Anda di halaman 1dari 50

PELAYANAN DARAH

OUTLINE
PENDAHULUAN

DASAR HUKUM

KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH PMI

PENUTUP

2
2
PENDAHULUAN
 Darah adalah aset nasional
 Transfusi darah merupakan bagian pelayanan kesehatan
 Produk darah harus aman, efektif secara klinis & berkualitas
 Keamanan penyediaan darah ditujukan untuk pasien, pendonor,
petugas dan masyarakat
 Strategi pelayanan darah PMI:
 Terorganisir dan terkoordinasi dg baik
 Darah diambil dari donor darah sukarela tanpa pamrih asal
kelompok resiko rendah
 Semua kantong darah diuji saring infeksi, Pemeriksaan
golongan darah dan uji silang serasi
 Penggunaan darah tepat dan atas indikasi medis

3
3
DASAR HUKUM
UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian
Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 86
1. Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan dengan tujuan kemanusiaan dan tidak
untuk tujuan komersial.
2. Darah diperoleh dari pendonor darah sukarela yang memenuhi kriteria seleksi
pendonor.
3. Darah sebelum digunakan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mencegah
penularan penyakit

Pasal 87
1. Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Transfusi Darah.
2. Unit Transfusi Darah dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalang merahan.

5
UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian
Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 88
1. Pelayanan transfusi darah meliputi perencanaan, pendistribusian darah, pengerahan
pendonor darah, penyediaan dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien
untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pelaksanaan pelayanan transfusi darah dilakukan dengan menjaga keselamatan
dan kesehatan penerima darah dan tenaga kesehatan dari penularan penyakit
melalui transfusi darah

Pasal 89
Menteri mengatur standar dan persyaratan pengelolaan darah untuk pelayanan transfusi
darah.

6
UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian
Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 90
1. Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman,
mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Pemerintah menjamin pembiayaan dalam penyelenggaraan pelayanan darah.
3. Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun

Pasal 91
1. Komponen darah dapat digunakan untuk tujuan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan melalui proses pengolahan dan produksi. 
2. Hasil proses pengolahan dan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikendalikan oleh Pemerintah.

Pasal 92
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan darah diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
7
PP NO. 7/2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

TANGGUNG JAWAB
BAB I : TUJUAN PEMERINTAH / PEMDA

 Mengatur/membina, mengawasi /
menyelenggarakn yan darah
aman, mudah diakses, sesuai
kebutuhan masyarakat
 Mendorong litbang kegiatan
Pelayanan Darah
 Pendanaan Pelayanan Darah

8
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
Permenkes
• Dilakukan oleh UTD dan BDRS No.83/2014

• Diatur oleh Pemerintah & Pemda


• Dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemda, PMI, UTD
& masyarakat

• Pengambilan darah harus di uji saring untuk minimal


4 jenis IMLTD sesuai standar
• Pengolahan darah di UTD sesuai standar
• Penyimpanan dan pemusnahan sesuai standar

Sistem tertutup & metode rantai dingin

• Sesuai kebutuhan medis secara


Permenkes rasional
No. 91/2015 • Dilakukan uji silang serasi
kepada pasien
9
• Dilaksanakan oleh dokter
PERMENKES NO. 83 TAHUN 2014
TENTANG
UTD, BDRS DAN JEJARING PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
• Diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemda atau PMI
• Tingkatan : Tingkat Nasional, Provinsi, Kab/kota
UTD • Kemampuan : Kelas utama, Madya, Pratama
• Harus memiliki izin dari pemerintah sesuai dgn tingkatannya
• Wajib melakukan audit internal dan eksternal

• Setiap RS wajib memiliki BDRS


BDRS • Untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan darah di RS
• Wajib melakukan audit internal dan eksternal

• Meliputi semua institusi terkait dalam pelayanan darah


Jejaring Pelayanan • Berjenjang dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota
Transfusi Darah • UTD dan BDRS harus melakukan perjanjian kerja sama

10
PERMENKES NO. 72 TAHUN 2015
TENTANG FRAKSIONASI PLASMA

1. Fraksionasi plasma hanya dapat dilakukan oleh industri fraksionasi plasma


2. Industri Fraksionasi Plasma adalah industri farmasi milik negara yang
memiliki izin dan ditetapkan oleh Menteri.
3. Industri Fraksionasi Plasma dalam melakukan proses pembuatan derivat
plasma harus terlebih dahulu memanfaatkan bahan baku plasma yang
memenuhi persyaratan CPOB yang dihasilkan oleh UTD yang memiliki izin.
4. Dalam hal plasma asal UTD sebagai bahan baku tidak mencukupi, industri
fraksionasi plasma atau UTD dapat membentuk pusat plasmaferesis.
5. Derivat plasma sebagai produk plasma dikategorikan sebagai obat.
6. Pemerintah mengendalikan harga derivat plasma sebagai produk plasma.
7. Pengawasan terhadap industri farmasi dilakukan oleh Kepala Badan.
8. Pengawasan terhadap sarana penyiapan bahan baku di UTD dan Pusat
Aferesis Plasma dilakukan oleh Kepala Badan
PERMENKES NO. 91 TAHUN 2015
TENTANG
STANDAR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
1. Sistim
Manajemen
Mutu Yan
Darah

5. Pemberian 2. Pelayanan
Transfusi Darah Transfusi
kepada Pasien Sistim Darah di UTD
Informasi
Manajemen

3. Pelayanan
4. Pelayanan
Transf. Darah di
Darah di
BDRS Pusat
Plasmapheresis
KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH PMI
Pelayanan darah menjadi program prioritas PMI
Peningkatan jumlah donasi darah menjadi > 2%
jumlah penduduk di semua UTD PMI pada akhir
tahun 2014
Pembenahan manajemen pelayanan darah
Penyusunan Aturan Dasar UTD PMI
Penataan hirarki organisasi pelayanan darah PMI
Pembenahan teknis pelayanan darah
Penataan sistim penyediaan darah

13
Alur darah mulai seseorang
donor sampai darah siap
diberikan
Pendonor mengisi inform consent : Timbangan harus dikalibrasi
- Persyaratan donor Secara reguler  menentukan
Jumlah darah yang akan
- Identitas donor
Diambil. ( BB 45 kg )
- Informasi riwayat sakit sebelumnya

16
Formulir donor
PEMERIKSAAN Kadar HB
dan Golongan Darah PEMERIKSAAN KESEHATAN
Dilakukan Setiap kali mau OLEH DOKTER :
Mendonorkan Darah. Anamnesa dan cek p’isi form
HB : 12,5-17 mg/dl
18
Penyadapan Darah
Pengambilan Darah dilakukan kepada donor yang
telah lulus skrening donor
Dilakukan oleh tenaga yang terlatih
Menggunakan peralatan yang sekali pakai
SOP

19
• Menggunakan jarum
dan kantong darah Berat darah donor harus
sekali pakai. Sesuai standar.
• Didahului tindakan
desinfeksi kulit dg
alkohol dan betadin

20
Penyimpanan Darah Donor

Whole blood & PRC Trombosit disimpan pd agitator


pd blood refrigerator Trombosit pd suhu 22 C, 3-5 hari
2-6 C, 21-35 hari Plasma  dibekukan – 20 C
1-2 tahun.
Pemeriksaan IMLTD
( Infeksi Menular Lewat Tranfusi Darah )

Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, Sifilis

 Bila jumlah sampel memadai  Elisa , CLIA


 Bila jumlah sampel sedikit  Rapid.
 Mengikuti Strategi Uji Saring dari WHO.
 Pedoman : SOP, lembar Kerja.
 Reagen : lulus evaluasi thd kualitasnya.
 Untuk memperpendek widow periode  saat ini
bisa dilakukan NAT (Nucleic Acid Test).

22
Pengolahan Komponen Darah
UTD PMI telah dapat membuat Komponen darah :

 Erytrocyte Concentrate ( PRC )


 Washed Erytrocyte ( WE )
 Trombrosite Concentrate ( TC )
 Fresh Frozen Plasma ( FFP )
 Cryoprecipitate AHF / Faktor VIII
 Liquid Plasma ( LP )
 Pembuatan Trombosit menggunakan mesin Aferesis

24
25
Prinsip pembuatan komponen darah

• Sentrifugasi :
berat jenis tiap sel
darah berbeda

Aferesis PHTDI 131114


27
Aferesis PHTDI 131114
PRC + TC + LP/FFP
Alat aferesis
Pengkoleksian Platelet
Pemeriksaan Uji Cocok Serasi
3 Fase mayor, minor, auto :

Mayor :
Memeriksa ketidak cocokan ok Ab
serum pasien dg Ag SDM donor.

Minor :
Memeriksa ketidak cocokan ok Ab
serum donor dg Ag SDM pasien.

32
Permintaan Darah
Harus ada permintaan dokter yg merawat secara
tertulis.
Melalui pemeriksaan uji cocok serasi ( CM )
Saat stok kosong / tidak ada golongan darah
dimaksud :
- Keluarga pasien membawa donor pengganti
- Darah perlu diuji saring dahulu  butuh
waktu 1-2 jam.
Penyerahan darah ke BDRS / keluarga pasien
harus tertulis.
33
Contoh darah pasien dan
Formulir permintaan darah
Yg di TT dokter diserahkan.
Formulir berisi :
• Nama pasien dan RS/Bag
• Diagnosa
• Jenis dan jlh komponen
yg diperlukan.
• Riwayat transfusi.

34
Semua kegiatan mulai skrening donor sampai darah siap
diberikan kepada pasien membutuhkan biaya yang
disebut :

BIAYA PENGGANTI PENGOLAHAN DARAH


( BPPD )
UPAYA PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN
AKI
Peningkatan jumlah donasi menjadi program semua PMI
Propinsi dan Kab/Kota
Menggalang potensi Donor Darah Sukarela di instansi, TNI,
Polri, Univ, sekolah dan masyarakat melalui MOU
Mengajak pejabat daerah, tokoh/figur masyarakat, dll untuk
memasarkan penyumbangan darah
Sosialisasi “Donor Darah menjadi Gaya Hidup” melalui media
komunikasi tulis ataupun elektronik
Menggalang potensi CSR perusahaan untuk menjadi
penunjang dana kegiatan donor darah
Darah dianggap sebagai obat sehingga UTD dituntut
memiliki sertifikasi CPOB ----- KUALITAS PRODUK DARAH
36
• Rekrutmen donor adalah kegiatan
memotivasi dan mendidik masyarakat
dengan berbagai cara agar bersedia
menyumbangkan darahnya dan kemudian
mau menjadi donor darah sukarela yang
lestari.

• Target :
 mencari donor baru dan
 mempertahankan donor yang sudah
ada
JENIS PENDONOR DARAH

Donor sukarela
Donor keluarga / pengganti
Donor plasma khusus
Donor bayaran

38
Donor Sukarela (DDS)
• Adalah pendonor yang memberikan darah, plasma
atau komponen darah lainnya atas kehendaknya dan
tidak menerima pembayaran, baik dalam bentuk
tunai atau hal lainnya sebagai pengganti uang.
• termasuk izin tidak masuk kerja, kecuali jika
diperlukan waktu yang masih dianggap wajar untuk
perjalanan ke tempat penyumbangan darah.
• Dapat diberikan hadiah kecil, makanan dan
minuman serta penggantian biaya transportasi
langsung dalam keadaan tertentu
KEUNTUNGAN DDS
• Termasuk donor risiko rendah,
tanpa tekanan
• Menyumbang teratur untuk
menjaga stok darah
• Cenderung aman dari infeksi
• Lebih tanggap bila dihimbau untuk
menyumbang darah
Donor keluarga / pengganti
• Adalah pendonor yang memberikan darahnya ketika
dibutuhkan oleh anggota keluarganya atau
masyarakat
• 2 macam :
 darah donor keluarga sebagai
pengganti stok darah di UTD
 donor tidak tahu identitas pasien
 darah donor keluarga diberikan untuk
pasien tertentu sesuai permintaan
keluarga
 sangat tidak dianjurkan oleh WHO

Sumbangan darah donor keluarga / pengganti
harus ditujukan kepada UTD, bukan kepada
pasien tertentu
• Keuntungan :
 menambah persediaan darah
 kemungkinan bersedia menjadi donor
sukarela teratur

• Kerugian :
 merepotkan keluarga pasien
 ada tekanan pada keluarga
 kemungkinan tidak memenuhi kebutuhan
 memungkinkan donor darah dengan imbalan
 potensial berisiko terhadap keamanan darah
Donor plasma khusus

• Adalah pendonor plasmapheresis untuk


memenuhi kebutuhan bahan baku
pembuatan derivat plasma melalui
fraksionasi.
• Pendonor merupakan pendonor sukarela
namun dapat diberikan kompensasi
berupa penggantian biaya transportasi
langsung dan/atau pelayanan
pemeliharaan kesehatan
Donor bayaran
• Adalah pendonor yang memberikan darah dengan
mendapatkan pembayaran atau keuntungan lainnya
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar
atau sesuatu yang dapat dijual atau dapat ditukarkan
kedalam uang tunai atau ditransfer ke orang lain.
• Motivasi menyumbang darah untuk imbalan bukan
untuk menolong orang lain
• Kerugian
 merusak sistim sumbangan darah sukarela
 sering berisiko bagi keamanan darah
karena
• mungkin donor tidak sehat
• mungkin menyumbang lebih sering
WILAYAH PENDONOR
• Kelompok resiko rendah
• Tidak dianjurkan :
 dengan tingkat permasalahan gizi yang kurang
baik yang khususnya berpengaruh terhadap kasus
jumlah anemia yang tinggi.
 di daerah yang sedang terjadi wabah penyakit.
 di tempat dengan populasi angka penyakit infeksi
yang dapat ditularkan melalui darah yang tinggi
misalnya di lembaga pemasyarakatan, tempat
rehabilitasi atau populasi kelompok masyarakat
tertentu yang berperilaku risiko tinggi ( PSK,
Penasun, LGBT).
Kualitas Darah
Darah = OBAT
Dibawah Pengawasan Badan POM
UTD PMI diharapkan memeliki Sertifikasi CPOB
Definisi CPOB
“Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara
konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup
seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu.”
(CPOB 2012)
Pedoman CPOB di Unit Penyedia Darah
(GMP for Blood Establishments)
Bertujuan untuk menghilangkan risiko terkait mutu dalam operasional
Unit Penyedia Darah, mencakup risiko kontaminasi silang, penularan
penyakit, maupun kejadian yang tidak diinginkan dari hasil penggunaan
produk darah.

Unit Penyedia Darah terdiri atas UTD dan Pusat Plasmaferesis


Manfaat Penerapan CPOB

Unit Penyedia Darah Darah dan komponen darah

Aman dan berkualitas bagi


Industri Fraksinasi Plasma masyarakat
Produk derivat plasma

CPOB Produk Darah


KESIMPULAN :
 UTD PMI diberi amanat oleh pemerintah untuk
melakukan rekrutmen donor dan penyediaan
darah untuk Transfusi.
 Untuk menurunkan AKI akibat perdarahan maka
perlu disiapkan stok darah yang cukup, mudah
didapat, berkesinambungan dan berkualitas.
 Perlu peran serta masyarakat dan pemerintah
untuk ketersediaan darah di UTD PMI.
 Untuk menjamin kualitas darah, maka UTD PMI
wajib memiliki Sertifikasi CPOB.
Terima kasih
50

Anda mungkin juga menyukai