BLOK RESPIRASI
SPIROMETRI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
GALIH RAKASIWI G1A008014
SABRINA ANGGRAINI G1A008019
MARISA ROSA BELLA G1A008020
VENNY TIURSANI S G1A008026
ALDIAN INDIRAWATY G1A008049
DIANA VERIFY HASTUTYA G1A008051
TRESNA WAHYUNINGSIH G1A008055
ANGGI ANGGIAN D G1A008072
AGUSTIKA NUR SETIANI G1A008101
AGENG SADENO PUTRO G1A008116
LOLA SALSABILA G1A008135
I. Judul Praktikum
Praktikum spirometri
I. Hasil
1. Pemeriksaan kapasitas vital paru
Dari pemeriksaan spirometri didapatkan data sebagai berikut.
NAME : Galih
Y/M/D : 10/03/11
IDCODE :1
AGE :20
SEX :MALE
H(CM) :166
W(KG) :82
PRED :EUROPE
Pred. Act %
VC 4,92 3,57 73
TV ----
IRV ----
ERV ----
IC ----
Spyrogram pemeriksaan kapasitas
vital paru
5
volume (liter) 4
3
2
volume (liter)
1
0
0 20 40 60 80
waktu (detik)
II. Pembahasan
Hasil Grafik Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru menunjukkan:
Pred. Act %
VC 4,92 3,57 73
TV ----
IRV ----
ERV ----
IC ----
Data spirogram menunjukkan adanya penurunan kapasitas vital paru
yaitu 3,57 L. Sehingga presentase nya hanya sebesar 73%. Pada hasil
spirogram yang normal menunjukkan banyaknya kapasitas vital paru yaitu
80% dari total kapasitas paru, atau pada orang dewasa laki-laki sebesar 4800cc
atau 4,8 L. Penurunan kapasitas vital paru dapat disebabkan karena adanya
penurunan volume tidal, volume cadangan inspirasi maupun volume cadangan
ekspirasi. Karena kapasitas vital paru diperoleh dari hasil penambahan ketiga
variable tersebut. Penurunan kapasitas vital paru pada probandus disebabkan
oleh penurunan:
Volume tidal = 1 L
Volume cadangan inspirasi = 1,57 L
Volume cadangan ekspirasi = 1L
Sehingga didapatkan :
VC=VT+IRV+ERV
VC= 1+ 1,57+1
VC=3,57 L
Hasil Grafik Pemeriksaan Kapasitas Vital Paksa Paru menunjukkan:
PRED ACT %
FVC 4,70 3,19 68
FEV1.0 4,07 2,31 57
FEV1.0% ---- 72,4
FEV1.0%t 83,6 64,7
PEF 9,48 5,15 54
FEF25-75 5,06 1,66 33
MEF75 8,01 4,97 62
MEF50 5,32 1,72 32
MEF25 2,47 0,72 29
Hperplasi
c. Emfisema
Terkumpulnya udara secara patologik dalam jaringan atau organ,
sehingga menyebabkan paru-paru menjadi membesar, penampakan di
dalam foto rontgen Nampak paru hiperluchen dengan pembesaran kea
rah lateral dan menurunkan diafragma.
Patofisiologi emfisema dijelaskan melalui bagan di bawah ini.
Infeksi dan Alergi
Penekanan bronkus
Emfisema
2. Penyakit restriktif
a. Pneumonia
Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat.
Patofisilogi penyakit ini dapat dijelaskan melalui bagan di bawah ini:
Terjadi infeksi
Lobus yang terserang ikut menjadi padat (tidak bedanya dengan hati)
I. Kesimpulan
1. Respirasi pada manusia meliputi 3 tahap penting yaitu ventilasi , respirasi
eksternal dan respirasi internal.
2. Spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi
paru-paru , dimana pasien diminta sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang
dihubungkan dengan mesin spirometer yang akan menghitung kekuatan,
kecepatan dan volume udara yang dikeluarkan ,sedangkan alatnya
bernama spirometer, dan hasil perekamannya bernama spirogram.
3. Dengan menggunakan spirometer ini, maka kami dapat mengukur volume
tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas
vital, kapasitas total paru, dan volume residu, dan kapasitas vital paksa.
4. Ventilasi patoogis terdiri dari ventilasi obstruktif, ventilasi restriktif, dan
ventilasi campuran yaitu gabungan dari ventilasi obstruktif dan ventilasi
restriktif.
5. Perhitungan dengan spirometer kepada probandus, didapatkan hasil FEV
1/ FVC 1,38. Hal tersebut menandakan diagnosa kerusakan paru restriktif,
namun diagnosis tersebut tidak bisa ditegakkan dikarenakan proses
pemeriksaan yang salah
II. Saran
1. Sebaiknya alat-alat laboratorium yang digunakan dalam praktikum lebih
dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
2. Probandus yang melakukan praktikum sebaiknya mengikuti instruksi yang
diberikan oleh spirometer secara tepat, sehingga interpretasi hasilnya lebih
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA