Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan Panduan
Pelayanan Pasien dengan Alat Bantu. Adanya panduan ini diharapkan pelayanan
Pasien dengan Alat Bantu di Rumah Sakit Daerah Kalabahi dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang sudah ditetapkan untuk
mengurangi angka kematian pasien di Rumah Sakit Daerah Kalabahi
Tim penyusun menyadari bahwa dalam proses penyelesaian penyusunan
panduan Pelayanan Pasien dengan Alat Bantu ini tidak terlepas dari dukungan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak Panduan Pelayanan Pasien dengan Alat
Bantu ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karen sangat diharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak.
Akhir kata tim penyusun mengucapkan bayak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terwujudnya Panduan Pelayanan Pasien dengan Alat Bantu ini
dan semoga bermanfaat bagi pelayanan di Rumah Sakit Daerah Kalabahi.

Kalabahi:
Penyusun

i
DAFTAR ISI

Caver
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluhan ..................................................................................... 1
1. Latar Belakang ................................................................................... 1
2. Tujuan ................................................................................................ 2
3. Pengertian .......................................................................................... 2
BAB II Ruang Lingkup ................................................................................... 3
1. Indikasi Ventilasi Mekanin .................................................................. 4
2. Klasifikasi ........................................................................................... 4
BAB III Tata Laksana .................................................................................... 8
BAB IV Dokumentasi .....................................................................................16
BAB V Penutup .............................................................................................17

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Manusia membutuhkan suplai oksigen secara terus-menerus untuk proses
respirasi sel dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun
produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida
dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan
untuk proses untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfir, yang menyediakan
kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk
kedalam tubuh melalui peralatan pernafasan yang berada di luar. Pada manusia,
alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat
pertukaran gas.
Pada keadaan gangguan airway dapat mengganggu proses respirasi sel
akibat terganggunya pertukaran gas dialviolus, Gangguan dapat timbul secara
mendadak dan total, perlahan-lahan dan sebagian, progresif dan / atau berulang.
Gangguan tersebut menyebabkan ketidak mampuan untuk mengantarkan darah
yang teroksigenasi ke otak dan struktur-struktur vital lainnya. Pencegahan
hipoksemia memerlukan airway yang terlindungi, terbuka dan ventilasi yang cukup
adekwat yang merupakan prioritas yang harus di dahulukan disbanding keadaan
lainnya.
Airway harus diamankan, oksigenasi diberikan dan bantuan ventilasi
diberikan secara adekwat kesemua penderita yang memerlukan oksigenasi definitif
dengan menggunakan ventilasi mekasik. Penggunaan ventilasi mekanik diberikan
pada kasus pasien tidak sadar dengan resiko kegagalan nafas, trauma
maksilofasial, bahaya aspirasi oleh perdarahan atau muntahan yang berlebihan atau
bahaya sumbatan pada hematoma leher, cedera laring atau trachea atau pada
kasus post operasi.
Penggunaan ventilasi mekanik memerlukan alat yang canggih dan
ketrampilan yang khusus, sehingga perlu sumber daya manusia yang memadai baik
dari pengetahuan dan ketrampilan nya terhadap alat ventilasi mekanik tersebut.

1
1. Tujuan
1. Memberikan kekuatan mekanis pada paru untuk mempertahankan pertukaran
O2 dan CO2 yang fisiologis.
2. Mengambil alih (manipulasi) tekanan jalan nafas dan pola pernafasan untuk
memperbaiki pertukaran O2 dan CO2 secara efisien dan oksigenasi secara
adekuat.
3. Mengurangi kerja otot jantung dengan cara mengurangi kerja paru.
2. Pengertian
1) Ventilasi mekanik adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
memberikan ventilasi atau bantuan nafas pada pasien yang mengalami
kegawatan yang berkaitan dengan kelainan paru-paru (COPD, ARDS,
kelainan diluar paru-paru, depresi nafas akibat obat atau gangguan
neuromuskuler)
2) Pelayanan pasien adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalaminteraksi
antara petugas kesehatan dengan pasien untuk mendapatkan
pelayananinteraksi antara petugas kesehatan dengan pasien untuk
mendapatkan pelayanankesehatankesehatan
3) Pelayanan risiko tinggi adalah pelayanan atau kegiatan pemberian asuhan
pada adalah pelayanan atau kegiatan pemberian asuhan padakasuskasus –
– k kasus yang asus yang memiliki dampak/ risiko memiliki dampak/
risiko tinggi terhadap tinggi terhadap pasien dan pasien dan
petugaspetugaspemberi asuhanpemberi asuhan
4) Pasien risiko tinggi adalah pasien dengan keadaan medis yang berisiko
mudah adalah pasien dengan keadaan medis yang berisiko
mudahmengalami penurunan status kesehatan atau yang dinilai belum
atau tidak dapatmengalami penurunan status kesehatan atau yang
dinilai belum atau tidak dapatmemahami proses asuhan yang
diberikanmemahami proses asuhan yang diberikan
5) Ventilasi mekanik adalahVentilasi mekanik adalah alat pernafasan
bertekanan negatif atau positif yang alat pernafasan bertekanan negatif

2
atau positif yangdapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen
dalam waktu yang lama.dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian
oksigen dalam waktu yang lama
6) Ventilator Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu
sebagian atau adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu
sebagian atauseluruh proses ventilasi untuk mempertahankan
oksigenasiseluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi
7) Ventilasi mekanik dengan alatnya yang disebut ventilator mekanikVentilasi
mekanik dengan alatnya yang disebut ventilator mekanikadalah suatuadalah
suatualat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien
dengan caraalat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas
pasien dengan caramemberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui
jalan nafas buatan.memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui
jalan nafas buatan

3
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Indikasi Ventilasi Mekanin


1. Gagal Napas.
Pasien dengan distres pernapasan gagal napas (apnoe) maupun
hipoksemiayang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan
indikasi ventilatormekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan
pemasangan ventilatormekanik sebelum terjadi gagal napas yang sebenarnya.
Distress pernapasandisebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau
oksigenisasi. Prosesnya dapatberupa kerusakan (seperti pada pneumonia)
maupun karena kelemahan ototpernapasan dada (kegagalan memompa udara
karena distrofi otot).
2. Insufisiensi Jantung
Tidak semua pasien dengan ventilator mekanik memiliki kelainan
pernapasanprimer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF,
peningkatankebutuhan aliran darah pada system pernapasan (system
pernapasan sebagaiakibat peningkatana kerja napas dan konsumsi oksigen)
dapat mengakibatkankolaps. Pemberian ventilator untuk mengurangi beban
kerja systempernapasan sehingga beban kerja jantung juga berkurang.
3. Disfungsi Neurologis
Pasien dengan GCS 8 atau kurang, beresiko mengalami apnoe berulang
jugamendapatkan ventilator mekanik. Selain itu ventilator mekanik berfungsi
untukmenjaga jalan napas pasien. Ventilator mekanik juga
memungkinkanpemberian hiperventilasi pada klien dengan peningkatan
tekanan intra cranial.
4. Tindakan operasi
Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan
sedativesangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya

4
gagal napas selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa
tertangani dengankeberadaan ventilator mekanik
B. Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut
mendukungventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif
dan tekananpositif
a. Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada
dadaeksternal. Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama
inspirasimemungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru sehingga
memenuhivolumenya. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal
nafas kronikyang berhubungn dengan kondisi neurovaskular seperti
poliomyelitis, distrofimuscular, sklerosisi lateral amiotrifik dan miastenia
gravis. Penggunaan tidaksesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinyamembutuhkan perubahan ventilasi sering.
b. Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan
mengeluarkantekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong
alveoli untukmengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini
diperlukan intubasiendotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas
digunakan pada kliendengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis
ventilator tekanan positifyaitu tekanan bersiklus, waktu bersiklus dan volume
bersiklus.Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang
mengakhiriinspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata
lain siklusventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan
tertentu yangtelah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan kemudian siklus
mati.Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu
pendekdi ruang pemulihan. Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator
mengakhiriatau mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume
udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi
aliran udara.Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi. Ventilator

5
volume bersiklusyaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap
inspirasi yangtelah ditentukan. Jika volume preset telah dikirimkan pada
klien siklusventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Ventilator volume
bersiklussejauh ini adalah ventilator tekanan positif yang paling banyak
digunakan.
Gambaran ventilasi mekanik yang ideal adalah :
1. Sederhana, mudah dan murah
2. Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensinafas
hingga 60X/menit dan dapat diatur ratio I/E.
3. Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alatpenunjang
pernafasan yang lain.
4. Dapat dirangkai dengan PEEP
5. Dapat memonitor tekanan , volume inhalasi, volume ekshalasi,
volumetidal, frekuensi nafas, dan konsentrasi oksigen inhalasi
6. Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan
obatdidalamnya
7. Mempunyai fasilitas untuk SIMV, CPAP, Pressure Support
8. Mudah membersihkan dan mensterilkannya.
Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positif
dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : Volume Cycled, Pressure
Cycled, TimeCycled.
1) Volume Cycled Ventilator.
Volume cycled merupakan jenis ventilator yang paling
seringdigunakan di ruangan unit perawatan kritis. Perinsip dasar ventilator
iniadalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja
danterjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang
ditentukan.Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada
komplainparu pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten. Jenis
ventilator ini banyak digunakan bagi pasien dewasa dengan gangguan
paru secara umum. Akan tetapi jenis ini tidak dianjurkan bagi pasien
dengan gangguan pernapasan yang diakibatkan penyempitan lapang

6
paru (atelektasis, edema paru). Hal ini dikarenakan pada volume
cycled pemberian tekanan pada paru-paru tidak terkontrol, sehingga
dikhawatirkan jika tekanannya berlebih maka akan terjadi volutrauma.
Sedangkan penggunaan pada bayi tidak di anjurkan, karena alveoli
bayi masih sangat rentan terhadap te kanan, sehingga memiliki resiko
tinggi untuk terjadinya volutrauma.
2) Pressure Cycled Ventilator
Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakantekanan.
Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telahmencapai tekanan
yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katupinspirasi tertutup dan ekspirasi
terjadi dengan pasif. Kerugian pada typeini bila ada perubahan komplain
paru, maka volume udara yangdiberikan juga berubah. Sehingga pada pasien
yang setatus parunyatidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan,
sedangkanpada pasien anak-anak atau dewasa mengalami gangguan pada
luaslapang paru (atelektasis, edema paru) jenis ini sangat dianjurkan.
3) Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkanwaktu
ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktuinspirasi
ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napaspermenit). Normal
ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2.
4) Intubasi
Intubasi adalah tindakan invasive untuk memasukkan ETT kedalam
trakea dengan menggunakan alat laryngoskopy. Diperlukanseperangkat
peralatan penunjang dan tenaga ahli karena kejadian hipoksia, aritmia,
dan bahkan henti jantung dapat terjadi dalambeberapa kasus. Untuk
mengantisipasinya diperlukan tenaga yangbersertifikasi PPGD dan ACLS.
Alat-alat penunjang diantaranya troliemergency yang dilengkapi obat-obat
resusitasi seperti adrenalin(untuk asistole), sulfas atrophin (untuk
bradikardia), amiodarone (antiaritmia), inotropik jenis dobutamine atau
dopamine untuk meningkatkanafterload – preload – kontraktifitas ventrikel jika
terjadi gangguan hemodinamik saat intubasi.

7
Peralatan lain seperti defibrillator diperlukan untuk mengantisipasiaritmia
ventrikel yang dapat mengancam jiwa (Ventrycular Tachycardiadan Ventrycular
Fibrilasi). Peralatan suction diperlukan untuk membebaskan jalan nafas dari
kemungkinan penumpukan lendir (slym)saat intubasi.
Sebelum tindakan dimulai, premedikasi diberikan
untukmemberikan efek sedasi dari yang memiliki efek cepat seperti
golonganopioid atau lambat seperti benzodiazepine. Paralise otot nafas
dapatdipertimbangkan jika proses intubasi masih sulit dilakukan.
Jenispremedikasi dipilih yang memiliki resiko minimal terhadap organ
yangsedang mengalami gangguan.
Sebelum intubasi dimulai, hiperoksigenasi dilakukan melaluiambubag
dengan kecepatan aliran 12 – 15 liter/menit, sampai saturasioksigen meningkat >
95%. Tujuan dari intubasi yaitu : mengembalikanasam basa dan kadar PO2
dalam batas normal, dan memenuhikebutuhan tidal volume ( TV ) atau
menit volume ( MV ) dengantekanan puncak ( PIP ) dalam batas normal.

8
BAB III

TATA LAKSANA

Indikasi untuk dilakukan intubasi adalah


1. Henti jantung ( cardiac arrest )
2. Henti nafas ( Respiratory arrest )
3. Hipoksemia yang tidak teatasi dengan pemberian oksigen non invasive
4. Asidosis respiratory yang tidak teratasi dengan obat-obatan dan pemberian
oksigennon invasive
5. Kelelahan pernafasan yang tidak responsive dengan obat-obatan dan
penberianoksigen non invasive.
6. Gagal nafas dengan manifestasi klinis : takhipneu, penggunaan otot
pernafasantambahan (scalene, sternokleidomastoid,intercosta , abdomen)
7. Penurunan kesadaran
8. Saturasi oksigen menurun drastic
9. Tindakan pembedahan yang menggunakan anastesi umum
Indikasi Klinik untuk pemasangan ventilasi mekanik :
a. Kegagalan Ventilasi
1) Neuromuscular Disease
2) Central Nervous System disease
3) Depresi system saraf pusat
4) Musculosceletal disease
5) Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
b. Kegagalan pertukaran gas
1) Gagal nafas akut
2) Gagal nafas kronik
3) Gagal jantung kiri
4) Penyakit paru-gangguan difusi
5) Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch

9
Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat sepuluh parameter
yangdiperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu :
a. Frekuensi pernafasan permenit
Frekwensi napas adalah jumlah pernapasan yang dilakukan ventilator
dalamsatu menit. Penyetingan RR ini tergantung volume tidal, jenis kelainan paru
pasien,target PO2 yang ingin dicapai. Parameter alarm RR diseting diatas dan
dibawahnilai RR yang diset. Misalnya set RR sebesar 10x/menit, maka
setingan alarmsebaliknya diatas 12x/menit dan dibawah 8x/menit. Sehingga
cepat mendeteksiterjadinya hiperventilasi atau hipoventilasi.
b. Tidal volume
Volume tidal merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator kepasien
setiap kali bernapas. Umumnya disetting antara 5-15 cc/kgBB, tergantungdari
compliance, resistance, dan jenis kelainan paru. Pasien dengan paru normalmampu
mentolerir volume tidal 10-15 cc/kgBB, sedangkan untuk pasien PPOK cukup
dengan 5-8 cc/kgBB. Parameter alarm tidsl volume diseting diatas dandibawah
nilai yang kita seting. Monitoring volume tidal sangat perlu jika
pasienmenggunakan time cycled.
c. Konsentrasi oksigen (FiO2) FiO2 adalah jumlah kandungan oksigen dalam udara
inspirasi yang diberikanoleh ventilator ke pasien. Konsentrasinya berkisar 21-100%.
Settingan FiO2 padaawal pemasangan ventilator direkomendasikan sebesar
100%. Untuk memenuhikebutuhan FiO2 yang sebenarnya, 15 menit pertama
setelah pemasanganventilator dilakukan pemeriksaan analisa gas darah.
Berdasarkan pemeriksaan AGD tersebut maka dapat dilakukan penghitungan FiO2
yang tepat bagi pasien.
d. Rasio inspirasi : ekspirasiRumus Rasio inspirasi : EkspirasiWaktu inspirasi + waktu
istirahat. Waktu ekspirasi Keterangan :
1) Waktu inspirasi merupakan waktu yang diperlukan untuk memberikan
volumetidal atau mempertahankan tekanan.
2) Waktu istirahat merupakan periode diantara waktu inspirasi dengan ekspirasi

10
3) Waktu ekspirasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkanudara
pernapasan.Rasio inspirasi : ekspirasi biasanya disetiing 1:2 yang merupakan
nilai normalfisiologis inspirasi dan ekspirasi. Akan tetapi terkadang
diperlukan faseinspirasi yang sama atau lebih lama dibandingkan ekspirasi
untuk menaikanPaO2.
e. Limit pressure / inspiration pressurePressure limit berfungsi untuk mengatur
jumlah tekanan dari ventilator volumecycled. Tekanan terlalu tinggi dapat
menyebabkan barotrauma.
f. Flow rate/peak flowFlow rate merupakan kecepatan ventilator dalam
memberikan volume tidalpernapasan yang telah disetting permenitnya. Biasanya
flow rate disetting antara40-100 L/menit.
g. Sensitifity / triggerSensitifity berfungsi untuk menentukan seberapa besar usaha
yang diperlukanpasien dalam memulai inspirasi dai ventilator. Pressure
sensitivity memiliki nilaisensivitas antara 2 sampai -20 cmH2O, sedangkan untuk
flow sensitivity adalahantara 2-20 L/menit. Semakin tinggi nilai pressure sentivity
maka semakin mudahseseorang melakukan pernapasan. Kondisi ini biasanya
digunakan pada pasienyang diharapkan untuk memulai bernapas spontan, dimana
sensitivitas ventilatordisetting -2 cmH2O. Sebaliknya semakin rendah pressure
sensitivity maka semakinsusah atau berat pasien untuk bernapas spontan.
Settingan ini biasanya diterapkanpada pasien yang tidak diharapkan untuk bernapas
spontan.
h. Alarm
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu
untukmewaspadakan perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan
rendahmenandakan adanya pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari
pasien),sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan
tekanan,misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting, dan lain-lain. Alarm
volumerendah menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak
dianggapdan harus dipasang dalam kondisi siap.i. Kelembaban dan suhu

11
i. Kelembaban dan suhu
Ventilasi mekanis yang melewati jalan nafas buatan meniadakan
mekanismepertahanan tubuh unmtuk pelembaban dan penghangatan. Dua
proses ini harusdigantikan dengan suatu alat yang disebut humidifier. Semua
udara yangdialirkan dari ventilator melalui air dalam humidifier dihangatkan
dan dijenuhkan.Suhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh.
Pada kasus hipotermiberat, pengaturan suhu udara dapat ditingkatkan. Suhu
yang terlalu itnggi dapatmenyebabkan luka bakar pada trachea dan bila suhu
terlalu rendah bisamengakibatkan kekeringan jalan nafas dan sekresi menjadi
kental sehingga sulitdilakukan penghisapan.
j. Positive end respiratory pressure (PEEP)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhirekspirasi. PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional paru
dan sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler paru.
Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari :
a. Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi
untukpemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe. Ventilasi mekanik
adalahalat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan 11ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang
lama.Ventilator tipe inimeningkatkan kerja pernafasan klien. ventilasi dan
pemberian oksigen dalam waktu yang lama.Ventilator tipe inimeningkatkan
kerja pernafasan klien.
b. Assist/Control
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan. Bilaklien
gagal untuk ventilasi, maka ventilator secara otomatis. Ventilator inidiatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien,biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator.

12
c. Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan
modelkontrol, klien dengan hiperventilasi. Klien yang bernafas spontan
dilengkapidengan mesin dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d. Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otottidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal. Pemberian gas melalui nafasspontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien. Indikasi pada pernafasanspontan tapi
tidal volume dan/atau frekuensi nafas kurang adekuat.
e. Positive End-Expiratory pressur
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positifdengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafasoleh
karena tekanan yang tinggi, atelektasis akan dapat
dihindari.Indikasipada klien yang menederita ARDS dan gagal jantung
kongestif yangmassif dan pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan
venous returnmenurun, barotrauma dan penurunman curah jantung
f. Continious Positive Airway Pressure. (CPAP)
Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada
pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.
Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan
melatihotot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.Fisiologi Pernapasan
Ventilasi MekanikPada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan
ototintercostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanannegatif
sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasiberjalan secara
pasif.Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan
udaradengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan sselama
inspirasiadalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada
akhirinspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif.Efek Ventilasi mekanik Akibat
dari tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke jantungterhambat,
venous return menurun, maka cardiac output juga menurun. Bilakondisi penurunan
respon simpatis (misalnya karena hipovolemia, obat danusia lanjut), maka bisa

13
mengakibatkan hipotensi. Darah yang lewat paru jugaberkurang karena ada kompresi
microvaskuler akibat tekanan positif sehinggadarah yang menuju atrium kiri
berkurang, akibatnya cardiac output jugaberkurang. Bila tekanan terlalu tinggi bisa
terjadi gangguan oksigenasi. Selainitu bila volume tidal terlalu tinggi yaitu lebih dari 10-
12 ml/kg BB dan tekananlebih besar dari 40 CmH2O, tidak hanya mempengaruhi
cardiac output (curah jantung) tetapi juga resiko terjadinya pneumothorax.Efek pada
organ lain:Akibat cardiac output menurun; perfusi ke organ-organlainpun menurun
seperti hepar, ginjal dengan segala akibatnya. Akibattekanan positif di rongga
thorax darah yang kembali dari otak terhambatsehingga tekanan intrakranial
meningkat.Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu :
a. Obstruksi jalan nafasb.
b. Hipertensi
c. Tension pneumotoraksd.
d. Atelektasee.
e. Infeksi pulmonalf.
f. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahang.
g. Gastrointestinal.h.
h. Kelainan fungsi ginjali
i. Kelainan fungsi susunan saraf pusat
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
a. Tes penyapihan
1) Kapasitas vital 10-15 cc / kg
2) Volume tidal 4-5 cc / kg
3) Ventilasi menit 6-10
4) Frekuensi permenit < 20 per menit
b. Pengaturan ventilator
1) FiO2 < 50%
2) Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP) :

14
c. Gas darah arteri
1. PaCO2 normal
2. PaO2 60-70 mmHg
3. PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
d. Selang Endotrakeal
1) Posisi diatas karina pada foto Rontgen
2) Ukuran : diameter 8.5 mme.
e. Nutrisi
1) Kalori perhari 2000-2500 kal
2) Waktu : 1 jam sebelum makan
f. Jalan Nafas
1) Sekresi : antibiotik bila terjadi perubahan warna, penghisapan(suctioning)
2) Bronkospasme : kontrol dengan Beta Adrenergik, Tiofilin atauSteroid
3) Posisi : duduk, semi fowlerg.
g. Obat-obatan
1). Agen sedative : dihentikan lebih dari 24 jam
2) Agen paralise : dihentikan lebih dari 24 jamh.
h. Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihani.
i. Fisik : Stabil, istirahat terpenuhi.

15
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap hasil asesmen dan rencana asuhan pasien serta tindakan yang akan
diberikan pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik harus didokumentasikan
dalam berkas rekam medis pasien agar asuhan yang diterima oleh pasien
terencana dengan baik, terpadu sehingga pelayanan yang diberikan dapat secara
optimal dan sesuai dengan kebutuhan asuhan pasien.

16
BAB V
PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pasien dengan alat bantu
sesuai prosedur di Rumah Sakit Daerah Kalabahi. Tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya referensi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan
berikutnya. Semoga panduan ini berguna bagi pelayanan Rumah Sakit Daerah
Kalabahi
.

Kalabahi, November 2018


RSD KALABAHI

dr. Ketut Indra Djaja Prasetya


NIP. 1962 1019 200003 1002

17

Anda mungkin juga menyukai