Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAFAS”

Oleh :
1. Ranaldi Mulyo Sandi (201604046)
2. Sela Dianti Ayu Putri(201604047)

3. Fairuz Brilliannita (201604050)

PRODI D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKes BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2017
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1. DEFINISI
Suatu keadaan dimana individu mengalami suatu ancaman yang nyata
atau resiko pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan batuk
secara efektif. Ketidakefektifan jalan nafas merupakan keadaan individu tidak
mampu pengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk
mempertahankankepatenan jalan nafas.
Obstruksi jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak
normalakibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh
sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi. Statis
sekresi batuk yang tidak efektif karena penyakit persyarafan seperti
cierebronvaskular accident (CVA). Hipersekresi mukosa saluran pernafasan
yang menghasilkan lendir sehingga partikel-partikel kecil yang masuk
bersama udara akan mudah menempel di dinding saluran pernafasan.
Hal ini lama-lama akan mengakibatkan terjadi sumbatan sehingga ada
udara yang menjebak di bagian distal saluran nafas, maka individu akan
berusaha lebih keras untuk mengeluarkan udara tersebut. Itulah sehingga pada
fase ekspirasi yang panjang akan muncul bunyi-bunyi yang abnormal seperti
mengi, dfan ronchi

1.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


A. Anatomi system pernafasan
Terdiri atas saluran pernafasan bagian atas, bagian bawah dan paru.
1. Saluran pernafasan bagian atas
Saluran pernafasan bagian atas berfungsi menyaring, menghangatkan,
dan melembabkan udara yang terhirup, saluran pernafasan bagian atas
terdiri dari hidung, faring, dan laring.
2. Saluran pernafasan bagian bawah
Berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Saluran ini
terdiri dari trakea, bronkus, bronkeolus.

1
3. Paru
Paru merupakan organ pertama bagi pernafasan. Paru terdiri atas
beberapa lobus yang diseliputi oleh pleura parientalis dan pleura
viselaris serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan
surfaktan. Paru memiliki jaringan yang elastic berpori serta berfungsi
sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.

B. Fisiologi system pernafasan


Bernafas atau pernafasan merupakan proses pertukaran udara diantara
individu dengan lingkarannya dimana oksigen yang dihirup (inspirasi) dan
karbondioksida yang dibuang (ekspirasi). Proses bernafas terdiri dari 3
bagian yaitu :
1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari
atmosfer ke dalam aluveoli keatmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi
oleh beberapa hal yaitu adanya perbedaan torakdan paru pada alveoli
dalam melakukan ekspansi atau kembang-kempis adanya jalan nafas
yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas beberapa otot
polos yang kerjaannya dipengaruhi oleh system saraf otonom, reflek
batuk dan mentah dan adanya peran mukus silraris sebagai barrier atau
penangkal benda asing yang mengandung interperon dan dapat
mengikat virus.
2. Difusi gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli
dengan kapiler paru dan karbondioksida kapiler dengan alveoli. Proses
pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas permukaan
paru, tebal membrane respirasi atau preamilitas yang terdiri atas epitel,
alveoli interstitial perbedaan tekanan dan konsentrasi oksigen.
3. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler
ke jaringan tubuh CO2 jaringan tubuh kapiler. Pada proses transportasi

2
O2 akan berikat dengan Hb, membentuk oksihemoglobin dan larut
dalam plasma dan sebagian menjadi HCO3 yang berada dalam darah.

1.3. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut
Tarwoto dan Wartonah antara lain:
A. Faktor fisiologi
1. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
2. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
3. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat
tekanan darah menurun.
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dll.
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan,
obesitas ).
B. FAKTOR PERKEMBANGAN
1. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
2. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
3. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok.
4. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, dan stres.
5. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
6. arteoriklerosis dan ekspansi paru menurun.
C. FAKTOR PERILAKU
1. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
2. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
3. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
4. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
5. mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi
pernafasan.

3
D. FAKTOR LINKUNGAN
1. Tempat kerja ( polusi ).
2. Suhu lingkungan.
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut.

1.4. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DAN PROSES TERJADINYA


1. Lingkungan: merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif
2. Obstruksi jalan napas: spasme jalan napas, retensi sekret, mukus
berlebihan, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing di jalan napas,
sekret di bronki, dan eksudat di alveoli.
3. Fisiologi: disfungsi neuromuskular, hiperplasia, dinding bronkial, PPOK
(Penyakit paru obstruksi Kronis), infeksi, asma, jalan napas alergik
(trauma)

1.5. GANGGUAN KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS


Beberapa contoh penyakit dan masih banyak lainnya yang berkaitan dengan
bersihan jalan nafas :
1. Bronchiecthasis
Di penyakit ini terjadi pelebaran bronkus yang abnormal dan kerusakan
dinding bronkus. Penyebabnya : Sumbatan jalan nafas, Respon imun yang
kurang terhadap benda
2. Pneumonia
Merupakan penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh Virus Influenza,
Streptococus aureus, Streptococus pneumoniae. Gejalanya : Sesak nafas,
natuk, demam, berkeringat
3. Tuberculosis Paru
Penyakit paru yang disebabkan oleh microbacterium Tuberculosa dan
bersifat sangat menular melalui sputum yang dikeluarkan penderita. Turun
berat badan, rasa capek berlebih, demam, berkeringat malam hari, dan
batuk.

4. Asma

4
Adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible dimana
trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
5. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkial atau bronki.
Peradangan tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi
udara
6. Efusi pleura
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam
rongga pleura.
7. Dan masih banyak lagi.

BAB II
5
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS
2.1.PENGKAJIAN FISIK
Pada pasien dengan gangguan system respirasi yaitu sebagai berikut :
A. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasa muncul antara lain :
 Batuk
Tanyakan apakah pasien mengalami batuk, berapa lama pasien
mengalami batuk dan bagaimana hal tersebut timbul dengan waktu
yang spesifik atau hubungannya dengan aktifitas fisik. Tentukan
apakah batuk produktif atau non produktif.
 Peningkatan Produksi Sputum
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan
batuk atau bersihan tenggorokan. Percabangan trakheobronkial
secara normal memproduksi sekitar 3ons mukus setiap hari sebagai
bagian dari mekanisme pembersihan normal. Produksi sputum
akibat batuk adalah tidak normal. Tanyakan dan catat warna,
konsistensi, bau, dan jumlah dari sputum. Jika terjadi infeksi,
sputum dapat berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu dan
jernih. Pada keadaan edema paru-paru, sputum berwarna merah
muda karena mengandung darah dengan jumlah yang banyak.
 Dispnea
Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas
pendek dan merupakan perasaan subjektif pasien.Perawat mengkaji
tentang kemampuan pasien saat melakukan aktivitas.
 Hemoptisis
Hemoptisis adalah darah yang keluar dari mulut saat batuk.
Perawat mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru-paru,
perdarahan hidung atau perut. Darah yang berasal dari paru-paru
biasanya berwarna merah terang karena darah dalam paru-paru
distimulasi segera oleh reflek batuk.
 Chest Pain
Nyeri dada dapat berhubungan dengan dengan masalah jantung dan
paru-paru.Gambaran lengkap dari nyeri dada dapat menolong

6
perawat untuk membedakan nyeri pada pleura, muskuloskeletal,
kardiak dan gastrointestinal.

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Yang perlu ditanyakan perawat kepada pasien tentang riwayat penyakit
pernapasan adalah :
 Riwayat merokok. Merokok merupakan penyebab utama kanker
paru-paru, emfisemia, dan bronkitis kronis.
 Pengobatan saat ini dan masa lalu.
 Alergi.
 Tempat tinggal.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


 Penyakit infeksi, khususnya tuberkulosis paru ditularkan melalui
satu orang ke orang lain. Manfaat menanyakan riwayat kontak
dengan orang terinfeksi akan dapat diketahui sumber penularannya.
 Kelainan alergi Contohnya asma bronkial.
B. PENGKAJIAN FISIK
1) Batasan Karakteristik
 Dispnea  Sianosis
 Suara nafas tambahan  Kesulitan untuk
(misalnya rale, cracle, berbicara
 Penurunan suara nafas
ronki, dan mengi)
 Ortopnea
 Perubahan pada irama
 Gelisah
dan frekuensi  Sputum berlebihan
 Mata terbelalak
pernafasan
 Batuk tidak ada atau (Taylor, Cynthia M).
tidak efektif
2) Faktor yang berhubungan
a) Lingkungan  Retensi sekret
 Mukus berlebih
 Merokok
 Adanya jalan nafas
 Menghirup asap
buatan
rokok  Terdapat benda
 Perokok pasif asing di jalan nafas
 Sekret di bronki
b) Obtruksi Jalan Nafas
 Eksudat d alveoli
 Spasme jalan nafas
c) Fisiologis

7
 Disfungsi  Infeksi
neuromuskular  Asma
 Hiperplasia  Jalan nafas
dinding brokial alergik (Taylor,
 PPOK Cynthia M).

2.2. DIAGNOSA
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :

 Produksi sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit


infeksi.

 Imobilisasi, statis sekresi, batuk tidak efektif akibat penyakit


sistem saraf depresi susunan saraf pusat, dan CVA.

 Efek sedatif (rasa kantuk), pembedahan(bedah torak),


trauma, nyeri, kelelahan, gangguan kognitif, dan persepsi.

 Depresi refleks batuk.

 Penurunan oksigen dalam udara inspirasi.

 Berkurangnya mekanisme pembersihan silia dan respons


peradangan (Aziz, Alimul A, 2009).

2.3.INTERVENSI
Kriteria hasil, klien akan :
 Mencari posisiyang nyaman untuk membantu pertukaran gas
 Mendemonstrasikan batuk efektif
 Menyebutkan strategi untuk menurunkan kekentalan secret

Intervensi Rasional
1. Ajarkan metode batuk efektif dan 1. Batuk tidak terkontrol akan
terkontrol melelahkan klien
2. Anjurkan untuk meningkatkan 2. Mengencerkan mucus saluran napas
hidrasi
3. Lakukan perawatan mulut yang 3. Meningkatkan rasa nyaman

8
baik 4. Membantu pengeluaran secret dari
4. Lakukan terapi fisik dada jika tidak area paru bagian bawah
ada kompilasi. 5. Membantu mengeluarkan secret
5. Lakukan pengisapan (suction) jika dari jalan nafas bagian atas
tidak ada komplikasi 6. Mengevaluasi keefektifan tindakan,
6. Lakukan evaluasi auskultasi suara lakukan sebelum dan sesudah
nafas pelaksanaan prosedur

2.4. IMPLEMENTASI

TINDAKAN HASIL

1. Menjelaskan cara mengurangi 1) Klien mendengarkan, klien dapat


penumpukan sekret yaitu : menjelaskan kembali cara
a) batuk efektif
mengurangi penumpukan sekret
b) minum air hangat
c) posisi setengah duduk

2. Menjelaskan manfaat dari tindakan


2) Klien mendengarkan dan
mengurangi penumpukan sekret
mengungkapkan mau bekerja
sama dalam tindakan mengurangi
3. Mengjarkan klien untuk batuk penumpakan sekret
efektif
3) Klien Kooperatif dan dapat
demonstrasi ulang cara batuk
4. Memberikan air putih hangat pada
efektif
klien 100cc
4) Klien mau minum 100cc
5. Memberikan obat pengencer dahak
1 sdm 25 mg
5) Obat masuk, klien
mengungkapkan dahak bisa
6. Mengobservasi RR
keluar
7. Mengobservasi Sputum
6) RR 20x/menit
8. Mengobservasi Suara Nafas
7) Sputum encer, putih jernih
9. Mengobservasi Irama nafas
8) Suara nafas vesikuler

1
10. Mengajarkan klien posisi setengah 9) Irama nafas reguler
duduk
10) Klien mampu melakukan posisi
setengah duduk

2.5. EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigen secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam:
1. Mempertahankan jalan nafas secara efektif yang ditunjukkan dengan
adanya kemampuan.untuk bernafas, jalan nafas bersih, tidak ada
sumbatan frekuensi, irama, dan kedalaman nafas normal, serta tidak
ditemukan adanya tanda hipoksia.
2. Mempertahankan jalan nafas secara efektif yang ditunjukkan dengan
adanya kemampuan.untuk bernafas, frekuensi, irama, dan kedalaman
nafas normal, tidak ditemukan adanya tanda hipoksia, serta kemampuan
paru berkembang dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri, Anas.2008.Klien Gangguan Pernapasan. Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Muttaqin, Arif.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan GangguanSistem


Persarafan.Jakarta:Salemba Medika

11

Anda mungkin juga menyukai