Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

PERCOBAAN VI

“SISTEM RESPIRASI“

DI SUSUN OLEH :

Athalia Jovanka Suratno (180106013)

Dosen Pengampu : 1. Dr. Dwintha Lestari, M.Si., Apt.

2. Asti Yunia Rindawati, M.Farm., Apt.

Asisten : Fitria Wulandari

PROGAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum :


1. Menentukan bagian-bagian penyusun sistem respirasi
2. Menentukan struktur dari sistem respirasi
3. Menentukan fungsi dari sistem respirasi
4. Menentukan proses pertukaran gas dalam sistem respirasi
1.2 Prinsip :
Berdasarkan anatomi dan fisiologi, seperti proses perubahan rongga toraks,
pengukuran pada dada, bunyi dari pernapasan dan pengukuran volume dan
kapasitas paru-paru.
BAB II
TEORI DASAR

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan
oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen
O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat
pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki alat
pernapasan dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
(Waluyo, 2010).

Pernapasan ialah mengambil oksigen dari udara dan mengantarkannya ke


jaringan. Oksigen itu dipakai untuk oksidasi glukosa, sehingga keluar energi dalam
ikatan fosfat (ATP). Ada makhluk yang tak membutuhkan oksigen dari udara sebagai
oksidator, disebut bernapas secara anaerobis (tanpa udara). Sedangkan makhluk yang
membutuhkan oksigen sebagai oksidator zat makanan untuk memnghasilkan energi
disebut bernapas secara aerobis (dengan udara). Sesungguhnya kedua cara bernapas itu
bisa terjadi dalam satu individ, seperti terdapat pada hewan tinggi (Mamalia). Jika
oksigen kurang atau tak ada, jaringan dapat bernapas secara anaerobis. Reaksi kimia
yang terjadi pada saat makanan itu itu disebut reaksi Embden-Meyerhorf, dan ATP
yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang terjadi kalau bernapas secara
aerobis. (Yatim, 1987).

Sistem Pernapasan Pada Manusia

Organ-organ pernapasan yang dimilki oleh manusia meliputi semua


struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru-paru. Organ tersebut antara lain:

1. Hidung

Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung.
Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah dan selalu lembab dengan adanya
lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Di dalam hidung udara disaring dari
bendabenda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru.

2. Faring

Faring merupakan ruang di belakang rongga hidung yang merupakan jalan


masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat kleb (epiglotis)
yang berfungsi mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan.

3. Laring

Laring/pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan


yaitu jakun, epiglotis, tulang rawan penutup dan tulang rawan trikoid (cincin
stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian
dalam.

4. Trakea

Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos
dan tulang rawan yang berbentuk huruf “C” pada jarak yang sangat teratur.
Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan
lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing
kehulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara
pernapasan.

5. Bronkus

Merupakan batang cabang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu


menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju ke paru-paru kanan. Dinding
bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan
cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju ke kiri lebih mendatar
daripada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan
lebih mudah terserang penyakit.
6. Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis. Bronkeolus


bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.

7. Alveolus

Saluran akhir dari saluran pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara.


Dinding alveolus sangat tipis setebal selapis sel, lembab dan berdekatan dengan
kapiler-kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah
permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus
inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah sedangkan
pertukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas.

8. Paru-paru

Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk,
pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat. Paru-paru merupakan
himpunan dari bronkeolus, saccus alveoris dan alveolus. Diantara selaput dan
paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada
saat mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru
disebabkan karena adanya perubahan tekanan rongga dada. Paru-paru kanan
berlobus tiga dan bronkus kanan bercabang tiga. Paru-paru kiri berlobus dua dan
bronkus kiri bercabang dua serta posisinya mendatar. Paruparu dibungkus oleh
lapisan pleura yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas. (Waluyo,
2010).

Paru berada dalam kantung jaringan pengikat yang tipis, pleura. Selaput
yang menyelaputi paru langsung disebut visceral pleura(pleura dalam), sedangkan
yang menyelaputi rongga dada sebelah ke tulang rusuk disebut parietal pleura(pleura
luar). Rongga antara kedua selaput ini berupa sebuah kantung disebut rongga pleura,
berisi cairan tubuh. Rongga dada dipisahkan dari rongga perut oleh diafragma. Dalam
rongga dada terdapat jantung dan paru bersama tenggorok, rongkongan dan pembuluh
darah. Diafragma itu selain mengandung penerusan selaput dalam rongga tubuh juga
mengandung otot lurik. Di bagian tengah terdiri dari jaringan pengikat dan di pinggiran
dan yang melekatkannyake dinding tubuh berotot. (Yatim, 1987).

Pernapasan pada manusia dapat digolongankan menjadi 2 yaitu:

1. Pernapasan dada

Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu otot tulang rusuk
luar yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rususk ke posisi
semula. Bila otot tulang antar rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk akan
terangkat sehingga volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya akan
menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan luar
rongga dada. Karena tekanan udara kecil pada rongga dada menyebabkan aliran
udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, prosesini disebut
proses ‘inspirasi’. Sedangkan pada proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi
dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semula dan menyebabkan
tekanan udara di dalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru
tertekan dalam rongga dada dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini
disebut ‘ekspirasi’.

2. Pernapasan perut

Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal ini menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga
tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru
(inspirasi). Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding perut berkontraksi, isi
rongga perut akan mendesak ke diafragma sehingga diafragma cekung ke arah
rongga dada. Sehingga volume rongg dada mengecil dan tekanannya
meningkat. Meningkatnya tekanan rongga dada menyebabkan isi rongga paru-
paru terdesak ke luar dan terjadilah proses ekspresi. (Waluyo, 2010).
Secara garis besar volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6 yaitu:

1. Volume tidal (tidal volume), volume udara pernapasan (inspirasi) biasa,


yang besarnya 500 cc atau 500 ml.

2. Volume cadangan inspirasi/ udara komplementer, volume udara yang


masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernafas (inspirasi) biasa,
yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.

3. Volume cadangan ekspirasi/udara suplementer, volume udara yang masih


dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi)
biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.

4. Volume sisa / residu, volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru
setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya 1000 cc atau
1000 ml.

5. Kapasitas vital(vital cavasity), volume udara yang dapat dikeluarkan


semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga,
yang besarnya 3500 cc atau 3500 ml. Jadi, kapasitas vital = V tidal + V
cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.

6. Volume total paru-paru(total lung volume), volume udara yang dapat


ditampung paruparu semaksimal mungkin, yang besarnya 4500 cc atau 4500
ml. (Waluyo, 2010).

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25


persen lebih kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan
bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil.(Guyton, 2007).

Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan


mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang
disebut spirometer. Spirometer ini terdiri dari sebuah drum yang di balikkan di atas bak
airdan drum tersebut diimbangi oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk
bernapas, biasanya udara atau oksigen dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut
dengan ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan ke dalam ruang ini, drum akan
naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atas gulungan kertas yang berputar.
(Guyton, 2007).

Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pengendali di otak, sedangkan


aktifitas saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus dari karbondioksida (CO2). Pada
umumnya manusia mampu bernapas 15 – 18 kali tiap menitnya. Cepat atau lambatnya
bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor umur, semakin bertambah usia seseorang, maka semakin rendah


frekuensi pernapasannya

2. Jenis kelamin, laki-laki umumnya bernapas lebih pelan daripada perempuan


ini dikarenakan volume paru-paru laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Namun kadar O2 yang dibutuhkan oleh laki-laki lebih besar daripada perempuan,
itu karena pada umumnya liki-laki lebih banyak bergerak daripada perempuan

3. Suhu tubuh, hal ini berhubungan dengan proses metabolisme tubuh, semakin
tinggi suhu tubuhnya semakin tinggi pula frekuensi pernapasannya

4. Posisi tubuh, pada saat berdiri frekuensi pernapasan lebih besar, karena
energi yang digunakan untuk menopang tubuh lebih banyak. Pada posisi duduk,
frekuensi pernapasan lebih menurun, karena energi yang digunakan untuk
menyangga tubuh merata oleh tubuh

5. Kegiatan tubuh, orang yang banyak melakukan kegiatan frekuensi


pernapasannya akan meningkat karena akan lebih banyak memerlukan energi.
Dibandingkan dengan orang yang melakukan sedikit kegiatan, jelas frekuensi
pernapasannya akan lebih rendah karena lebih sedikit memerlukan energi.
(Waluyo, 2010).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Nama Alat Fungsi


Spirometer Untuk mengukur besaran kapasitas udara paru-paru
dalam satu interval waktu.
Meteran Untuk mengukur jarak atau panjang
Stetoskop Untuk mendengar suara aliran udara di paru-paru
Stopwatch Untuk mengukur waktu

Nama Bahan Fungsi


Probandus Untuk pengamatan system respirasi

3.2 Prosedur
1. Anatomi
Digunakan buku rujukan yang tersedia, kemudian dipelajari
gambar kepala bagian atas sistem respirasi dan ditempatkan nama-nama
sesuai pada gambar 1. Kemudian ditempatkan juga nama-nama yang
sesuai pada gambar 2 dan 4.
2. Fisiologi
a. Perubahan rongga toraks
Dipelajari gambar 4 kemudian dijelaskan gambar 4a dan 4b. Lalu
diidentifikasikan bagian-bagian yang terlibat kemudian dijelaskan
perubahan yang terjadi pada masing-masing bagian. Lalu diamati
perubahan yang terjadi pada rongga toraks secara keseluruhan.
b. Pengukuran dada
Digunakan meteran kemudian diukur keliling dada pada daerah
aksila dan xyphoid pada saat pernapasan biasa dan pada saat pernapasan
kuat. Kemudian dicatat bagian yang mengalami ekspansi terbesar.
c. Bunyi pernafasan
Ditempatkan stetoskop pada posisi punggung, kemudian didengarkan
bunyi pernafasan. Lalu dihitung frekuensi bunyi per menit. Hasil dicatat
dan dibahas mengenai kekuatan serta bunyi pernafasannya.
d. Pengukuran volume dan kapasitas paru-paru
Ditempatkan jarum penunjuk pada titik nol sebelum dilkaukannya
pengukuran. Kemudian dilakukan inhalasi normal, lalu diekshalasikan
secara normal ke dalam spirometer. Kemudian diulangi sebanyak 3 kali
dan dihitung rata-ratanya sebagai volume tidal (VT). Lalu dilakukan
ekshalasi total ke dalam spirometer dan diulangi sebanyak 3 kali,
kemudian dihitung rata-ratanya sebagai volume ekspirasi cadangan
(VEC). Kemudian dilakukan inspirasi sedalam mungkin, kemudian
dilakukan ekshalasi total ke dalam spirometer, diulangi sebanyak 3 kali.
Dan dihitung rata-ratanya sebagai kapasitas vital (KV). Hasil akhir
dihitung volume inspirasi cadangan (VIC) dengan rumus yang tertera.
e. Pertanyaan
Disediakan pertanyaan mengenai sistem respirasi, dipelajari dan
dijawab dan hasilnya dicatat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Anatomi

Gambar 1.

Gambar 2.
Gambar 3.

4.1.2 Fisiologi

1. Perubahan pada toraks


Gambar 4a merupakan proses inspirasi, sedangkan gambar 4b merupakan
proses ekspirasi.
Bagian-bagian :
a. Gambar 4a
Panah paling atas : Rongga dada mengembang
1. Tulang dada
2. Tulang rusuk
3. Paru-paru
4. Diafragma
5. Diafragma berkontraksi
b. Gambar 4b
Panah atas : Dada kontraksi
Panah bawah : Diafragma relaksasi
Proses Komponen yang terlibat Perubahan yang
terjadi

Rongga dada, paru-paru dan Rongga dada


Ekspirasi
diafragma. mengempis.

Rongga dada, paru-paru dan Rongga dada


Inspirasi
diafragma. mengembang.

2. Pengukuran dada

Pengukuran Inspirasi Ekspirasi Inspirasi Ekspirasi Ekspansi


biasa biasa kuat kuat
Keliling aksila 85 81 87 88 88
Keliling 76 74 77 73 77
xyphoid

3. Bunyi pernapasan
Frekuensi per menit yang didapat yaitu 24 kali per menit.

4. Pengukuran volume dan kapasitas paru-paru

Volume pernafasan (L)


Volume tidal Vol. ekspirasi Kapasitas vital VIC
cadangan

I II III I II III I II III


125 70 75 45 60 45 175 195 215 55
5. Pertanyaan
1). Divisi konduksi :
Divisi ini dimulai dari rongga hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, himgga terminal bronkiolus.
Divisi respirasi :
Divisi ini dimulai dari bronkiolus hingga alveoli, udara
memenuhi kantung paru-paru dan terjadilah pertukaran gas
antara udara dan darah.
2). Pada saat seseorang beristirahat ventilasi udara dan volume darah
yang mengalir kira-kira sama, yaitu 5 liter udara per menit atau V = 5
liter/menit, dan 5 liter darah per menit, atau Q = 5 liter/menit. Dengan
demikian rasio ventilasiperfusi ideal V/Q =1 sedangkan jika pada paru-
paru mengalami gangguan, akan terjadi penyempitan saluran
pernapasan bagian alveoli sehingga terjadi 4 penurunan aliran oksigen
dan pengeluaran karbondioksida menjadi sulit sehingga ventilasi dan
perfusi menjadi tidak seimbang.
3). Ada beberapa perbedaan volume dan kapasitas paru, factor-
faktornya :
Jenis kelamin :
Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20% sampai
25% lebih kecil dari pada pria. Kapasitas paru pada pria lebih
besar yaitu sebesar 4,8 liter dibandingkan pada wanita yaitu hanya
sebesar 3,1 liter.
Usia :
Orang dewasa bernapas 16-18 kali per menit. Anak-anak bernapas
24 kali per menit dan bayi bernapas kira-kira sebanyak 30 kali per
menit. Walaupun pada orang dewasa bernapas lebih sedikit
daripada anak-anak dan bayi, akan tetapi kapasitas vital paru
orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dan
bayi. Seiring dengan pertambahan umur, kapasitas paru juga akan
menurun.Kapasitas paru orang berumur 30 tahun ke atas rata-rata
3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada orang yang berusia 50
tahunan kapasitas paru kurang dari 3.000 ml.
Status gizi :
Seseorang yang kurus dan tinggi biasanya kapasitas vitalnya lebih
dari orang gemuk pendek.
4). Hasil dari percobaan ada yang sesuai pustaka dan ada yang tidak, hal
ini dikarenakan kesalahan sama melakukan percobaan atau hal lainnya.
5). – Hidung, hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara
mengalir kedalam dan dari paru-paru.
- refleks batuk, refleks ini merupakan salah satu cara pertahanan
tubuh untuk mengeluarkan lendir dan benda asing dari saluran
nafas sehingga terhindar dari infeksi dan peradangan di saluran
napas serta membersihkan penyebab iritasi sekresi, seperti debu
dan asap, untuk dikeluarkan dari paru-paru.
- Bersin, bersin adalah cara tubuh untuk mengeluarkan benda
asing yang menyumbat atau terganjal di saluran pernafasan.
ketika bersin, semua kotoran, baik debu atau udara tidak baik
yang terperangkap dan keluar melalui bersin. Bersin juga
disebut adalah usaha reset tubuh untuk membersihkan rongga
hidung.
6). Hormon ini melebarkan arteri kecil pada paru-paru dan bertanggung
jawab untuk mensekresi hormon penting untuk melaksanakan beberapa
proses metabolisme penting.
7). Bernafas melalui hidung lebih baik daripada bernapas melalui mulut
karena udara dapat disaring terlebih dahulu oleh hidung. Penyaringan
udara tidak dapat terjadi ketika pernapasan dilakukan melalui mulut.
Hal ini dikarenakan pada hidung terdapat rambut-rambut dan mukosa
yang akan menangkap kotoran dari udara luar, sehingga hanya udara
bersih yang akan masuk ke dalam paru-paru.
8.) Istilah – istilah :
a) Bronkhoskopi
Bronkoskopi adalah prosedur yang digunakan untuk
memvisualisasikan bagian dalam saluran pernapasan,
laring dan paru-paru.
b) Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di
sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi
normalnya.
c) Pleuritis
Pleuritis adalah peradangan pada selaput pembungkus
organ paru-paru atau pleura.
d) Emfisema
Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan
kantong udara atau alveolus pada paru-paru.
e) Apnea
Apnea atau henti napas merupakan suatu kondisi
berhentinya proses pernafasan dalam waktu singkat
(beberapa detik hingga satu atau dua menit) tetapi dapat
juga terjadi dalam jangka panjang.
f) Dyspnea
Dispnea adalah sesak napas, kondisi ini terjadi akibat
tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru yang
menyebabkan pernapasan menjadi cepat, pendek, dan
dangkal.
g) Anoksia
Anoksia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh atau
otak seseorang berhenti mendapatkan asupan oksigen.
h) Faringtis
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau
faring.
i) Asfiksia
Asfiksia adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen
(O2) ke jaringan tubuh yang disebabkan terganggunya
fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan
tubuh.
j) Wheezing
Wheezing adalah suara pernapasan frekuensi tinggi
nyaring yang terdengar di akhir ekspirasi. Hal ini
disebabkan penyempitan saluran respiratorik distal
k) Obstruksi
Obstruksi saluran nafas adalah terjadinya penyumbatan
pada saluran pernafasan di hidung dan faring,
menyebabkan seseorang mengubah cara bernafasnya
melalui mulut
l) Sianosis
Sianosis adalah kondisi warna kebiru-biruan pada kulit
dan selaput lendir karena kekurangan oksigen dalam
darah.

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan percobaan terhadap sistem respirasi.


Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme
hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan
karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen O2 yang
digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh.
Pada praktikum ini, dibagi menjadi 2 prosedur, yaitu prosedur anatomi dan
prosedur fisiologi. Pada percobaan anatomi, dilkaukan pembelajaran dan dipahami
bagian-bagian dari kepala bagian atas dari sistem respirasi. Kemudian dilengkapi dan
diberi gambar yang sesuai. Dan prosedur kedua adalah fisiologi, pada prosedur ini
dibagi menjadi 4 percobaan, percobaan perubahan rongga toraks, pengukuran dada,
bunyi pernafasan dan pengukuran volume dan kapasitas paru-paru.

Pada percobaan pertama pada prosedur fisiologi, dilakukan percobaan


perubahan rongga toraks yang diakukan didaerah bagian axila dan xiphoid. Dan
didapatkan bahwa ukuran rongga dada saat melakukan proses inspirasi lebih besar
dibandingkan saat melakukan proses ekspirasi. Hal itu dikarenakan pada saat
melakukan proses inspirasi terjadi kontraksi otot antar tulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil dari pada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen dapat masuk, sedangkan pada
proses ekspirasi yang terjadi adalah merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar dari pada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya akan
karbon dioksida keluar. Pada kedua fase tersebut dapat diketahui bahwa saat
melakukan proses inspirasi dan ekspirasi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan
karbondioksida.

Percobaan kedua yaitu pengukuran dada. Didapatkan hasil dengan lingkar


dada pada daerah aksila dan xipoid selama inspirasi normal yaitu 85 dan 81 cm, dan
pada saat pernapasan total berukuran 87 dan 88 cm, kemudian pada saat ekspirasi
normal berukuran 76 dan 74, kemudian saat ekspirasi total berukuran 77 dan 73.

Pada percobaan bunyi pernafasan , jumlah frekuensi yang telah didapat


adalah sebanyak 24 kali per menit. Sedangkan untuk kekuatan pada bunyi pernafasan
tersebut, tidak terlalu kuat dan masih terdengar samar-samar. Hal ini menunjukkan
tidak adanya terjadi gangguan atau penyakit. Karena pada orang yang menderita
penyakit, bunyi pernafasan pada pendertita tersebut adalah mengi atau bunyi
pernafasannya seperti tersengal-sengal. Sedangkan jumlah frekuensi pernafasannya
melebihi jumlah frekuensi normal, yaitu 12-24 kali permenit. Kemungkinan kesalahan
saat melakukan percobaan dan factor lainnya sehingga menganggu proses percobaan
untuk mendengarkan bunyi pernafasan.

Pada percobaan pengukuran volume dan kapasitas paru-paru. Didapatkan


hasil dengan rata-rata volume tidal yaitu 90 L, volume ekspirasi cadangan 50 L dan
kapasitas total yaitu 195 L, sehingga diperoleh volume inspirasi cadangannya yaitu
55L. Pada pengukuran volume dan kapasitas paru-paru dipengaruhi oleh banyak factor,
jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru-
paru. Laki-laki dan perempuan memiliki kapasitas vital yang berbeda. Laki-laki
memiliki kapasitas vital paru-paru yang lebih besar daripada perempuan. Kadar
O2 yang dibutuhkan laki-laki lebih banyak dari perempuan karena pada umumnya laki-
laki lebih banyak bergerak daripada perempuan. Dan lingkar dada yang besar volume
paru-parunya juga besar sehingga kapasitas vital paru-parunya juga besar. Hal ini
karena apabila ukuran rongga torak besar, paru-paru mengembang lebih besar sehingga
kapasitas udara untuk menampung udara pernapasan lebih besar pula. Kapasitas vital
seseorang ketika duduk dan berlari juga berbeda. Semakin tinggi aktifitas, frekuensi
pernapasan juga semakin cepat. Hal ini dikarenakan agar mendapat energi yang besar
melalui proses respirasi. Proses respirasi yang demikian membutuhkan suplai oksigen
yang besar untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam sel diseluruh tubuh.
KESIMPULAN

1. Organ-organ yang menyusun sistem pernapasan adalah rongga hidung, faring,


laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru.
2. Struktur dari sistem pernapasan yaitu struktur internal paru-paru, struktur
potongan sagital dari leher dan kepala, struktur kontrol kimiawi dan persarafan.
3. Fungsi dari sistem respirasi yaitu sebagai pertukaran gas O2 dan CO2
4. Pertukaran gas dalam alveoli dan jaringan yaitu gas yang masuk ke jaringan
tergantung pada jumlah yang masuk ke dalam paru-paru, pertukaran gas yang
cukup pada paru-paru, aliran darah ke jaringan dan kapasitas pengangkutan O2
dalam darah.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : UNEJ

Yatim, Wildan. 1987. Biologi. Tarsito : Bandung.

Yatim, Wildan. 1987. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai