Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA (FA 2231)

EMULSIFIKASI

Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 15 Februari 2021


Kelompok : 4B
Nama Asisten Praktikum : Rifdah Rohadatul’aisy
Nama Anggota Kelompok :
RIfazt Armand Muntaka 10719001
Tazkia Adawiyah 10719009
Bimo Adji Pratama 10719017
Monica Gabriella Alberta Fusen 10719032

SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
i. Tujuan
1. Menghitung jumlah emulgator yang dibutuhkan dalam pembuatan emulsi.
2. Menentukan HLB Butuh Minyak yang dibutuhkan dalam pembuatan emulsi.
3. Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.
4. Mengetahui cara pembuatan emulsi dengan menggunakan emulgator.
ii. Pengolahan Data

1. Perhitungan HLB Butuh Minyak dengan Jarak HLB Lebar

Formula umum emulsi yang dibuat: Perhitungan: Diketahui HLB Tween 80 = 15 dan Span 80 = 4.3
1. HLB butuh 5
Rx Minyak 30 15 0.7
Tween & Span 6 5
4.3 10
Air ad 100 m Tween = (0.7/10.7) x 6 g = 0.393 g
m Span = (10/10.7) x 6 g = 5.607 g
Jumlah minyak dan air yang diambil untuk
SATU FORMULA: 2. HLB butuh 6
15 1.7
6
Bahan Jumlah (g) 4.3 9

Minyak Biji Kapas 30 m Tween = (1.7/10.7) x 6 g = 0.953 g


m Span = (9/10.7) x 6 g = 5.047 g
Air 64
3. HLB butuh 7
15 2.7
Hitung jumlah Tween dan Span untuk setiap 7
nilai HLB Butuh berikut. 4.3 8
m Tween = (2.7/10.7) x 6 g = 1.514 g
HLB Butuh Tween (g) Span (g) m Span = (8/10.7) x 6 g = 4.486 g

5 0.393 5.607 4. HLB butuh 8


15 3.7
8
6 0.953 5.047
4.3 7

7 1.514 4.486 m Tween = (3.7/10.7) x 6 g = 2.075 g


m Span = (7/10.7) x 6 g = 3.925 g
8 2.075 3.925 5. HLB butuh 9
15 4.7
9 2.635 3.365 9
4.3 6

10 3.196 2.804 m Tween = (4.7/10.7) x 6 g = 2.635 g


m Span = (6/10.7) x 6 g = 3.365 g
11 3.757 2.243
6. HLB butuh 10
15 5.7
12 4.317 1.683
10
4.3 5
13 4.878 1.122
m Tween = (5.7/10.7) x 6 g = 3.196 g

14 4.439 0.561 m Span = (5/10.7) x 6 g = 2.804 g


7. HLB butuh 11 8. HLB butuh 12 9. HLB butuh 13 10. HLB butuh 14
15 6.7 15 7.7 15 8.7 15 9.7
11 12 13 14
4.3 4 4.3 3 4.3 2 4.3 1
m Tween = (6.7/10.7) x 6 g = 3.757 g m Tween = (7.7/10.7) x 6 g = 4.317 g m Tween = (8.7/10.7) x 6 g = 4.878 m Tween = (9.7/10.7) x 6 g = 4.439
g g
m Span = (4/10.7) x 6 g = 2.243 g m Span = (3/10.7) x 6 g = 1.683 g
m Span = (2/10.7) x 6 g = 1.122 g m Span = (1/10.7) x 6 g = 0.561 g

Data hasil pengamatan creaming emulsi (jarak HLB lebar) setiap hari selama 6 hari:

H (cm) HA/H0
HLB
Butuh H0 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H1/H0 H2/H0 H3/H0 H4/H0 H5/H0 H6/H0 Rata-
Emulsi rata

5 15,5 13,2 10,2 8,1 6,0 4,9 3,8 0.85 0.65 0.52 0.39 0.12 0.24 0.5

6 14,9 13,1 11,8 10,0 8,5 6,2 4,1 0.88 0.79 0.67 0.57 0.42 0.27 0.6

7 15,7 14,0 13,0 11,4 10,0 8,0 6,2 0.89 0.83 0.73 0.64 0.51 0.40 0.67

8 16,1 15,5 14,6 14,0 13,3 12,6 11,9 0.96 0.91 0.87 0.83 0.78 0.74 0.85

9 16,5 16,4 16,3 16,1 15,8 15,5 15,1 0.99 0.98 0.97 0.95 0.93 0.91 0.95

10 16,3 16,3 16,3 16,2 16,2 16,1 16,0 1 1 1 0.99 0.99 0.98 0.99

11 16,4 16,3 16,2 16,1 16,0 15,8 15,6 0.99 0.99 0.98 0.97 0.96 0.95 0.97

12 16,5 16,3 16,1 15,8 15,5 15,1 14,5 0.99 0.98 0.96 0.93 0.92 0.87 0.94

13 15,9 15,5 15,0 14,5 14,1 13,6 13,0 0.97 0.94 0.91 0.89 0.85 0.82 0.89

14 16,7 16,2 15,5 15,0 14,4 13,9 13,2 0.97 0.93 0.90 0.86 0.83 0.80 0.88

HLB Butuh minyak argan berdasarkan hasil percobaan* 10


:
Penjelasan singkat :
HLB butuh 10 dipilih karena rata-rata perbandingan tinggi creaming terhadap tinggi awal mendekati
satu, yaitu 0.99. Hal tersebut menunjukkan bahwa emulsi dengan HLB butuh 10 lebih stabil dibanding
yang lain karena minim pembentukan creaming
2. Perhitungan HLB Butuh Minyak dengan Jarak HLB Sempit

HLB Butuh minyak argan berdasarkan hasil percobaan dengan jarak HLB lebar* : 10

Tetapkan seri HLB Butuh baru dengan jarak HLB Perhitungan :


sempit (9 formula emulsi) berdasarkan hasil 1. HLB butuh 9
15 4.7
percobaan sebelumnya (pada jarak HLB lebar). 9
Hitung jumlah Tween dan Span untuk setiap nilai 4.3 6
HLB Butuh tersebut. m Tween = (4.7/10.7) x 6 g = 2.635 g
m Span = (9/10.7) x 6 g = 3.365 g
HLB Butuh ** Tween (g) Span (g)
9 2.635 3.365 2. HLB butuh 9.25
15 4.95
9.25 2.776 3.224 9.25
4.3 5.75
9.5 2.916 3.084 m Tween = (4.95/10.7) x 6 g = 2.776 g
m Span = (5.75/10.7) x 6 g = 3.224 g
9.75 3.056 2.944
3. HLB butuh 9.5
10 3.196 2.804 15 5.2
9.5
10.25 3.336 2.664 4.3 5.5
m Tween = (5.2/10.7) x 6 g = 2.916 g
10.5 3.476 2.524
m Span = (5.5/10.7) x 6 g = 3.084 g
10.75 3.616 2.384

11 3.757 2.243

4. HLB butuh 9.75 5. HLB butuh 10 6. HLB butuh 10.25


15 5.45 15 5.7 15 5.95
9.75 10 10.25
4.3 5.25 4.3 5 4.3 4.75

m Tween = (5.45/10.7) x 6 g = 3.056 g m Tween = (5.7/10.7) x 6 g = 3.196 g m Tween = (5.95/10.7) x 6 g = 3.336 g


m Span = (5.25/10.7) x 6 g = 2.944 g m Span = (5/10.7) x 6 g = 2.804 g m Span = (4.75/10.7) x 6 g = 2.664 g

7. HLB butuh 10.5 8. HLB butuh 10.75 9. HLB butuh 11


15 6.2 15 6.45 15 6.7
10.5 10.75 11
4.3 4.5 4.3 4.25 4.3 4

m Tween = (6.2/10.7) x 6 g = 3.476 g m Tween = (6.45/10.7) x 6 g = 3.616 g m Tween = (6.7/10.7) x 6 g = 3.757 g


m Span = (4.5/10.7) x 6 g = 2.524 g m Span = (4.25/10.7) x 6 g = 2.384 g m Span = (4/10.7) x 6 g = 2.243 g
Data hasil pengamatan creaming emulsi (jarak HLB sempit) setiap hari selama 6 hari:

H (cm) HA/H0
HLB
RATA-
Butuh H0 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H1/H0 H2/H0 H3/H0 H4/H0 H5/H0 H6/H0
RATA
Emulsi
**
9 17,3 17,2 17,0 16,8 16,6 16,5 16,2 0.99 0.98 0.97 0.96 0.95 0.94 0.965

9.25 17,4 17,3 17,2 17,1 17,1 16,9 16,8 0.99 0.99 0.98 0.98 0.97 0.96 0.978

9.5 17,1 17,1 17,0 16,9 16,9 16,8 16,7 1 0.99 0.99 0.99 0.98 0.97 0.986

9.75 16,8 16,7 16,7 16,6 16,6 16,5 16,5 0.99 0.99 0.98 0.98 0.98 0.98 0.983

10 17,4 17,4 17,3 17,3 17,3 17,2 17,2 1 0.99 0.99 0.99 0.99 0.99 0.992

10.25 17,9 17,9 17,9 17,9 17,9 17,8 17,8 1 1 1 1 0.99 0.99 0.996

10.5 16,9 16,9 16,9 16,8 16,8 16,8 16,7 1 1 0.99 0.99 0.99 0.99 0.993

10.75 17,1 17,1 17,0 17,0 16,9 16,8 16,8 1 0.99 0.99 0.99 0.98 0.98 0.988

11 17,5 17,4 17,3 17,2 17,0 16,8 16,5 0.99 0.99 0.98 0.97 0.96 0.94 0.971

HLB Butuh minyak argan berdasarkan hasil percobaan dengan jarak HLB 10.25
sempit:
Penjelasan singkat :
HLB butuh 10.25 dipilih karena rata-rata perbandingan tinggi creaming terhadap tinggi awal
mendekati satu, yaitu 0.996. Hal tersebut menunjukkan bahwa emulsi dengan HLB butuh 10.35
lebih stabil dibanding yang lain karena minim pembentukan creaming

** Sama dengan jawaban pada bagian (**) sebelumnya


iii. Pembahasan
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika dengan kandungan paling sedikit
dua fase cair yang tidak dapat bercampur, satu diantaranya didispersikan sebagai globul dalam fase cair lain.
Untuk mendispersikan fasa cair ke dalam fasa cair lainnya dibutuhkan emulgator yang dapat menurunkan
tegangan permukaan. Fasa cair pada emulsi umumnya berupa air dan minyak. Pada resep pembuatan emulsi
tentunya terdapat bahan ‘minyak’ yang memiliki hlb butuh yang tetap yang didapatkan melalui percobaan.
“Pemilihan emulsifying agent yang tepat harus disesuaikan dengan nilai HLB dari formula yang akan dibuat.
Pendekatan nilai HLB ini dapat menunjang kestabilan pembentukan droplet yang terjadi selama emulsifikasi.”
(Josi, 2010). Namun ketersediaan emulgator dengan nilai HLB yang sesuai (sama persis) cenderung sulit
didapatkan, maka dari itu dibutuhkan kombinasi emulgator dengan nilai HLB yang menegahi nilai HLB butuh.
Walaupun terdapat emulgator dengan nilai HLB yang sesuai, penggunaan kombinasi emulgator cenderung
lebih baik karena terbentuknya lapisan film monomolekular yang lebih rapat sehingga emulsi cenderung lebih
stabil. Dibutuhkan perhitungan dengan metode aligasi untuk menentukan jumlah masing-masing emulgator
yang dibutuhkan dalam resep. “Perhitungan HLB penting untuk memilih pengemulsi yang tepat sehingga dapat
menjaga stabilitas emulsi.”(Suardana et al., 2020).
Metode yang dapat digunakan untuk menetapkan HLB suatu sampel minyak adalah metode
emulsifikasi dan metode TIE. Metode emulsifikasi didasarkan kepada stabilitas fisika dari emulsi yang dibuat
menggunakan kombinasi surfaktan yang telah diketahui HLB nya dengan cara membandingkan derajat
krimingnya. Sedangkan, metode TIE didasarkan kepada jumlah air yang dibutuhkan hingga menyebabkan
terjadi inversi emulsi. HLB dari kombinasi emulgator dengan nilai TIE minimum merupakan HLB butuh dari
minyak yang diuji.
Nilai HLB teoritis dari minyak biji kapas tipe M/A ialah 12 sedangkan pada hasil pengamatan
didapatkan nilai HLB butuh 10 untuk jarak HLB lebar dan 10.25 untuk jarak HLB sempit.
Nilai HLB sebanding dengan kepolaran dari suatu surfaktan dengan gugus polar yang akan mengarah ke fase
air. Maka dari itu, semakin tinggi nilai HLB maka kelarutannya dalam air akan semakin besar. Pada percobaan
didapati nilai HLB butuh yang lebih rendah dibandingkan nilai HLB butuh teoritis, hal tersebut mungkin
dikarenakan oleh berkurangnya stabilitas emulsi M/A yang menyebabkan kelarutannya dalam air berkurang.
Hal tersebut dibuktikan dengan terjadinya peristiwa ketidakstabilan emulsi pada percobaan, yaitu creaming.
Terdapat kemungkinan lain berupa ketidaktelitian saat penyiapan bahan.

iv. Kesimpulan
1. Jumlah emulgator yang dibutuhkan dalam pembuatan emulsi ialah tween 80 sebanyak 3.336
gram dan span 80 sebanyak 2.664 gram untuk mendapatkan HLB butuh sebesar 10.25
2. HLB Butuh Minyak yang dalam pembuatan emulsi pada jarak HLB lebar bernilai 10
sedangkan pada jarak sempit bernilai 10.25
3. Sediaan emulsi cenderung tidak stabil dilihat dari terjadinya salah satu peristiwa
ketidakstabilan emulsi berupa creaming, yaitu terbentuknya lapisan dengan konsentrasi
berbeda dalam emulsi. Hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan dari energi bebas
permukaan. Fasa kontinu terdispersi dalam fasa diskontinu dalam bentuk globul kecil yang
memperluas kontak antar partikel sehingga meningkatkan energi bebas permukaan, dapat
pula disebabkan oleh viskositas emulsi yang terlalu rendah atau penyimpanan sediaan pada
suhu tinggi.
4. Mengetahui cara pembuatan emulsi dengan menggunakan emulgator. emulsi dibuat
dengan pertama menimbang jumlah emulgator yang diperlukan, disini digunakan tween 80
dan span 80. Lalu, mencampurkan emulgator ke fasa yang sesuai, tween dicampurkan ke
dalam air dan span dicampurkan ke dalam minyak. Lalu, kedua campuran dipanaskan di atas
penangas air sampai suhu 60o C. Lalu, campuran minyak dimasukkan ke dalam campuran air
dan diaduk hingga terbentuk musilago putih.
v. Daftar Pustaka
Achmad, S. (1970, January 01). PENENTUAN hlb BUTUH (Required Hydrophile lipophile Balance)
MINYAK KELAPA MURNI (COCOS NUCIFERA LINN.). Retrieved February 16, 2021, from
http://repo.unand.ac.id/2686/
Josi, M. I. (2010). Evaluasi Efek Tween 80 dan Span 80 dalam Sediaan Krim dengan Minyak Wijen
Sebagai Fase Minyak : Aplikasi Desain Faktoral.
https://repository.usd.ac.id/17288/2/068114138_Full.pdf
Suardana, I. M., Suhendra, L., & Putu, L. W. (2020). Pengaruh Variasi Nilai Hydrophylic-lipophylic
balance dan Suhu terhadap Karakteristik Sediaan Krim. Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri,
8, 190.

Anda mungkin juga menyukai