PERCOBAAN VI
“SISTEM RESPIRASI“
DI SUSUN OLEH :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan
oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen
O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat
pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki alat
pernapasan dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
(Waluyo, 2010).
1. Hidung
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung.
Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah dan selalu lembab dengan adanya
lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Di dalam hidung udara disaring dari
bendabenda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru.
2. Faring
3. Laring
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos
dan tulang rawan yang berbentuk huruf “C” pada jarak yang sangat teratur.
Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan
lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing
kehulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara
pernapasan.
5. Bronkus
7. Alveolus
8. Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk,
pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat. Paru-paru merupakan
himpunan dari bronkeolus, saccus alveoris dan alveolus. Diantara selaput dan
paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada
saat mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru
disebabkan karena adanya perubahan tekanan rongga dada. Paru-paru kanan
berlobus tiga dan bronkus kanan bercabang tiga. Paru-paru kiri berlobus dua dan
bronkus kiri bercabang dua serta posisinya mendatar. Paruparu dibungkus oleh
lapisan pleura yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas. (Waluyo,
2010).
Paru berada dalam kantung jaringan pengikat yang tipis, pleura. Selaput
yang menyelaputi paru langsung disebut visceral pleura(pleura dalam), sedangkan
yang menyelaputi rongga dada sebelah ke tulang rusuk disebut parietal pleura(pleura
luar). Rongga antara kedua selaput ini berupa sebuah kantung disebut rongga pleura,
berisi cairan tubuh. Rongga dada dipisahkan dari rongga perut oleh diafragma. Dalam
rongga dada terdapat jantung dan paru bersama tenggorok, rongkongan dan pembuluh
darah. Diafragma itu selain mengandung penerusan selaput dalam rongga tubuh juga
mengandung otot lurik. Di bagian tengah terdiri dari jaringan pengikat dan di pinggiran
dan yang melekatkannyake dinding tubuh berotot. (Yatim, 1987).
1. Pernapasan dada
Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu otot tulang rusuk
luar yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rususk ke posisi
semula. Bila otot tulang antar rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk akan
terangkat sehingga volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya akan
menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan luar
rongga dada. Karena tekanan udara kecil pada rongga dada menyebabkan aliran
udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, prosesini disebut
proses ‘inspirasi’. Sedangkan pada proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi
dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semula dan menyebabkan
tekanan udara di dalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru
tertekan dalam rongga dada dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini
disebut ‘ekspirasi’.
2. Pernapasan perut
Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal ini menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga
tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru
(inspirasi). Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding perut berkontraksi, isi
rongga perut akan mendesak ke diafragma sehingga diafragma cekung ke arah
rongga dada. Sehingga volume rongg dada mengecil dan tekanannya
meningkat. Meningkatnya tekanan rongga dada menyebabkan isi rongga paru-
paru terdesak ke luar dan terjadilah proses ekspresi. (Waluyo, 2010).
Secara garis besar volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6 yaitu:
4. Volume sisa / residu, volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru
setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya 1000 cc atau
1000 ml.
3. Suhu tubuh, hal ini berhubungan dengan proses metabolisme tubuh, semakin
tinggi suhu tubuhnya semakin tinggi pula frekuensi pernapasannya
4. Posisi tubuh, pada saat berdiri frekuensi pernapasan lebih besar, karena
energi yang digunakan untuk menopang tubuh lebih banyak. Pada posisi duduk,
frekuensi pernapasan lebih menurun, karena energi yang digunakan untuk
menyangga tubuh merata oleh tubuh
3.2 Prosedur
1. Anatomi
Digunakan buku rujukan yang tersedia, kemudian dipelajari
gambar kepala bagian atas sistem respirasi dan ditempatkan nama-nama
sesuai pada gambar 1. Kemudian ditempatkan juga nama-nama yang
sesuai pada gambar 2 dan 4.
2. Fisiologi
a. Perubahan rongga toraks
Dipelajari gambar 4 kemudian dijelaskan gambar 4a dan 4b. Lalu
diidentifikasikan bagian-bagian yang terlibat kemudian dijelaskan
perubahan yang terjadi pada masing-masing bagian. Lalu diamati
perubahan yang terjadi pada rongga toraks secara keseluruhan.
b. Pengukuran dada
Digunakan meteran kemudian diukur keliling dada pada daerah
aksila dan xyphoid pada saat pernapasan biasa dan pada saat pernapasan
kuat. Kemudian dicatat bagian yang mengalami ekspansi terbesar.
c. Bunyi pernafasan
Ditempatkan stetoskop pada posisi punggung, kemudian didengarkan
bunyi pernafasan. Lalu dihitung frekuensi bunyi per menit. Hasil dicatat
dan dibahas mengenai kekuatan serta bunyi pernafasannya.
d. Pengukuran volume dan kapasitas paru-paru
Ditempatkan jarum penunjuk pada titik nol sebelum dilkaukannya
pengukuran. Kemudian dilakukan inhalasi normal, lalu diekshalasikan
secara normal ke dalam spirometer. Kemudian diulangi sebanyak 3 kali
dan dihitung rata-ratanya sebagai volume tidal (VT). Lalu dilakukan
ekshalasi total ke dalam spirometer dan diulangi sebanyak 3 kali,
kemudian dihitung rata-ratanya sebagai volume ekspirasi cadangan
(VEC). Kemudian dilakukan inspirasi sedalam mungkin, kemudian
dilakukan ekshalasi total ke dalam spirometer, diulangi sebanyak 3 kali.
Dan dihitung rata-ratanya sebagai kapasitas vital (KV). Hasil akhir
dihitung volume inspirasi cadangan (VIC) dengan rumus yang tertera.
e. Pertanyaan
Disediakan pertanyaan mengenai sistem respirasi, dipelajari dan
dijawab dan hasilnya dicatat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Anatomi
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
4.1.2 Fisiologi
2. Pengukuran dada
3. Bunyi pernapasan
Frekuensi per menit yang didapat yaitu 24 kali per menit.
4.2 Pembahasan
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.