Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM 3A

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu memahami tentang anatomi
sistem pernafasan
2. Alat dan Bahan
Pantom Anatomi Sistem Pernafasan
PPT Sistem Pernafasan
Video sistem pernafasan
Lembar Kerja
3. Cara Kerja
a. Mahasiswa diperlihatkan tentang video, gambar, pantom anatomi sistem
pernafasan
b. Dosen menjelaskan tentang video, gambar, pantom
c. Mahasiswa mengerjakan tugas di lembar kerja masing-masing
d. Mahasiswa berdiskusi dengan teman sekelompok dengan dibimbing dosen
pembimbing
e. Tugas dikumpulkan secara individu
LEMBAR KERJA
ANATOMI SISTEM PERNAFASAN

1. ORGAN RESPIRASI

1. 7.
2. 8.
3. 9.
4. 10.
5. 11.
6. 12.

2. CONDUCTING ZONE (ZONA KONDUKSI)

1 5
2 6
3 7
4 8

3. PARU-PARU DAN PLEURA

1. 3.
2. 4.

4. PARU-PARU

1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5.

5. RESPIRATORY ZONE (ZONA RESPIRASI)

1 A
2 B
3 C
4 D
5 E

1 3
2 4

6. PROSES

PERTUKARAN GAS
Jelaskan Proses Pertukaran Gas pada Gambar di Atas!

PRAKTIKUM 3B SPIROMETRI
1. Tujuan Praktikum Spirometri
Mahasiswa mampu memahami mekanisme respirasi eksternal (ventilasi pulmonal),
volume dan kapasitas paru.
2. Pendahuluan
a. Mekanisme Pernafasan
Paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis, dalam keadaan normal
terdapat lapisan cairan tipis antara paru dan dinding dada. Paru dengan mudah
bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan antara paru dan dinding dada
di bawah tekanan atmosfer.
Pada waktu menarik napas dalam, otot berkontraksi tetapi pengeluaran
pernapasan dalam proses yang pasif. Diafragma menutup ketika penarikan napas,
rongga dada kembali memperbesar paru, dinding badan bergerak, diafragma dan
tulang dada menutup ke posisi semula. Aktivitas bernapas merupakan dasar yang
meliputi gerak tulang rusuk ketika bernapas dalam dan volume udara bertambah.
Pada waktu inspirasi udara melewati hidung dan faring. Udara dihangatkan
dan diambil uap airnya. Udara berjalan melalui trakea, bronkus, bronkiolus, dan
duktus alveolaris ke alveoli. Alveoli dikelilingi oleh kapiler-kapiler.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau
pernapasan eksternal: Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar
udara dalam alveoli dengan udara luar; Arus darah melalui paru-paru; Distribusi
arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh; Difusi gas yang menembusi membran pemisah
alveoli dan kapiler. CO2lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
1) Volume dan Kapasitas Paru
Metoda yang sederhana untuk meneliti ventilasi paru adalah dengan
merekam volume pergerakan udara yang masuk dan keluar paru. Alat yang
digunakan dinamakan spirometri atau spirogram yang dapat memperlihatkan
perubahan dalam volume paru pada berbagai keadaan pernapasan.
2) Volume Paru
Ada empat volume paru bila semua dijumlahkan sama dengan volume
maksimal paru yang mengembang, masing-masing volume itu adalah:
a) Volume tidal : Merupakan volume udara yang diinspirasikan dan
diekspirasikan di setiap pernapasan normal, jumlahnya sekitar 500 ml.
b) Volume cadangan inspirasi : Merupakan volume tambahan udara yang
dapat diinspirasikan di atas volume tidal normal, biasanya 3.000 ml.
c) Volume cadangan ekspirasi : Merupakan jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi tidal yang normal, jumlahnya lebih kurang
1.100 ml.
d) Volume sisa : Volume udara yang masih tersisa di dalam paru setelah
kebanyakan ekspirasi kuat, volume ini rata-rata 1.200 ml.
Ventilasi paru normal hampir sepenuhnya dilakukan oleh otot-otot
inspirasi, pada waktu otot inspirasi berelaksasi sifatnya elastis, paru dan toraks
mengempis secara pasif. Bila semua otot berelaksasi kembali ke suatu keadaan
istirahat. Volume udara di dalam paru pada tingkat yang sama dengan
kapasitas sisa fungsional kira-kira 2.300 ml.
3) Volume Sisa
Udara yang tidak bisa dikeluarkan dari paru bahkan dengan ekspirasi
yang kuatpun tidak bisa dikeluarkan, fungsinya menyediakan udara dalam
alveolus untuk menyerasikan darah di antara dua siklus pernapasan.
Seandainya tidak ada udara sisa, konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di
dalam darah akan naik dan turun secara jelas.
4) Volume Respirasi Per Menit
Volume respirasi per menit adalah jumlah total udara baru yang masuk
ke dalam saluran pernapasan setiap menit, sama dengan volume tidal
kecepatan respirasi. Volume tidal normal sekitar 500 ml dan kecepatan
respirasi normal 12 kali per menit. Rata-rata volume respirasi per menit sekitar
6 liter/menit. Seseorang dapat hidup untuk waktu singkat dengan volume
respirasi permenit sedikitnya 1,5 liter dan kecepatan respirasi serendahnya 2-4
kali permenit.
5) Kapasitas Paru
Dalam peristiwa siklus paru perlu menyatukan dua volume atau lebih.
Kombinasi seperti ini disebut kapasitas paru sebagai berikut :

a) Kapasitas inspirasi: Sama dengan volume tidal, ditambah dengan volume


cadangan inspirasi, kira-kira 3.500 ml. Jumlah udara yang dapat dihirup
oleh seseorang mulai pada tinggat ekspirasi normal dan mengembangkan
parunya sampai jumlah maksimum.
b) Kapasitas sisa fungsional: Sama dengan volume cadangan ekspirasi
ditambah volume sisa. Jumlah udara yang tersisa di dalam paru pada
akhir ekspirasi normal kira-kira 2.300 ml.
c) Kapasitas vital: Sama dengan volume cadangan ditambah dengan
volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Jumlah udara maksimum
yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah ia mengisinya sampai
batas maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-
kira 4.600 ml.
d) Kapasitas total paru: Adalah volume maksimum pengembangan paru
dengan usaha inspirasi yang sebesar-besarnya kira-kira 5.800 ml.
b. Spirometri
Spirometri adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur aliran udara
kedalam dan keluar dari paru. Tes ini menghasilkan rekaman ventilasi responden
dalam kondisi yang melibatkan usaha normal dan maksimal. Rekaman yang
diperoleh disebut “spirogram” yang akan menunjukkan volume udara serta tingkat
aliran udara yang memasuki dan keluar dari paru. Spirometri dapat menghitung
beberapa kapasitas paru. Akurasi pengukuran tergantung pada betapa benar
responden melakukan maneuver ini.
Seseorang yang bernapas melalui “mouthpiece” spirometri perlu ditutup
hidungnya. Responden yang meniup diinstruksi mengenai cara bernapas sewaktu
prosedur. Tiga maneuver pernapasan dicoba dahulu sebelum menentukan data
prosedur dan data yang tertinggi dari tiga kali percobaan diambil untuk
mengevaluasi pernapasan. Prosedur ini mengukur aliran udara melalui prinsip-
prinsip perpindahan elekronik atau mekanik dan menggunakan mikropresessor
dan perekam untuk menghitung serta memplot aliran udara.
c. Tujuan Pemeriksaan Spirometri
Spirometri dapat membantuk untuk mendeteksi berbagai penyakit yang
menggangu fungsi paru. Antaranya adalah asma, chronic obstructive pulmonary
disease (COPD), emfisema, dan kelainan kronik paru yang lain. Jika nilai
spirometri menunjukkan nilai dibawah batas normal, maka dapat dipastikan
adanya kelainan fungsional paru. Prosedur spirometri dapat dilakukan dengan
cepat tanpa menyebabkan nyeri.
d. Pengukuran yang paling umum diukur melalui spirometri adalah :
1) Vital Capacity (VC)
Vital Capacity adalah jumlah udara (dalam liter) yang keluar dari paru
sewaktu pernapasan yang normal. Responden diinstruksi untuk menginhalasi
dan mengekspirasi secara normal untuk mendapat ekspirasi yang maksimal.
Nilai normal biasanya 80% dari jumlah total paru. Akibat dari elastisitas paru
dan keadaan toraks, jumlah udara yang kecil akan tersisa didalam paru selepas
ekspirasi maksimal. Volume inidisebut residual volume (RV).
2) Forced vital capacity (FVC)
Setelah mengekspirasi secara maksimal, responden disuruh
menginspirasi dengan usaha maksimal dan mengekspirasi secara kuat dan
cepat. FVC adalah volume udara yang diekspirasi kedalam spirometri dengan
usaha inhalasi yang maksimum.
3) Forced expiratory volume (FEV)
Pada awalnya maneuver FVC diukur dengan volume udara keluar ke
dalam spirometri dengan interval 0.5, 1.0, 2.0, dan 3.0 detik. Jumlah dari
semua nilai itu memberikan ukuran sebanyak 97% dari FVC. Secara umum,
FEV-1 digunakan lebih banyak yaitu volume udara yang diekspirasi kedalam
spirometri pada 1 detik. Nilai normalnya adalah 70% dari FVC.
4) Maximal voluntary ventilation (MVV)
Responden akan bernapas sedalam dan secepat mungkin selama 15
detik. Rerata volume udara (dalam liter) menunjukkan kekuatan otot
respiratori.
Semua nilai normal pengukuran yang dilakukan melalui spirometri sangat
tergantung pada umur, kelamin, berat badan, tinggi dan ras.
3. Metode Pemeriksaan Spirometri
a. Alat dan Bahan Praktikum Spirometri
1) Spirometri
2) Tissue
3) Tinta spirometri
4) Mouth piece dispposible
5) Penjepit hidung
b. Cara Kerja
1) Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru
a) Siapkan alat pencatat atau spirometri
b) Jelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada probandus, posisi
probandus menghadap alat.
c) Nyalakan alat (power on). Masukan/atur data probandus berupa nama dan
umur.
d) Hubungkan probandus  dengan  alat  dengan  cara  menyuruh  probandus
memasukan  mouth  piece  ke  dalam  mulutnya  dan  tutuplah  hidung 
probandus dengan penjepit hidung.
e) Instruksikan probandus untuk bernapas tenang terlebih dahulu untuk
beradaptasi dengan alat.
f) Tekan tombol start alat spirometri untuk memulai pengukuran.
g) Mulai dengan  pernapasan  tenang  sampai  timbul  perihtah  dari  alat 
untuk ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan secara benar akan
keluar data dan kurva di layar spirometri.
h) Bila perlu tanpa melepaskan mouthpiece, ulangi pengukuran dengan
isnpirasi dalam dan ekspirasi yang maksimal.
i) Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva dilanjutkan
dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).
2) Pemeriksaan Kapasitas Vital Paksa Paru (FVC=Force Vital Capacity)
a) Siapkan alat pencatat atau spirometri.
b) Jelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada probandus, posisi
probandus menghadap alat.
c) Nyalakan alat (power on). Masukan/atur data probandus berupa nama dan
umur.
d) Instruksikan probandus untuk inspirasi dalam dari luar alat.
e) Segera setelah siap, tekan tombol start dilanjutkan dengan ekspirasi
dengan kuat melalui alat.
f) Bila perlu tanpa melepaskan mouthpiece, ulangi pengukuran dengan
isnpirasi dalam dan ekspirasi yang maksimal
g) Setelah selesai lepaskan mouth piece, periksa data dan kurva dilanjutkan
dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).
Pencetakan hasil dapat dilakukan setelah kedua pemeriksaan langsung.
Analisa  hasil  pemeriksaan  dengan  menuliskan  pada  lembar  lampiran  hasil  yang
didapatkan. Analisa berupa kesenjangan yang terjadi selama pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan.
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM SPIROMETRI

1. Hasil Pemeriksaan Spirometri


a. Data Probandus :
1) Nama :
2) Umur :
3) Berat badan:
4) Tinggi badan :
5) Tanggal Pemeriksaan :
b. Hasil Pemerikasaan :
No Kapasitas Paru yang Prediksi Alat Hasil %
Diuji Sebenarnya
1 VC
2 TV
3 IRV
4 ERV
5 FVC
6 FEV1
7 RR

c. Pembahasan
d. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai