Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Singkat

Obat adalah bahan kimia atau sediaan biologik yang digunakan untuk keperluan
pendidikan, pengobatan juga dapat membantu penyakit yang merupakan peredam utama
untuk senjata dokter. Meskipun dunia kedokteran mengenal berbagai cara pengobatan,
seperti tindakan operatif, fisioterapi, radioterapi, psikoterapi, diet dan sebagainya, namun
pemberian obat tetap menjadi bagian yang dominan. Obat yang dapat dipertimbangkan
sebagai zat kimiawi, hewani atau nabati yang sesuai dosis dapat menyembuhkan,
meringankan, mencegah penyakit atau untuk keperluan transportasi (Yahya, 1993).

Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan
larutan jernih berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol atau polialkohol yang lain
dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk meningkatnya kelarutan obat dan menghalangi
pembentukan hablur sakarosa. Kadar sakarosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali
dinyatakan lain. Larutan gula yang encer, merupakan medium pertumbuhan bagi jamur, ragi
dan bakteri. (Moh Anief 2007).

Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan
digunakan, sediaan tersebut dibuat pada umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan
tidak larut dalam pembawa air, seperti ampisilin dan amoxicillin (Ofner et al, 1989). Sirup
kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan digunakan, sediaan
tersebut dibuat padat umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan tidak larut dalam
pembawa air, seperti ampisilin, amoxicillin, dan lain-lainnya. Agar campuran setelah
ditambah air membentuk dispersi yang homogen, maka dalam formulanya digunakan bahan
pensuspensi. Komposisi suspensi sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi,
pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma, buffer, dan zat warna. Sirup kering
adalah sediaan berbentuk suspensi yang harus direkonstitusikan terlebih dahulu dengan
sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Sedian ini adalah sediaan yang
mengandung campuran kering zat aktif dengan satu atau lebih dapar, pewarna, pengencer,
pendispersi, dan pengaroma yang sesuai (Depkes RI,1995).

Keuntungan Sirup menurut (Ansel, 1989) yaitu :


 Produk berbentuk granul, tampilan, karakteristik aliran kurang pemisahan, debu
 Campuran serbuk dan granul mengurangi biaya penggunaan komponen peka panas
 Baik untuk pasien yang sulit menelan
 Campuran serbuk lebih ekonomis, resiko ketidakstabilannya rendah
 Sediaan suspensi kering lebih ringan sehingga lebih menguntungkan dalam
pendistribusian

II.2 Teori Zat Aktif

a. Golongan Obat
Sulfametoxazole merupakan golongan obat antibiotik sulfonamida (ISO, Vol. 48,
2014)

b. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja sulfametoksazol dengan mengganggu sintesa asam folat bakteri
dan pertumbuhan lewat penghambat pembentukan asam dihidrofolat dari asam
para-aminobenzoat. Dan mekanisme kerja trimetoprim adalah menghambat
reduksi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat (Tjay dan Rahardja, 2007).

c. Indikasi
Sulfametoksazol adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis
infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti Infeksi telinga bagian tengah (otitis
media), Infeksi saluran kemih (ISK), Bronkitis, diare Traveler, yaitu diare yang
dapat menyerang wisatawan kompilasi mengunjungi negara berkembang,
Shigellosis, yaitu infeksi usus besar yang dipicu oleh bakteri Shigella (ISO, Vol.
48, 2014)

d. Efek Samping
Pusing, Sakit kepala, Lesu, Tidak nafsu makan, Mual, Muntah, Diare, Muncul
ruam.
Selain itu, ada beberapa efek samping yang lebih jarang terjadi, yaitu, Kerusakan
organ hati, Kerusakan organ ginjal, Berkurangnya jumlah sel darah putih,
Berkurangnya jumlah trombosit (trombositopenia), Anemia, Perdarahan pada urin
(ISO, Vol. 48, 2014).

e. Interaksi Obat
 Meningkatkan kadar fenitoin dan metotreksat.
 Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan dengan warfarin.
 Berpotensi meningkatkan efek dari obat antidiabetes sulphonylureas
(misalnya glimepiride).
 Meningkatkan risiko kelainan pada sel darah, jika digunakan dengan
clozapinedan pirimetamin.
(ISO, Vol. 48, 2014).

f. Dosis
 Dewasa: Dosis awal 2 gr, ditangani dengan 1 gr, 2 kali sehari.Untuk
infeksi berat: 1 gr, 3 kali sehari.

 Anak usia> 2 bulan: Dosis awal: 50-60 mg / kgBB, berlanjut dengan 25-
30 mg / kgBB, 2 kali sehari. Dosis maksimal harian: 75 mg / kgBB.
(ISO, Vol. 48, 2014).

g. Peringatan
Hati-hati menggunakan obat ini pada lansia. Lansia lebih sensitif terhadap efek
samping sulfamethoxazole, seperti reaksi pada kulit, mudah mengatasi
perdarahan, dan hiperkalemia (ISO, Vol. 48, 2014).

Anda mungkin juga menyukai