Anda di halaman 1dari 6

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DAN

IMPLEMENTASINYA

MENJUNGJUNG TINGGI TRIDHARMA BANGSA INDONESIA

Disusun Oleh:

Malikah Jawharah Said

Kelompok: 7 Digestive

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

AGUSTUS/2018
MENJUNGJUNG TINGGI TRIDHARMA BANGSA INDONESIA

Tridharma perguruan tinggi, banyak dari kita para mahasiswa yang tidak
mengetahui atau bahkan memahami apa itu Tridharma perguruan tinggi. Padahal itu
merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa. Karena
mahasiswa merupakan ujung tombak perubahan bangsa ke arah yang lebih baik (agent
of change). Bisa dilihat dari sejarah bangsa, sebagian besar perubahan di Indonesia
dimulai oleh mahasiswa. Namun masih banyak juga dari mahasiswa yang tidak
mengetahui akan itu. Bahwa mahasiswa memiliki tiga pilar penting.

Tujuan dari kajian ini adalah penulis menjelaskan tentang tiga pilar yang
dijunjung mahasiswa dan implementasinya sehinngga mampu mengembangkan dirinya
untuk dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah. Dengan tujuan tersebut
penulis menggunakan metode analisis deskriptif.

Terdapat tiga pilar mahasiswa dan implementasinya yaitu: Pendidikan, dimana


mahasiswa dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang berkewajiban untuk
meningkatkan kualitas diri agar dapat menngubah kualitas atau mutu bangsa Indonesia
sendiri; Penelitian dan Pengembangan, dengan berbagai macam ilmu yang mahasiswa
dapatkan di ranah pergurun tinggi, itu semua harus bisa di implementasikan dan
diterapkan di dalam kehidupannya sehari-hari. Peneltian itu sendiri tidak hanya mampu
mengembangkan diri mahasiswa itu sendiri namun juga dapat diterapkan pada
lingkungan disekitarnya sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat yang
ada dilingkungannya agar dapat memajukan peradaban dan mensejahterakan bangsa
Indonesia; serta yang terakhir yaitu Pengabdian pada Masyarakat, seperti yang kita
ketahui bahwa mahasiswa merupakan penyambung lidah rakyat. Karena sekarang ini
banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah terkontaminasi oleh kepentingan
politik, sehingga rakyat lah yang menjadi korban. . Dan ini merupakan kewajiban dan
peran mahasiswa sesungguhnya, namun semua itu tidak serta merta dilakukan dengan
kekerasan.
Dengan memahami dan mensosialisasikan kepada masyarakat kita semua dapat
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian sampaikan kepada pemerintah
dengan cara yang baik, tidak menggunakan kekerasan dan tidak menimbulkan
keerusakan dimana-mana. Itulah bentuk pengabdian mahasiswa terhadap rakyat.
Namun, sekarang ini mahasiswa seolah lupa akan fungsi atau perannya sebagai
pembangun perubahan bangsa. Mereka seolah menutup mata, telinga dan mulut mereka
ketika disuruh membela rakyat. Sikap apatis ini yang sering kita jumpai pada
mahasiswa sekarang ini. Mereka berpikir bahwa tujuan mereka kuliah hanya untuk
belajar saja. Mereka mengabaikan peran mereka lainnya seperti pengabdian pada rakyat.

Seringkali sebagian dari mereka yang bersikap apatis tersebut mencibir


mahasiswa lain yang sedang melaksanakan peran mereka sebagai penyambung lidah
rakyat. Yang mereka katakan adalah “untuk apa kalian capai-capai melakukan aksi?
Hanya membuang-buang waktu saja. Waktu yang seharusnya kalian guna untuk fokus
belajar kalian gunakan untuk hal yang tidak berguna seperti itu”. Padahal tanpa mereka
sadari yang sedang mahasiswa lakukan adalah membela hak rakyat yang didalamnya
termasuk orang tua dan keluarga mereka. Membenahi segala kebijakan yang tidak pro
rakyat, berusaha membangun Indonesia yang lebih baik. Menurut penulis membela
rakyat adalah sebuah keharusan, karena selama ini para pelajar pasca Sekolah
Menengah Atas dapat menuntut ilmu sampai ketingkat universitas karena adanya
kontribusi atau sumbangan dari rakyat.

Kesimpulan dari kajian ini yaitu, untuk membangun rasa cinta tanah air dan
rakyat didalam diri seorang mahasiswa yang pertama harus kita lakukan adalah
menanamkan nilai-nilai pancasila pada diri kita sebagai mahasiswa. Karena dengan
memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila tersebut maka dengan sendirinya kita
akan merasakan bahwa rasa nasionalisme itu perlu, membela rakyat itu harus dan kita
juga harus benar-benar memahami peran kita sebagai mahasiswa. Menerapkan tiga pilar
dasar perguruan tinggi (Tridharma Perguruan Tinggi) yaitu Pendidikan, penelitian dan
pengembangan, serta pengapdian pada masyarakat. Sehingga kita bisa bersama-sama
membangun perubahan terhadap Indonesia, perubahan yang lebih baik untuk Indonesia
tercinta.

Daftar Pustaka

1. Wangsa,“Tridharma Mahasiswa Indonesia”, [Online], 2017,


(itjen.ristekdikti.go.id/wp-content/.../TRIDHARMA-PT-ITJEN-1.pdf, diakses
Tanggal 24 Agustus 2018)
2. Chairddin lubis, “Tridharma Perguruan Tinggi Indonesia”, [Online], 2016,
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/664/anak-
chairuddin24.pdf;jsessionid=6A8C1743C3857BBCD08FBA69E2F4EFE9?
sequence=1http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-
nomor-12-tahun-2012-ttg-pendidikan-tinggi.pdf, diakses tanggal 24 Agustus
2018)
3. Halim, Idrsi., “Menjungjung Tinggi Bangsa”, [Online], 2011,
(https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:PqnweJsT9YQJ:https://ruangmahasiswa.com/info/mengenal-tridharma-
perguruan-tinggi/+&cd=6&hl=en&ct=clnk&gl=id, diakses tanggal 24 Agustus
2018)
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Malikah Jawharah Said


NIM : 11181330000027
Fakultas : KEDOKTERAN

dengan ini menyatakan bahwa judul esai “Tridharma Perguruan Tinggi Dan Mahasiswa
Indonesia” benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Ciputat, 24 Agustus 2018

Yang membuat pernyataan,

Malikah Jawharah Said


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai