Anda di halaman 1dari 20

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI

PENGERINGAN ZAT ORGANIK


 

Tanggal Praktikum: 17 Maret 2021

Disusun oleh:

Kelompok - 5

  

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2021
1. Tujuan
 Mengeringkan ethanol dari pengotor air
 Mendapatkan alkohol absolut (alkohol 100%)

2. Prinsip Instrumen dan Pengukuran


Sebagian besar senyawa organik berada dalam bentuk yang tidak murni karena
adanya pengotor atau kontaminan, salah satu zat pengotor atau kontaminan tersebut
adalah air. Dalam hal ini, air yang terdapat pada reaksi disebut sebagai pengotor karena
dapat membentuk suatu produk yang tidak diinginkan atau dapat mengakibatkan
terjadinya reaksi hidrolisis sehingga senyawa organik tersebut terurai. Dengan demikian,
harus diterapkan suatu metode untuk menghilangkan air yang terdapat dalam senyawa
organik tersebut. Salah satu metode yang diterapkan adalah cara pengeringan
menggunakan zat – zat yang berperan mengikat air (drying agents).
Pengeringan sendiri diartikan sebagai proses perpindahan massa yang terdiri dari
penghilangan air atau pelarut lain dengan penguapan dari padatan, semi padat atau cair.
Sumber panas dan agen untuk menghilangkan uap yang dihasilkan oleh proses sering
dilibatkan. Sedangkan, drying agents adalah suatu zat higroskopik yang biasa digunakan
untuk menyerap lembab sehingga dapat mempertahankan kekeringan. Mekanisme zat
drying agents ada yang membentuk endapan dan ada yang membentuk hidrat. Beberapa
contoh drying agents adalah kalsium klorida anhidrat, fosfor pentoksida, atau bahan
penyerap uap air lainnya.
Untuk pengeringan senyawa organik padat, pengeringan dilakukan dengan cara
menyebarkan senyawa organik padat dalam lapisan tipis pada wadah permukaan yang
besar (misal, kaca arloji atau piring porselen) dan kemudian dipanaskan dalam oven
bersuhu tertentu (di bawah titik leleh, sublimasi atau dekomposisi senyawa tersebut. )
untuk waktu tertentu. Kemudian, untuk menjaga senyawa dalam kondisi kering, senyawa
dimasukkan ke dalam desikator di atas bahan pengering.
Untuk senyawa cair yang mengandung air relatif banyak dan perbedaan titik didih
air dan cairan organik relatif lebar, air dapat dipisahkan dengan distilasi. Jika air yang ada
membentuk lapisan yang terpisah, pertama-tama air dipisahkan dengan corong pemisah.
Kemudian cairan organik atau larutan padatan organik dalam pelarut organik ditemparkan
dalam wadah (labu Erlenmeyer atau gelas beaker), dan dimasukkan bahan pengering
yang tepat (biasanya anorganik padat). Setelah itu, campuran didiamkan beberapa saat
dan pengeringan diendapkan, maka cairan kering disaring.
Pada percobaan ini, dilakukan pengeringan etanol menggunakan metode refluks
dan distilasi untuk mendapatkan suatu etanol absolut (kadar alkohol 100%). Caranya
adalah etanol 99,5% didistilasi dengan adanya bubuk magnesium dalam jumlah yang
cukup (tergantung pada kandungan air) dan sedikit kristal yodium. Dibutuhkan sekitar
200 g kapur untuk setiap liter etanol pekat (sekitar 95%). Campuran direfluks selama
beberapa jam, disaring dan filtrat harus dijaga dari kelembaban.
3. Monografi Zat Aktif
No Nama Zat Rumus dan Berat Pemerian Kelarutan Wadah dan
Bentuk Molekul Molekul Penyimpanan
1. Etanol C2H6O 46,07 Cairan Bercampur Dalam
mudah dengan air wadah
menguap, dan praktis tertutup rapat
jernih, bercampur dan jauh dari
tidak dengan api.
berwarna; semua
bau khas pelarut
dan organik.
menyebabk
an rasa
terbakar
pada lidah.
Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3% b/b dan tidak lebih dari 93,8% b/b, setara
dengan tidak kurang dari 94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0% v/v.
2. Kalsium CaO 56,08 Padatan Sedikit -
Oksida putih atau larut dalam
abu-abu, air, tidak
tidak larut dalam
berbau. etanol, larut
dalam
gliserol.
3. Iodine I2 126,9 Keping Sangat Dalam
atau granul; sukar larut wadah
berat; hitam dalam air; tertutup
keabu- mudah larut rapat.
abuan; bau dalam
khas; karbon
berkilau disulfida,
seperti dalam
metal. kloroform,
dalam
karbon
tetraklorida
dan dalam
eter; larut
dalam
etanol dan
dalam
larutan
iodida;
agak sukar
larut dalam
gliserin.
Iodine mengandung tidak kurang dari 99,9% dan tidak lebih dari 100,5% I.

4. Magnesium Mg 24,305 Logam Tidak larut -


putih- dalam air
perak, dingin,
struktur larut dalam
heksagonal, asam
tidak mineral.
berbau.
4. Prosedur

5. Justifikasi Singkat dan Hasil yang Diharapkan


Air bisa dianggap sebagai pengotor di beberapa medium reaksi senyawa organik atau di
zat padat karena bisa memberikan produk yang tidak diinginkan atau membuat reaksi hidrolisis.
Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan air dari senyawa yang diinginkan. Untuk
pengeringan ethanol, dapat dilakukan dengan menggunakan destilasi karena titik didih ethanol
dan air berbeda. Setelah dilakukan destilasi, diharapkan akan didapat ethanol murni. Setelah
pengeringan, dapat dicek kemurnian dengan mengukur densitas ethanol yang dihasilkan
menggunakan picnometer. Densitas dari ethanol adalah 0.79 g/ml

6. Material Safety Data Sheet (MSDS)

No Bahan Wujud Sifat Bahaya Penanganan


1 C2H6O Cair Cairan bening  1. Sangat mud 3. Segera bilas mata d
(Etanol) tak ah terbakar engan air selama 30 menit 
berwarna, bau 2. Mengiritasi  4. Basuh kulit dengan 
khas, mata dan kulit  sabun dan
air mengalir selama 15 
rasa menyenga
menit 

- Jika terhirup, hirup udara
- Bersifat korosif
Serbuk segar, berikan udara
CaO - Mengiritasi kulit
berwarna buatan jika tidak
2 (Kalsium Serbuk dan pernafasan
putih, titik bernafas
Oksida) - Menyebabkan
didih 2.850°C - Basuh kulit dengan air
kerusakan mata
dan sabun
3.Hirup udara segar
1.Menyebabkan 4.Jika tertelan bilas mulut
Padatan
kerusakan mata dengan air, jangan
berwarna ungu
I2 2.Menyebabkan muntah
3 Padatan kehitaman,
(Iodine) alergi dan toksik 5.Bila terkena kulit bilas
titik didih
pada kulit serta dengan air mengalir
184°C
kulit terbakar selama 15 menit, segera
panggil dokter
1.Menyebabkan 3.Bila terkena kulit dan
iritasi pada mata, mata, bilas dengan air
kulit , saluran mengalir selama 15
Padatan pencernaan dan menit
Mg
berwarna saluran 4.Hirup udara segar,
4 (Magnesi Padatan
perak, titik pernafasan apabila tidak bernafas
um)
didih 1100°C 2.Jika terkena air berikan nafas buatan
akan membentuk 5.Jika tertelan beri 2-4
gas yang mudah gelas susu atau air
terbakar 6.Segera panggil dokter
Cairan tidak
5 Aquades Cair berwarna, titik - -
didih 100°C

7. Referensi

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Kementerian
Kesehatan RI: Jakarta.

Definitions.net, STANDS4 LLC, 2021. Drying. https://www.definitions.net/definition/drying.


Accessed 15 March 2021.

Calcium Oxide; PubChem CID No. 14778 [Online]; Calcium oxide | CaO - PubChem
(nih.gov) (accessed 14 March 2021)

Magnesium; PubChem CID No. 5462224 [Online]; Magnesium | Mg - PubChem


(nih.gov) (accessed 14 March 2021)

Material Safety Data Sheet. Retrieved March 16, 2021 from https://fscimage.fishersci.com/
UCLA Department of Chemistry & Biochemistry. 2016. Drying Agents.
https://www.chem.ucla.edu/~bacher/Specialtopics/Drying%20Agents.html. Accessed 15
March 2021.

8. Kontribusi Individu dalam Grup

No Nama NIM Kontribusi

1 Rifazt Armand M 10719001 Tujuan, Justifikasi Singkat

2 Stefanny Putri H 10719005 Monografi

3 Kalista Faramadina 10719021 Prosedur

4 Monica Gabriella A.F. 10719032 MSDS (Material Safety Data Sheet)

5 Zahra Nur Ichwandini 10719036 Prosedur

6 Sherleen Meilyna 10719041 Prinsip Instrumen dan Pengukuran

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI

BILANGAN KIMIA
 

Tanggal Praktikum: 17 Maret 2021

Disusun oleh:
Kelompok - 5

  

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2021

1. Tujuan
1. Mengevaluasi kemeurnian dan kualitas dari lemak dan minyak berdasarkan beberapa
bilangan kimia
2. Menentukan nilai asam dari senyawa yang diujji
3. Menentukan nilai saponifikasi dari senyawa yang diuji
4. Menentukan nilai hidroksil dari senyawa yang diuji
5. Menentukan nilai iodin dari senyawa yang diuji

2. Prinsip Instrumen dan Pengukuran


Proses identifikasi kemurnian dan kualitas lemak dan minyak dapat dievaluasi
menggunakan parameter bilangan kimia tertentu. Beberapa parameter tersebut adalah nilai asam,
nilai saponifikasi, nilai hidroksil, dan nilai iodin.
Nilai asam atau bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta
dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam
dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas
yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Bilangan saponifikasi (atau “bilangan
Koettstorfer”, juga disingkat dengan “sap”) menyatakan jumlah milligram KOH yang dibutuhkan
untuk menyabunkan 1 gram lemak pada kondisi khusus. Bilangan saponifikasi (angka
penyabunan) adalah satu ukuran dari berat molekul rata-rata (atau panjang rantai) dari semua
asam lemak yang ada. Bilangan hidroksil ialah satu ukuran dari kandungan gugus hidroksil bebas
dalam suatu senyawa. Bilangan hidroksil dinyatakan sebagai massa (berat) dari kalium hidroksida
(KOH) dalam milligram yang setara dengan kandungan hidroksil satu gram zat kimia, yang
dikoreksi untuk gugus hidroksil karboksil melalui titrasi sampel yang tidak diasetilasikan dari
bahan yang sama. Bilangan iodium (atau “bilangan adsorpsi iodium” atau “angka iodium” atau
“indeks iodium”) dalam kimia adalah massa iodium dalam gram yang dibutuhkan oleh 100 gram
suatu zat kimia. Bilangan iodium sering digunakan untuk menentukan jumlah ketakjenuhan
dalam asam lemak.

3. Monografi Zat Aktif


No Nama Zat Rumus dan Berat Pemerian Kelarutan Wadah dan
Bentuk Molekul Molekul Penyimpanan
1. Etanol C2H6O 46,07 Cairan Bercampur Dalam
mudah dengan air wadah
menguap, dan praktis tertutup rapat
jernih, tidak bercampur dan jauh dari
berwarna; dengan api.
bau khas dan semua
menyebabka pelarut
n rasa organik.
terbakar pada
lidah.
Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3% b/b dan tidak lebih dari 93,8% b/b, setara
dengan tidak kurang dari 94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0% v/v.
2. Fenolftalein C20H14O4 318,3 Serbuk Praktis Dalam
hablur; putih tidak larut wadah
atau putih dalam air; tertutup baik
kekuningan larut dalam dan
lemah; tidak etanol; terlindung
berbau; stabil agak sukar cahaya pada
di udara larut dalam suhu ruang.
eter
Fenolftalein mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 20H14O4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
3. Natrium NaOH 40,0 Putih atau Mudah Dalam
Hidroksida praktis putih, larut dalam wadah
massa air dan tertutup
melebur, dalam rapat.
berbentuk etanol.
pelet kecil,
serpihan atau
batang atau
bentuk lain.
Keras, rapuh
dan
menunjukkan
pecahan
hablur.
Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 100,5%
alkali total, dihitung sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0%.
(Perhatian hati-hati dalam penanganan natrium hidroksida karena merusak jaringan
dengan cepat.)
4. Potassium C2H7KO2 102,17 Larutan Larut -
hydroxide kalium dalam
ethanol hidroksida alkohol dan
dalam etanol, gliserol,
tidak tidak larut
berwarna, dalam eter
bersifat dan amonia
sangat asam, cair
sangat
korosif,
konduktor
panas yang
4. Prosedur
 Angka Asam

 Angka Saponifikasi/Penyabunan
 Angka Hidroksil

Dinginkan lalu
Selama tambahkan 10
Timbang 2 kg bahan Tambahkan satu jam
lalu dimasukkan ke mL air melalui
5 mL piridin didihkan atas kondensor.
dalam labu dilengkapi asetat di atas
kondensor Jika menajdi
anhidrat water keruh ditambah
bath piridin

Bilas kondensor dan


Ulangi Titrasi Kocok lalu
din ding labu dengan
Hitung tahap-tahap dengan ganti water
25 mL Butanol yang
nilai tanpa 0,5 N bath selama
dinetralkan terl ih
hidroksil pemekrisaa etanol 10 menit.
dahulu menjadi 0,1-
n substansi KOH Dinginkan.
0,15 mL Fenoltaflein
 Angka Iodin

 Persiapan 1% Larutan Starch


Timbang 0,5 gr pati lalu masukkan ke
Ukur 50 mL akuades lalu masukkan dalam gelas beaker dengan air yang
ke gelas beaker dan simpan di sedang didihkan. Aduk dengan batang
pemanas untuk dididihkan pengaduk

Kumpulkan filtrat dan larutan


Campuran difilter dengan kertas
1% pati digunakan dalam titrasi saring. Diamkan 30 menit.
sebagai indikator

 Persiapan Larutan Natrium Tiosulfat

Timbang 2,5 gr Isi labu volumetrik Panaskan labu


natrium tiosulfat dengan 80 mL volumetrik selama
lalu beri label akuades lalu 10 menit hingga
pada labu tambahkan natrium larut sempurna.
volumetrik 100 tiosulfat ke dalam. Diamkan 10 menit.
mL. Homogenkan

Dinginkan di suhu
ruangan lalu
tambahkan
akuades hingga
100 mL
 Persiapan larutan sampel dan blanko

Siapkan labu Pipet 25 mL karbon


Timbang 2,7 tetraklorida dan
gr minyak IV kosong
tanpa masukkan ke labu
sampel dalam sampel dan labu blanko.
labu IV. memasukkan
sampel. Tutup segera dengan
penutup.

Tambahkan kristal Pipet 25 mL larutan


Kocok dan Wij's dan masukkan ke
kalium iodida di putar kedua
sekitar permukaan labu sampel serta
labu supaya blanko. Tutup segeran
tutup. homogen. dengan penutup.

Diamkan kedua labu


di tenpat gelap
selama 30 menit.

 Titrasi Sampel

Siapkan Ukur 100 mL akuades


larutan lalu tuang ke dalam labu
standar 0,1 N sampel sambil mencuci Kocok dan putar labu
natrium penutup labu yang hingga tercampur
tiosulfat di ditempel kristal kalium
dalam buret klorida

Tambahkan 1% Titrasi sampel


larutan pati ketika menggunakan Ukur 1% larutan pati
warna larutan lebih reagen 0,1 N sebanyak 1 mL yang
terang (larutan natrium tiosulfat akan digunakan pada
menjadi biru tua) yang berada dalam tahap selanjutnya
buret

Aduk labu dengan


Titik akhir tirasi cepat selama 30
Titrasi dilanjutkan ditandai dengan detik, jika warna biru
sambil terus terbentukan larutan kembali muncul
mengaduk larutan putih susu harus titrasi kembali
hingga berwarna
putih susu.
 Titrasi Blanko
Larutan Ukur 100 mL akuades
standar 0,1 N lalu tuangkan ke dalam
natrium labu sampel sambil Kocok dan putar labu
tiosulfat mencuci oenutup labu hingga homogen
disiapkan yang ditempeli kristal
dalam buret kalium iodida.

Tambahkan 1% Titrasi sampel


larutan pati ketika Ukur 1% larutan pati
dengna reagen 0,1 sebanyak 1 mL yang
warna larutan lebih N natrium tiosulfat
terang (larutan akan digunakan dalam
yang berada di proses selanjutnya
menjadi biru tua) dalam buret

Aduk labu dengan


Titik akhir tirasi cepat selama 30
Titrasi dilanjutkan ditandai dengan detik, jika warna biru
sambil terus terbentukan kembali muncul
mengaduk larutan larutan putih susu harus titrasi kembali
hingga berwarna
putih susu.

5. Justifikasi Singkat dan Hasil yang Diharapkan


Setiap lemak dan minyak dapat ditentukan kemurnian dan kualitasnya dengan mengukur
nilai asam, nilai saponifikasi, nilai hidroksil, dan nilai iodin dari lemak dan minyak tersebut.
Nilai-nilai ini menunjukan kualitas tertentu dari lemak dan minyak.

Nilai asam dapat menunjukan jumlah asam lemak yang ada di dalam lemak atau minyak.
Peningkatan jumlah asam lemak bebas menunjukan terjadinya hidrolisis trigliserida dari lemak
dan minyak. Peningkatan ini menunjukan pemrosesan dan penyimpanan yang kurang baik. Nilai
saponifikasi dapat digunakan untuk menunjukan karakteristik asam lemak dari lemak atau
minyak. Asam lemak rantai lebih panjang akan menghasilkan asam lebih sedikit saat terjadi
hidrolisis. Nilai saponifikasi yang tinggi menunjukan banyak asam lemak rantai pendek. Nilai
hidroksil dapat digunakan untuk menunjukna kualitas lemak atau minyak. Nilai iodin digunakan
untuk melihat ketidakjenuhan. Semakin tidak jenuh lemak atau minyak, maka kualitasnya
semakin bagus. Nilai iodin yang sedikit menunjukan ketidakjenuhan yang rendah.

6. Material Safety Data Sheet (MSDS)


No Bahan Wujud Sifat Bahaya Penanganan
1 C2H6O Cair Cairan bening   Sangat mudah terbak  Segera bilas mata deng
(Etanol) takberwarna, ar an air selama 30 menit 
 Basuh kulit dengan sab
bau khas,  Mengiritasi mata dan  un dan
rasa menyeng kulit  air mengalir selama 15 
at  menit 

 Jika terkena mata atau


kulit bilas dengan air
mengalir selama 15
 Menyebabkan menit.
Cairan bening,
Na2S2O3 iritasi mata, kulit,  Bila tertelan berikan 2-
tidak
2 (Natrium Cair saluran pencernaan, 4 gelas susu atau air
berwarna, titik
Tiosulfat) dan saluran  Bila terhirup, segera
lebur 48,3°C
pernafasan hirup udara segar,
berikan nafas buatan
apabila tidak bernafas
 Segera hubungi dokter.
 Hirup udara segar
Padatan  Menyebabkan  Jika tertelan bilas
berwarna kerusakan mata mulut dengan air,
ungu  Menyebabkan jangan muntah
3 I2 (Iodine) Padat
kehitaman, alergi dan toksik  Bila terkena kulit bilas
titik didih pada kulit serta dengan air mengalir
184°C kulit terbakar selama 15 menit,
segera panggil dokter
 Bila terkena kulit atau
mata, bilas dengan air
 Sangat mudah mengalir selama 15
terbakar dan menit
Cairan tidak menguap
 Hirup udara segar,
4 Eter Cair berwarna, titik  Menyebabkan apabila tidak bernafas
didih 34,6°C iritasi saluran berikan nafas buatan
pernafasan dan
 Apabila tertelan jangan
pusing
dimuntahkan
 Segera panggil dokter
 Jika terkena mata atau
kulit bilas dengan air
Serbuk mengalir selama 15
berwarna menit.
putih hingga  Bila tertelan berikan 2-
Fenolftalei Serbuk Dapat menyebabkan
5 kuning muda, 4 gelas susu atau air
n /Hablur kanker dan iritasi
titik didih  Bila terhirup, segera
lebih dari 450 hirup udara segar,
°C berikan nafas buatan
apabila tidak bernafas
 Segera hubungi dokter.
6 NaOH Cair Cairan  Korosif  Jika terkena mata atau
(Natrium berwarna  Menyebabkan kulit kulit bilas dengan air
Hidroksid putih, titik terbakar yang parah mengalir selama 15
a) didih 1388°C  Menyebabkan menit.
 Bila tertelan berikan 2-
4 gelas susu atau air
kerusakan mata  Bila terhirup, segera
hirup udara segar
 Segera hubungi dokter.
Padatan  Jika terkena mata atau
serbuk tidak kulit bilas dengan air
berwarna  Menyebabkan mengalir selama 15
iritasi mata, kulit, menit.
Kalium
7 Padat saluran pencernaan,  Bila tertelan jangan
Biftalat
dan saluran dimuntahkan
pernafasan  Bila terhirup, segera
hirup udara segar
 Segera hubungi dokter.
KOH  Jika terkena mata atau
(Kalium kulit bilas dengan air
Hidroksid mengalir selama 15
a)  Korosif
menit.
Cairan tidak  Menyebabkan kulit
 Bila tertelan jangan
8 Cair berwarna, titik terbakar yang parah
dimuntahkan, beri 2-4
didih 110,6°C  Menyebabkan gelas susu.
kerusakan mata
 Bila terhirup, segera
hirup udara segar
 Segera hubungi dokter.
 Jika terkena mata atau
kulit bilas dengan air
mengalir selama 15
 Sangat mudah menit.
Cairan terbakar dan
Metil  Bila tertelan jangan
9 Cair berwarna menguap
Merah dimuntahkan, bilas
jingga  Menyebabkan dengan air
kanker oral
 Bila terhirup, segera
hirup udara segar
 Segera hubungi dokter.
Piridin  Jika terkena mata atau
Asetat  Sangat mudah kulit bilas dengan air
Anhidrat terbakar dan mengalir selama 15
menguap menit.
Cairan tidak  Menyebabkan
10 Cair  Bila tertelan minum 2-
berwarna iritasi kulit, mata, 4 gelas air
saluran pernafasan,
 Bila terhirup, segera
dan saluran
hirup udara segar
pencernaan
 Segera hubungi dokter.
11 Na₂CO₃ Padat Padatan  Berbahaya bila  Jika terkena mata atau
(Natrium berwarna dihirup kulit bilas dengan air
Karbonat) putih, rasa  Menyebabkan mengalir selama 15
pahit, titik iritasi pada kulit menit.
didih 1600°C dan mata serta  Bila tertelan jangan
saluran pernafasan dimuntahkan
 Bila terhirup, segera
hirup udara segar
 Segera hubungi dokter.
 Jika terkena mata atau
 Sangat mudah
kulit bilas dengan air
terbakar dan
mengalir selama 15
Cairan menguap
menit.
berwarna  Menyebabkan
Larutan  Bila tertelan jangan
12 Cair amber, titik kerusakan mata dan
Wijs dimuntahkan, beri 2-4
didih kulit terbakar
gelas susu atau air.
117,78°C  Menyebabkan
 Bila terhirup, segera
iritasi pada saluran
hirup udara segar
pernafasan
 Segera hubungi dokter.
 Fatal jika dihirup  Jika terkena mata atau
 Menyebabkan kulit bilas dengan air
iritasi mata, kulit, mengalir selama 15
CCl4 Cairan bening,
dan saluran menit.
(Karbon tidak
13 Cair pernafasan  Bila tertelan jangan
Tetraklorid berwarna, titik
a)  Menyebabkan dimuntahkan
didih 76,72°C
kanker  Bila terhirup, segera
 Merusak hati dan hirup udara segar
ginjal serta SSP  Segera hubungi dokter.
 Jika terkena mata atau
kulit bilas dengan air
mengalir selama 15
menit.
 Menyebabkan  Bila tertelan jangan
KI
Cairan tidak iritasi mata, kulit, dimuntahkan, berikan
14 (Kalium Cair
berwarna dan saluran 2-4 gelas susu atau air
Iodida)
pernafasan  Bila terhirup, segera
hirup udara segar,
berikan nafas buatan
apabila tidak bernafas
 Segera hubungi dokter.
 Jika terkena mata bilas
dengan air mengalir
selama 15 menit.
 Jika terkena kulit cuci
dengan air dan sabun
Cairan  Bila tertelan jangan
 Berbahaya jika
15 Starch Cair berwarna dimuntahkan, bilas
tertelan
puith susu dengan air
 Bila terhirup, segera
hirup udara segar,
berikan nafas buatan
apabila tidak bernafas
 Segera hubungi dokter.
16 Aquades Cair Cairan tidak - -
berwarna, titik
didih 100°C

7. Referensi

Ansarikimia. 2014. BILANGAN-BILANGAN PENTING DALAM ANALISA MINYAK DAN


LEMAK. https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/08/bilangan-bilangan-penting-
dalam-analisa-minyak-dan-lemak/. Accessed 15 March 2021.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Kementerian
Kesehatan RI: Jakarta.
Material Safety Data Sheet. Retrieved March 16, 2021 from https://fscimage.fishersci.com/
PubChem. “1-Butanol | C4H9OH - PubChem.” PubChem,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/butanol. Accessed 14 March 2021.
PubChem. “Iodine Monobromide | IBr - PubChem.” PubChem,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Iodine-monobromide#section=Structures.
Accessed 14 March 2021.
PubChem. “Potassium Hydroxide Ethanol | C2H7KO2 - PubChem.” PubChem,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Potassium-hydroxide-ethanol. Accessed 14
March 2021.
Suroso, Asri Sulistijowati. 2013. Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari Bilangan
Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,
Badan Litbangkes, Kemenkes RI.
Libretexts. (2020, November 05). 14.10.1: Foods- Acid value and the quality of fats and oils.
Retrieved March 16, 2021, from
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/General_Chemistry/Book
%3A_ChemPRIME_(Moore_et_al.)/14%3A_Ionic_Equilibria_in_Aqueous_Solutions/14.10
%3A_Titration_Curves/14.10.01%3A_Foods-
_Acid_Value_and_the_Quality_of_Fats_and_Oils#:~:text=The%20acid%20value%20(AV)
%20is,in%20the%20fat%20or%20oil.

Steiner, M. (2020, December 1). Learning with McCell - Part 6: SAPONIFICATION NUMBER.
Retrieved March 16, 2021, from https://mibellebiochemistry.com/learning-mccell-part-6-
saponification-number
Chebe, J., Kinyanjui, T., Cheplogoi Chairman, P. K., Cheplogoi Chairman, P. K., Chebet, J., &
Cheplogoi, P. K. (2016). Impact of frying on iodine value of vegetable oils before and after
deep frying in different types of food in Kenya. Journal of Scientific and Innovative
Research, 5(5), 193–196. Retrieved from www.jsirjournal.com
8. Kontribusi Individu dalam Grup

No Nama NIM Kontribusi

1 Rifazt Armand M 10719001 Tujuan, Justifikasi Singkat

2 Stefanny Putri H 10719005 Monografi

3 Kalista Faramadina 10719021 Prosedur

4 Monica Gabriella A.F. 10719032 MSDS (Material Safety Data Sheet)

5 Zahra Nur Ichwandini 10719036 Prosedur

6 Sherleen Meilyna 10719041 Prinsip Instrumen dan Pengukuran

Anda mungkin juga menyukai