Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI-PATOFISIOLOGI

Disusun Oleh:

1. Esti Rossa Larasati Kelas C NIM 051511133003


2. Moh. Andri Syifauddin Kelas C NIM 051511133027
3. Sri Anggita Surya Fitriana Kelas C NIM 051511133031
4. Aditya Dwi L. Kelas C NIM 051511133099
5. Henny Utami Setiawan Kelas C NIM 051511133111
6. Silda Sabila Rahma Kelas C NIM 051511133123
7. Deasy Anisa Kusumawardani Kelas C NIM 051511133135
8. Ery Puspita Sari Kelas C NIM 051511133211
9. Felinda Herdyana Kelas C NIM 051511133223

Kelompok : 01 (Fakultas Farmasi)


Materi : Volume Paru
Pelaksanaan praktikum : Rabu, 23 November 2016
Dosen Pembimbing : Rd. Argarini, dr. M. Kes.

Laboratorium Ilmu Faal


Universitas Airlangga
Surabaya
2016
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teoritis
Fungsi paru untuk proses pengambilan O2 dari udara luar ke dalam
jaringan tubuh serta pembuangan CO2 amat dipengaruhi oleh proses
ventilasi paru (pertukaran udara antara udara luar hingga ke alveoli paru),
proses difusi gas di alveoli serta sirkulasi darah yang baik.
Ventilasi paru yang baik dipengaruhi oleh banyak factor, antara
lain besarnya volume paru static dan dinamik. Dengan mengukur volume
paru tersebut, kita dapat mengetahui kemampuan paru untuk
mengembang serta ada atau tidaknya obstruksi dan restriksi paru. Karena
itu pengetahuan tentang volume paru amat perlu untuk dimengerti
dengan baik.

VOLUME PARU
Volume paru: Volume udara yang menempati ruangan udara dalam
paru. Volume paru ada 2 :
I. Volume Paru Statik
II. Volume Paru Dinamik

I. Volume Paru Static (volume paru yang diukur tanpa kekuatan


paksa orang coba) yang terdiri dari :
a. Volume pasang surut (Tidal Volume = TV)
Ialah volume udara yang keluar masuk paru pada saat
pernapasan biasa, pada dewasa muda besarnya +/- 500 ml
b. Volume cadangan inspirasi (Inspiratory Reserve Volume =
IRV)
Ialah volume udara yang masih dapat diisap maksimal setelah
inspirasi biasa, besarnya sekitar 2500-3000 ml.
c. Volume cadangan ekspirasi (Expiratory Reserve Volume =
ERV)
Ialah volume udara yang dapat dikeluarkan maksimal setelah
ekspirasi biasa, besarnya sekitar 1100 ml.

2
d. Gabungan volume di atas. Gabungan lebih dari dua volume
paru ini disebut kapasitas paru
1. Kapasitas inspirasi (Inspiratory Capacity = IC)
Ialah gabungan TV dan IR
2. Kapasitas vital (Vital Capacity = VC) ada dua macam :
i. VC dua tahap (VC two stage)
Yang diperoleh dengan menjumlah IC (yang
merupakan tahap inspirasi) dan ERV (tahap ekspirasi).
Antara dua tahap tadi diselingi dengan napas biasa
ii. VC satu tahap (VC one stage)
1 Mengisap udara maksimal diikuti ekspirasi
maksimal (udara yang diukur ialah udara yang
dikeluarkan). VC one stage ini diberi nama VC one
stage expiration (VC ose)
2 Mengeluarkan udara semaksimal mungkin diikuti
inspirasi maksimal (udara yang diukur ialah udara
yang diisap) karena itu VC semacam ini diberi
nama VC one stage inspiration (VC osi)

3
II. Volume Paru Dinamik
Merupakan volume paru yang diukur pada orang coba
bernapas aktif dan dengan kekuatan penuh. Volume ini terdiri dari
:
1) FEV1 (Forced Expiratory Volume one second)
Ialah volume udara yang dikeluarkan maksimal selama detik
pertama ekspirasi maksimal
2) FEV2 (Forced Expiratory Volume two second)
Ialah volume udara yang dikeluarkan maksimal selama dua
detik ekspirasi setelah inspirasi maksimal (jarang dipakai).
3) FEV3 (Forced Expiratory Volume three second)
Ialah volume udara yang dikeluarkan maksimal setelah tiga
detik ekspirasi setelah inspirasi maksimal (jarang dipakai)
4) KPM (Kapasitas Pernapasan Maksimal) nama lainnya ialah
MBC (Maximal Breathing Capacity) atau MVV (Maximal
Voluntary Volume) :
Ialah jumalh udara yang keluar masuk paru maksimal selama
satu menit. KPM ini perlu dibedakan dengan Minute Volume :
jumlah udara yang keluar masuk paru dengan pernapasan
biasa (tidal) selama satu menit.

Volume dinamik ini digunakan menentukan adanya


obstruksi jalan napas karena meningkatnya tahanan jalan napas
maka kecepatan aliran udara keluar paru akan berkurang yang
terlihat pada berkurangnya parameter volume dinamik.

4
OBSTRUKSI
 Terdapat tonjolan dinding saluran nafas ke arah lumen
 Yang terganggu: kecepatan aliran udara pernafasan
 Dideteksi dengan pengukuran FEV1 dan KPM

RESTRIKSI
 Jaringan elastic peribronchial diganti dengan jaringan ikat
 Yang terganggu: pengembangan saluran nafas
 Dideteksi dengan pengukuran VC dan FVC

5
1.2 Masalah
1. Bagaimana cara mengukur volume paru orang coba ?
2. Bagaimana cara mengukur Kapasitas Vital (VC) orang coba ?
3. Bagaimana cara menentukan orang coba tersebut menderita kelainan
paru atau tidak ?
1.3 Tujuan
1. Mengukur volume paru orang coba
2. Mengukur Kapasitas Vital (VC) orang coba
3. Menentukan apakah orang coba menderita kelainan paru atau tidak.

2. METODE KERJA

2.1 Alat
Pada praktikum ini digunakan spirometer tertutup buatan Harvard

1. Spirometer ini dilengkapi dengan :


a. Drum yang menyatu dengan silinder yang berisi air. Drum ini
mempunyai tiga kecepatan :
1) Rendah (low) 3 cm/menit
2) Sedang (medium) 3 cm/12 detik
3) Tinggi (high) 3 cm/detik

Fluktuasi vertical sesuai dengan 500 ml/cm vertikal

6
b. Silinder yang berisi air dan di atasnya dipasang sungkup yang
dihubungkan dengan penulis pada drum
c. Di atas sungkup terpasang thermometer
2. Timbangan dan ukuran tinggi badan
3. Barometer arenoid
4. Penjepit hidung dan mouth piece
5. Daftar konversi suhu ruangan ke tekanan parsial uap air
6. Nomogram du Bois untuk menentukan luas badan dari berat dan
tinggi badan

2.2 Tata kerja


1. Persiapan alat
a. Silinder diisi air bila kosong atau ditambah air bila kurang.
b. Penulis disiapkan
c. Udara dalam spirometer “dicuci” dulu dengan mengeluarkan dan
memasukkan udara ke dalam sungkup 3 kali
d. Spirometer diisi udara biasa hingga penulis berada di tengah
kertas pencatat
e. Spirometer dihubungkan dengan sumber listrik
f. Dilakukan pengecekan kecepatan drum
2. Persiapan orang coba
a. Orang coba tidak merokok 2 jam sebelum pemeriksaan
b. Umur dicatat, tinggi badan, berat badan diukur (dapat juga diukur
nanti setelah pembuatan spirogram)
c. Orang coba berdiri tegak didepan alat
d. Mouth piece dipasang dan hidung dijepit memakai jepit hidung
karena orang coba harus bernapas melalui mulut
e. Kecepatan drum rendah (low)

7
3. Pelaksanaan
Orang coba disuruh bernapas biasa dan dihubungkan dengan
spirometer dengan memutar kran spirometer. Perhatikan gerakan
penulis!
a. Didapatkan TV
b. Untuk mengukur IRV orang coba disuruh isap napas maksimal
setelah akhir inspirasi biasa kemudian dilanjutkan dengan napas
biasa lagi
c. Untuk mengukur ERV orang coba disuruh ekspirasi maksimal
setelah akhir ekspirasi biasa
d. Untuk mengukut VC ose orang coba disuruh isap maksimal
diikuti ekspirasi maksimal
e. Untuk mengukur VC osi orang coba disuruh isap ekspirasi
maksimal diikuti inspirasi maksimal
4. Semua volume yang diukur adalah volume paru di dalam alat atau
dalam kondisi ATPS (Ambient Temperature Pressure Saturated)
karena itu harus diubah ke kondisi BTPS (Body Temperature
Pressure Saturated), dengan menggunakan rumus Boyle Gay Lussac:
P × V P 1× V 1
=
T T1
P = Pbar – PH2Otemp spirometer
V = Volume udara yang diukur
T = suhu Kelvin = 273 + temperature spirometer yang dibaca dari
thermometer sungkup
P1 = Pbar – PH2O37 o
V1 = Volume BTPS yang dicari
T1 = suhu Kelvin = 273+37o
Pbar adalah tekanan barometer yang dibaca pada barometer
PH2O = Tekanan uap jenuh pada temperature yang sesuai
5. Khusus untuk VC, perlu dihitung harga standar VC baik menurut
Baldwin (USA) maupun Indonesia

8
a. Standar Amerika adalah:
Laki-laki: VC = (27,63 – 0,112 x Umur) x Tinggi badan
Perempuan: VC = (21,78 – 0,101 x Umur) x Tinggi badan
VC dalam milliliter, umur dalam tahun dan tinggi badan dalam
centimeter.
b. Standar Indonesia ialah :
Laki-laki: VC = -5,44018 + 0,06114 x Umur + 0,04849 x TB +
1,62398 x C – 0,07768 x (C x Umur) ± 0,4105
Perempuan: VC = -3,37068 + 0,02824 x Umur + 0,03583 x TB +
1,00051 x C – 0,04546 x (C x Umur)± 0,30431
VC dalam liter, umur dalam tahun, tinggi badan dalam cm dan
C=0 bila umur kurang dari 21 tahun dan C = 1 bila umur 21 tahun
ke atas.
6. Perhitungan harga normal
Normal : VC ≥ 80% nilai standar
Restriksi ringan : 60% ≤ VC < 80% nilai standar
Restriksi sedang : 50% ≤ VC < 60% nilai standar
Restriksi berat : 40% ≤ VC < 50% nilai standar
Restriksi sangat : VC < 40% nilai standar

3. HASIL
3.1 Mahasiswa Coba Laki-laki

Data Pasien

3.2 Mahasiswa Coba Perempuan

9
Data Pasien

4. PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil
A. Perhitungan
1) Mahasiswa Coba 1
Nama : Ryan Audivia Perdana
Jenis Kelamin : laki – laki
Tinggi Badan : 167 cm
BB : 58 Kg
Usia : 20 Tahun

Diketahui untuk perhitungan orang coba 1 :


T Ruangan = 26℃
P Ruangan = 28,1 mmHg
P Normal = 760 mmHg
T Alat = 37℃
P alat = 46,6 mmHg
Vt = 10 x 50 = 500
IRV = 20 x 50 = 1000
ERV = 25 x 50 = 1250
VC OSE = 46 x 50 = 2300 (Digunakan sebagai V1
Pada perhitungan karena jumlah lebih besar VC OSI)
VC OSI = 43 x 50 = 2150

10
P Bar = 760 mmHg
T (Suhu) P (Tekanan)
Alat T1 = 26 + 273 = 299° k P1 = 760 – 28,1 = 731,9
Ruang T2 = 37 + 273 = 310° k P2 = 760 – 46,6 = 713,4

BOYLE GAY LUSSAC


P 1 .V 1 P2 . V 2
=
T1 T2
731,9. 2300 713,4 .V 2
=
299 310
5360.310
=V 2
713,4
V 2=2446,45 mL
V 2=2,446 L
Jadi Vc BTPS = 2,446 L
LAKI – LAKI = -5,44018 + 0,06114 . 20 + 0.04849 . 167
= 3,88045 ± 0 , 4105

PERHITUNGAN
VC BTPS 2,446
∙100 %= ∙ 100 %
VC STANDAR INDONESIA 3,88045
¿ 63,03 %
KESIMPULAN = Terjadi Retriksi Ringan, karena VC diantara
nilai 60 % - 80 % nilai standar

2) Mahasiswa Coba 2
Nama = Deasy Anisa
BB = 55 Kg
TB = 165
Usia = 19 Tahun
Jenis Kelamin = Perempuan

Diketahui untuk orang coba 2 :

11
T Ruangan = 26℃
P Ruangan = 28,1 mmHg
P Normal = 760 mmHg
T Alat = 37℃
P alat = 46,6 mmHg
Vt = 10 x 50 = 500
IRV = 17x 50 = 850
ERV = 20x 50 = 1000
VC OSE = 1200
VC OSI = 1750 (Digunakan sebagai V1 Pada
perhitungan karena jumlah lebih besar VC OSE)
P Bar = 760 mmHg

T (Suhu) P (Tekanan)
Alat T1 = 26 + 273 = 299° k P1 = 760 – 28,1 = 731,9
Ruang T2 = 37 + 273 = 310° k P2 = 760 – 46,6 = 713,4

BOYLE GAY LUSSAC

P 1 .V 1 P2 . V 2
=
T1 T2
731,9. 1750 713,4 .V 2
=
299 310
V 2=1861,43 m L
V 2=1,8614 L

Jadi Vc BTPS = 1,8614L


PEREMPUAN = -3,37068 + 0,02824 . 19 + 0.03583. 165
= 3,07783± 0 ,30431

PERHITUNGAN

12
VC BTPS 1,8614
∙100 %= ∙ 100 %
VC STANDAR INDONESIA 3,07783
¿ 60,48 %
KESIMPULAN = Terjadi Retriksi Ringan, karena VC diantara
nilai 60 % - 80 % nilai standar

B. Tabel Kapasitas Vital (KV)

Orang Coba  Laki - Laki Perempuan


TV 500 ml 500 ml
IRV 1000 ml 850 ml
ERV 1250 ml 1000 ml
VC 2 Step 2750 ml 2350 ml
VC Ose 2300 ml 1200 ml
VC Osi 2150 ml 1750 ml
VC ATPS 2300 ml 1750 ml
VC BTPS 2,446 ml 1,861 ml
VC Standart 3,88045 ± 0,4105 3,07783 ± 0,30431
Kesimpulan Retriksi Ringan Retriksi Ringan

C. Diskusi Pembahasan Hasil


Pada praktikum volume paru kali ini, digunakan alat berupa
spirometer tertutup buatan Harvard. Tujuan dari praktikum ini adalah
menentukan Vital capacity (Kapasitas vital) dari naracoba 1 dan 2.
Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang masuk dan keluar pada
saat tubuh melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya atau
volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume
cadangan ekspirasi. Perbedaan kapasitas vital pada tubuh seseorang
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : jenis kelamin,
usia, dan tinggi badan.
Pada praktikum ini didapatkan hasil kapasitas vital pada orang
coba 1 yakni seorang mahasiswa laki-laki dengan tinggi badan 167
cm dan berumur 20 tahun memiliki KV standar 3,88045 ± 0,4105
dengan rentang 60% ≤ KV < 80% yang mengindikasikan restriksi
ringan. Sedangkan, pada orang coba 2 yakni seorang mahasiswa

13
perempuan dengan tinggi badan 165 cm dan berumur 19 tahun
memiliki KV standar 3,07783 ± 0,30341 dengan rentang 60% ≤ KV <
80% yang mengindikasikan restriksi ringan. Volume paru sejak masa
anak-anak terus meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan
perkembangan tubuh anak (Guyton & Hall, 1996). Volume paru ini
mencapai nilai maksimal pada usia antara 19-21 tahun. Sampai masa
pubertas, daya tahan kardiorespirasi anak perempuan dan anak laki-
laki tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai daya tahan
kardiorespirasi pada wanita lebih rendah.
Pada hasil praktikum kali ini, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang cukup kuat antara faktor tinggi badan dan umur
dengan kapasitas paru seseorang. Hal tersebut ditunjukkan oleh orang
coba 1 yang memiliki kapasitas vital paru yang lebih besar
dibandingkan dengan orang coba 2. Peristiwa tersebut kemungkinan
disebabkan oleh semakin tinggi seseorang maka kapasitas paru-
parunya akan semakin besar dan selain itu apabiladalam tubuh
terdapat lebih banyak massa jaringan lemak yang tertimbun pada
otot-otot tubuh termasuk otot diafragma, jaringan lemak itu dapat
memberikan beban tambahan pada dinding thorax dan abdomen
sehingga mengakibatkan peregangan pada otot diafragma dan
kesulitan rongga dada dan paru untuk berkembang yang
memungkinkan udara yang terhirup tidak terlalu banyak ketika proses
inspirasi karena tekanan udara dalam paru-paru cukup besar
dibandingkan tekanan udara luar atau keterbatasan gerakan
pernapasan sehingga mengakibatkan kapasitas vital paru kecil.
Volume dan kapasitas vital paru tidak hanya dipengaruhi oleh
tinggi badan dan usia, tetapi juga oleh jenis kelamin dan posisi tubuh,
dimana frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari
dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan adalah intensitas
memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya
intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali per
menit. Frekuensi pernapasan apabila ditinjau dari segi posisi tubuh,

14
maka posisi berdiri frekuensinya lebih cepat dibandingkan posisi
duduk. dan frekuensi pernapasan posisi tidur terlentang lebih cepat
dibandingkan posisi tengkurap.

4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan


1) Berapa persen harga KV (Kapasitas Vital) yang didapat (BTPS)
dibanding dengan harga standardnya?
Jawab:

Orang Coba  I II

Nama Ryan Audividia Deasy Anisa


Tinggi Badan 167 cm 165 cm
Umur 20 thn 19 thn
Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan
Tanggal
23 November 2016 23 November 2016
Pemeriksaan
% Kapasitas
2,446 1,8614
x 100=63,03 % x 100=60,48 %
Vital 3,88045 3,07783

2) Normalkah KV orang coba ?


Jawab:
Orang coba laki-laki memiliki nilai KV yang berada diantara
rentang 60%-80% nilai standar sehingga dapat dinyatakan bahwa KV
orang coba laki-laki mengalami restriksi ringan. Orang coba
perempuan memiliki nilai KV yang berada diantara rentang 60%-80%
nilai standar sehingga orang coba perempuan mengalami restriksi
ringan.
3) Bagaimana kesan saudara terhadap paru-paru orang coba?
Jawab:
Berdasarkan data hasil perhitungan, diketahui bahwa mahasiswa
coba I dan mahasiswa coba II mengalami restriksi ringan. Hasil VC
BTPS berada pada nilai 60% - 80%. Restriksi merupakan kelainan

15
pada saluran nafas, di mana jaringan elastis pada dinding saluran
pernafasan digantikan dengan jaringan ikat. Hal ini menyebabkan
kesulitan saluran nafas untuk berkembang (compliance). Banyak
faktor yang mempengaruhi restriksi. Berdasarkan informasi sekunder
yang diperoleh, bahwa kedua mahasiswa coba kurang beraktivitas
fisik (olahraga), sehingga menyebabkan kemampuan compliance paru
menurun yang bisa dilihat pada nilai VC BTPS nya. Berdasarkan
praktikum yang kami lakukan diketahui bahwa volume paru yang
dilihat pada VC dipengaruhi oleh jenis kelamin, tinggi badan, usia dan
berat badan. Pada usia produktif dan pada laki-laki diperlukan energi
yang lebih besar, sehingga oksigen yang dibutuhkan untuk
membentuk energi juga lebih banyak. Hal ini mengakibatkan volume
paru lebih besar untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuh.
4) Jika hasil diagnose fungsi paru melalui VC one stage berbeda dengan
VC two stage apa kesimpulan saudara ?
Jawab:
Menurut kelompok kami, jika hal ini terjadi maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa orang coba mengalami gangguan saluran
pernapasan berupa retriksi. Rektrisi merupakan gangguan saluran
pernapasan yang dikarenakan keterbatasan kemempuan paru untuk
mengembang dan mengempis sesuai aliran udara yang masuk dan
keluar atau terganggungan jaringan elastisitas. Akibatnya paru
menjadi kaku, daya tarik ke dalam lebih kuat sehingga dinding dada
mengecil, iga menyempit dan volume paru mengecil. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya fibrosis, debris atau sisa
infeksi (pneumonitis) maupun gangguan pada neuromuscular. Adanya
gangguan ini dapat diketahui dengan cara mendeteksi pengukuran VC
dan FCV

5. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

16
1. Banyak sedikitnya kapasitas pernapasan paru-paru tergantung oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah:
a. Berat badan. Semakin berat, semakin banyak pula udara yang dihisap
maupun dikeluarkan. Otomatis semakin banyak udara yang tertampung.
b. Umur. Semakin banyak umur semakin kuat dalam menampung udara,
tetapi masih ditentukan lagi oleh berat badan.
c. Aktifitas. Kita akan menghirup udara lebih banyak jika kita melakukan
suatu aktifitas, misalnya lari, karena dengan berlari kita membutuhkan
banyak oksigen yang kita hisap.
d. Kesehatan tubuh. Faktor kesehatan juga berperan penting dalam
kapasitas. Jika kita misalnya sudah pernah terkena penyakit paru-paru
tentunya kapasitas udara di paru-paru juga berkurang.
2. Nilai kapasitas vital paru pada dasarnya dipengaruhi oleh bentuk anatomi
tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan,
serta pengembangan paru dan otot dada.
3. Semakin besar berat badan seseorang maka semakin kecil pula kapasitas
vital paru-parunya.
4. Laki-laki memiliki kapasitas paru-paru yang lebih banyak dibandingkan
dengan perempuan.
5. Pada orang coba 1 dan orang coba 2 diperoleh kesimpulan yaitu
mengalami restriksi ringan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Kee, JL and Hayes, ER. 1994. Farmakologi, Pendekatan Proses


Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mulya, Romy Hefta, Sardina. 2009. Buku Ajar dan Penuntun Praktikum.
Neal, MJ. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Pearce, Velyn C. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Garamedia Pustaka Utama.

17
Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 Untuk Kelas XI SMA.
Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Purwanto, Bambang, dkk. 2016. Buku Kerja Praktikum Ilmu Faal Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya: Universitas Airlangga
Sherwood. 2010. Fundamentals of Human Physicology.

18

Anda mungkin juga menyukai