Bapeten no 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir dengan menetapkan nilai bats dosis untuk pekerja radiasi
dan masyarakat umum.
a. Kuat sumber radiasi
Dalam kondisi yang tertentu, laju dosis radiasi berbanding lurus dengan kuat
sumber, sehingga dosis radiasi yag diterima pekerja radiasi akan berbanding lurus
dengan kuat sumber radiasi. Untuk sumber radiasi berupa zat radioaktif, maka kuat
sumber dapat dinyatakan dengan aktivitas zat radioaktif tersebut.
𝐻∝𝑆 (4)
113
Contoh soal 2
Untuk suatu keperluan tertentu digunakan sumber radiasi cobalt-60 dengan
aktivitas 10 mCi sehingga pada lokasi tertentu memberikan laju dosis 1mSv/jam.
Berapa laju dosis pada lokasi tersebut jika aktivitas sumber radiasi 1 mCi cobalt-60
Penyelesaian
𝐻∝𝑆
𝑆2 1𝑚𝐶𝑖
𝐻2 = 𝐻1 = 1𝑚𝑆𝑣/𝑗𝑎𝑚 = 0,1𝑚𝑆𝑣/𝑗𝑎𝑚
𝑆1 10𝑚𝐶𝑖
Laju dosis pada lokasi yang sama jika aktivitas 1mCi menjadi 0,1mSv/jam.
b. Waktu
Kuat sumber radiasi dinyatakan dengan pelepasan radiasi per satuan waktu,
sehingga dosis radiasi akan berbanding lurus dengan waktu.
𝐻 =𝐻∙𝑡 (5)
Pengaturan waktu dalam rangka tindakan proteksi radiasi adalah dengan
membatasi waktu bagi pekerja radiasi. Pekerja radiasi tidak dibenarkan berada dalam
medan radiasi yang tidak diperlukan. Contoh lain misalnya jika pekerjaan memelukan
waktu yang panjang, maka pekerjaan tersebut dapat dilakukan tidak hanya seorang diri
tetapi dengan beberapa orang secara bergantian dengan membagi tugas tersebut.
Contoh soal 3
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam medan radiasi dengan laju dosis 5
mrem/jam dalam waktu 45 menit. Untuk keperluan keselamatan radiasi, untuk
pekerjaan ini pekerja radiasi tidak boleh lebih dari 2,5 mrem. Bagaimana tindakan
proteksi radiasi agar memenuhi ketentuan tersebut.
Penyelesaian
114
𝑚𝑟𝑒𝑚
Dosis yanga akan diterima jika dikerjakan seorang pekerja radiasi = 5 ×
𝑗𝑎𝑚
1𝑗𝑎𝑚
45𝑚𝑛𝑡 × 60𝑚𝑛𝑡 = 3,75𝑚𝑟𝑒𝑚
Agar dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi tidak lebih dari 2,5 mrem maka
jumlah pekerja radiasi yang mengerjakan tugas tersebut =3,75 mrem/2,5 mrem=1,5
orang.
Salah satu alternative untuk mengerjakan tugas tersebut dilakukan 2 orang
pekerja radiasi dengan waktu masing-masing 22,5 menit.
c. Jarak.
Pada umumnya ukuran sumber radiasi sangat kecil sehingga dimensi sumber
radiasi jauh lebih kecildibandingkan dengan jaraknya, sehingga sering diasumsikan
sumber berbentuk titik
Dengan asumsi radiasi dipancarkan secara isotropik dan tidak serapan oleh
medium, maka radiasi yang dilepaskan dari sumber radiasi akan sama dengan radiasi
yang menembus kulit bola dengan jari-jari sama dengan jarak dari sumber radiasi ke
titik yang dimaksud.
𝑆 = 4𝜋𝑟 2 (6)
Maka fluks radiasi dapat ditulis
𝑆
= 4𝜋𝑟 2 (7)
Persamaan di atas menunjukkan bahwa laju dosis radiasi berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya.
115
Contoh soal 4
Laju dosis pada jarak 50 cm dari sumber radiasi gamma sebesar 100 mrem/jam.
Hitung jarak kesumber radiasi agar laju dosis kurang dari 2,5 mrem/jam
Penyelesaian
𝐻2 𝑟12
=
𝐻1 𝑟22
2
2,5 𝑚𝑟𝑒𝑚/𝑗𝑎𝑚 0,5 𝑚
=
100 𝑚𝑟𝑒𝑚/𝑗𝑎𝑚 𝑟 2
100
𝑟 2 = 0,25 × = 10𝑚2
2,5
𝑟 = 10 = 3,163𝑚
Jarak agar laju dosis radiasi tidak lebih dari 2,5 mrem/jam adalah lebih dari
3,163 m.
d. Perisai.
Perisai berfungsi sebagai bahan yang menyerap radiasi. Untuk radiasi berupa partikel
bermuatan maka tebal perisai yang diperlukan harus lebih tebal disbanding nilai jangkaunya,
sedangkan untuk foton dapat dengan persamaan berikut:
𝑥
𝐻𝑥 1 𝑥 1/2
= 𝑥 = 𝑒 −𝜇𝑥 =
𝐻0 0 2
Dalam hal ini adalah koefisien atenuasi materi perisai yang digunakan, x adalah tebal
perisai dan x1/2 adalah tebal paro perisai.
Contoh soal 5
Laju dosis pada jarak 100 cm dari sumber radiasi gamma sebesar 100
mrem/jam. Laju dosis maksimum yang diizinkan 2,5 mrem/jam. Untuk menurunkan
116
laju dosis digunakan perisai timbal dengan tebal paro 3 mm. Hitung tebal perisai yang
diperlukan.
Penyelesaian
𝑥
𝐻𝑥 1 𝑥 1/2
=
𝐻0 2
𝑥
2,5𝑚𝑟𝑒𝑚/𝑗𝑎𝑚 1 3𝑚𝑚
= = 0,025
100𝑚𝑟𝑒𝑚/𝑗𝑎𝑚 2
𝑥
𝑙𝑛 0,5 = 𝑙𝑛 0,025
3𝑚𝑚
𝑙𝑛 0,025
𝑥= × 3𝑚𝑚 = 15,966𝑚𝑚
𝑙𝑛 0,5
Agar laju dosis radiasi maksimal 2,5 mre/jam maka diperlukan perisai timbal
minimal 15,966 mm.
Pengaturan jarak dan penggunaan perisai radiasi hanya cocok untuk sumber radiasi
eksternal yang kedudukannya tetap. Unntuk sumber radiasi yang dapat menyebar yang berupa
zat radioaktif, tindakan proteksi radiasi adalah dengan mencegah masuknya zat radioaktif
tersebut ke dalam tubuh.
Media yang memungkinkan adalah udara dan air melewati gerbang pernafasan dan
pencernaan. Oleh karenanya perlu penetapan kadar radioaktivitas dalam udara dan air.
Daftar referensi
Connolly. T.J., 1978, Foundation to Nuclear Engineering, John Wiley & Sons, New York.
Lamarsh J.R.,Baratta A.J., 2001, Introduction to Nuclear Engineering, 3rd, Prentice Hall,
New Jersey.