DISUSUN OLEH
RANI YUNITA 20.0601.0048
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Sistem pernafasan bagian atas
a. Hidung
Hidung dibentuk oleh tulang sejati (os) dan tulang rawan (kartilago). Terdiri
dari bagian internal dan eksternal. Bagian internal merupakan bagian rongga
yang berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh
pembagi ventrikel yang sempit, yang disebut septum. Rongga hidung
mengandung rambut (fimbriae) yang berfungsi sebagai penyaring (filter) kasar
terhadap benda asing yang masuk.
b. Faring
Faring adalah pipa berotot berbentuk cerobong (+/- 13 cm) yang merupakan
penghubung hidung dan rongga mulut ke laring. Saluran faring terbagi
menjadi tiga, yaitu hipofaring, nasofaring, orofaring. Saluran faring yang
biasanya digunakan ketika bernapas adalah nasofaring.
c. Laring
Laring merupakan salah satu organ pernafasan pada manusia yang
menghubungkan faring dan trakea. Laring terdiri dari:
1. Epiglotis
Epiglotis adalah daun katup kartilago yang menutup dan membuka selama
menelan.
2. Glotis
Glotis adalah lubang antara pita suara dan laring.
3. Kartilago Tiroid
Kartilago tiroid adalah kartilago terbesar pada laring, sebagian dari
kartilago ini membentuk jakun (Addam’s aple)
4. Pita suara
Pita suara adalah ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan suara dan melekat pada lumen laring.
d. Trakea
Trakea merupakan pipa membran yang luarnya dilindungi oleh cincin
kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri.
C. ETIOLOGI
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan mengalami gangguan oksigenasi
yaitu:
1. Hiperventilasi
2. Hipoventilasi
3. Deformitas tulang dan dinding dada
4. Nyeri
5. Cemas
6. Penurunan energi atau kelelahan
7. Kerusakan neuromuskular
8. Kerusakan muskuloskeletal
9. Kerusakan kognitif atau persepsi
10. Obesitas
11. Posisi tubuh
12. kelelahan otot pernafasan
13. Adanya perubahan membran kapiler alveoli
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Suara nafas tidak normal
2. Perubahan jumlah pernafasan
3. Penggunaan otot tambahan pernafasan
4. Penurunan keluaran urine
5. Penurunan dispensi paru
6. Sputum berlebih
7. Sulit berbicara
8. Geliisah
E. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh salah satunya adalah ventilasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Pengeluaran mukus/sekret yang
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gangguan oksigenasi
F. PATHWAY
Gangguan oksigenasi
G. PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemantauan hemodinamika
b. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter.
Misalnya nebulizer, nasal kanul, masker untuk pemberian oksigen bila
diperlukan.
c. Penggunaan ventilator mekanik
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Pengisapan lendir/suctioning
2. Jalan nafas buatan
3. Pembersihan jalan nafas
2. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:
1. Sekresi yang tertahan
Bersihan jalan nafas yaitu kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten
3. Perencanaan keperawatan
Diagnosa yang diangkat:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan
NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Bersihan Jalan Manajemen Jalan Napas
Napas (L. 01001) (I. 01011)
4. Implementasi keperawatan
a. Memonitor pola napas
b. Memonitor sekret/sputum
c. Memberikan minum hangat
d. Menganjurkan pemberian inhalasi uap dengan minyak kayu putih
e. Mengkolaborasikan pemberian ekspektoran, mukolitik, jika perlu
5. Evaluasi keperawatan
a. Produksi sekret/sputum menurun