Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM RESPIRASI

Oleh : Kelompok 3

Mutiara Nikmah (1410211001)

Wardhatul Hasanah (1410211011)

Dwi Sekar Sari (1410211018)

Novi Nawang W (1410211023)

Rina Yulianti (1410211030)

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
I. SISTEM RESPIRASI

II. TUJUAN

1. Mengetahui proses dan cara menghitung kecepatan respirasi pada manusia

2. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan respirasi pada


manusia.

III. DASAR TEORI

Mahluk hidup menggunakan o2 dan menghasilkan C02 selama proses


respirasi sel. Respirasi merupakan proses yang sangat vitai untuk kehidupan suatu
organisme karena menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk menjaga
struktur tubuh serta aktivitas kehidupan. Energi dibebaskan untuk proses oksidasi
di dalam sel dan untuk keperluan ini 02 diambil dari permukaan organ respirasi
yang bersamaan akan membebaskan C02. Respirasi terjadi melalui proses: (1)
pemasukan dan pengeluaran udara antara hidung dan paru-paru; (2) difusi 02 dan
C02 antara alveolus dan darah ;(3) Transportasi 02 dan dari dan kedalam darah,
cairan tubuh, dan sel.

Struktur jalur pernafasan dan daerah pernafasan adalah :

udara ---- > hidung/mulut --- > faring --- > laring --- > trachea --- > bronchus ---
> bronkhiolus -- > alveolus

Pada sistem pernafasan terdapat istilah yang kita kenal dengan volume
pernafasan, Volume pernafasan dalam sistem pernafasan ada beberapa macam
yaitu:

1. Volume tidal (VT)

Volume tidal (VT) merupakan volume udara yang dapat diinspirasikan


atau diekspirasikan secara normal (lebih kurang 0,5 liter). Tetapi dalam
kenyataannya, hanya lebih kurang 350-360 ml saja udara yang sampai pada paru-
paru. Hal ini disebabkan adanya Udara Ruang Rugi (Dead Space), yaitu udara
yang harus mengisi berbagai ruang organ pernafasan sebelum sampai di paru-paru
(hidung-faring-trakea-bronkus)

2. Volume cadangan inspirasi (Inspiration Reserve Volume = IRV}

Volume cadangan inspirasi merupakan volume tambahan udara yang dapat


diinspirasikan diatas volume normal (lebih kurang 3,0 liter),

3. Volume cadangan ekspirasi (Expiration Reserve Volume = ERV}

Volume cadangan ekspirasi merupakan volume udara yang masih dapat


diekapirasikan diatas volume normal (lebih kurang 1,1 liter)

4. Volume sisa (Residual Volume = RV)

Volume udara yang masih tersisa didalam paru-paru setelah diekspirasikan


secara kuat (lebih kurang 1,2 liter).

Selain volume pemafasan, dalam sistem pernafasan kita juga biasa


mengenal istilah kapasitas paru-paru. Kapasitas paru dapat dibagi menjadi empat
yaitu antara lain:

a. Kapasitas inspirasi (inspiration Capacity = IC)


volume tidal + volume cadangan inspirasi

b. Kapasitas sisa fungsional (Functional Residu Capacity = FRC)


volume cadangan ekspirasi + volume sisa.

c. Kapasitas vital (Vital Capacity = VC)


volume tidal + volume cadangan inspirasi + volume cadangan ekspirasi

d. Kapasitas total (Total Lungs Capacity = TLC)


kapasitas vital + volume sisa Kapasitas vital pada laki-laki dewasa adalah
4,6 liter, sedangkan pada wanita hanya 3,1 liter.

Faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas vital seseorang adalah: posisi


waktu pengukuran, otot pernafasan dan daya pengembangan paru-paru serta otot
dada/ thorax.
Frekuensi pemafasan setiap menit pada seseorang berbeda-beda tergantung
pada usia, jenis kelamin, dan aktivitas individu. sebagai contoh:

a. Bayi baru lahir : 30 - 40 kali


b. Bayi berumur 1 th : 30 kali
c. Anak (2-5 th) : 24 kali
d. Dewasa :10 - 20 kali

Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara


harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya
menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan
sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan
makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.

Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk


melakukan beberapa aktivitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi
sebenarnya saling berhubungan.

Respirasi adalah proses mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan


karbondioksida ke udara. Atau respirasi adalah pertukaran gas oksigen dari udara
bebas oleh organism hidup untuk serangkaian proses metabolism (oksidasi) di
dalam tubuh, dengan mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolism.
(Joko waluyo. 2006: 287).

Sistem pernapasan terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang


menghubungkan jaringan paru dengan lingkungan luar paru yang berfungsi untuk
menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem
pernapasan secara umum terbagi atas :
1. Bagian Konduksi
Bagian konduksi terdiri atas rongga hidung, nasofaring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Bagian ini berfungsi untuk menyediakan saluran
udara untuk mengalir ke dan dari paru-paru untuk membersihkan,
membasahi, dan menghangatkan udara yang diinspirasi.
2. Bagian Respirasi
Bagian ini terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan. Pertukaran
gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas
terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang
penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem pernafasan
memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang
masuk yang dapat merusak.

Terdapat tiga kelompok mekanisme pertahanan yaitu :

a. Arsitektur saluran nafas; bentuk, struktur, dan caliber saluran nafas yang
berbeda-beda merupakan saringan mekanik terhadap udara yang dihirup,
mulai dari hidung, nasofaring, laring, serta percabangan trakeobronkial.
Iritasi mekanik atau kimiawi merangsang reseptor di saluran nafas,
sehingga terjadi bronkokonstriksi serta bersin atau batuk yang mampu
mengurangi penetrasi debu dan gas toksik kedalam saluran nafas
b. Lapisan cairan serta silia yang melapisi saluran nafas, yang mampu
menangkap partikel debu dan mengeluarkannya.
c. Mekanisme pertahanan spesifik, yaitu sistem imunitas di paru yang
berperan terhadap partikel-partikel biokimiawi yang tertumpuk di saluran
nafas.

IV. ALAT DAN BAHAN

Nama Alat Gambar Fungsi

Tempat Wadah air


Jerigen pada saat proses
respirasi probandus.
Tempat mengambil
nafas dengan cara
menaruk d lubang
Selang bening
hidung dan disalurkan
pada jerigen yang
terisi air.

Untuk mengukur hasil


respirasi probandus
Penggaris dengan cara mengukur
selang tadi yang sudah
terisi air.

Untuk menguji
Probandus Respirasi pada saat
melakukan praktikum

V. PROSEDUR KERJA

Cara kerja Gambar


1. Siapkan alat dan bahan. 1. Alat dan bahan:
2. persiapkan alat tabung wet
respirometer (yang telah diisi
dengan air + 4,5 L)
2. tabung yang berisi air

3. melalui pipa peniup, ambil nafas


perlahan (lewat hidung lalu
hembuskan melalui mulut) dan
catat angka yang ada pada piringan
alat

4. ambil nafas sekuat-kuatnya,


kemudian melalui pipa peniup
hembuskan nafas sekuat-kuatnya
(catat angka yang ada pada
piringan alat)
5. ambil nafas biasa/perlahan,
kemudian melalui pipa peniup
hembuskan nafas sekuat-kuatnya
(catat angka yang ada pada
piringan alat)

6. ulangi percobaan di atas setelah


praktikan melakukan gerakan olah raga
olahraga (lari/senam) lebih kurang
selama 3 5 menit
mengulang percobaan

VI. HASIL PENGAMATAN

Perlakuan Panjang slang Rata-rata


Menghirup 23 cm 48 cm 40 cm 84,4 cm
perlahan
Menghirup kuat 68,5 cm 73,5 cm 76,5 cm 72,8 cm
Menghirup 19,5 cm 40 cm 39,5 cm 72,6 cm
perlahan dan
hembusan kuat
Setelah olahraga 48,5 cm 59,5 cm 56 cm 54,6 cm
VII. PEMBAHASAN

Kami melakukan praktikum anatomi fisiologi manusia dengan acara


sistem respirasi. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui proses dan cara
menghitung kecepatan respirasi pada manusia dan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan respirasi pada manusia. Untuk melakukan
praktikum ini alat dan bahan yang kami gunakan yaitu jerigen, slang bening,
penggaris dan probandus. Jerigen digunakan sebagai wadah air pada percobaan
proses repirasi yang dilakukan probandus. Air di dalam jerigen digunakan sebagai
sumber oksigen yang dihirup pada respirasi. Slang bening disalurkan pada hidung
probandus dan air di dalam jerigen. Slang bening digunakan untuk melihat
pergerakan air.

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk
memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di
dalam sel-sel tubuh. Alat pernapasan pada manusia yaitu paru-paru.

Pernapasan, sebagai istilah yang lazim digunakan, mencangkup dua


proses: pernapasan eksterna, yaitu penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari
tubuh secara keseluruhan; serta pernapasan interna, yaitu penggunaan O2 dan
pembentukan CO2 oleh sel serta pertukaran gas di antara sel tubuh da media cair
di sekitarnya.

Pada praktikum ini dilakukan dengan merangkai alat respirometer


sederhana yang tersusun dari jerigen diisi dengan air dan dihungkan dengan slang.
Langkah yang dilakukan oleh probandus yaitu memasukkan slang ke dalam
hidung lalu mengambil nafas perlahan melalui hidung dan menghembuskan
melalui mulut dan dicatat tinggi air pada slang. Lalu probandus mengambil nafas
sekuat-kuatnya kemudian melalui pipa penium menghembuskan nafas sekuat-
kuatnya dan dicatat tinggi air pada slang. Langkah berikutnya probandus
mengambil nafas perlahan kemudian melalui pipa peniup menghembuskan nafas
sekuat-kuatnya dan dicatat tinggi air pada slang. Langkah terahir dilakukan
setelah berolah raga. Kemudian probandus menghirup udara melalui pipa penium
secara perlahan dan menghembuskan dengan perlahan lalu dicatat tinggi air pada
slang.

Hasil yang diperoleh pada praktikum ini yaitu pada saat probandus
menghirup udara secara perlahan tinggi air pada slang rata-rata 84,4 cm. Ketika
probandus menghitup udara dengan kuat dan dihembuskan kuat tinggi air dalam
slang rata-rata 72,8 cm . Ketika probandus menghirup udara perlahan dan
dihembuskan kuat rata-rata tinggi air dalam slang 72,6 cm. Setelah probandus
berolah raga dan menghirup udara perlahan lalu menghembuskan dengan perlahan
tinggi air dalam slang rata-rata 54,6 cm.

Menghirup udara secara perlahan dan menghembuskan perlahan dilakukan


dengan tujuan mengukur volume tidal paru-paru. Volume tidal meripakan volume
udara yang dapat diinspirasikan dan diekspirasikan secara normal. Tinggi air pada
slang 84,4 cm menunjukkan tinggi kadar oksigen yang dapat dihirup oleh paru-
paru. Pada langkah berikutnya probandus menghirup udara kuat dan
menghembuskan dengan kuat digunakan untuk mengukur volume cadangan
inspirasi. Tinggi air ata-rata yang diperoleh 72,8 cm dan pada saat probandus
menghirup udara perlahan dan menghembuskan dengan kuat tujuannya untuk
mengukur volume cadangan ekspirasi. Tinggi air pada slang hampir sama yaitu
72,6 cm. Setelah probandus melakukan aktivitas olah raga dan menghirup udara
dengan perlahan tinggi air dalam slang turun yaitu 54,6 cm. Hal ini disebabkan
aktivitas dapat memepengaruhi proses respirasi pada manusia.

Hasil yang kami peroleh pada praktikum ini belum valid karena kami tidak
menggunakan alat respirometer yang dapat menunjukkan volume udara pada
paru-paru. Berdasarkan literatur yang ada udara yang dihembuskan dengan kuat
setelah menghirup udara dengan inspirasi normal merupakan volume tidak dan
volume cadangan ekspiraasi. Volume cadangan ekspirasi pada manusi sebesar
1200 ml. Volume tidal dapat diperoleh dengan mengurangi nilai volume yang
diperoleh pada tahap pertama dikurangi nilai volume yang diperoleh dari nilai
cadangan ekspirasi. Selama proses bernafas normal, kira-kira 500 ml udara
bergerak ke saluran napas dalam setiap inspirasi dan jumlah yang sama bergerak
keluar dalam setiap ekspirasi, dan jumlah tersebut disebut volume tidal.
Pengamatan selanjutnya yaitu pelaku bernafas dalam-dalam kemudian
menghembuskan udara sebanyak mungkin untuk mengetahui kapasitas vital
pelaku. kapasitas vital yang merupakan sejumlah volume cadangan inspiratori
dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi adalah sebesar 4800 ml.

Perbedaan frekuensi irama pernafasan dapat disebabkan karena faktor usia,


jenis kelamin dan berat tubuh. Hal ini sesuai dengan sumber yang menyatakan
bahwa irama dasar respirasi ditentukan oleh sistem saraf dalam medulla dan pons.
Ukuran rongga dada dipengaruhi oleh kegiatan otot pernafasan. Otot-otot ini
berkontraksi dan relaksasi sebagai respon impuls saraf yang ditransmisi
kepadanya dari pusat di otak. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pernafasan
antara lain:

1. Jenis kelamin
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen
lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh
besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. Kapasitas paru pada pria
lebih besar yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L.

2. Usia
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin tua
usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi
paru . Dalam keadaan normal, usia juga mempengaruhi frekuensi pernapasan
dan kapasitas paru. Frekuensi pernafasan pada orang dewasa antara 10-20 kali
permenit, pada anak-anak 24 kali, pada bayi yang berumur 1 tahun 30 kali dan
pada bayi baru lahir 30-40 kali. Walaupun pada orang dewasa pernapasan
frekuensi pernafasan lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak dan bayi,
akan tetapi kapasitas volume paru-paru pada orang dewasa lebih besar
dibandingkan anak-anak dan bayi.

3. Kebiasaan olah raga


Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan
olahraga. Olah raga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga
menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang
lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang atletis lebih besar
daripada orang yang tidak pernah berolahraga. Kebiasaan olah raga akan
meningkatkan kapasitas paru dan akan meningkat 30 40 %

4. Tinggi badan
Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi frekuensi respirasi yaitu tinggi badan
dan berat badan. . Hal ini terjadi karena orang yang tinggi mampu melakukan
aktivitas lebih padat daripada orang yang rendah. bahwa Berat badan yang kurang
ideal kapasitas vitalnya lebih rendah dibandingakan dengan berat badan yang
ideal. ada factor lain yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru manusia yaitu,
suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuhnya maka semakin tinggi pula frekuensi
pernapasannya.

VIII. KESIMPULAN

Berdasark praktikum yang sudah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa


Respirasi merupakan proses pertukaran gas oksigen dari udara untuk metabolisme
tubuh dan menghasilkan karbondioksida. Pernapasan dilakukan dengan dua
proses yaitu inspirasi menghirup oksigen ke dalam tubuh dan ekspirais
mengluarkan karbondiosida dari dalam tubuh. Volume tidal meripakan volume
udara yang dapat diinspirasikan dan diekspirasikan secara normal. Volume
cadangan ispirasi merupakan volume udara yang dapat dihirup diatas volume
normal. Volume cadangan ekspirasi merupakan volume yang dapat diekspirasikan
melebihi volume normal. Kapasitas vital paru paru manusia merupakan volume
udara maksimal yang dapat dihembuskan oleh paru paru setelah melakukan
inspirasi maksimal, besarnya kurang lebih 4600 mililiter. Besarnya kapasitas vital
paru-paru merupakan penjumlahan dari volume udara tidal, cadangan inspirasi
dan cadangan ekspirasi. Kapasitas vital paru-paru dan frekuensi respirasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis kelamin, usia, aktivitas tubuh
dan tinggi badan.
IX. DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/bellakriwangko/laporan-praktikum-sistem-respirasi
(diakses pada tanggal 7 april 2017 pukul 08.11 WIB)

http://www.academia.edu/13160797/laporan_praktikum_biologi_sistem_respirasi
(diakses pada tanggal 7 april 2017 pukul 08.26 WIB)

http://documents.tips/documents/p-anfisman-laporan-sistem-respirasi.html
(diakses pada tanggal 7 april 2017 pukul 09.42 WIB)

https://www.scribd.com/doc/311973454/Laporan-Sistem-Respirasi (diakses pada


tanggal 7 april 2017 pukul 10.07 WIB)

Tim Anatomi Fisiologi Manusia. 2015. Buku Petunjuk Praktikum Anatomi


Fisiologi Manusia.Jember. universitas muhammadiyah jember.

Waugh, A. Grant. Allison. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Salemba


Medika. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai