Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

NAMA : Dalida Riani


NPM : 174101484010061
KELAS : lll B
KELOMPOK : 6

TUJUAN PRAKTIKUM
Memberikan keterampilan bagi mahasiswa dalam melakukan analisis kualitatif dalam identifikasi dan pemisahan obat
HASIL PRAKTIKUM

Analisis Pendahuluan

a. Golongan fenol/salisilat
NO REAKSI HASIL TEORI HASIL PRAKTIKUM GAMBAR
.
1.a Kafein murni + akuades + FeCl3 Ungu-biru→fenol/salisilat (-) Kuning kecoklatan

Hasil di atas + etanol Warna tetap→salisilat (+) Kuning-coklat


Menjadi kuning→fenol
b Kafein paten + akuades + FeCl3 Ungu-biru→fenol/salisilat (-) Hitam

Hasil di atas + etanol Warna tetap→salisilat (-) Hitam sedikit


Menjadi kuning→fenol kecoklatan

Hasil di atas + etanol Warna tetap→salisilat


Menjadi kuning→fenol
C Metampiron paten + akuades + FeCl3 Ungu-biru→fenol/salisilat (-) Kuning pudar

Hasil di atas + etanol Warna tetap→salisilat (+) Kuning


Menjadi kuning→fenol

2.a Kafein murni + metanol + H2SO4 pekat Bau gondopuro (metil (+) bau gondopuro
→ dipanaskan salisilat) → salisilat
B Kafein paten + metanol + H2SO4 pekat Bau gondopuro (metil (-) bau kopi
→ dipanaskan salisilat) → salisilat

C Metampiron paten + metanol + H2SO4 Bau gondopuro (metil (-) tidak ada bau
pekat → dipanaskan salisilat) → salisilat gondopuro

b. Golongan anilin
N REAKSI HASIL TEORI HASIL PRAKTIKUM GAMBAR
O
1.a Kafein murni + NaOH + etanol → Bau nitril (bau busuk) (-) tidak ada bau busuk
dipanaskan

B Kafein paten + NaOH + etanol → Bau nitril (bau busuk) (+) bau busuk
dipanaskan
D Metampiron paten + NaOH + etanol → Bau nitril (bau busuk) (-) tidak ada bau busuk
dipanaskan

c. Golongan pirazolon
NO REAKSI HASIL TEORI HASIL PRAKTIKUM GAMBAR
1.a Kafein murni + akuades + Meyer Tidak terjadi endapan (+) tidak ada endapan
Ditambah HCl Terjadi endapan (-) ada endapan

b Kafein paten + akuades + Meyer Tidak terjadi endapan (-) ada endapan
Ditambah HCl Terjadi endapan (+) ada endapan

C Metampiron paten + akuades + Meyer Tidak terjadi endapan (-) tidak ada endapan,
larutan putih pekat
Ditambah HCl Terjadi endapan (-) tidak ada endapan

2.a Kafein murni + FeCl3 Warna biru→novalgin (-) kuning


Warna ungu→piramidin
Warna merah→antipirin
B Kafein paten + FeCl3 Warna biru→novalgin (-) endapan hitam
Warna ungu→piramidin larutan hitam
Warna merah→antipirin

c Metampiron paten + FeCl3 Warna biru→novalgin (+) ungu (piramidin)


Warna ungu→piramidin
Warna merah→antipirin
3.a Kafein murni + HCl + natrium nitrit Hijau → antipirin (+) hijau-kuning
Ungu → pirimidin (salisilat)
Hijau-kuning → salisilat

B Kafein paten + HCl + natrium nitrit Hijau → antipirin (-) coklat tua
Ungu → pirimidin
Hijau-kuning → salisilat
c Metampiron paten + HCl + natrium nitrit Hijau → antipirin (+) kuning (salisilat)
Ungu → pirimidin
Hijau-kuning → salisilat

d. Golongan alkaloid
N REAKSI HASIL TEORI HASIL GAMBAR
O PRAKTIKUM
1.a Kafein murni + Meyer + HCl Terjadi endapan (+) terjadi endapan
b Kafein paten + Meyer + HCl Terjadi endapan (+) ada endapan

c Metampiron paten + Meyer + HCl Terjadi endapan


Identifikasi Senyawa Obat

A. Kafein
N REAKSI HASIL TEORI HASIL PRAKTIKUM GAMBAR
O
1a Kafein murni yg jenuh + larutan iodium Tidak terjadi endapan (-) Endapan putih
coklat
b Kafein paten yg jenuh + larutan iodium Tidak terjadi endapan (-) endapan hitam-
coklat coklat

2.a Sedikit kafein murni pada obyek gelas + 2 Lihat kristalnya Kristal kecil kuning
tetes HCl + Dragendorf (sprn panaskan)
b Sedikit kafein paten pada obyek gelas + 2 Lihat kristalnya Kristal hitam
tetes HCl + Dragendorf (sprn panaskan)

3.a Kafein murni larutan jenuh dingin dalam air Tidak terbentuk (-) endapan putih
+ iodium LP endapan
Ditambah HCl encer Endapan coklat (-) tidak ada endapan,
larutan kuning-coklat

Hasil + sedikit NaOH LP berlebih Larut kembali Larutan panas, tidak ada
endapan
B Kafein paten larutan jenuh dingin dalam air + Tidak terbentuk (-) endapan hitam-
iodium LP endapan coklat
Ditambah HCl encer Endapan coklat (+) endapan hitam-
coklat

Hasil + sedikit NaOH LP berlebih Larut kembali Larutan panas, endapan


hitam-coklat

B. Metampiron
NO REAKSI HASIL TEORI HASIL PRAKTIKUM GAMBAR
1 3 ml larutan matempiron paten 10% + 1 ml Warna biru
HCl encer + 1 ml FeCl3
2 1 ml larutan matempiron paten 4% + 1 ml Terbentuk warna ungu (-) warna abu-abu
AgNO3 dengan endapan perak kehijauan
metalik (lihat dengan
mikroskop dalam
medan gelap)

3 2 ml larutan metampiron paten 10% + HCl Gas belerang oksida (-) larutan putih pudar
encer → panaskan
4 Metampiron paten + KMnO4 + H2SO4 encer Dari warna biru→pink,
ada endapan putih
MATERI PENDUKUNG
Kafein atau 1,3,7-Trimetilxantin adalah senyawa alkaloid yang ditemukan dalam teh, kopi, dan biji kola (Amiruddin, 2008).
Kristal kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit. Kafein yang tidak mengandung air kristal akan
mencair pada suhu 238OC. Kafein larut dalam larutan pirol dan tetrahidrofuran. Kelarutan kafein dalam air berkurang dengan adanya asam-
asam organik. Kafein meningkatkan kerja sistem saraf pusat dan kekuatan jantung, khasiat lainnya sebagai diuretik (Sumardjo, 2006).
Sejarah ilmiah penemuan kafein sendiri dimulai pada 1819, sewaktu Henry Watts melaporkan dalam bukunya yang berjudul
Dictionary of Chemistry (1863), Friedlieb Ferdinand Runge pertama kali mengisolasi senyawa kimia dari kopi. Di tahun 1827, seorang
ilmuan bernama Oudry menemukan senyawa kimia dalam teh yang ia sebut sebagai ”thein”, yang ia kira berbeda namun kemudian
dibuktikan oleh peneliti lain, Jobat, ternyata identikal dengan kafein. Kafein murni berasa pahit, berupa bubuk berwarna putih yang sangat
beracun, dan mudah larut dalam air mendidih. Kafein diklasifikasikan sebagai obat yang bersifat stimulan bagi sistem syaraf pusat dan
sebuah analeptik, yaitu sebuah obat yang dapat mengembalikan kekuatan dan tenaga (Weinberg dan Bealer, 2001). Gambar struktur kimia
kafein menurut Sumardjo (2006) adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Gambar Struktur Kimia Kafein
Semua obat psikoaktif, termasuk kafein, memberikan efek dengan cara memengaruhi
neurotransmiter, senyawa kimia yang mengatur interaksi sel-sel saraf. Kafein memberikan efek dengan cara menghambat aktivitas
adenosin, neurotransmiter yang memengaruhi hampir seluruh sistem dalam tubuh. Salah satu fungsi adenosine adalah membuat kita letih
atau mengantuk. Karena itu, kafein membantu kita menghambat keletihan dengan cara menghambat penyerapan adenosine (Weinberg dan
Bealer, 2008).

Metampiron termasuk pada derivat metasulfonat dari amidopirin yang mudah larut dalam air dan cepat diserap kedalam tubuh. Ia
bekerja secara sentral pada otak untuk menghlangkan nyeri, menurunkan demam, dan menyembuhkan rheumatik. Metampiron
memengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa sakit dan termostat yang mengatur suhu tubuh. Obat ini hanya
efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala. Obat ini juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi.
Tanda dan gejala dari efek samping :
Lambung terasa perih
Retensi cairan dan garam
Mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak terutama pada telapak tangan dan kaki serta di ketiak.
Efek samping yang menunjukkan adanya alergi terhadap metampiron :
Reaksi alergi pada reaksi kulit
Bengkak pada pelupuk mata disertai sesak nafas
Gatal-gatal atau kemerah dikulit.
Efek samping Yang menyebabkan toksisitas:
Turunnya jumlah sel darah atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau pernapasan akan tertekan.

KESIMPULAN
1.Kafein murni termasuk golongan fenol dan golongan pirazolon ( warna hijau kuning = salisilat)
2.Kafein paten termasuk golongan anilin
3. Metampiron paten termasuk golongan pirazolon (warna ungu = piramidin), dan warna kuning = salisilat.
Akibat kesalahan dari praktikum dapat terjadi pada alat ataupun bahan yang terkontaminasi karena tidak steril dalam pengerjaan.

REFERENSI

Amiruddin, A. 2008. Kamus Kimia Organik. Pusat Pembinaan dan


Pengembangan Bahasa, Jakarta.

Feinman, S.E. 1994. Beneficial and Toxic Effects of Aspirin. CRC Press, USA.

Lintang, P.M. 2013. Gambaran Histopatologik Lambung Tikus Wistar Setelah

Diinduksi dengan Aspirin. Jurnal Biomedik, 5(1): 38-45.

Padmaningrum, R.T. 2008. Titrasi Iodometri.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik

padmaningrum-dra-msi/c8titrasiiodometrireginatutikuny.pdf. Diakses

tanggal 15 Maret 2015.

Roizen, M.F., dan Oz, M.C. 2009. Sehat Tanpa Dokter: Panduan Lengkap

Memahami Tubuh Agar Tetap Sehat dan Awet Muda. PT Mizan Pustaka,

Bandung.

Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.
Sunarto. 2010. Alkalimetri.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Sunarto,Drs.,20M.Si/

Modul Kimia Analisis titrasi alkalimetri.pdf. Diakses

tanggal 15 Maret 2015.

Tjay, T.H. dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan

Efek-efek Sampingnya. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Weinberg, B.A. dan Bealer, B.K. 2001. The World of Caffeine. Routledge, New

York.

2008. The Miracle of Caffeine: Manfaat Tak Terduga Kafein Berdasarkan Penelitian Paling Mutakhir. PT Mizan Pustaka, Bandung.

http://www.drugs.com/methampiron.html

http://www.dechacare.com/Antalgin-P716-1.html

Anda mungkin juga menyukai