Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARKHI NASYA ADYALOVA

NIM : 423023

TANGGAL PRAKTIKUM : 27 OKTOBER 2023

TEMPAT PRAKTIKUM : AUDITORIUM LT. 4 GEDUNG LAMA

SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN TELOGREJO SEMARANG

Jalan Puri Anjasmoro / Jalan Arteri Yos Sudarso Semarang


SISTEM PERNAFASAN

A. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui dan menyebutkan bagian –bagian yang menyusun sistem respirasi
2. Mengenali struktur dari sistem pernafasan
3. Mengidentifikasi dua fungsi dari sistem pernafasan
4. Mendefinisikan respirasi, ventilasi, inspirasi, dan ekspirasi
5. Menjelaskan mekanisme kemoreseptor yang berhubungan dengan oksigen untuk
pengontrolan terhadap ventilasi
6. Mengetahui proses pertukaran gas dalam alveoli dan dalam jaringan
7. Menerapkan cara sederhana dalam mendeteksi adanya kelainan dalam sistem
respirasi.

B. Landasan Teori
Respirasi atau pernafasan adalah suatu mekanisme pertukaran gas O2 (oksigen) yang
dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dengan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan
dari metabolisme. Sistem respirasi terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Saluran napas bagian atas, udara yang masuk pada bagian ini dihangatkan,
disaring, dan dilembabkan;
2. Saluran napas bagian bawah (paru), merupakan tempat pertukaran gas.
Alveoli merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara O2 dan CO2 di
paru. Pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses
respirasi terdapat pada rongga pleura dan dinding dada. Rongga pleura
terbentuk dari dua selaput serosa, yang meliputi dinding dalam rongga dada
yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis.
(Abijar Algifari dan Tri Ferga Prasetyo, 2020)

Pada proses pernafasan pada manusia secara garis besar terdiri atas dua tahapan, yaitu :

1. Inspirasi adalah proses memasukkan udara ke dalam paru – paru


padad saat bernapas. Pada inspirasi, volume rongga dada dan paru
– paru membesar sehingga tekanan di dalam paru – paru lebih kecil
daripada tekanan atmosfer. Akibatnya udara mengalir masuk ke
paru – paru.
2. Ekspirasi adalah proses mengeluarkan udara dari paru – paru pada
saat bernapas. Pada ekspirasi, otot – otot pernapasan relaksasi
sehingga volume rongga dada dan paru – paru mengecil. Tekanan
di dalam paru – paru menjadi lebih besar daripada tekanan atmosfer
sehingga udara terdorong keluar dari paru – paru. (P. Laksmidewi,
2021)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Spirometer
b. Stetoskop
c. Alat pengukur
d. Alat tulis
2. Bahan
a. Torso
b. Alat peraga

D. Cara Kerja
a. Proses inspirasi dan ekspirasi
1. Siapkan alat pengukur
2. Salah seorang anggota kelompok menarik napas (inspirasi). Ukur lingkar rongga
dada.
3. Salah seorang anggota kelompok menghembuskan napas (ekspirasi). Ukur lingkar
rongga dada.
4. Bagian yang diukur adalah daerah axiladan xiphoid.
5. Diukur pula rongga dada seorang anggota kelompok saat menarik napas dalam
(inspirasi maksimum).
b. Bunyi Pernapasan
1) Stetoskop ditempatkan pada berbagai posisi di punggung.
2) Kemudian didengarkan bunyi pernafasan rekan saudara. Lalu, di hitung frekuensi
pernafasan (jumlah pernafasan/ menit).
3) Dibahass kekuatan serta bunyi pernafasan rekan saudara.
4) Menentukan perbandingan Volume Tidal (VT), Volume Ekspirasi
Cadangan(VEC), dan Volume Inspirasi Cadangan (VIC).
c. Volume Inspirasi Cadangan (VIC)
1) Memaang selang spirometer ke hidung
2) Dilakukan inhalasi normal, setelah itu diekshalasikan sekuat – kuatnya di dalam
spirometer. Dicatat nilai yang tertera pada spirometer sebagai nilai VT.
3) Setelah itu dilakukan inhalasi normal lalu diekshalasikann sekuat – kuatnya
dicatat nilai yang tertera pada spirometer sebagai VEC.
4) Setelah itu dilakukan inhalasi sekuat – kuatnya kemudian diekshalasikan sekuat –
kuatnya. Dicatat nilai yang tertera oada spirometer sebagai nilai KV. Ditentukan
nilai VIC yang diperoleh dari persamaan dan perbandingan nilai VT, VEC, dan
VIC.
E. Hasil Percobaan
a. Proses Inspirasi dan Ekspirasi
Nama Inspirasi Ekspirasi

Arkhi Nasya Adyalova 93 cm 89 cm

b. Bunyi pernapasan
Nama VT VIC VEC

Arkhi Nasya A 6.460 ml/menit 32.300 ml/menit 17.000 ml/menit

- VT = 380 ml x 17 kali/ menit = 6.460 ml/menit


- VIC = 1900 ml x 17 kali/menit = 32.300 ml/menit
- VEC = 1000 ml x 17 kali/menit = 17.000 ml/menit
F. Pembahasan
Hasil percobaan pertama, sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Saat proses inspirasi berlangsung rongga dada praktikan menggembung
sedangkan saat ekspirasi berlangsung rongga dada praktikkan jadi mengempis. Hal
tersebut dikarenakan beberapa alasan yaitu :
1. Kontraksi otot pernafasan.
2. Tekanan udara
3. Paru – paru mengembang
4. Elastisitas paru –paru

Sedangkan pada saat proses ekspirasi hal tersebut juga dikarenakan oleh beberapa
alasan yaitu:

1. Relaksasi otot pernapasan


2. Tekanan udara
3. Paru – paru mengempis
4. Elastisitas paru – paru.

Hasil percobaan kedua adalah bunyi pernapasan, mendapatkan frekuensi pernapasan


setiap orang dalam 1 menit berbeda. Frekuensi napas normal orang dewasa yaitu sekitar 12 – 20
kali per menit, sementara itu pada lansia biasanya lebih tinggi dari napas normal orang dewasa.

Percobaan ketiga yaitu mengukur volume inspirasi cadangan. Volume inspirasi


cadangan (VIC) adalah jumlah maksimum udara tambahan yang masih dapat dihirup setelah
inspirasi normal. Volume ini juga dikenal sebagai volume inspirasi tambahan. Beberapa
tambahan penjelasan tentang VIC :

- VIC menunjukkan berpa banyak udara cadangan yang masih dapat


dimasukkan ke dalam paru setelah inspirasi normal/tenang.
- Nilai rata – rata VIC pada orang dewasa yang sehat adalah sekitar 2500 ml
udara.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat bahwa saat melakukan inspirasi
(ambil napas) rongga dada akan menggembung, dan saat melakukan ekspirasi (buang
napas) rongga dada mengempis. Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan yaitu
usia, penyakit, jenis kelamin, keadaan emosi.
H. Daftar Pustaka

Laksmidewi, P., dkk. (2021). Kelainan Ekspirasi pada Penderita Asma di Denpasar.
Jurnal Respirasi, 4(2), 90-95.

Algifari, A., & Prasetyo, T. F. (2020, September). Aplikasi Sarana Pendukung Informasi
Digital Interaktif Anatomi Sistem Pernapasan Manusia Menggunakan Teknologi
Augmented Reality Berbasis Android. In Prosiding Industrial Research Workshop and
National Seminar (Vol. 11, No. 1, pp. 742-746).

Alfiana,I., & Purbawanto, S. (2021). Media Pembelajaran Sistem Pernapasan Manusia


Dengan Pemanfaatan Augmented Reality Berbasis Android, 10(2).

Khodam, I. A. (2021). Efektivitas Penggunaan Media Anatomi Sistem Pernapasan Pada


Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Sirojul Huda Kayen Pati (Doctoral dissertation, IAIN
Kudus).

Supinganto, A., Bolon, C. M. T., Siregar, D., Ritonga, F., Kartika, L., Herlina, M., ... &
Sitanggang, Y. F. (2021). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.

I. Evaluasi
1. Jelaskan mekanisme kerja sistem pernafasan!
 Udara masuk lewat hidung dan mulut, kemudian melewati proses penyaringan
partikel kecil oleh rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau batang
tenggorokan. Udara dari trakea masuk ke paru – paru melewati saluran
pernapasan yang disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudia berujung di
alveolus.
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan!
 Usia
Anak – anak memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada orang dewasa.
 Jenis kelamin
Perbedaan frekuensi pernapasan laki – laki dan perempuan disebabkan laki –
laki memiliki kapasitas paru – paru yang lebih besar dari perempuan. Hal
tersebut menyebabkan laki – laki menghirup lebih banyak volume udara
daripada perempuan. Namun perempuan memiliki frekuensi pernapasan lebih
tinggi daripada laki – laki
 Suhu tubuh
Suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan pernapasan. Hal
tersebut dikarenakan tubuh mencoba untuk mendinginkan diri.
 Penyakit
Penyakit juga menjadi salah satu faktor frekuensi pernapasan. Beberapa
penyakit menurunkan frekuensi pernapasan, namun beberapa lainnya
menaikkan frekuensi pernapasan.
 Posisi tubuh
Posisi tubuh seseorang akan memengeruhi frekunsi pernapasan yang dilakukan
paru – paru. Misalnya, posisi berdiri akan menurunkan frekuensi pernapasan.
Sedangkan, posisi berbaring akan menurunkan frekuensi pernapasan.
 Keadaan emosi
Keadaan emosi seseorang juga dapat memengaruhi frekuensi pernapasannya.
Keadaan emosi seperti takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan frekuensi
pernapasan. Perasaan senang yang besar juga dapat menaikkan hormon
adrenalin dan memicu peningkatan frekuensi pernapasan.
 Kadar karbondioksida dalam darah
Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah dapat meningkatkan ion
hidrogen, peningkatan ion hidrogen kemudia memicu kemoreseptor pusat untuk
merangsang pernapasan. Akibatnya, frekuensi pernapasan meningkat untuk
mengeluarkan kelebihan karbondioksida dan menurunkan kadan ion hidrogen
dalam darah. Sebaliknya, jika karbondioksida menurun, maka kadar ion
hidrogen juga ikut menurun. Akibatnya , frekuensi pernapasan akan menurun
dan terjadi ke ventilasi yang lebih dangkal.

Dosen Pengampu Dosen Pengampu

Linda Pramusinta S.Tr.Ftr,M.Kes Apt. Anisa Nova Puspitaningrum, M.Farm

Mahasiswa

Arkhi Nasya Adyalova

Anda mungkin juga menyukai