Disusun oleh :
M. Rifqi Fauzan
Nurani Putri
Rania Zahra
AKADEMI KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ventilasi mekanik adalah proses penggunaan suatu peralatan untuk
memfasilitasi transpor oksigen dan karbondioksida antara atmosfer dan alveoli
untuk tujuan meningkatkan pertukaran gas paru-paru (Urden, Stacy, Lough,
2010).
Menurut Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2008, ventilator merupakan alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen untuk periode waktu yang lama
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ventilasi mekanik?
2. Apa saja klasifikasi ventilasi mekanik?
3. Sebutkan indikasi ventilasi mekanik?
4. Apa fungsi pemasangan ventilasi mekanik?
5. Jelaskan pengkajian ventilasi mekanik?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami apa itu ventilasi mekanik.
2. Untuk memahami apa saja klasifikasi ventilasi mekanik.
3. Untuk memahami fungsi pemasangan ventilasi mekanik
4. Untuk memahami pengkanjian ventilasi mekanik
5. Untuk memahami indikasi ventilasi mekanik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ventilasi mekanik adalah proses penggunaan suatu peralatan untuk
memfasilitasi transpor oksigen dan karbondioksida antara atmosfer dan alveoli
untuk tujuan meningkatkan pertukaran gas paru-paru (Urden, Stacy, Lough,
2010).
Menurut Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2008, ventilator merupakan alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen untuk periode waktu yang lama
Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth, 1996, ventilasi mekanik adalah
alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan
ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama.
B. KLASIFIKASI
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung
ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan
positif.
1. Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada
eksternal. Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi
memungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi
volumenya. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik
yang berhubungn dengan kondisi neurovaskular seperti poliomyelitis, distrofi
muscular, sklerosisi lateral amiotrifik dan miastenia gravis. Penggunaan tidak
sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya
membutuhkan perubahan ventilasi sering.
2. Ventilator Tekanan PositiF
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan
mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong
alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini
diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas
digunakan pada klien dengan penyakit paru primer.
Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus, waktu
bersiklus dan volume bersiklus.
a. Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang
mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan
tertentu yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan kemudian siklus
mati.Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka
waktu pendek di ruang pemulihan.
b. Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau
mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume udara yang
diterima klien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran
udara . Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi.
c. Ventilator volume bersiklus yaitu ventilator yang mengalirkan volume
udara pada setiap inspirasi yang telah ditentukan. Jika volume preset
telah dikirimkan pada klien , siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi
secara pasif. Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan.
5. Implementasi Keperawatan
DX Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan 1. Mengauskultasi bunyi S:
bersihan jalan napas tiap 2-4 jam dan O
nafas berhubungan kalau diperlukan. A
dengan 2. Melakukan pengisapan P
peningkatan bila terdengar ronchi
produksi secret dengan cara:
a. Menjelaskan pada
pasien tentang tujuan
dari tindakan
pengisapan.
b. Memberikan oksigen
dengan O2 100 %
sebelum dilakukan
pengisapan, minimal 4
- 5 X pernapasan.
c. Memperhatikan teknik
aseptik, gunakan
sarung tangan steril,
kateter pengisap steril.
d. Memasukan kateter
kedalam selang ET
dalam keadaan tidak
mengisap (ditekuk),
lama pengisapan tidak
lebih dari 10 detik.
e. Mengatur tekanan isap
tidak lebih dari 100 -
120 mmHg.
f. Melakukan oksigenasi
lagi dengan O2 100 %
sebelum melakukan
pengisapan berikutnya.
g. Melakukan pengisapan
berulang-ulang sampai
suara napas bersih.
3. Mempertahankan suhu
humidifer tetap hangat (35
- 37,8 oC)
4. Monitor statur hidrasi
pasien
5. Melakukan fisioterapi
napas / dada sesuai
indikasi dengan cara
clapping, fibrasi dan
pustural drainage.
6. Berikan obat mukolitik
sesuai indikasi / program.
7. Kaji suara napas sebelum
dan sesudah melakukan
tindakan pengisapan.
8. Observasi tanda-tanda
vital sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
Gangguan 1. Mengecek analisa gas S
pertukaran gas darah setiap 10 - 30 menit O
berhubungan setelah perubahan setting A
dengan sekresi ventilator. P
tertahan, proses 2. Memonitor hasil analisa
penyakitnya gas darah (blood gas) atau
oksimeteri selama periode
penyapihan.
3. Mempertahankan jalan
napas bebas dari skresi.
4. Memonitor tanda dan
gejala hipoksia
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia. Memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit
perawatan kritis, medikal bedah umum, bahkan di rumah. Perawat, dokter
dan ahli terapi pernafasan harus mengerti kabutuhan pernafasan spesifik
klien. Rumusan penting untuk hasil klien yang positif termasuk
memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan yang
dibutuhkan klien, komunikasi terbuka antara tim kesehatan, rencana
penyapihan dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi
mekanik.
B. SARAN
Semoga para pembaca dapat memahami apa itu ventilasi mekanik dan
bagaimana membuat asuhan keperawatannya.
DAFTAR PUSTAKA