Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN IV

SISTEM KARDIOVASKULAR

DOSEN PENGAMPU :

1. Dr. Dwintha Lestari, S. Farm.,


2. Asti Yuniar Rindarwati, M, Farm., Apt

Disusun Oleh :

Ananda Shafa Salsabilla (180106005)

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2019/2020
I. PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
I.1.1 Menentukan bagian-bagian anatomi eksternal dan internal
jantung.
I.1.2 Menjelaskan sirkulasi pulmonari, sistemik, hepatik portal, dan
fetal.
I.1.3 Menentukan struktur anatomi arteri, vena dan kapilari.
I.1.4 Menentukan lokasi arteri dan vena utama tubuh.
I.1.5 Menentukan bunyi dan kecepatan denyut jantung.
I.1.6 Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit
seseorang.
I.1.7 Menentukan tekanan darah dan faktor yang mempengaruhi
tekanan darah.

I.2 Prinsip
I.2.1 Memenuhi kebutuhan suplai darah ke jaringan sesuai dengan
aktivitas jaringan.
I.2.2 Mempertahankan aliran darah ke jaringan spesifik seperti ke
jantung, ke otak dan ke ginjal, pada gangguan aliran darah
(misal akibat perdarahan) dengan mengurangi aliran darah ke
jaringan lainnya.
II. TEORI DASAR
Sistem kardiovaskular pada vertebrata merupakan sistem sirkulasi
tertutup. Di mana darah dikirim ke dan darijantung melalui jejaring kapal-
kapal yang luar biasa berlayar. Dimana ada organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang disediakan
menyediakan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan
tubuh yang dibutuhkan dalam proses pembentukan tubuh. Sistem
kardiovaskuler menyediakan banyak aktivitas yang berbeda agar fungsi
regulasinya dapat merespon aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan terpenuhi. Pada
situasi yang berat, aliran darah tersebut, lebih banyak dalam pengerjaan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak yang bekerja memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri (Campbell, 2008).
Pada sistem kardiovaskular komponen yang terpenting adalah O2 karena
di butuhkan oleh seluruh sel yang ada di dalam tubuh. Tanpa keberadaan O2
seluruh proses yang ada di dalam tubuh akan terhambat. Oleh karena itu agar
O2 dapat di edarka keseluruh bagian tubuh yang meminta maka harus ada alat
yang mengedarkannya. Hormon-hormon yang diproduksi oleh donor
endokrin juga harus dapat diangkut ke bagian tubuh yang dibutuhkan. Oleh
karena itu di dalam tubuh harus ada alat yang bekerja untuk mengerdarkan
makanan O2 dan hormon. Alat yang berfungsi dalam hal ini tergabung dalam
suatu sistem yang disebut sistem peredaran. Sistem yang meliputi sistem
kardiovaskular yaitu cor (jantung) dan vasa-vasanya (arteri dan vena)
(Suntoro, 1990).
Yang membawa O2 dan CO2 serta makanan ke seluruh tubuh adalah
darah.Darah merupakan salah satu komponen utama dalam sistem
kardiovaskuler. Tak hanya itu, perannya dalam tubuh pun vital. Berikut
adalah beberapa fungsi darah bagi tubuh; (1) .Darah melalui plasma darah
akan mengedarkan sari makanan ke seluruh bagian tubuh. Sel darah merah
akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, (2). Sel darah putih akan
membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh, (3). Darah akan disimpan
kestabilan suhu tubuh (Snell, 2006).

Darah merupakan komponen utama yang ada di dalam sistem


kardiovaskular, selain darah ada organ yang penting yang meregulasi keluar
masuknya darah adalah jantung. Jantung sendiri berukuran sekitar satu
kepalan tangan ukurannya: 250-350 gram. Hubungan jantung yaitu; (1)
Bagian atas Ada pembulu darah besar (aorta, truncus pulmonalis, dll), (2).
Bagian bawah ada diafragma dan disetiap sisi jantung ada paru, (3). Bagian
belakang terdapat aorta descendesn, esophagus, dan columna vertebralis
(Snell, 2006).
Jantung difiksasi pada tempat agar tidak mudah ditempatkan. Penyokong
jantung utama adalah jantung yang dipindahkan dari samping, diafragma
menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar dari jantung sehingga
mudah dipindahkan. Faktor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a. Umur: Pada usia lanjut, alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak
turun kebawah.
b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk toraks yang menetap (TBC)
menahun batas jantung tergantung pada asma toraks melebar dan
membulat.
c. Letak diafragma: Jika terjadi meyakinkan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas.
d. Perubahan posisi tubuh: posisi jantung normal di pengaruhi oleh posisi
tubuh (Snell, 2006).
Menurut Sloane (2003), Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas / otomatis: potensi terkontraksi tanpa adanya rangsangan
dari
luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls yang dilepas sampai ke batas
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan Kontraksi.
Menurut Sloane (2003), Dua cara kerja dasar pemompaan jantung yaitu:
1. Autoregulasi pemompaan intrinsik volume perubahan yang mengalir ke
jantung.
2. Refleksi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom.

Arteri mentransmisikan darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk


ini memiliki dinding yang tebal dan kuat karena dialirkan ke atas (Setiadi,
2007).
Vena, saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke
jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat rendah. Dinding vena sanga
tipis akan tetapi dinding vena memiliki otot untuk mengkontrakkannya
sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan sesuai kebutuhan
tubuh (Setiadi, 2007).
Di dalam jantung disediakan beberapa organ yang mendukung kerja
jantung yaitu pembuluh darah. Ada tiga jenis pembuluh darah utama dalam
sistem kardiovaskular yaitu arteri, vena dan kapiler. Arteri membawa darah
menjauhi jantung ke organ-organ seluruh tubuh. Di dalam organ-organ, arteri
bercabang menjadi arteriola, pembuluh darah kecilyang mengangkut darah ke
kapiler-kapiler. Kapiler adalah kapal mikroskopik dengan dinding-dinding
yang sangat tipis dan berpori-pori. Jejaring kapal kapiler disebut bantalan
kapiler, menembus setiap jaringan, melewati setiap sel tubuh dalam jarak
beberapa kali sel diameter. Dengan melewati dinding kapiler yang tipis, zat
kimia, termasuk gas-gas terlarut di pertukarkan melalui darah dan cairan yang
menarik di sekitar sel-sel jaringan. Pada ujung hilir kapiler-kapiler menjadi
venula, dan venula-venula bergabung menjadi vena, yaitu kapal-kapal yang
membawa ke jantung (Campbell, 2008).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat yang digunakan
No Nama alat Fungsi
1 Buku gambar Untuk tempat gambar anatomi
2 Jarum pentul Untuk uji triple respone
Kantong limfe ventral Sebagai tempat katak sewaktu
3
dianastesi
mikroskop Untuk mengamati alat renang
4
katak
Penggaris Untuk menggoreskan kulit pada
5
uji triple respone
Pensil Untuk menggambar pada uji
6
anatomi
7 Sabuk Untuk mengikat lengan
Sfignomanometer Untuk mendeteksi warna kulit dan
8
tekanan darah
Stetoskop Untuuk mendeteksi bunyi jantung
9
dan tekanan darah
10 Suntikan Untuk menganastesikan katak
Tabung kaca/penggaris Untuk uji triple respone
11
besi
12 Tensian Untuk mengukur tensi
13 Thermometer untuk mengukur suhu
III.1.2 Bahan yang digunakan

No Nama bahan Fungsi


Air 35C,10C, 20C dan Untuk mendeteksi warna kulit
1
45C
2 Air panas Untuk uji hipermia
3 Alkohol Untuk memcuci jarum pentul
4 Benang Kasur Untuk mengikat jari lengan
5 Katak Sebagai hewan uji
Larutan NaCL fisiologis Untuk memastikan ketiak katak
6
tetap basah
7 Larutan uretan 10% Untuk anastesi katak

III.2 Prosedur

3.3.1 Anatomi

Digambarkan anatomi berikut sesuai literatur :

a) Gambar 1 Anatomi Eksternal Jantung.


b) Gambar 2a Anatomi Internal Jantung.
c) Gambar 2b Lapisan Penyusun Dinding Jantung
d) Gambar 3a Sirkulasi Pulmonari dan Sirkulasi Sistemik
e) Gambar 3b Sirkulasi Hepatik Portal
f) Gambar 3c Sirkulasi Fetal
g) Gambar 4 Struktur Arteri, Vena, dan Kapilar
h) Gambar 5 Distribusi Arteri dan Vena – Vena Tubuh

3.3.2 Fisiologi
1) Sirkulasi Kapiler Darah Katak
Seekor katak dianestesikan dengan disuntikkan larutan uretan 10%
(dengan dosis 1,5 mL setiap 50 g katak) ke dalam kantong limfe
ventral. Ketika telah terjadi anestesi sempurna, alat renangnya
direntangkan dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100
x aliran darah dalam kapiler.
Jaringan katak harus tetap basah dengan meneteskan larutan NaCl
fisiologis. Arteri dan vena dilokalisasikan. Lalu dibandingkan sifat dan
laju aliran darah dalam arteri dan vena lalu diamati. diteteskan air es
pada bagian yang tengah diamati di bawah mikroskop dan diamati
perubahan pembuluh arteriol, kapiler, dan venul yang terjadi. Ujung
jarum yang sudah dicelupkan dalam asam asetat glasial ditusukkan
pada jaringan dan diamati perubahan yang terjadi.
2. Warna Kulit
Tangan disimpan di sisi badan, sfigmomanometer dipasang pada setiap
lengan lalu diberikanan tekanan sampai 100 mmHg. Dicelupkan jari-jari
dari satu tangan ke dalam air 35 oC dan jari tangan yang lain ke dalam air
20 oC lalu amati perubahan yang terjadi pada ujung jari. Tekanan
sfigmomanometer diturunkan sampai 50 mmHg dan diamkan sampai
tangan berwarna ungu. Dimasukkan jari tangan yang sebelumnya berada
di air bersuhu 35 oC ke air yang bersuhu 20 oC dan yang sebaliknya
selama tiga menit dan pertahankan pada posisi sama lalu keluarkan jari
dari air dan amati warna kulit pada tangan dan lengan bawah. Prosedur
yang sama, dicelupkan jari-jari dari satu tangan ke dalam air 45 oC dan
tangan lain ke dalam air 10 oC tanpa diberi tekanan apa-apa selama lima
menit. Dikeluarkan kedua tangan dan amati warna masing-masing tangan
(rosa sampai biru) dan intesitas warna (tua sampai pucat) dan diamati.

3. Hiperemia
Tipe A : Diikatkan seutas benang kasur di atas sendi kedua pada sebuah
jari tangan dan dibiarkan beberapa menit lalu amati perubahan
warna,ukuran, dan suhu yang terjadi
Tipe B : Jari tangan responden direndam dalam air panas (pada suhu
tertinggi yang dapat Saudara tahan) dan diamati perubahan warna, ukuran,
dan suhu yang terjadi.

4. Triple Response
Jarum pentul dibilas dengan dengan alkohol lalu digoreskan pada kulit
dengan jarum pentul tersebut dan diamati efek yang timbul selama 5
menit, terutama warna kulit dan pembentukan edema. Prosedur diulangi
dengan menggoreskan tabung kaca berujung tumpul dengan dipasangkan
sfigmomanometer pada lengan atas, tekanan dinaikkan sampai 200 mmHg
dan percobaan diulangi (gores dengan jarum pentul dan gores dengan
benda tumpul). Pada tekanan 50 mmHg dan diamati.

5. Kecepatan Denyut Jantung


Jemari tangan ditempatkan pada salah satu arteri superfisial dan dihitung
kecepatan denyut jantung pada posisi-posisi berikut : berbaring, duduk,
dan berdiri. Lalu dilakukan juga setelah latihan ringan dan setelah latihan
lebih berat. dicatat kecepatan denyut jantung dalam denyut/menit.

6. Bunyi Jantung
Stetoskop ditempatkan pada ruang antar rusuk lalu didengarkan bunyi
jantung responden dan berikan pemerian bunyi yang responden dengar
dan diamati.

7. Tekanan Darah
Ban dari perangkat sfigmomanometer didilitkan dengan rapi pada lengan
atas lalu ban diikatkan sedemikian sehingga tabung-tabung karet
mengarah ke bagian bawah dan lengan disandarkan pada meja.
Penentuan tekanan darah dengan cara perabaan denyut nadi
Sekrup pentil ditutup pada bola karet yang dipegang dengan tangan
kanan. Dengan ibu jari tangan kiri, rabalah nadi pada pergelangan tangan
yang akan diukur tekanannya. Sembari berangsur-angsur dikembangkan
ban dengan memompa bola karet, dan perhatikan tekanan saat denyut nadi
menghilang. Tekanan dinaikkan 10 mmHg lagi di atas tekanan nadi dan
tekanan diturunkan berangsur-angsur dengan cara perlahan-lahan
membuka sekrup pentil dan amati bunti sistolik dan diastolik.
Penentuan tekanan darah dengan cara auskultasi
Ban dililitkan pada lengan atas seperti pada cara A di atas. Stetoskop
ditempatkan pada percabangan arteri brakhial menjadi arteri ulnaris dan
arteri radialis. Tekanan dalam ban dinaikkan, sehingga aliran dalam arteri
radialis dan ulnaris dihambat. Tekanan diturunkan berangsur-angsur
dengan menbuka sekrup pentil dan catat tekanan dimana bunyi terdengar
untuk pertama kalinya. Diamati bunyi sistolik dan diastolikTekanan pada
bunyi pertama kali ini adalah tekanan sistolik.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Anatomi
4.1.2 Fisiologi

Warna Kulit

Tekanan Suhu Kualitas warna Intensitas warna Ukuran


(mmHg) (oC) kulit kulit vena
100 20 Ungu Tua Besar
35 Ungu pudar Pucat Agak besar
50 20 Merah daging Pucat Agak besar
35 Merah daging Tua Normal
- 10 Pucat Pucat Agak besar
- 45 Merah daging Tua Normal

Hiperemia

 Tipe A
Pada tipe ini terjadi gangguan aliran darah yang membuat aliran
darah pada jari berhenti. Berwarna ungu, ukurannya membesar,
suhu menurun, termasuk jenis hiperemia pasif.

 Tipe B
Pada tipe ini terjadi gangguan aliran darah yang diakibatkan oleh
suhu dari air. Berwarna ungu, ukurannya sedang, suhu hangat,
termasuk jenis hiperemia aktif.

Triple Response

- Sebelum dipasang sfimamonometer

ALAT BENJOLAN TERJADINYA KEMERAHAN


KEMERAHAN MENYEBAR
DI TEMPAT
Jarum Terjadi Terjadi Tidak terjadi
Penggaris besi Tidak terjadi Terjadi Terjadi

- Setelah dipasang sfigmamonometer

Alat Benjolan Terjadinya Kemerahan


kemerahan menyebar
ditempat
Jarum Terjadi Tidak terjadi terjadi
Penggaris besi Tidak terjadi Tidak terjadi terjadi

Denyut jantung
Hasil yang di dapakan setelah menghitung detak jantung pada tiga posisi
berbeda per 60 detik adalah

Nama Umu Jenis berdir Dudu berbarin Setela Setela


r kelami i k g h lari h lari
n kecil berat
Bella 20 Pr 100 3 87 125 138
Dend 17 Lk 120 5 88 135 145
i
Hal ini dikarenakan posisi tubuh juga mempengaruhi detak jantung
manusia ketika berdiri jantung akan lebih banyak berdetak disbanding
ketika duduk. Sedangkan ketika berlari detak akan semakin banyak karna
jantung memompa dengan cepat seiring berat nya gerakan yang dilakukan
tubuh.

Bunyi Jantung
Setelah didengar menggunakan stetoskop bunyi jantung salah satu anggota
keluarga terdengar normal, bunyi pada jantung disebabkan oleh proses
membuka dan menutupnya katup jantung. Bunyi jantung dikenal juga
sebagai suara jantung. Setelah berlari 25 langkah bunyi jantung terdengar
lebih cepat. Ketika mengatur mengempis, maka suara denyut yang pertama
kali terdengar melalui stetoskop melalui tekanan darah sistolik. Ketika
suara disangkal, maka tekanan darah yang terdengar melalui stesoskop
tekanan darah diastolik. Bunyi jantung dapat digunakan untuk
mendiagnosa, jika terdengar bunyi jantung yang bising kemungkinan
terjadi sesuatu yang abnormal. Salah satu bentuk bunyi jantung yang tidak
normal adalah bising jantung, atau dikenal sebagai murmur jantung.
Murmur jantung terjadi kompilasi jantung tidak tertutup dengan benar, jadi
bisa dipasang kembali dan menimbulkan bising jantung. Meski tak selalu
menimbulkan bahaya, namun tetap pada masalah tertentu.

Tekanan Darah

Posisi/Kegiatan Tekanan Darah Tekanan Darah


Anggota Wanita Anggota Pria
Duduk 120/70 mmHg 110/70 mmHg
Berbaring 100/70 mmHg 120/80 mmHg
Berbaring, kaki 90o 100/70 mmHg 100/70 mmHg
Berdiri 125/80 mmHg 130/80 mmHg
Gerak Badan selama 140/100 mmHg 140/90 mmHg
1 menit

Terdapat perbedaan hasil tekanan darah antara Pria dengan Wanita ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah diantara nya yaitu :
posisi tubuh, aktifitas fisik, temperatur, usia, jenis kelamin, dan emosi.
Beberapa jenis obat untuk menangani hipertensi yaitu golongan ACE
Inhibitor, Alpha blockers dan Beta blockers. Sedangkan Hipotensi
memerlukan penanganan darurat dokter, dokter akan memberikan cairan
infus, obat, hingga transfusi darah untuk meningkatkan tekanan darah,
sehingga mencegah kerusakan fungsi organ. Setelah menstabilkan tekanan
darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan pasien, dokter akan
memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebabnya. Misalnya,
berikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi yang sudah masuk ke
dalam darah.

4.2 Pembahasan
Pada prosedur pertama yaitu fisiologi siskulasi aliran darah pada katak
Sistem kardiovaskular pada vertebrata merupakan sistem sirkulasi tertutup.
Dimana darah beredar ke dan darijantung melalui jejaring pembuluh-
pembuluh yang luar biasa ekstensif. Dimana terdapat organ sirkulsi darah
yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang
berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri. Dengan dilakukan prosedur
Disuntikkan larutan uretan 10% (dengan dosis 1,5 mL setiap 50 g katak) ke
dalam kantong limfe ventral Direntangkan alat renangnya dan diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x aliran darah dalam kapiler, jika
anestesi sempurna. Diteteskan larutan NaCl fisiologis agar jaringan katak
tetap basah Dilokasikan satu arteri dan satu vena. Dibandingkan sifat dan
laju aliran darah dalam arteri dan vena.Dimati muncul hilangnya kapiler.
Diamati sifat aliran dalam kapiler (aliran teratur, pulsatil, atau tak teratur)
Diteteskan air es pada bagian yang tengah diamati di bawah
mikroskop.Diamati apa yang terjadi pada pembuluh arteriol, kapiler dan
venul.Ditusukkan ujung jarum/peniti yang telah dicelupkan dalam asam
asetat glasial ke jaringan tersebut.Diamati efek yang terjadi pada pembuluh
dan laju aliran Berdasarkan hasil percobaan dari sirkulasi kapiler darah pada
katak terlihat bahwa terdapat pembuluh arteri yang berukuran kecil serta
aliran menuju jantung lebih cepat. Adapun juga terlihat pembuluh darah
vena yang berukuran lebih besar dari arteri dan aliran nya lambat melalui
jantung. Sehingga sifat laju dari aliran darah pada pembuluh arteri lebih
cepat menuju jantung disbanding pembuluh vena perlakuan yang dilakukan
yaitu Ditambahkan nya larutan NaCl untuk Menjaga permukaan katak tetap
basah dan ketika ditambahkan tetesan es dan ditusukan dengan larutan
asam asetat glasial Terjadi gerak reflex pada katak.hal ini dikarenakan ketika
disuntikan asam asetat glasial dan ditambahkan air es pembuluh darah pada
katak kembali ada rangsangan.
Kemudian dilakukan percobaan Fisiologi untuk prosedur Warna Kulit
Diletakan tangan di sisi badan. Dipasang dua sfigmomanometer satu pada
setiap lengan. Diberikan tekanan sampai 100 mmHg.Dicelupkan jari-jari
dari satu tangan ke dalam air 35˚C dan jari tangan yang lain ke dalam air
20˚C.Diamati warna ujung jari tersbut ada atau tidaknya sianosis atau
manifestasi lainnya.Diturunkan tekanan sfigmomanometer sampai 50 mmHg
dan diamkan sampai tangan berwarna ungu.Dimasukkan jari tangan yang
sebelumnya berada di air bersuhu 35 oC ke air yang bersuhu 20 oC dan yang
sebaliknya selama tiga menit dan dipertahankan pada posisi
sama.Dikeluarkan jari dari air dan amati warna kulit pada tangan dan lengan
bawah.Diulangi percobaan ini pada 2 orang lainnya.Diganti
respondenDicelupkan jari-jari dari satu tangan ke dalam air 45 oC dan
tangan lain ke dalam air 10 oC tanpa diberi tekanan apa-apa selama lima
menit. Dikeluarkan kedua tangan dan amati warna masing-masing tangan
(rosa sampai biru) dan intesitas warna (tua sampai pucat).didapatkan hasil
pada kekuatan 100 mmHg di suhu 20 derajat celcius Kulit menjadi putih
pucat intensitas warna kulit menjadi Kulit menjadi pucat kekurangan darah
sedangkan ukuran vena nya Lebih kecil dari ukuran normal Pada suhu 35
derajat celcius Kulit menjadi putih pucat intensitas warna Kulit menjadi
pucat kekurangan darah sedangkan untuk ukuran vena Lebih kecil dari
ukuran normal Pada kekuatan 50 mmHg pada suhu 20 derajat celcius Kulit
perkahan menjadi sedikit keunguan untuk inteensitas warna kulit Kulit
masih terlihat pucat sedangkan untuk ukuran vena Sedikit lebih kecil dari
ukuran sebelum nya pada suhu 35 derajat celcius Kulit menjadi keunguan
intensitas warna kulit Kulit masih terlihat pucat sedangkan untuk ukuran
venaSedikit lebih kecil dari ukuran sebelumnya pada saat tidak dibeti
tekanan dan ditaruh pada suhu 10 derajat celcius Warna ungu pada kulit
berangsur pulih intensitas kulit Kulit tidak telalu pucat sedangkan untuk
ukuran vena Vena berangsur membesar Sedangkan pada suhu 45 derajat
celcius kulit terlihat kembali menjadi normal intensitas warna kulit Kulit
perlahan terlihat normal namun terlihat lebih merah dari kondisi normal
sedangkan untuk vena Vena berangsur membesar dan menunjukan kondisi
kembali normal.
Selanjutnya dilakukan prosedur percobaan Hiperemia tipe a dengan cara
Diikatkan seutas benang kasur di atas sendi kedua pada sebuah jari tangan
Dibiarkan beberapa menit.Diamati terjadinya perubahan warna, ukuran, dan
suhu.Dicatat gejala yang timbul jenis hiperemia ini.Dijelaskan peristiwa
fisiologis apa yang menyebabkan tipe hiperemia.Diidentifikasi manfaat
percobaan hiperemia.didaparkan hasil Kulit menjadi ungu lama lama
menjadi abu pucat dirasakan Dingin Ukuran jari menjadi menjadi lebih kecil
hal ini dikarenakan terjadi nya penghambatan oksigen pada jasi tersebut
sehingga kulit terasa menjadi dingin dan kulit menjadi keunguan.
Selanjutnya untuk hperemia tipe b Direndam jari tangan responden
dalam air panas (pada suhu tertinggi yang dapat responden tahan).Diamati
perubahan warna, ukuran, dan suhu yang terjadi.Dicatat gejala yang timbul
jenis hiperemia ini.Dijelaskan peristiwa fisiologis apa yang menyebabkan
tipe hiperemia.Diidentifikasi manfaat percobaan hiperemia. Didapatkan hasil
Kulit menjadi merah kulit terasa panas Ukuran menjadi sedikit lebih besar
hal ini dikarenakan ketika dimasukan ke air panas kulit memberikan respon
yang tidak seperti biasanya akibatnya kulit menjadi panas dan memerah.
Selanjutnya taitu percobaan mengenai triple response Dibilas sebuah
jarum pentul dengan alcohol Digores kulit dengan jarum pentul tersebut.
Diamati efek yang timbul selama 5 menit, terutama warna kulit dan
pembentukan edema. triple response mempunyai 3 unsur : pemerahan kulit
setempat, penyebaran, dan pembentukan benjolan/udem.Diulangi
pengamatan dengan menggoreskan tabung kaca berujung tumpul. Dipasang
sfigmomanometer pada lengan atas, naikkan tekanan sampai 200 mmHg
Diulangi percobaan di atas (gores dengan jarum pentul dan gores dengan
benda tumpul).Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan tekanan 50
mmHg. Diidentifikasi triple response ini muncul pada ketiga prosedur
diatas.Dilakukan identifikasi manfaat melakukan uji triple response Diamati
mekanisme terjadinya triple response.didapatkan hasil sebelum dipasang
stifagnometer dengan Jarum Terjadi nya benjolan pada kulit,Terjadi nya
kemerahan pada titik percobaan, namun Tidak terjadi kemerahan yang
melebar untuk percobaan menggunakan Penggaris besi Tidak terjadi
benjolan pada kulit,Terjadinya kemerahan pada titik percobaan dan Terjadi
nya kemerahan yang melebar. Pada saat percobaan dengan menggunakan
stifagnometer didapatkan hasil pada saat menggunakan Jarum Terjadinya
benjolan pada kulit, sedangkan Tidak terjadi kemerahan pada titik
percobaan, namun terjadi nya kemerahan yang melebar.pada saat
menggunakan Penggaris besi, Tidak terjadi benjolan pada kulit dan Tidak
terjadi pula kemerahan pada titik percobaan namun terjadi kemerahan pada
sekitar titik percobaan. Hal ini dikarenakan pada saat menggunakan
stifagnometer darah tidak mengalir dengan sempurna karna aliran darah
mengalami penyumbatan.
selanjutnya kami melakukan percobaan mengenai denyut jantung
percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh posisi badan terhadap
detak jantung Ditempatkan jemari tangan pada salah satu arteri superfisial
Dihitung kecepatan denyut jantung pada posisi (berbaring, duduk, berdiri)
Setelah latihan ringan (lari ditempat selama 2 menit atau 10 langkah) Setelah
latihan lebih berat (lari ditempat selama 10 menit atau 50 langkah) Dicatat
kecepatan denyut jantung dalam denyut/menit Dibandingkan kecepatan
denyut jantung wanita dan pria Diketahui pengaruh usia terhadap kecepatan
denyut jantung Diketahui baagaimana pengaruh bobot badan terhadap
kecepatan denyut jantung Diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi
denyut jantung Diketahui bagaimana pengaruh makanan atau minuman
seperti kopi, teh, alkohol, atau merokok terhadap kecepatan denyut jantung
Diketahui arteri superfisial mana sajakah yang dapat digunakan sebagai
pressure points. Praktikan menggunakan prosedur ini pada dua relawan yaitu
pria dan wanita, dan didapatkan hasil pada wanita berumur 20 tahun ketika
berdiri menghasilkan 100 detak jantung, ketika duduk didapatkan sebanyak
93 detak jantung, ketika berbaring didapatkan 87 detak jantung, ketika sudah
lari lari kecil didapatkan detak sebanyak 125, sedangkan setelah lari lari
berat didapatkan etak jantung sebanyak 138, untuk pelanjutnya dilakukan
pemeriksaan terhadap lakilaki berusia 17 tahun ketika berdiri didapatkan
hasisl sebanyak 125, ketika duduk didapatkan sebanyak 98 detak, setelah lari
lari kecil didapatkan sebanyak 135 detak, sedangkan setelah lari lari berat
didapatkan sebanyak 145 detak. Hal ini dikarenakan Hal ini dikarenakan
posisi tubuh juga mempengaruhi detak jantung manusia ketika berdiri
jantung akan lebih banyak berdetak disbanding ketika duduk. Sedangkan
ketika berlari detak akan semakin banyak karna jantung memompa dengan
cepat seiring berat nya gerakan yang dilakukan tubuh.
Untuk selanjutnya yaitu bunyi jantung dengan cara pertama tama
ditempatkan stetoskop pada ruang antar rusuk didengarkan bunyi jantung
responden dan diberikan pemerian bunyi yang respnden dengar Diketahui
kejadian yang menyertai terjadinya bunyi tersebut Didengarkan bunyi
jantung anggota kelas setelah berlari di tempat sebanyak 25 langkah
Dibandingkan dengan bunyi jantung normalnya Diketahui bagaimana
responden menentukan bunyi sistol dan bunyi diastole Didapatkah bunyi
jantung digunakan unguk mendiagnosa Diketahui apakah yang dimaksud
dengan murmur Diketahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan bunyi
jantung. Setelah didengar menggunakan stetoskop bunyi jantung salah satu
anggota keluarga terdengar normal, bunyi pada jantung disebabkan oleh
proses membuka dan menutupnya katup jantung. Bunyi jantung dikenal
juga sebagai suara jantung. Setelah berlari 25 langkah bunyi jantung
terdengar lebih cepat. Ketika mengatur mengempis, maka suara denyut yang
pertama kali terdengar melalui stetoskop melalui tekanan darah sistolik.
Ketika suara disangkal, maka tekanan darah yang terdengar melalui
stesoskop tekanan darah diastolik. Bunyi jantung dapat digunakan untuk
mendiagnosa, jika terdengar bunyi jantung yang bising kemungkinan terjadi
sesuatu yang abnormal. Salah satu bentuk bunyi jantung yang tidak normal
adalah bising jantung, atau dikenal sebagai murmur jantung. Murmur
jantung terjadi kompilasi jantung tidak tertutup dengan benar, jadi bisa
dipasang kembali dan menimbulkan bising jantung. Meski tak selalu
menimbulkan bahaya, namun tetap pada masalah tertentu. Hal ini
dikarenakan Di dalam jantung tersebut terdapat beberapa organ yang
mendukung kerja dari jantung yaitu pembuluh darah. Terdapat tiga tipe
utama pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular yaitu arteri, vena dan
kapiler. Artery membawa darah menjauhi jantung ke organ-organ seluruh
tubuh. Di dalam organ-organ, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh-
pembuluh darah kecilyang mengangkut darah ke kapiler-kapiler.
Untuk prosedur yang terakhir yaitu tekanan darah Darah merupakan
komponen utama yang ada di dalam sistem kardiovaskular, selain darah ada
organ yang terpenting yang meregulasi keluar masuknya darah yaitu
jantung. Jantung sendiri berukuran sekitar satu kepalan tangan ukurannya :
250-350 gram. Hubungan jantung yaitu ;
(1). Bagian atas terdapat pembulu darah besar (aorta, truncus pulmonalis,
dll), (2). Bagian bawah terdapat diafragma dan disetiap sisi jantung terdapat
paru, (3). Bagian belakang terdapat aorta descendesn, oesophagus, dan
columna vertebralis (Snell, 2006).
Percobaan ini dilakukan dengan cara Dililitkan ban dari perangkat
sfigmomanometer dengan rapi pada lengan atas Diikatkan ban sehingga
tabung-tabung karet mengarah ke bagian bawah Disandarkan lengan pada
meja Penentuan tekanan darah dengan cara perabaan denyut nadi Ditutup
sekrup pentil pada bola karet yang dipegang dengan tangan kanan Diraba
nadi pada pergelangan tangan yang akan diukur tekanannya engan ibu jari
tangan kiri Dikembangkan ban dengan memompa bola karet secara
berangsur-angsur, dan diperhatikan tekanan saat denyut nadi menghilang
Dinaikkan tekanan 10 mmHg lagi di atas tekanan nadi Diturunkan tekanan
berangsur-angsur dengan cara perlahan-lahan membuka sekrup pentil
Tekanan manometer saat munculnya kembali denyut nadi untuk pertama
kali adalah tekanan sistolik Diturunkan terus tekanan dalam ban sampai pada
suatu saat bunyi tidak terdengar lagi. Tekanan yang terbaca pada saat bunyi
hilang ini adalah tekanan diastolic Penentuan tekanan darah dengan cara
auskultasi Dililitkan ban pada lengan atas seperti pada cara Penentuan
tekanan darah dengan cara perabaan denyut nadi Ditempatkan stetoskop
pada percabangan arteri brakhial menjadi arteri ulnaris dan arteri radialis
Dinaikkan tekanan dalam ban, sehingga aliran dalam arteri radialis dan
ulnaris dihambat Diturunkan tekanan berangsur-angsur dengan membuka
sekrup pentil Dicatat tekanan dimana bunyi terdengar untuk pertama
kalinya. Tekanan pada bunyi pertama kali ini adalah tekanan sistolik
Diturunkan terus tekanan dalam ban, sampai pada suatu saat bunyi tidak
terdengar lagi. Tekanan yang terbaca pada saat bunyi hilang ini adalah
tekanan diastolic Dilakukan pengukuran tekanan darah terhadap respoonden
(wanita dan pria) menurut posisi dan kegiatan yang tercantum di tabel
Dicatat data yang diperoleh dari seluruh respnden Dihitung rata-rata untuk
seluruh responden dan dihitung deviasi bakunya. Mendapatkan hasil pada
tekanan darah wanita ketika Duduk didapatkan 120/70 mmHg, sedangkan
pada pria didapatkan 110/70 mmHg pada posisi yang sama, sedangkan pada
wanita ketika dalam posisi Berbaring didapatkan hasil sebesar 100/70
mmHg , sedangkan pada pria didapatkan tekana sebesar 120/80 mmHg
pada posisi yang sama, lalu pada wanita dengan posisi Berbaring dengan
kaki 90 derajat celcius didapatkan tekanan sebesar 100/70 mmHg, dan pada
pria sebesar 100/70 mmHg pada posisi yang sama. Pada wanita dengan
posisi berdiri didapatkan tekanan sebesar 125/80 mmHg, sedangkan pada
pria 130/80 mmHg dengan posisi yang sama. Lalu diamati kembali tekanan
darah pada wanita setelah gerak Badan selama 1 menit didapatkan hasil
140/100 mmHg, sedangkan pada pria didapatkan 140/90 mmHg setelah
perlakuan yang sama. Terdapat perbedaan hasil tekanan darah antara Pria
dengan Wanita ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah
diantara nya yaitu : posisi tubuh, aktifitas fisik, temperatur, usia, jenis
kelamin, dan emosi. Beberapa jenis obat untuk menangani hipertensi yaitu
golongan ACE Inhibitor, Alpha blockers dan Beta blockers. Sedangkan
Hipotensi memerlukan penanganan darurat dokter, dokter akan memberikan
cairan infus, obat, hingga transfusi darah untuk meningkatkan tekanan
darah, sehingga mencegah kerusakan fungsi organ. Setelah menstabilkan
tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan pasien, dokter
akan memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebabnya. Misalnya,
berikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi yang sudah masuk ke dalam
darah. Hal ini juga mempengaruhi kecepatan tekanan darah pada manusia
karena di dalam peredaran darah tersebut darah dapat bergerak melakukan
peredaran karena adanya tekanan darah. Tekanan darah sendiri adalah gaya
yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah
(arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan
gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat
menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan
darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus
jantung.
5. KESIMPULAN

5.1 Jantung terdiri 4 ruangan yaitu dua ruangan di sebelah kiri dan dua
ruangan disebelah kanan.

5.2 Sirkulasi sistemik ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang
berasal dari paru, sedangkan sirkulasi ketika darah yang berasal dari seluruh
tubuh yang dialirkan melalui vena. Sirkulasi hepatik portal terjadi ketika
aliran darah balik atau darah vena yang berasal dari lambung sedangkan
sirkulasi fetal terjadi ketika darah mengalir dari plasenta ke janin melalui
vena umbilikaslis yang terdapat pada tali pusat.

5.3 Vena adalah pembuluh yang mebawa darah menuju jantung. Ateri adalah
pembuluh darah yang berotot yang membawa darah dari jantung sedangkan
kapilari adalah pembuluh darah terkecil di dalam tubuh.

5.4 Letak arteri dan vena secara berturut-turut yaitu agak ke dalam
permukaan tubuh dan dekat permukaan tubuh.

5.5 Bunyi jantung dan kecepatan denyut jantung dapat terdengar ketika
menggunakan stetoskop.

5.6 Faktor-faktor yang mepengaruhi warna dari masing-masing manusia


yaitu faktor melanin, karoten, dll.

5.7 Tekanan darah adalah ukuran seberapa kuatnya jantung mempompa


darah keseleuruh tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
adalah stress, factor usia, jenis kelamin, genetic, ras dll.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., et al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Erlangga

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Suntoro, Susilo, Handari. 1990. Struktur Hewan. Yogyakarta: Universitas Gajah


Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai