Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA PASIEN FLU


Dosen Pengampu:Ns.Sri Hananto Ponco, M.Kep

DISUSUN OLEH
RANI YUNITA 20.0601.0048

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021
A. DEFINISI
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Dalam keadaan biasa manusia
membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap harinya atau sekitar 0,5 cc tiap menit.

B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Sistem pernafasan bagian atas
a. Hidung
Hidung dibentuk oleh tulang sejati (os) dan tulang rawan (kartilago). Terdiri
dari bagian internal dan eksternal. Bagian internal merupakan bagian rongga
yang berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh
pembagi ventrikel yang sempit, yang disebut septum. Rongga hidung
mengandung rambut (fimbriae) yang berfungsi sebagai penyaring (filter) kasar
terhadap benda asing yang masuk.
b. Faring
Faring adalah pipa berotot berbentuk cerobong (+/- 13 cm) yang merupakan
penghubung hidung dan rongga mulut ke laring. Saluran faring terbagi
menjadi tiga, yaitu hipofaring, nasofaring, orofaring. Saluran faring yang
biasanya digunakan ketika bernapas adalah nasofaring.
c. Laring
Laring merupakan salah satu organ pernafasan pada manusia yang
menghubungkan faring dan trakea. Laring terdiri dari:
1. Epiglotis
Epiglotis adalah daun katup kartilago yang menutup dan membuka selama
menelan.
2. Glotis
Glotis adalah lubang antara pita suara dan laring.
3. Kartilago Tiroid
Kartilago tiroid adalah kartilago terbesar pada laring, sebagian dari
kartilago ini membentuk jakun (Addam’s aple)
4. Pita suara
Pita suara adalah ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan suara dan melekat pada lumen laring.
d. Trakea
Trakea merupakan pipa membran yang luarnya dilindungi oleh cincin
kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri.

2. Sistem pernafasan bagian bawah


a. Bronkus
Bronkus terbagi menjadi bagian kanan dan kiri. Bronkus kanan lebih pendak,
lebih besar, cenderung lebih vertikal daripada yang kiri, sehingga benda asing
lebih mudah masuk ke dalam cabang sebelah kanan daripada cabang bronkus
sebelah kiri.
b. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam
rongga dada. Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus. Paru kiri
lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus.
c. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus yang mengandung kelenjar
submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus
untuk melapisi bagian jalan napas.
d. Alveoli
Alveoli adalah sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2, di dalam paru-paru
terdapat sekitar 300 juta alveoli.
e. Pleura
Pleura merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastik. Pleura berfungsi sebagai pelumas yang membantu kelancaran
pergerakan paru-paru ketika bernapas tanpa adanya friksi.

C. ETIOLOGI
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan mengalami gangguan oksigenasi
yaitu:
1. Hiperventilasi
2. Hipoventilasi
3. Deformitas tulang dan dinding dada
4. Nyeri
5. Cemas
6. Penurunan energi atau kelelahan
7. Kerusakan neuromuskular
8. Kerusakan muskuloskeletal
9. Kerusakan kognitif atau persepsi
10. Obesitas
11. Posisi tubuh
12. kelelahan otot pernafasan
13. Adanya perubahan membran kapiler alveoli

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Suara nafas tidak normal
2. Perubahan jumlah pernafasan
3. Penggunaan otot tambahan pernafasan
4. Penurunan keluaran urine
5. Penurunan dispensi paru
6. Sputum berlebih
7. Sulit berbicara
8. Geliisah

E. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh salah satunya adalah ventilasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Pengeluaran mukus/sekret yang
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gangguan oksigenasi

F. PATHWAY

Obstruksi di jalan nafas yang


disebabkan oleh beberapa faktor
etiologi

Pengeluaran mukus/sekret secara


berlebihan

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Gangguan oksigenasi

G. PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemantauan hemodinamika
b. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter.
Misalnya nebulizer, nasal kanul, masker untuk pemberian oksigen bila
diperlukan.
c. Penggunaan ventilator mekanik

2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Pengisapan lendir/suctioning
2. Jalan nafas buatan
3. Pembersihan jalan nafas

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Data Subjektif
a. Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
2. Data Objektif
a. Pasien tampak bernafas dengan mulut
b. Terdapat sekret berlebih pada hidung pasien

2. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:
1. Sekresi yang tertahan
Bersihan jalan nafas yaitu kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten

3. Perencanaan keperawatan
Diagnosa yang diangkat:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan
NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Bersihan Jalan Manajemen Jalan Napas
Napas (L. 01001) (I. 01011)

Setelah dilakukan 1. Monitor pola napas 1. Untuk mengetahui


tindakan -Monitor sekret/sputum frekuensi, usaha napas
keperawatan selama
2 x 24 jam 2. Untuk mengetahui
diharapkan bersihan jumlah sekret/sputum
jalan napas
meningkat sesuai 2. Berikan minum hangat
dengan kriteria: 3. Untuk melancarkan
- Produksi pernapasan
sekret/sputum (1)

3. Anjurkan pemberian 4. Untuk mengurangi tanda


inhalasi uap dengan minyak dan gejala flu
kayu putih

4. Kolaborasi pemberian 5. Untuk menghilangkan


ekspektoran, mukolitik, sekret/sputum di jalur nafas
dekongestan jika perlu

4. Implementasi keperawatan
a. Memonitor pola napas
b. Memonitor sekret/sputum
c. Memberikan minum hangat
d. Menganjurkan pemberian inhalasi uap dengan minyak kayu putih
e. Mengkolaborasikan pemberian ekspektoran, mukolitik, jika perlu

5. Evaluasi keperawatan
a. Produksi sekret/sputum menurun

Anda mungkin juga menyukai