Anda di halaman 1dari 30

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

OKSIGENASI KEBUTUHAN OKSIGEN

DOSEN PENGAMPUH:

Ns. Zakariyati,S.Kep.,M.Kep

DI SUSUN OLEH:

Alya Patika Sari (202301184)

Andi Nurul Qalbi Idrus (202301185)

Andini Putri (202301186)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

KESDAM XIV/HASANUDDIN

TA 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat Nya yang melimpah
kami bisa menyelesaikan tugas makalah oksigenasi
kebutuhan oksigen.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….


i
BAB I ………………………………………………………………………
1
PENDAHULUAN …………………………………………………………
1
RUMUSAN MASALAH ………………………………………………….
2
BAB II ……………………………………………………………………. 3
PEMBAHASAN …………………………………………………………. 3
A.Oksigenasi kebutuhan oksigen ……………………………………
3
B.Menghitung pernafasan ……………………………………………. 5
C.Flowler & semi flowler …………………………………………….. 7
D.Pengumpulan sputum ……………………………………………. 8
E.Oksigen nasal kanul ……………………………………………… 10
F.melatih nafas dalam ………………………………………………. 12
G.Melatih batuk efektif ……………………………………………… 14
H.Edukasi teknik batuk efektif ………………………………………
16
I.Edukasi Latihan nafas ………………………………………………
19
J.EDUKASI PENGATURAN POSISI FLOWLER&
SEMI FLOWLER ……………………………………………………… 21
BAB III …………………………………………………………………. 24
KESIMPULAN …………………………………………………… 24
SARAN …………………………………………………… 24
DAFTAR PUTAKA ………………………………………………… 25

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan
sebuah panduan yang bertujuan memastikan pekerjaan
dan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan
berjalan dengan lancar. dimana Standar Operasional
Prosedur memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan kesehatan
berdasarkan standar profesi.
Menurut Santosa (2014), tujuan dari penyusunan SOP
diantaranya :
a. Menyediakan sebuah rekaman aktivitas, juga
pengoperasian secara praktis.
b. Menyediakan sebuah informasi yang konsisten, oleh
karenanya juga membentuk disiplin kepada semua
anggota organisasi baik dalam institusi,
organisasi,maupun perusahaan.
c. Memudahkan menyaring, menganalisis, dan
membuang hal-hal atau pekerjaan yang tidak
perlu,yang tidak berkaitan secara langsung dengan
prosedur yang sudah ada.
d. Mendukung pengalaman dan pengetahuan
pegawai,dan sekaligus juga mengantisipasi banyak
kesalahan yang mungkin terjadi.
e. Memperbaiki performa, atau kualitas pegawai itu
sendiri.
f. Membantu menguatkan regulasi perusahaan.
g. Memastikan efisiensi tiap-tiap aktivitas operasional.
h. Menjelaskan segala peralatan untuk keefektifan
program pelatihan.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana memenuhi Standar Operasional
Prosedur (SOP) Oksigen
1.bagaimana cara mengitung pernafasan?
2.apa itu flowler & semi flowler?
3.pengumpulan sputum untuk pemeriksaan
4.apa itu oksigen nasal kanul?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Oksigenasi kebutuhan oksigen


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan
oksigen,kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme tubuh, untuk mempertahankan
hidup, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila
lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka
akan merusak otak dan menyebabkan pasien kehilangan
kesadaran.
Sistem tubuh yang berperan dalam membantu
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah saluran
pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian
bawah. Saluran pernafasan bagian atas, terdiri atas:
1) Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya
udara melalui hidung.
2) Eshopagus
3) Laring, merupakan saluran pernafasan setelah faring.
4) Ephiglotis, merupakan katup tulang rawan yang
bertugas menutup laring saat proses menutup.

 Saluran pernafasan bagian bawah,terdiri atas:


1) Trakea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-
kira ketinggian vetebrae torakalis ke lima.
2) Bronkus, merupakan kelanjutan dari trakea yang
bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri.
3) Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah
bronkus.
4) Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya
pertukaran oksigen dengan karbondioksida.

 Proses oksigenasi
1) Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya
oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke
atmosfer. Proses. menurunnya difusi oksigen dari alveoli
ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan atau
gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi
oksigen. Ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu
adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru,
semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin
rendah, demikian sebaliknya. Pada lingkungan normal,
udara atmosfir yang dihisap terdiri dari nitrogen (N2),
Oksigen (02), dan karbon dioksida (CO2). Dari ketiga gas
tersebut, hanya 02 yang masuk kapiler, sedangkan CO2
dan N2 kembali di ekspirasi keluar. Bahkan CO2 dari
kapiler berpindah ke alveoli dibuang keluar bersama udara
ekspirasi.

Proses pertukaran 02 dan CO2 antara darah kapiler


dan alveoli disebut ventilasi alveola. Adanya kemampuan
otak dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi
atau kembang kempis; adanya jalan napas yang dimulai
dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot
polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf
otonom (Kusnanto, 2016).
2) Difusi Gas
Disfusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di
alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan
alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran
respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial, perbedaan tekanan dan konsentrasi 02.
Proses difusi dalam paru-paru oleh karena tekanan O2
dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan 02 dalam
darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi.
Alveoli dipisahkan dengan darah kapiler oleh membrane
pulmonal dan dinding kapiler.

B. Menghitung pernafasan
Pernafasan atau respirasi adalah pertukaran gas
antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya.
Oksigen untuk pernafasan diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar. Pengertian menghitung pernafasan
adalah menghitung jumlah pernafasan ( inspirasi yang
diikuti ekspirassi) dalam satu menit. menghitung jumlah
pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan
umum pasien.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MENGHITUNG PERNAFASAN
1. Pengertian Menghitung pernafasan adalah suatu tata cara
menghitung frekuensi respirasi
2. tujuan untuk didapatkan data frekuensi respirasi yang
dapat dipertanggung jawabkan
3. referensi Buku pedoman perawatan dasar Depkes RI
Tahun 2005
4. prosedur Alat dan bahan
1. Apd lv 2 (penutup kepala, face sheid,
masker bedah, handscoon,apron/gown,
alas kaki)
2. Jam tangan
5. Langkah- 1. Mencuci tangan
langkah 2. Menggunakan Apd level 2
3. Perhatikan gerak napas dada, hitunglah gerak
napas dada dalam 60 detik
4. Jumlah gerak nafas dada dalam 60 detik adalah
frekwensi respirasi
5. Catat frekwensi nadi dan pernafasan.
6. Lepas sarung tangan
7. Bereskan peralatan
8. Mencuci tangan
6. Bagan alir

7. Hal yang Observasi pasien anatara 5 sampai dengan 15 menit terhadap


perlu tindakan yang dilakukan.
diperhatikan
8. Dokumen 1. Rekam medis
terkait 2. Catatan tindakan

C. Flowler & semi flowler


Posisi flowler merupakan posisi setengah duduk dengan sudut
sandaran anatara 90 derajat, bagian kepala tempat tidur dinaikkan.
Posisi duduk ini dilakukan bertujuan untuk mempertahankan serta
meningkatkan kenyamanan dan memberikan ruang pada pernafasan
pasien.sedangkan posisi semi flowler merupakan posisi berbaring
klien dalam posisi setengah duduk 30-45 derajat.
 Prosedur pelaksanaan posisi flowler
 Jelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
 Bantu dan dudukkan pasien
 Atur tempat tidur pasien dengan meninggikan bagian
kepala tempat tidur atau dapat diberikan bantal
 Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

 Prosedur pelaksanaan posisi semi flowler


 Jelasan langkah-langkah pelaksanaan yang akan
dilaksanakan
 Atur tempat tidur pasien dengan meninggikan bagian
kepala tempat tidur atau dapat juga diberikan bantal
pada tempat tidur pasien dengan sudut 30-45 derajat
 Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala
klien apabila bagian atas tubuh klien tidak
dapatndigerakkan
 Letakkan bantal di bawah kepala sesuai kemauan
klien,menaikkan lutut dari tempat tidur.

D. Pengumpulan sputum
Sputum adalah zat lendir (terdiri dari sel dan materi
lainnya) yang disekresikan ke saluran pernafasan (paru-
paru, bronkus, trakea) dan bisa dikeluarkan dengan batuk
atau tertelan. Komposisi sputum terdiri dari 95% air, 5%
komponen organik: karbohidrat (seperti asam sialat yang
berkontribusi terhadap viskositas tinggi), protein (enzim,
imunoglobulin), glikoprotein yang juga berkontribusi
terhadap sifat sputum visoelastik. Warna sputum normal
putih atau tidak berwarna, warna kuning kehijauan bisa
menjadi indikasi nanah, infeksi seperti pneumonia, Darah
dalam sputum disebut hemoptisis (yang disebabkan oleh;
kanker paru-paru, tuberkulosis, abses paru, perdarahan),
warna karat disebabkan oleh hemoglobin yang membusuk.
Viskositas sputum dipengaruhi oleh keadaan hidrasi tubuh.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGUMPULAN SPUTUM

1.2. pengertian Pengambilan sputum untuk membantu pemeriksaan


laboratorium dan untuk membantu diagnosa penyakit.

3.4. Tujuan Agar specimen sputum dapat di ambil secara baik dan
benar sehingga memenuhi syarat pemeriksaan
5.6. kebijakan
7.8. referensi Buku referensi laboratorium klinik karanngan
R.Gandasoebrata
5.prosedur 1. Petugas menyiapkan pot sputum bermulut lebar, bersih
/langkah- dan steril
langkah 2. Petugas menyiapkan spidol
3. Petugas memberi pot sputum yang telah diberi label
nama, umur,alamat dan waktu pengambilan sampel
kepada pasien.
4. Petugas memberi informasi pada pasien cara
pengambilan sampel sputum yang benar (pasien
diarahkan keluar halaman yang luas dan terang, pasien
disuruh berdiri dengan posisi punggung agak condong
kedepan dan menarik napas. dalam dalam, kemudian
keluarkan nafas bersamaan batuk yang kuat, sampai
keluar dahak yang kental).
5. Petugas menyuruh pasien untuk menampung sampel
dalam pot sputum dengan cara mendekatkan pot sputum
kemulut
6. Petugas menutup pot sputum sampai rapat
7. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk
dibawa pulang untuk pengambilan dahak pagi
8. Petugas menganjurkan pasien untuk datang pada hari
berikutnya untuk menyerahkan dahak pagi
9. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk
pengambilan dahak sewaktu ke II
10. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir.
6.diagram alir
Petugas memberi pot sputum
Petugas menyiapkan pot yang telah diberi label nama,
sputum bermulut lebar, Petugas menyiapkan spidol umur,alamat dan waktu
bersih dan steril pengambilan sampel kepada
pasien

Petugas memberi informasi pada pasien cara pengambilan sampel Petugas menyuruh pasien
sputum yang benar (pasien diarahkan keluar halaman yang luas dan untuk menampung sampel
terang, pasien disuruh berdiri dengan posisi punggung agak
condong kedepan dan menarik napas dalam dalam, kemudian dalam pot sputum dengan
keluarkan nafas bersamaan batuk yang kuat, sampai keluar dahak cara mendekatkan pot
yang kental) sputum kemulut

Petugas memberi pot Petugas memberi pot


Petugas menutup pot sputum sputum kepada pasien sputum kepada pasien
sampal rapat untuk dibawa pulang untuk untuk pengambilan dahak
pengambilan dahak pagi sewaktu ke II

etugas mencuci tangan


dengan sabun dan air
mengalir

7.unit terkait laboratorium


8.dokemen Buku petunjuk pemeriksaan laboratorium
terkait

E. Oksigen nasal kanul


Nasal kanul adalah alat bantu pernafasan yang
diletakkan pada lubang hidung untuk mendukung
kebutuhan oksigen pada pasien yang dapat bernafas
spontan tapi membutuhkan dukungan oksigen tambahan
misalnya pada kondisi hipoksia ringan sampai sedang.
Nasal kanul digunakan pada pneumonia, penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK), asma dan COVID-19.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL
1.Pengertian Pemberian Oksigen adalah salah satu tindakan untuk
meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi
yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal
kanul, simple mask, RBM mask dan NRBM mask.
2. tujuan 1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
2. Mencegah atau mengatasi hipoksia
3. Referensi Buku pedoman perawatan dasar DepKes RI Tahun
2015
4. prosedur Persiapan Alat:
1. Tabung oksigen (oksigen dinding) berisi oksigen
lengkap dengan flowmeter dan humidifier yang berisi
aquades sampai batas pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)
3. Plester (jika di butuhkan)
4. Gunting plester (jika di butuhkan)
5. Cotton budd
Persiapan Tenaga Kesehatan :
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen.
(sesak nafas, nafas cuping hitung, penggunaan otot
pernafasan tambahan, takikardi, gelisah, bimbang
dan sianosis)
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
Persiapan Pasien:
1. menyapa pasien
2. jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan
yang akan dilakukan
3. pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman
(semi flowler
5.langkah- 1.Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen (oksigen
langkah central)
2. Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada
tabung oksigen. atau oksigen dinding
3. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung
pasien dengan cotton budd atau tissu
4. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur
konsetrasi oksigen dan mengamati adanya
gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan
oksigen melalui nasal kanul kepunggung tangan
perawat
6. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien
dengan tepat
7. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya
terasa atau tidak
8. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan
terlalu kencang dan jangan terlalu kendor
9. Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
10. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
11. Alat-alat dikembalikan di tempat semula
12. Perawat mencuci tangan setelah melakukan
tindakan
13. Mengakhiri tindakan dengan
mengucapkan salam
6.hal-hal yang Senyum,salam,sapa terhadap pasien
perlu
diperhatikan
7.unit terkait 1. pemeriksaan pemeriksaan
2. UGD
3.Persalinan
4.rawat inap
8.dokumen Rekam medis pasien
terkait

F. melatih nafas dalam


Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu
bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara
perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MELATIH NAFAS DALAM
1.Pengertian Melatih pasien melakukan
nafas dalam
2.tujuan 1. meningkatkan kapasitas
baru
2. mencegah atelaktasis
3.prosedu TAHAP PREINTERAKSI
r 1. Memberikan salam dan menyapa
nama pasien
2. Mejelaskan tujuan tian prosedur
pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan
pasien
TAHAP KERJA:
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu
tangan didada dan satu tangan di
abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas
perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut
tetap tertutup)
5.Meminta pasien merasakan
mengembangnya abdomen (cegah
lengkung pada punggung)
6. Meminta pasien tahan nafas hingga
3 hitungan
7. Meminta pasien menahan nafas
hingga 3 hitungan
8. Meminta pasien merasakan
mengempisnya abdomen dan
kontraksi dari otot
9. Merapikan pasien
TAHAP TERMINASI:
1.Melakukan evaluasi tindakan
2.Berpamitan dengan pasien.
3.Mencuci tangan
4.Mencatat kegiatan dalam lembar
catatan keperawatan
Unit INSTALASI RAWAT INAP
terkait

G. Melatih batuk efektif


Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan
benar dimana energi dapat dihemat sehingga tidak mudah
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal
(Smeltzer, 2001).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MELATIH BATUK EFEKTIF

1.Pengertian Latihan mengeluarkan sekret yang


terakumulasi dan mengganggu di saluran
nafas dengan cara dibatukkan.
2.tujuan 1.membebaskan jalan nafas dari akumulasi
sekret
2.mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan
diagnostik laboratorium
3.mengurangi sesak nafas akibat akumulasi
sekret
3.kebijakan Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi
sekret
4.peralatan 1.tissue
2.bengkok
3.perlak / alas
4.sputum pot berisi desinfektan
5.air minum hangat
5.prosedur pelaksanaan A. tahap prainteraksi
1. mengecek program terapi
2.mencuci tangan
3.menyiapkan alat
B. Tahap orientasi
1.memberikan salam dan sapa nama pasien
2.menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3.menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap kerja
1. menjaga privasi pasien
2. mempersiapkan pasien
3.meminta pasien meletakkan satu tangan di
dada dan satu tangan di abdomen
4.melatih pasien melakukan nafas perut
(menarik nafas dalam melalui hidung hingga
3 hitungan,jaga mulut tetap tertutup)
5.meminta pasien merasakan
mengembangnya abdomen (cegah lengkuh
pada panggung)
6.meminta pasien menahan nafas hingga 3
hitungan
7.meminta menghembuskan nafas perlahan
dalam 3 hitungan (lewat mulut,bibir seperti
meniup)
8.meminta pasien merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi dari otot
9.memasang perlak/alas dan bengkok (di
pangkuan pasien bila duduk atau di dekat
mulut bila tidur miring)
10.meminta pasien untuk melakukan nafas
dalam 2 kali, yang ke-3 inspirasi,tahan nafas
dan hentakkan dengan kuat
11.menampung lendir dalam sputum pot
12.merapikan pasien.
D. Tahap terminasi
1.melakukan evaluasi tindakan
2.berpamitan dengan pasien
3.mencuci tangan
4.mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
6.unit terkait Bidang pelayanan medis

H. Edukasi teknik batuk efektif


 TAHUKAH ANDA APA ITU BATUK EFEKTIF?
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk
dengan benar dimana energi dapat dihemat sehingga tidak
mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal (Smeltzer, 2001).

 TUJUAN BATUK EFEKTIF


Tujuan dari batuk efektif, diantaranya :
1. Mengeluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan
saluran nafas sehingga menurunkan frekuensi sesak
nafas
2. Menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan
dapat mengeluarkan dahak secara maksimal
3. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan
fungsinya dengan baik
4. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan
dengan baik
Menurut Kementerian Kesehatan RI, teknik batuk
efektif juga dapat melatih otot pernapasan untuk
melakukan fungsinya dengan baik. Dengan teknik ini,
Anda pun akan terbiasa melakukan cara bernapas yang
baik.
Mempelajari cara batuk yang efektif penting untuk
orang-orang yang memiliki riwayat penyakit pernapasan,
seperti :
 Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
 Emfisema
 Fibrosis
 Asma
 Infeksi paru-paru
 Pasien tirah baring/bedrest
 Pasien yang baru selesai operasi
Sementara itu, orang dengan riwayat penyakit
seperti di bawah ini, sebaiknya tidak melakukan teknik
batuk efektif karena ternyata hanya akan memperparah
kondisi, yaitu pada kondisi :
 Tension pneumotoraks
 Haemoptisis atau batuk berdarah
 Penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi,
hipotensi, infark miokard atau aritmia
 Edema paru
 Efusi pleura

 ETIKA BATUK YANG BENAR


Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan
benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan
tisu atau lengan baju jadi bakteri tidak menyebar ke udara
dan tidak menular ke orang lain.

 TUJUAN ETIKA BATUK


Tujuan etika batuk yaitu mencegah penyebaran suatu
penyakit secara luas melalui udara bebas (droplet) dan
membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya.

 KEBIASAAN BATUK YANG SALAH


1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat
umum.
2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk
menutup mulut atau hidung saat batuk dan bersin
3. Membuang ludah batuk di sembarang tempat
4. Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di
sembarang tempat
5. Tidak menggunakan masker saat batuk

 CARA BATUK YANG BAIK DAN BENAR


1. Tutup hidung dan mulut Anda dengan
menggunakan tisu/saputangan atau lengan dalam
baju ketika batuk dan bersin
2. Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam
tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol sesuai
prosedur
4. Gunakan masker

I. Edukasi Latihan nafas


 Apa itu Latihan nafas
Relaksasi nafas adalah pernapasan
abdomen dengan frekuensi lambat atau
perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan
dengan memejamkan mata. Relaksasi
merupakan metode efektif untuk mengurangi
rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri
kronis
Latihan pernafasan dan teknik
relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan
ketegangan otot, yang menghentikan siklus
nyeri-ansietas-ketegangan otot.

 Jenis-jenis teknik relaksasi


Relaksasi ada beberapa macam.4
macam relaksasi, yaitu relaksasi otot
(progressive muscle relaxation), pernafasan
(diafragmatic breathing), meditasi (attention-
focusing exercises), dan relaksasi perilaku
(behavioral relaxation training).
a. Autogenic relaxation
Merupakan jenis relaksasi yang diciptakan
sendiri oleh individu bersangkutan. Cara
seperti dilakukan dengan menggabungkan
imajinasi visual dan kewaspadaan tubuh
dalam menghadapi setres. Tehnik ini dapat
dlakukan dengan cara :
1. Memberikan sugesti sendiri dengan kata-
kata tertentu yang dapat memberikan
ketenangan.
2. Mengatur pernafasan dan rileks
(memberikan rasa nyaman) pada tubuh.
3. Membayangkan sesuatu atau tempat-
tempat yang indah dan tenang secara fokus
dan terkontrol sambil merasakan sensasi
berbeda yang muncul dalam pikiran.
4. Tangan saling melipat pada masing lengan
yang berlawanan.
b. Muscle relaxation
Teknik ini bertujuan untuk memberikan rasa
nyaman pada otot-otot. Ketika terjadi stress
otot-otot pada beberapa bagian tubuh akan
menjadi menegang seperti otot leher,
punggung, lengan. Teknik dilakukan dengan
cara merasakan perubahan dan sensasi pada
otot bagian tubuh tersebut. Teknik dapat
dilakukan dengan meletakkan kepala diantara
kedua lutut (kira-kira selama 5 detik) dan
merebahkan badan kebelakang selama
perlahan selama 30 detik, sikap ini dilakukan
terus secara berulang sambil merasakan
perubahan pada otot-otot tubuh.
c. Visualisasi
Teknik ini merupakan bentuk kemampuan
mental untuk berimajinasi seperti melakukan
perjalanan ke suatu tempat yang damai, atau
situasi yang tenang. Teknik visualisasi seolah-
olah menggunakan beberapa indera secara
bersamaan.
Melakukan relaksasi dapat memberikan
keuntungan secara emosional dan psikologis
ketika stress terjadi.

J. EDUKASI PENGATURAN POSISI FLOWLER & SEMI


FLOWLER
 Posisi Duduk (Fowler)
Posisi fowler merupakan posisi
setengah duduk dengan sudut sandaran
antara 90 derajat, bagian kepala tempat
tidur dinaikkan. Posisi duduk ini dilakukan
bertujuan untuk mempertahankan serta
meningkatkan kenyamanan dan
memberikan ruang pada pernapasan
pasien.

 Tujuan Posisi duduk (Fowler)


a. Mengurangi resiko luka tekan karena
pembatasan pergerakan(immobilisasi)
b. Mempertahankan dan meningkatkan rasa
nyaman pada pasien
c. Meningkatkan mengembangnya dada
dan keluar masuknya Oksigen ke paru
d. Memberikan pilihan posisi tidur selain dari
posisi telentang.

 Prosedur Pelaksanaan Posisi Duduk


(Fowler )
a. Jelaskan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan.
b. Bantu dan dudukkan pasien
c. Atur tempat tidur pasien dengan
meninggikan bagian kepala tempat tidur atau
dapat diberikan bantal dengan sudut (90?).
d. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
setengah duduk.

 Posisi setengah duduk ( Semi Fowler )


Semi fowler merupakan posisi berbaring
klien dalam posisi setengah duduk 30-45
derajat.

 Tujuan Posisi Setengah Duduk(Semi


Fowler)
a. Membantu pelaksanaan pasien melakukan
aktivitas ringan di atas tempat tidur
(mobilisasi)

b. Memberikan kenyamanan dalam bernafas


c. Mengurangi sesak pada pasien.
d. Memudahkan perawatan yang diberikan
perawat misalnya memberikan makan, minum.

 Prosedur Pelaksanaan Posisi Setengah


Duduk(Semi Fowler )
a. Jelaskan langkah-langkah pelaksanaan
yang akan dilaksanakan
b. Atur tempat tidur pasien dengan
meninggikan bagian kepala tempat tidur atau
dapat juga diberikan bantal pada tempat tidur
pasien dengan sudut 30-45 derajat
c. Gunakan bantal untuk menyokong lengan
dan kepala klien apabila bagian atas tubuh
klien tidak dapat digerakan
d. Letakan bantal di bawah kepala sesuai
kemauan klien, menaikan lutut dari tempat
tidur.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Standar Operasional Prosedur (SOP)
merupakan sebuah panduan yang bertujuan
memastikan pekerjaan dan kegiatan operasional
organisasi atau perusahaan berjalan dengan
lancar. dimana Standar Operasional Prosedur
memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi
pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.

B. SARAN
Adapun saran untuk para perawat yang
mengaplikasikannya di lingkungan rumah sakit
agar selalu mengutamakan keselamatan pasien
berdasarkan procedure yang telah di tentukan.
DAFTAR PUSTAKA

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1054/
teknik-relaksasi-nafas-dalam
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1/teknik-
batuk-efektif-dan-etika-batuk-yang-benar
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/175/
teknik-batuk-efektif-dan-etika-batuk-yang-benar
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/439/
posisi-fowler-duduk-dan-semi-fowler-
https://gustinerz.com/perawat-perlu-tahu-
pengaturan-posisi-pasien-dan-manfaatnya/
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/paru-
dan-pernapasan/nasal-kanul
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1937/
pengumpulan-dan-pengelolaan-spesimen-dahak

Anda mungkin juga menyukai