Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN KONSEP ASKEP


DENGAN VENTILASI MEKANIK
Di ruangan intensive care unit ( icu )
RSI FATIMAH BANYUWANGI

Oleh :

Nama : Diah Noviana Efendi

NIM : 2017.02.057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


BANYUWANGI
2021
1. DEFINISI
   Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.  (Brunner dan
Suddarth, 1996).
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh
proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi. (Carpenito, Lynda Juall 2000).
Ventilasi mekanik dengan alatnya yang disebut ventilator mekanik adalah suatu alat
bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan
tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan.  Ventilator mekanik
merupakan peralatan “wajib” pada unit perawatan intensif atau ICU. ( Corwin, Elizabeth J,
2001)
Ventilator adalah suatu system alat bantuan hidup yang dirancang untuk menggantikan
atau menunjang fungsi pernapasan yang normal. Tujuan utama pemberian dukungan ventilator
mekanik adalah untuk mengembalikan fungsi normal pertukaran udara dan memperbaiki
fungsi pernapasan kembali ke keadaan normal. (Bambang Setiyohadi, 2006)
Ventilator mekanik merupakan alat bantu pernapasan bertekanan positif atau negative
yang menghasilkan aliran udara terkontrol pada jalan napas pasien sehingga mampu
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu lama. Tujuan
pemasangan ventilator mekanik adalah untuk mempertahankan ventilasi alveolar secara
optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan metabolic pasien, memperbaiki hipoksemia, dan
memaksimalkan transport oksigen. ( Iwan Purnawan, 2010).
2. KLASIFIKASI
   Terdapat beberapa jenis ventilator mekanis.Ventilator diklasifikasikan berdasarkan cara
alat tersebut mendukung ventilasi. Dua kategori umum adalah ventilator tekanan-negatif dan
tekanan-positif.
Sampai sekarang kategori yang paling umum digunakan adalah ventilator tekanan-positif.
Ventilator tekanan-positif juga termasuk klasifikasi metoda fase inspirasi akhir (tekanan-
bersiklus, waktu-bersiklus dan volume-bersiklus)
a. Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal. Dengan
mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara untuk mengalir ke
dalam paru-paru, sehingga memenuhi volumenya. Secara fisiologis, jenis ventilasi terbaru ini
serupa dengan ventilasi spontan. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas
kronik yang berhubungan dengan kondisi neurovaskular seperti poliomielitis,
distrofimuskular, sklerosis lateral amiotrofik, dan miasteniagravis. Penggunaannya tidak
sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan
ventilatori sering.
Ventilator tekanan negatif adalah alat yang mudah digunakan dan tidak membutuhkan
intubasi jalan nafas pasien. Ventilator ini digunakan paling sering untuk pasien dengan fungsi
pernafasan borderline akibat penyakit neuromuskular. Akibatnya, ventilator ini sangat baik
untuk digunakan di lingkungan rumah. Terdapat beberapa jenis ventilator tekanan negatif:
iron lung, body wrap, dan chest cuirass.
Drinker Respirator Tank (Iron Lung). Iron Lung adalah bilik tekanan negatif yang
digunakan untuk ventilasi. Alat ini pernah digunakan secara luas selama epidemik polio pada
masa lalu dan sekarang digunakan oleh pasien-pasien yang selamat dari penyakit polio dan
kerusakan neuromuskular lainnya.
  Body Wrap (Pneumowrap) dan Chest Cuirass (Tortoise Shell). Kedua alat portabel ini
membutuhkan sangkar atau shell yang kaku untuk menciptakan bilik tekanan negatif
disekitar toraks dan abdomen. Karena masalah-masalah dengan ketepatan ukuran dan
kebocoran sistem, jenis ventilator ini hanya digunakan dengan hati-hati pada pasien tertentu.
b. Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas, serupa dengan mekanisme di bawah, dan dengan demikian
mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Ekspirasi terjadi secara pasif.
Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakea atau trakeostomi. Ventilator ini
secara luas digunakan di lingkungan rumah sakit dan meningkat penggunaannya di rumah
untuk pasien dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif,
yaitu:
1) Ventilator Tekanan-Bersiklus.
Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang mengakhiri inspirasi
ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain, siklus ventilator hidup, mengantarkan
aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai, dan
kemudian siklus mati. Keterbatasan utama dengan ventilator jenis ini adalah bahwa  volume
udara atau oksigen dapat beagam sejalan dengan perubahan tahanan atau kompliens jalan
napas pasien. Akibatnya adalah suatu ketidakkonsistensian dalam jumlah volume tidal yang
dikirimkan dan kemungkinan mengganggu ventilasi. Konsekuensinya, pada orang dewasa,
ventilator tekanan-bersiklus dimaksudkan hanya untuk penggunaan jangka pendek di ruang
pemulihan. Jenis yang paling umum dari ventilator jenis ini adalah mesin IPPB.
2) Ventilator Waktu-Bersiklus
Ventilator waktu-bersiklus mengakhiri atau mengendalikan inspirasi setelah waktu
yang ditentukan. Volume udara yang diterima pasien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan
frekuensi aliran udara. Sebagian besar ventilator mempunyai frekuensi kontrol yang
menentukan frekuensi pernapasan, tetapi waktu-pensiklus murni jarang digunakn untuk
orang dewasa. Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi.
3) Ventilator Volume-Bersiklus
Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan-positif yang paling
banyak digunakan sekarang. Dengan ventilator jenis ini, volume udara yang akan dikirimkan
pada setiap inspirasi telah ditentukan. Mana kala volume preset ini telah dikirimkan pada
pasien, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Dari satu nafas ke nafas lainnya,
volume udara yang dikirimkan oleh ventilator secara relatif konstan, sehingga memastikan
pernapasan yang konsisten, adekuat meski tekanan jalan nafas beragam
3. PATOFISIOLOGI
Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis
berkontraksi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran udara masuk
ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif.
Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan
ke paru pasien, sehingga tekanan selama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra
thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thoraks paling positif.
Akibat dari tekanan positif pada organ toraks, darah yang kembali kejantung terhambat.
Venous retrum menurun maka kardia output juga menurun, bila kondisi penurunan respon
simpatis (misalnya karena hipovolemia, obat dan usia lanjut) maka biasa menagkibatkan
hipotensi. Darah yang lewat paru juga berkuarang karena ada kompresi mikrovaskuler akibat
tekanan positif sehingga darah yang menuju atrium kiri berkurang, akibat kardia output
berkurang. Bila tekanan tinggi bisa terjadi oksigenasi. Selain itu bila volume tidal semakin
tinggi yaitu lebih dari 20-10 ml/kg BB dan tekanan lebih besar dari 40 cm H2O, tidak hanya
mempengaruhi kardia output curah jantung tetapi juga resiko terjadi pneumotoraks.
Efek pada orang lain :
Akibat cardia output menurun : perfusi ke organ-organ lain pun menurun seperti hepar,
ginjal dengan segala akibatnya. Akibat tekanan positif rongga toraks, darah yang kembali dari
otak terlambat sehingga tekanan intra kranial meningkat.
4. PATHWAY
Rokok

Inhalasi zat karsinogen ke saluran nafas

Disfungsional mukosa dansilia

Endapan karsinogen di epitel bronkus

Perubahan eptel termasuk metaplasia , hyperplasia


Dysplasia sel – sel ganas

CA PARU
( adenokarsinoma )

Massa tumor dalam bronkus


Nafsu makan menurun
Hipersekresi kelenjar mucus
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Peningkatan produksi sputum
kebutuhan tubuh
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Penatalaksaan medis
Dengan ventikasi mekanik

Pemasangan ventilator terlalu lama dan


Kondisi hemodinamik pasien tidak stabil

Disfungsi respon penyapihan


Ventilator
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X dada
2. GDA

6.KOMPLIKASI
Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, Pasien dengan ventilator
mekanis memerlukan observasi, keterampilan dan asuhan keperawatan berulangtapi bila
perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti:

a. Komplikasi pada jalan nafas


Aspirasi dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah intubasi. Kita dapat
meminimalkan resiko aspirasi setelah intubasi dengan mengamankan selang,
mempertahankan manset mengembang, dan melakukan penghisapan oral dan selang kontinu
secara adekuat. Bila resusitasi diperpanjang dan distensi gastrik terjadi, jalan nafas harus
diamankan sebelum memasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung. Bila aspirasi
terjadi potensial untuk terjadinya SDPA meningkat.
Kebanyakan pasien dengan ventilator perlu dilakukan restrein pada kedua tangan,
karena ekstubasi tanpa disengaja oleh pasien sendiri dengan aspirasi adalah komplikasi yang
pernah terjadi. Selain itu self-extubation dengan manset masih mengembang dapat
menimbulkan kerusakan pita suara.
Prosedur intubasi itu sendiri merupakan resiko tinggi. Contoh komplikasi intubasi
meliputi:
1) Intubasi lama dan rumit meningkatkan hipoksia dan trauma trakea.
2) Intubasi batang utama (biasanya kanan) ventilasi tak seimbang, meningkatkan laju
mortalitas.
3) Intubasi sinus piriformis (jarang) abses faringeal.
Pnemonia Pseudomonas sering terjadi pada kasus intubasi lama dan selalu
kemungkinan potensial dari alat terkontaminasi.
b. Masalah Selang Endotrakeal
Bila selang diletakkan secara nasotrakeal, infeksi sinus berat dapat terjadi.
Alternatifnya, karena posisi selang pada faring, orifisium ke telinga tengah dapat tersumbat,
menyebabkan otitis media berat, kapanpun pasien mengeluh nyeri sinus atau telinga atau
terjadi demam dengan etiologi yang tidak diketahui, sinus dan telinga harus diperiksa untuk
kemungkinan sumber infeksi.
Beberapa derajat kerusakan trakeal disebabkan oleh intubasi lama. Stenosis trakeal
dan malasia dapat diminimalkan bila tekanan manset diminimalkan. Sirkulasi arteri dihambat
oleh tekanan manset kurang lebih 30 mm/Hg. Penurunan insiden stenosis dan malasia telah
dilaporkan dimana tekanan manset dipertahankan kurang lebih 20 mm/Hg. Bila edema laring
terjadi, maka ancaman kehidupan paskaekstubasi dapat terjadi.
c. Masalah Mekanis
Malfungsi ventilator adalah potensial masalah serius. Tiap 2-4 jam ventilator
diperiksa oleh staf keperawatan atau pernafasan. VT tidak adekuat disebabkan oleh
kebocoran dalam sirkuit atau manset, selang atau ventilator terlepas, atau obstruksi aliran.
Selanjutnya disebabkan oleh terlipatnya selang, tahanan sekresi, bronkospasme berat, spasme
batuk, atau tergigitnya selang endotrakeal.
Secara latrogenik menimbulkan komplikasi melampaui kelebihan ventilasi mekanis
yang menyebabkan alkalosis respiratori dan karena ventilasi mekanis menyebabkan asidosis
respiratori atau hipoksemia. Penilaian GDA menentukan efektivitas ventilasi mekanis.
Perhatikan, bahwa pasien PPOM diventilasi pada nilai GDA normal mereka, yang dapat
melibatkan kadar karbondioksida tinggi.
d. Barotrauma
Ventilasi mekanis melibatkan “pemompaan” udara kedalam dada, menciptakan
tekanan positif selama inspirasi. Bila TEAP ditambahkan, tekanan ditingkatkan dan
dilanjutkan melalui ekspirasi. Tekanan positif ini dapat menyebabkan robekan alveolus atau
emfisema. Udara kemudian masuk ke area pleural, menimbulkan tekanan pneumotorak-
situasi darurat. Pasien dapat mengembangkan dispnea berat tiba-tiba dan keluhan nyeri pada
daerah yang sakit. Tekanan ventilator menggambarkan peningkatan tajam pada ukuran,
dengan terdengarnya bunyi alarm tekanan. Pada auskultasi, bunyi nafas pada area yang sakit
menurun atau tidak ada. Observasi pasien dapat menunjukkan penyimpangan trakeal.
Kemungkinan paling menonjol menyebabkan hipotensi dan bradikardi yang menimbulkan
henti jantung tanpa intervensi medis. Sampai dokter datang untuk dekompresi dada dengan
jarum, intervensi keperawatannya adalah memindahkan pasien dari sumber tekanan positif
dan memberi ventilasi dengan resusitator manual, memberikan pasien pernafasan cepat.
e. Penurunan Curah Jantung
Penurunan curah jantung ditunjukkan oleh hipotensi bila pasien pertama kali
dihubungkan ke ventilator ditandai adanya kekurangan tonus simpatis dan menurunnya aliran
balik vena. Selain itu hipotensi adalah tanda lain dan gejala dapat meliputi gelisah yang tidak
dapat dijelaskan, penurunan tingkat kesadaran, penurunan haluarana urine, nadi perifer
lemah, pengisian kapiler lambat, pucat, lemah, dan nyeri dada. Hipotensi biasanya diperbaiki
dengan meningkatkan cairan untuk memperbaiki hipovolemia.
f. Keseimbangan air positif
Penurunan aliran balik vena ke jantung dirangsang oleh regangan reseptor vagal pada
atrium kanan. Manfaat hipovolemia ini merangsang pengeluaran hormon antidiuretik dari
hipofise posterior. Penurunan curah jantung menimbulkan penurunan haluaran urine
melengkapi masalah dengan merangsang respons aldosteron renin-angiotensin. Pasien yang
bernafas secara mekanis, hemodinamik tidak stabil, dan yang memerlukan jumlah besar
resusitasi cairan dapat mengalami edema luas, meliputi edema sakral dan fasial.

7. PENATALAKSANAAN
a. Prehospitalisas\
Penatalaksanaan pada ventilasi mekanik sebelum di rumahsakit tidak
diketemukan, karena pemasangan ventilator baru dilakukan di rumah sakit.
b. Hospitalisasi
Dalam pemberian ventilator  sebagai tenaga kesehatan tentunya mempunyai beberapa
prosedur.Prosedur dalam hal pemberian ventilator sebelum dipasang adalah dengan
melakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:
1) Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
2) Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit
3) Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB
4) Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
5) PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm,
ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis.
Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan
ditentukan oleh respon pasien yang ditunjukkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas).
Bila selama pengobatan serta perawatan di ruang ICCU ini keadaan umum pasien
membaik maka akan dilakukan penyapihan pada pasien.Penyapihan ini adalah menurunkan
secara perlahan set-set dalam mesin ventilator dan disesuaikan dengan kondisi pasien dan
bertujuan agar mesin ventilator itu bisa dilepas dan pasien tidak tergantung kepada mesin
ventilator.
A. Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Keluhan utama
pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun
hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi
ventilasi mekanik.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sulit bernafas hingga menyebabkan sesak nafas
disertai demam dengan suhu badan yang tinggi
3. Riwayat penyakit dahulu
Kemungkinan adanya riwayat pneumonia, dan penurunan fungsi paru
4. Riwayat penyakit keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit sesak seperti pasien
5. Pemeriksaan fisik
 B1 ( breathing )
Klien mengaku sesak dan Kesulitan bernafas, pernafasan cepat dangkal,
terjadi peningkatan RR
 B2 ( blood )
Tekanan darah klien biasanya mengalami penurunan, klien tampak pucat,
sianosis dan peningkatan nadi (takikardia)
 B3 ( Brain )
Klien mengalami penurunan kesadaran, GCS menurun
 B4 ( Bladder )
Tidak ditemukan kelainan
 B5 ( Bowel )
Tidak ditemukan kelainan
 B6 ( Bone )
Kaji adanya fraktur karena terbentur benda keras, karena kemungkinan dada
mengalami penekanan.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien yang mendapat bentuan nafas
mekanik/dipasang ventilator diantaranya adalah:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
secret
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator
yang tidak tepat, obstruksi selang endotracheal
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang
endotracheal
C. INTERVENSI
N SDKI SLKI SIKI
O
1 Ketidakefektifan Diharapkan 1x 24 jam jalan Definisi : mengidentifikasi
bersihan jalan nafas nafas menjadi efektif dan mengelola kepatenan
berhubungan dengan Kriteria hasil 1 2 3 4 5 jalan nafas
peningkatan produksi Dyspnea ` Tindakan :
secret Ortopnea 1. observasi
Sulit bicara  Monitor pola nafas
Sianosis  Monitor bunyi nafas
Gelisah  Monitor sputum
2. terapiutik
 Pertahankan
kepatenan jalan nafas
dengan head- tilt
Keterangan :
 Pastikan pasien posisi
1. Memburuk
semi fowler
2. Cukup memburuk
3. Sedang  Berikan minuman
4. Cukup membaik hangat
5. Membaik 3. edukasi
 Anjurkan asupan
cairan 2000ml/hari
4. kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator ,
ekspektoran

N SDKI SLKI SIKI


O
2 Ketidakefektifan pola Diharapkan 1x 24 jam inspirasi Definisi : mengidentifikasi
nafas berhubungan atau ekspirasi memberikan dan mengelola kepatenan
dengan kelelahan, ventilasi adekuat jalan nafas
pengesetan ventilator Kriteria hasil 1 2 3 4 5 Tindakan :
yang tidak tepat, Dyspnea ` 1. observasi
obstruksi selang Penggunaan  Monitor pola nafas
endotracheal otot bantu  Monitor bunyi nafas
nafas 2. terapiutik
Pemasangan  Pertahankan
fase kepatenan jalan nafas
ekspirasi  Pastikan pasien posisi
semi fowler
 Berikan minuman
Keterangan :
hangat
6. Memburuk
3. edukasi
7. Cukup memburuk
8. Sedang  Anjurkan asupan
9. Cukup membaik cairan 2000ml/hari
10. Membaik 4. kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator ,
ekspektoran

N SDKI SLKI SIKI


O
3 Gangguan rasa Diharapkan 1x 24 jam rasa Definisi : mengajarkan
nyaman berhubungan nyaman dapat terpenuhi teknik pernafasan untuk
dengan ventilasi Kriteria hasil 1 2 3 4 5 meningkatkan relaksasi,
mekanis, letak selang Gelisah ` meredakan nyeri dan
endotracheal Kebisingan ketidaknyamanan
Sulit tidur Tindakan :
Gatal 1. observasi
mual  Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
2. terapiutik
 Sediakan materi dan
Keterangan : media pendidikan
11. Memburuk kesehatan
12. Cukup memburuk  Jadwalkan pendidikan
13. Sedang kesehatan sesuai
14. Cukup membaik kesepakatan
15. Membaik 3. edukasi
 Jelaskan tujuan dan
manfaat teknik nafas
 Jelaskan prosedur
teknik nafas
 Anjurkan posisi tubuh
senyaman mungkin

Anda mungkin juga menyukai