Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TINDAKAN

BATUK EFEKTIF

DI RSUD BUMIAYU

Oleh :
Nama : Sekar Mutiara Triya Suryani
NIM : 210106169

PRAKTIK KLINIK DASAR 1


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN AKADEMIK
2022/2023
BATUK EFEKTIF

Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar dimana dapat menggunakan
energi untuk batuk dengan seefektif mungkin sehingga tidak mudah lelah dalam pengeluaran
dahak secara maksimal. Batuk yang tidak efektif ialah batuk yang terjadi terus-menerus
namun dalam mengeluarkan dahak dan iritan yang menyumbat saluran napas tidak maksimal,
sehingga saluran udara pun tetap terhambat. Penyakit yang menyebabkan kerusakan serius
pada paru, seperti PPOK, batuk menerus yang tak terkendali akan menekan dahak dan gas
terperangkap di paru-paru. Akibatnya, udara yang membawa oksigen semakin sulit untuk
masuk.
A. Indikasi
Batuk efektif diindikasikan untuk mengeluarkan sputum (sekret) saluran pernafasan,
meningkatkan ekspansi paru dan memobilisasi sekresi serta mencegah efek samping dari
retensi sekresi sehingga pasien akan merasa lebih nyaman saat bernafas baik inspirasi
maupun ekspirasi

B. Rasionalisasi
1. Mengeluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas sehingga
menurunkan frekuensi sesak nafas
2. Menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal
3. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsinya dengan baik
4. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik

C. Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan
bawah. Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring. Sedangkan
sistem pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru.
a) Hidug
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama dalam
sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian internal.
Di hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang dan hyaline
kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit.
b) Faring
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang13
cm. Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane
mukosa. Otot rangka yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap
sedangkan apabila otot rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan.
Fungsi faring adalah sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan
ruang resonansi untuk suara saat berbicara, dan tempat bagi tonsil.
c) Laring
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilago arytenoid, cuneiform,
dan corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan dimana
jaringan ini mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatan vokal
sebenarnya) untuk menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan bagian
tunggal adalah tiroid, epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan cricoid keduanya
berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis melindungi saluran udara dan
mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus.
d) Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati udara
dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia
sehingga dapat menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan didorong keatas
melewati esofagus untuk ditelan atau dikeluarkan lewat dahak.
e) Bronkus
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan
kiri, yang mana cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan kiri pula. Didalam
masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit, pendek, dan
semakin banyak jumlah cabangnya, seperti percabangan pada pohon. Cabang
terkecil dikenal dengan sebuta bronchiole.
f) Paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga lobus
di paru sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara kedua paru
terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan tempat bagi
jantung.

2. Fisiologi Batuk Efektif


Terjadinya hiperplasia di dinding bronkusakan menstimulus perubahan pada
sel – sel penghasil mukus bronkus yaitu sel – sel goblet serta silia, dimana sel – sel
goblet ini akan bertambah jumlahnya dan silia yang melapisi bronkus mengalami
kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Mukus dihasilkan oleh sel – sel
goblet pada epitel dan submukosa. Unsur utamanya adalah glikoprotein kaya
karbohidrat yang disebut musin yang memberikan sifat seperti gel pada mukus.
Perubahan pada sel penghasil mukus dan sel silia ini mengganggu system escalator
mukosiliaris dan menyebabkan akumulasi mukus kental yang berupa sputm dalam
jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas. Penumpukan sputum di
saluran nafas ini akan menyebabkan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif .
Sputum yang kental dan berlebih akibat penyakit infeksi, imobilisasi, statis sekresi
serta batuk tidak efektif dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas.
Batuk adalah refleks pertahanan tubuh untuk membersihkan sekret dan
partikel pada saluran napas serta melindungi dari aspirasi atau inhalasi material asing,
patogen, inflamasi dan post nasal drip. Dalam kondisi normal, batuk berperan sebagai
sistem pelindung saluran napas dan parenkim paru dari benda asing, namun batuk
yang berlebihan dan tidak produktif berpotensi membahayakan mukosa saluran napas
sehingga perlu dihentikan.

D. Alat dan Bahan


1. Tisu atau sapu tangan
2. Wadah tertutup berisi cairan disinfektan, seperti air sabun atau detergen
3. Satu gelas air hangat. Pastikan setelahnya Anda membuang dahak ke tempat yang
tidak mengontaminasi udara, air, atau benda sehingga bisa terhirup atau terkena
orang lain. Buanglah ke dalam saluran WC, kemudian siram hingga bersih.
E. Prinsip
Prinsip dari tindakan batuk efektif adalah bersih, karena tidak berhubungan langsung
dengan cairan dan tubuh pasien namun harus tetap waspada karena beresiko terkena
cairan lendir membrane mukosa pasien.

F. Prosedur
1. Posisikan tubuh dalam keadaan duduk dengan kaki menyentuh lantai. Anda bisa
duduk di kursi atau bersandar di tempat tidur.
2. Letakkan atau lipat tangan di depan ulu hati, lalu ambil napas melalui hidung secara
perlahan. Cara ini dilakukan untuk menekan pergerakan udara yang menyebabkan
batuk.
3. Tarik napas dalam 4-5 kali.
4. Selama mengambil napas pertahankan bahu tetap rileks, yaitu posisi dada bagian
atas tidak bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik. Tahan napas selama 2-3
detik, embuskan perlahan.
5. Pada tarikan napas kelima, sebelum batuk condongkan badan sambil menekan
lengan ke ulu hati terlebih dulu.
6. Angkat bahu dan longgarkan pergerakan dada, lalu batukkan dengan kencang.
7. Batuk harusnya berlangsung kuat dan pendek. Cara ini akan membuat dahak keluar.
8. Ambil napas kembali secara perlahan melalui hidung untuk membantu dahak
mengalir ke belakang saluran napas. Kemudian, buang dahak pada tempat yang
sudah Anda sediakan, dan buang pada tempat sampah.
9. Lakukanlah beberapa kali sesuai kebutuhan Anda sampai merasa bisa bernapas lebih
lega dan batuk mereda.

G. Respon Obyektif dan Subyektif Pasien


1. Respon Obyektif
Pasien tampak lebih rileks, dan tidak terdapat suara tambahan ketika batuk, serta
secret bersih.
2. Respon Subyektif
Pasien mengatakan sudah dapat bernafas dengan normal tanpa ada penyumbatan
pada jalan nafasnya.
H. Analis Keberhasilan Tindakan
Orientasi, benar pasien, benar prosedur, benar teknik, serta kondusif.

I. Refleksi Diri dari Kekurangan


Kekurangan dari tindakan yang saya lakukan adalah saya tidak dapat membuat pasien
lebih tenang sebelum tindakan karena kurangnya komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai