Puj syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya Panduan Pelayanan Darah ini dapat di selesai dan menjadi ketentuan dasar di Rumah
Sakit Daerah Kalabahi
Panduan Pelayanan Darah ini sebagai acuan dalam menjalankan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Daerah Kalabahi serta diharapkan Panduan Pelayanan Unit
Homedialisi ini dapat meningkatkan mutu pelayanan pada Rumah Sakit Daerah Kalabahi.
Dalam Panduan Pelayanan Darah ini perlu adanya kritik dan saran dari berbagai
pihak terkait untuk peningkatan pelayanan hemodialisis di Rumah Sakit Daerah Kalabahi
Akhir kata kami ucapkan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya Panduan Pelayanan Unit Hemodialisa di Rumah Sakit Daerah
Kalabahi.
Kalabahi, 2018
Tim penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pelayanan darah merupakan salah satu bagian penting dalam bidang kesehatan.
Secara keseluruhan, pelayanan darah dibutuhkan untuk menangani pasien yang men-
galami perdarahan, anemia berat, pasien yang hendak menjalani tindakan operasi, pasien
dengan kelainan darah bawaan. Pelayanan darah menyelamatkan nyawa dan
meningkatkan kualitas kesehatan, tetapi banyak pasien yang membutuhkan pelayanan
namun tidak memiliki akses yang tepat untuk mendapat darah yang aman (WHO, 2016).
Salah satu indikator kesehatan suatu negara adalah tingginya angka mortalitas dan
morbiditas. Tingginya angka mortalitas dan morbiditas tidak terlepas dari kualitas
peayanan darah. Kebutuhan darah semakin meningkat di dunia ini dimana 1 pasien dari 7
pasien yang masuk rumah sakit memerlukan transfusi darah. Ketidakseimbangan antara
penyediaan darah dan kebutuhan darah semakin meningkat di dunia. Saat ini hanya di 62
negara, persediaan darah 100% berasal donor darah sukarela dan 40 negara lagi masih
tergantung pada donor dari keluarga dan donor darah yang dibayar. Kebutuhan darah se-
tiap hari di negara seperti United States, adalah sekitar 36.000 unit sel darah merah tetapi
hanya 13,6 juta jumlah seluruh darah dan unit sel darah merah yang dapat dikumpulkan
dalam satu tahun. Hanya 10% dari populasi yang memenuhi syarat benar-benar mendonor
darah setiap tahun, meskipun diperkirakan 38 persen dari populasi United States
memenuhi syarat untuk mendonor darah
Jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia telah mencapai sekitar 5,1 juta kan-
tong per tahun atau 2% jumlah penduduk, sedangkan penyediaan darah dan komponen-
nya saat ini hanya sebanyak 4,6 juta kantong dari 3,05 juta donasi. Sebanyak 86,20% dari
3,05 juta donasi itu berasal dari donor darah sukarela. Indonesia masih kekurangan jumlah
penyediaan darah secara nasional sekitar 500 ribu kantong
Pentingnya ketersediaan darah di bank darah (UTD) karena untuk memenuhi kebu-
tuhan akan transfusi darah yang dapat terjadi kapan saja seperti untuk korban kecelakaan
2
yang dalam kondisi gawat darurat yang membutuhkan transfusi darah, pasien operasi
mayor seperti operasi bedah umum , seksio sesarea, para penderita penyakit darah, na -
mun ketersediaan stok darah di PMI sering kali tidak mencukupi kebutuhan di masyarakat.
Hal ini yang membuat RSD Kalabahi menyiapkan UTD untuk melayani setiap permintaan
darah yang dibutuhkan di RSD Kalabahi.
TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pelayanan darah berdasarkan standar prosedur di Rumah Sakit
Daerah Kalabahi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menguta-
makan keselamtan pasien
Tujuan Khusus
1. Di harapkan PPA mampu memberikan penjelasan terkait pelayanan darah yang
dilakukan pada pasien
2. Diharapkan PPA mampu memfasilitasi ketersediaan darah di Unit Transfusi darah
3. Mampu mengidentifikasi setiap pasien yang berhak mendapatkan transfusi darah
4. PPA mampu memonitoring penderita yang mendapatkan transfuse darah
5. PPa mampu mengindetifikasi dan merespon reaksi trasfusi
1. DEFINISI
1. pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi peren-
canaan, pengarahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendis-
tribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang pen-
derita yang darahnya telah tersedia dalam kantong plastic.
3. Donor darah atau penyumbang darah adalah semua orang yang memberikan darah
untuk maksud dan tujuan transfusi darah
4. Resipien atau penerima darah adalah semua orang yang mendapat tambahan
darah
3
2. RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
d. Unit Transfusi Darah
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Pelayanan Darah adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Bedah Sentral
c. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Bedah Infeksi
2. Ruang Perawatan VVIP dan VIP
3. Ruang Perawatan Penyakit Dalam
4. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan( Nifas)
5. Ruang Bersalin
6. Ruang Perawatan Kelas I
7. Ruang Ruang Penyakit Anak
8. Ruang Perinatologi
9. ICU
10. Ruang khusus
a. Panduan Pelayanan Darah
4
BAB III
1. TATA LAKSANA
PMI:
Golongan darah
Cross Match
Uji Serologi
. darah diserahkan ke
perawat IR/OK
Dilaporkan ke UPD
6
A. Tata Laksana Penyimpanan Darah
Darah yang belum diberikan haruslah disimpan dalam lemari es penyimpan darah
sampai darah tersebut dibutuhkan/diambil kembali oleh keluarga pasien. Bila masih
ada sisa darah, maka sisa darah tersebut bisa diberikan kepada pasien lain yang
membutuhkan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Apabila ada darah yang rusak
atau mendekti kadaluarsa, maka darah tersebut haruslah dikembaliikan ke PMI
Untuk Fresh Frozen Plasma (FFP), dikarenakan Rumah Sakit RSD Kalabahi
Masih belum memiliki lemari pendingin khusus (harus disimpan dalam suru mnum 20 0
C) maka permintaan dan pengambilan FFP diatur sedemikian rupa sehingga setelah
FFP terebut dicairkan, dalam waktu kurang dari 4 jam sudah harus ditransfusikan
kepada pasien yang memerlukan
B. Tata Laksana Identiikasi
1. Setiap kali akan dilakukan pemberian transfuse darah, perawat wajib
melakukan identifikasi atas diri pasien,maupun produk darah ang akan
diberikan
2. Perawat menanyakan identitas pasien dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir dan mencocokan dengan dokumen rekam medik yang
berisi identitas pasien
3. Pada saat menerima produk darah dari PMI yang dibawa oleh keluarga
pasien, perawat mengecek kebenaran kantong darah meliputi jenis darah,
golongan darah, nomor kantong dan tangglal kadaluarsa serta menco-
cokan engan formulir pengiriman kantong darah
4. Sebelum memberikn prosduk darah pada pasien ,perawat mengulang
kembali prosedur identifikasi pasien
E. Waktu Pelayanan
Pelayanan darah di Rumah Sakit Daerah Kalabahi diberikan pelayanan selama 24 jam.
8
C. Penyimpanan Darah dan Komponen Darah
Pengertian penyimpanan darah dan komponen darah adalah proses penyim-
panan darah dan komponen darah sedemikian rupa untuk menjaga agar kemampuan
darah dan komponen darah tersebut dalam menjalankan fungsinya tidak berkurang dan
aman bagi penderita. Tujuannya adalah menjaga agar kemampuan darah dan kompo -
nen darah dalam menjalankan fungsinya masing-masing tidak berkurang, untuk men-
gurangi pertumbuhan bakteri yang mengkontaminasi darah yang disimpan, dan untuk
mencegah hemolisis sel-sel darah merah.
Tata laksana penyimpanan darah mengatur cara pengoperasian dan perawatan
alat penyimpanan darah (lemari penyimpanan darah), sehingga didapatkan produk
darah atau komponennya yang aman untuk transfusi. Tujuan tata laksana ini adalah
mendapatkan produk darah atau komponen yang aman untuk transfusi.
Tata laksana penyimpanan darah dan komponen darah sebagai berikut :
1. Lokasi lemari penyimpanan darah dipilih di bagian yang paling sejuk dari ruangan
dan jauh dari sinar matahari
2. Suhu dalam lemari penyimpanan darah dipertahankan pada suhu 2-6 oC
3. Pengukuran dan pencatatan suhu dilakukan minimal 3 kali sehari (pagi dan sore)
dengan menggunakan termometer yang diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat
dilihat hasil pengukuran suhunya dari luar pintu lemari penyimpanan darah, tanpa
harus membuka lemari penyimpanan darah
4. Suhu lemari penyimpanan darah dicatat dalam suatu tabel, yang mencantumkan
tanggal, jam, posisi thermometer, suhu dan tindakan yang diambil jika suhu yang
terukur diluar batas 2-6oC
5. Tabel pencatatan suhu ditempelkan pada pintu lemari penyimpanan darah, untuk
membantu mengingat perlunya pencatatan suhu yang teratur
6. Pintu lemari penyimpanan darah hanya boleh dibuka saat diperlukan (menyimpan
dan mengeluarkan darah)
7. Penempatan darah harus sedemikian rupa, sehingga terjadi sirkulasi diantara kan-
tung-kantungnya. Kantung darah dapat diposisikan berdiri dalam keranjang atau
mendatar diatas rak lemari penyimpanan
9
8. Periksa adanya penumpukan bunga es setiap minggu (jika ada) bila bunga es yang
terbentuk telah mencapai ketebalan lebih dari 6-10mm, bunga es tersebut perlu di-
cairkan.
Setiap kantong darah yang akan ditransfusikan dilakukan pemeriksaan ulang golongan
darahnya walaupun sudah tertera golongan darahnya UTD.Pemeriksaan ini menggu-
nakan reagen antisera anti-A, anti-B, anti AB, dan anti Rhesus menggunakan porselin
putih atau gelas tile. Reaksi dikatakan positif bila erlihat aglutinasi atau hemolisis dan
dikatakan negatif bila tidak terlihat aglutinasi hemotilis.
11
Unit peminta darah dapat meminta skrining ulang terhadap darah donor apabila
dikehendaki oleh pasien atau keluarganya bekerjasama dengan lamoratorium Rumah
Sakit Kalabahi.
G. Pencatatan dan Pelaporan dari Reaksi yang Timbul dari Transfusi Darah
Pengertian reaksi transfusi yang timbul dari transfusi darah adalah reaksi yang
timbul akibat adanya antigen pada lekosit atau trombosit pasien, yang tesensitisasi oleh
antigen melalui transfusi sebelumnya. Untuk mencatat dan melaporkan reaksi transfusi
harus dikenal kriteria diagnosa.
Adapun kriteria diagnosa sebagai berikut :
Sakit kepala yang disertai rasa dingin tiba-tiba, lalu gemeteran disertai kenaikan
suhu badan
Terjadi dalam jangka waktu 12 jam setelah transfusi dijalankan
Sering bereaksi baik dengan pengobatan
Dapat menjadi berat, terjadi batuk dan sesak
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah memeriksa ulang uji kecocokan
dari semua pasien terhadap sel-sel darah donor dan X-Foto Thorax.
Reaksi anafilaksis merupakan reaksi hipersensitif tipe 1 atau hipersensitifikasi
yang dimediasi oleh lg E, yang menyebabkan lepasnya mediator-mediator dari sel
mast, dan terjadinya sangat cepat dan menyeluruh. Adapun kriteria diagnosa reaksi
anafilaksis sebagai berikut :
Hipotensi atau syok akibat vasidilatasi yang luas
Urtikari atau angioedema
Bronkospasme
Angioedema pada laring dan hipofaring serta bronkospasme menyebabkan sum-
batan jalan nafas.
Reaksi hemolitik akibat transfusi adalah reaksi transfusi paling berat dan dapatt
fatal, yang mengakibatkan pecahnya sel-sel darah merah, bisa terjadi karena in-
travaskuler maupun ekstravakuler.
Kriteria diagnosa reaksi hemotilik mayor sebagai berikut :
Terjadinya cepat dan bersifat intravaskuler
Demam dan menggigil, nyeri punggung dan kepala
12
Bisa terjadi dyspneu, hipotensi dan kolaps vaskuler
Pada kasus yang berat, dapat terjadi DIC atau gagal ginjal akut akibat nekrosis
tubuler atau terjadi keduanya
Pasien dibawah anesteri umum tak memberikan banyak gejala tapi dapat dicurigai
dari adanya perdarahan umum dan oliguria
13
adalah hemolisis akut intravaskuler, kontaminasi bakteri dan syok septik, kelebihan mu-
tan cairan, anfilaksis cedera paru akut yang berkaitan dengan cedera (TRALI).
Tanda : Rigor, febris, gelisah, hipotensi (penurunan sistolik sebesar 20%).
Hemoglobinuria (urin berwarna merah), perdarahan yang tidak dapat dijelaskan se-
babnya (DIC).
Gejala : Kecemasan, nyeri dada, nyeri di dekat tempat transfusi, gawat pernapasan
atau sesak napas, nyeri pinggang atau punggung, sakit kepala dispnea.
Pasa pasien yang tidak sadar atau dibius, keadaan hipotensi dan perdarahan yang
tidak terkendali mungkin merupakan satu-satunya tanda yang menunjukkan trans-
fusi yang tidak kompatibel
Pemeriksaan penunjang, hematokrit gagal atau tidak meningkat sesuai harapan,
hemoglobinemia dan hemoglobinuria, bilirubin indirek meningkat dan renal fuction
test meningkat.
Reaksi transfusi ini harus diberitahukan dengan segera kepada dokter yang mer-
awat pasien dan ke UTD. Kemudian unit dengan set transfusinya, urine yang baru di-
ambil dan sample darah (satu sampel yang dibekukan dan satu lagi yang diberi an -
tikoagulan) yang diambil dari pembuluh vena yang berlawanan dengan tempat infus
dikirimkan ke UTD. Pengiriman ini bersama blanko permintaan yang sesuai dari UTD
untuk pemeriksaan laboratorium
Selalu dilakukan pengecekan terhadap spesimen urine yang baru untuk mene-
mukan tanda-tanda hemoglobinuria. Kemudian untuk mengumpulkan urine 24 jam dan
mengisi kartu keseimbangan cairan serta mencatat asupan serta keluaran urin, serta
mempertahankan keseimbangan cairan, serta memperhatikan perdarahan yang terjadi
pada tempat tusukan atau luka.
Reaksi transfusi hemolitik lambat adalah reaksi transfusi yang menyebabkan
hemolisis sel-sel darah merah resipien, yang timbul 5-10 hari sesudah transfusi.
Adapun kriteria diagnosa sebagai berikut :
Gejala timbul 5-10 hari pasca transfusi, berupa febris, anemia, ikterus, kadang-
kadang hemogloninuria
Reaksi transfusi hemolitik lambat yang berat dengan disertai syok, gagal ginjal,
serta DIC yang mengancam jiwa pasien merupakan kejadian yang langka.
14
Purpura paska transfusi merupakan komplikasi yang jarang terjadi, tetapi dapat
berakibat fatal pada tindakan transfusi sel darah merah atau konsentratr, komplikasi
terjadi karena antibodi terhadap antigen spesifik, trombosit yang ada dalam darah re-
sipen. Kejadian ini paling banyak dijumpai pada pasien wanita.
15
Pengadaan darah darurat adalah pengadaan darah yang dilakukan untuk
menanggulangi keadaan klinis sangat gawat dahulu, dengan metode konvensional
pengadaan darurat dilayankan sebelum seluruh uji silang serasi dilakukan.
Pelayanan ini dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan klinis sangat gawat
tapi dengan metode uji cocok serasi metode gel yang jauh lebih cepat dan aman,
pengadaan darah darurat dilayankan secepat mungkin (didahulukan dari per-
mintaan yang lain) dengan prosedur yang sama seperti pengadaan rutin.
Pelayanan darah dengan pemeriksaan darurat harus berdasar pada per-
mintaan dokter, dengan memakain formulir permintaan darah darurat (ditulisakan
tanda khusus pada formulir permintaan darah ) dan contoh darah. Pengambilan
darah sesuai dengan prosedur pengembalian darah.
Berdasarkan pada tujuan diatas, maka saat ini transfusi darah cenderung
memakai komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan
sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protesin
dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi transfusi darah dan komponen-komponennya
adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume denganc airan
2. Anemia kronis
3. Gangguan pembekuan darah karena diifesiensi komponen
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia
5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja.
Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan den -
gan transfusi jika Hb<8gr/dl
16
I. Jenis Transfusi Darah
Darah lengkap
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap
juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labir (V, VII). Volume
darah sesuai dengan kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml,
450 ml. Dapat bertahan dalam suhu 4 o+2oC. Darah lenkap berguna untuk
meningkaykan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb meningkat
0,9+0,12gr/dl dan Ht meningkat 3-4% post transfusi 450ml dan darah lengkap.
Transfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan meningkatd
an mempertankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan
ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20ml/kg, diikuti dengan
volume yang diperlukan untuk stabilisasi.
Sel Darah merah (packed red cell)
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara
tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80$. Volume
tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300ml. suhu simpan 4 o+2o. lama
simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.
Packed red cell merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed red cell
banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia apalastik,
leukimia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan un-
tuk memperbaiki iksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh, biasanya tercapai bila
kadar Hb sudah diatas 8g%
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1gr/dl diperlukan PRC 4ml/khBB atau 1
unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5%. Diberikan selama 2 jam sampao 4
jam dengan kecepatan 1-2ml/menit dengan golongan darah ABO dan Rh yang dike-
tahui.
Kebutuhan darah (ml)
3x ∆Hb (Hb normal-Hb pasien) x BB
Keterangan :
17
Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
Hb pasien : Hb pasien saat ini
Indikasi :
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml
2. Hemoglobin <8gr/dl
3. Hemoglobin <10gr/dl dengan penyakit-penyakit utama (misalnya empisema, dan
penyakit jantung iskemik)
4. Hemoglobin <12gr/dl dan tergantung pada ventilator
Dapat disebutkan bahwa :
Hb sekitar 5 adalah CRITICAL
Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE
Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mencapai
batas TOLERABLE atau OPTIMAL
1. Frozen wash concentraded red blood cells (sel darah merah pekat beku yang
dicuci)
Diberikan untuk pendertita yang mempunyai antobodi terhadap sel darah merah
yang menetap
2. Washed red cell
Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cel 2-3 kali dengan
saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi
18
human plasma, kelemahan washed red cell yaitu bahwa infeksi sekunder yang
terjadi selama proses serta masa simpan yang pendek (4-6jam). Washed red
cell dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchane transfu-
sion. Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma
Suspensi trombosit
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang dise-
babkan oleh kekurangan trombosit. Pemberina trombosit yang berulang-ulang
menyebabkan pembentukan thrombocyle antobody pada penderita. Transfusi
trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositponia.
Komponen trombosit mempunyai rasa simpan sampai dengan 3 hari.
Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah, meng-
gantikan protein yang terbuang seperti albumi n pada nephorotic syndrom dan
cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor tertentu
dari plasma seperti globulin.
4. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VII, faktor pem-
bekuan XIII, faktor Vn Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk
21
menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor VIII di dalam darah pen-
derita hemofili A.
Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui
tetesan infus, pemberian segera setelh komponen mencair, sebab komponen ini
tidak tahan pada suhu kamar
Suhu simpan -18oC atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditans-
fusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam,
alergi satu kantong (30ml) mengandung 75-80 unit faktor VIII, 150-200mg fib-
rinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII
Indikasi :
Hemophilia A
Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi
Penyalkit con wilebrand
5. Albumin
Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari
plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi
cairan 5% atau 20% 100 ml, albumin 20% mempunyai osmotik sama dengan
400ml plasma biasa.
Rumus kebutuhan Albumin
∆albumin x BB x 0,8
8. Dengan perawat yang lain, identifikasi kebenaran produk darah dan klien :
a. Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantong darahd an informasi pada kan-
tong itu sendiri
b. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada catatan klien
c. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter
d. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokkan dengan gelang nama
26
e. Dapatkan dara dasar tanda-tanda vital klien
9. Mulai untuk menstransfusikan darah :
a. Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9% normal saline
b. Mulai transfusi dengan lambat menlalui tetesan pertama pada filter
c. Atur kecepatan tetesan 2ml/menit pada 15 menit pertama transfusi dan tetap
bersama klien. Jika ditemukan adanya reaksi, hentikan transfusi, siram / suntik
jalur IV dengan normal suline secara lambat dan beritahu dokter dan bank darah
10. Monitor tanda-tanda vital
a. Dapatkan tanda vital klien setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfusid an
setiap jarum untuk yang berikutnya mengikuti kebijakan institusi / rumah sakit
b. Observasi klien terhadap adanya kemerahan, ruam kulit, gatal, dispnea, bintik-
bintik merah di kulit
11. Lepaskan dan buang sarung tangan. Cuci tangan
12. Lanjutkan mengoservasikan terhadap reaksi samping / efek samping transfusi
13. Catat pemberian darah dan produk darah. Catat cairan yang digunakan mengikuti
kebijakan rumah sakit / institusi
Bila transfusi sudah selesai. Kembalikan kantong plastik dan selangnya ke bank
darah.
M. Pengelolaan Limbah
Penanganan Limbah Medis Padat
Pengelaolaan Limbah Medis Padat adalah suatu kegiatan yang dilakukan didalam men-
gelola sampah medis padat yaitu bahan atau peralatan bekas yang digunakan untuk
keperluan medis . limah medis yang dimaksud : spuith, sarung tangan , disposable,
kasa, kapas, blood set, bekas botol infuse dan limbah meid lainya yang tercemar darah
atau cairan tubuh pasien . penanganan limbah medis padat dilakukan sesuai prosedur
yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, sebagai berikut :
Sampah medis padat dipisahkan sesuai jenisnya, yaitu sampah medis tajam seperti
jarum dan sampah medis tidak tajam, yaitu kapas, kertas saring, spuit (penghisap),
sarung tangan sekali pakai, tabung spesimen plastik, kemasan reagen dan lain-lain
Sampah medis tajam (jarum) dibuang dalam kontainer khusus tertutup
Sampah medis tidak tajam dibuang dalam kontainer tertutup dengan plastik warna
kuning. Khusus untuk sampai medis tidak tajam spuit (penghisap), tabung spesimen
darah plastik dibuang dalam kontainer khusus bertutup yang terpisah
Untuk wadah spesimen urine dan feses yang terbuat dari plastik, setelah spesimen-
nya dibuang ke spoel hok, wadah spesimennya langsung dibuang dalam kontainer
tertutup dengan plastik warna kuning bersama sampah medis lainnya
Untuk kemasan reagen, setelah dicuci bersih, ditampung ditempat tersendiri untuk
selajutnya dibuang dan dibakar dalam inseneratior rumahs akit
Spesimen darah dibuang dalam wadah tersendiri yang berisi desinfektan
Petugas pengangkut sampah rumah sakit mengambil sampah padat tajam dan tidak
tajam untuk dibakar di insenerator rumah sakit.
4.DOKUMENTASI
29
Sistem pelayanan darah di rumah sakit dilakukan Oleh Unit Transfusi Darah.dengan
mengirim format permintaan darah dan sample darah.
1. Format permintaan darah
BAB V
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pelayanan darah sesuai
prosedur di Rumah Sakit Daerah Kalabahi. Tentunya masih banyak kekurangan dan
30
kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan ku-
rangnya rujukan atau referensi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikut-
nya. Semoga panduan ini berguna bagi tim Akses ke pelayanan dan kontinyuitas
pelayanan Rumah Sakit Daerah Kalabahi pada khususnya juga untuk pera pembaca pada
umumnya.
.
Kalabahi 16 November 2017
Rumah Sakit Daerah Kalabahi
Ttd
Penyusun
31