Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SPIROMETRI

MODUL : RESPIRATORY
Laporan Praktikum ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam Praktikum Fisiologi

Oleh :
Kelompok 6

1. Annisa Ayu Wardhani 11181330000094


2. A’lal Aulia M Zain 11181330000125
3. Alfani Naqiya 11181330000057
4. Hanun Raihan Fatih Sugianto 11181330000008
5. Faiq Azaki 11181330000075
6. Shafira Khairunnisa 11181330000089
7. Khair El-nisa 11181330000065
8. Malikah Jawharah Said 11181330000027
9. Nur Rahma Sakina 11181330000116
10. Nadiya Rahmi 11181330000076
11. Sri Murniati 11181330000130
12. Tasya Qonitah Salsabila 11181330000064

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PRAKTIKUM FISIOLOGI SPIROMETRI
BAB I. PENDAHULUAN
TUJUAN
1. Menguraikan cara melakukan pencatatan spirogram dengan menggunakan spirometri
elektronik
2. Menganalisis berbagai volume dan kapasitas paru pada sebuah spirogram
ALAT
1. Spirometer mekanik (Collins) dengan perlengkapannya
2. Spirometer elektronik (Spirometer Koko Legend) dengan perlengkapannya
BAB II. DASAR TEORI
Spirometer
Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat volume
udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri. Spirometer ini
terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan diatas bak air, dan drum tersebut di imbangi oleh suatu
beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen; dan sebuah pipa
yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan ke dalam
ruang ini, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atas gulungan kertas yang
berputar.
Fisiologi Respirasi
Paru-paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis. Dalam keadaan normal terdapat
lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga paru-paru dengan mudah
bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada di
bawah tekanan atmosfer. Paru-paru teregang dan berkembang pada waktu bayi baru lahir. Pada
akhir ekspirasi tenang, cenderung terjadi “recoil” dinding dada yang diimbangi oleh
kecenderungan dinding dada berkerut kearah yang berlawanan.
Otot diafragma yang terletak di bagian dalam dan luar interkostalis kontraksinya
bertambah dalam. Rongga toraks menutup dan mengeras ketika udara masuk ke dalam paru-
paru, diluar muskulus interkostalis menekan tulang iga dan mengendalikan luas rongga toraks
yang menyokong pada saat ekspirasi sehingga bagian luar interkostalis dari ekspirasi menekan
bagian perut. Kekuatan diafragma kearah atas membantu mengembalikan volume rongga pleura.
Pada waktu menarik napas dalam, maka otot berkontraksi, tetapi pengeluaran pernapasan
dalam proses yang pasif. Ketika diafragma menutup dalam, penarikan napas melalui isi rongga
dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan bergerak hingga diafragma dan tulang
dada menutup ke posisi semula. Aktivitas bernapas merupakan dasar yang meliputi gerak tulang
rusuk sewaktu bernapas dalam dan volume udara bertambah. Paru-paru merupakan struktur
elastik yang mengempis seperti balon yang mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila
tidak ada kekuatan untuk mempertahankan pengembangannya, tidak terdapat perlengketan antara
paru-paru dan dinding rongga dada. Paru-paru mengapung dalam rongga dada dan dikelilingi
lapisan tipis berisi cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru dalam rongga
dada. Ketika melakukan pengembangan dan berkontraksi maka paru-paru dapat bergeser secara
bebas karena terlumas dengan rata.
Respirasi dalam arti luas meliputi dua proses, yaitu respirasi eksternal atau masuknya gas
oksigen dan keluarnya karbondioksida pada tubuh secara keseluruhan, dan respirasi internal atau
pemanfaatan oksigen dan produksi karbondioksida oleh sel tubuh dan pertukaran gas pada level
seluler. Respirasi oksigen meliputi empat tahap, yaitu:
1. Ventilasi, atau perpindahan gas dari udara bebas ke dalam alveoli di paru-paru.
2. Pertukaran gas pulmoner, pertukaran gas antara alveoli dan pembuluh darah kapiler paru.
3. Transportasi gas, perpindahan gas didalam darah melalui sistem sirkulasi menuju
pembuluh darah kapiler peripheral pada organ dan sebaliknya.
4. Pertukaran gas perifer, yaitu pertukaran gas-gas yang terjadi antara pembuluh darah
kapiler jaringan dengan jaringan atau organ.

Volume Statis & Dinamis serta Kapasitas Paru


Untuk memudahkan peristiwa ventilasi paru, maka udara dalam paru dibagi menjadi empat
volume dan empat kapasitas.
Volume Statis
1. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
bernapas normal; besarnya kira-kira 500 ml pada rata-rata orang dewasa muda.
2. Volume cadangan inspirasi (IRV) adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi
setelah dan diatas volume tidal dan biasanya mencapai 3000 ml. Volume cadangan
ekspirasi (ERV) adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat
pada akhir ekspirasi normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml.
3. Volume residu (RV) adalah volume udara yang masih tetap berada didalam paru setelah
ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya kira-kira 1200 ml.
Kapasitas Paru
1. Kapasitas inspirasi (IC) sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan
inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang,
dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah
maksimum.
2. Kapasitas residu fungsional (FRC) sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah
volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi
normal (kira-kira 2300 ml).
3. Kapasitas vital (VC) sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal
dan volume cadangan ekspirasi ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisiparu secara maksimum
dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600ml).
4. Kapasitas paru total (TLC) adalah volume maksimum dimana paru dapat
dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira –kira 5700 ml). Jumlah ini
sama dengan kapasitas vital ditambah dengan volume residu.

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil
daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh besar daripada orang
yang bertubuh kecil dan astenis.

Volume Dinamis
1. Forced Vital Capacity
Setelah inspirasi maksimum, jumlah udara yang dikeluarkan (ekspirasi) secepat dan
sekuat mungin sampai habis nafasnya disebut Forced Vital capacity. Nah, dari total
jumlah udara yang diekspirasi tersebut (FVC) , 1 detik pertamanya disebut FEV1 (Forced
expiratory Volume). Kepentingan klinis dari uji ini adalah dengan menghitung rasio
FEV1/FVC. Normalnya rasio FEV1/FVC adalah 75%-80%. Ada juga yang namanya
Forced Expratory Flow (FEF25-75%) atau nama lainnya Maximal Mid Expiratory Flow
(MMEF) untuk menghitung volume 25% FVC sampai Volume 75% FVC . Normalnya
waktu MMEF kurang dari 1 detik. kalau lebih dari 1 detik maka ada kemungkinan
saluran nafasnya obstruksi.

2. Maximal Voluntary Ventilation (MVV)


Probandus diminta nafas normal dulu dengan volume tidal lalu diminta untuk nafas
(inspirasi-ekspirasi) maksimal selama 15 detik. Hasilnya nanti dikali 4 supaya hasilnya
jadi 1 menit, lalu dibagi 1000 supaya hasilnya dalam Liter. Jadi satuannya L/menit.
Normalnya MVV = 100L/menit. Setelah itu kita hitung MVV prediksinya dengan rumus
(40x FEV1).
Lalu hitung rasio MVV/MVV prediksi. Nomalnya nilai rasio tersebut >80%. Jika kurang
dari 80% ada kemungkinan gangguan neuromuskular atau kelemahan otot respirasi.

Dead Space
Sebagian gas yang masuk pada saluran pernapasan tidak dapat bertukar dengan gas pada
aliran darah. Hal ini disebabkan pertukaran gas hanya terjadi pada bagian ujung dari saluran
pernapasan (alveolus). Volume dead space anatomi pada orang normal diperkirakan setara
dengan berat badan seseorang dalam satuan pounds. Udara yang terdapat pada dead space ini
sebesar 150 ml. hal ini menyebabkan nilai alveolar ventilation atau jumlah udara yang mencapai
alveolus per menit selalu lebih kecil daripada respiratory minute volume.

Anda mungkin juga menyukai