Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KIMIA FARMASI ANALISIS I

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia Farmasi
Analisis I

Disusun oleh :

Meita Dea Ristiani


NIM. 31117124
Farmasi 3C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2019
“ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ALKALOID DAN GOLONGAN
ANESTETIK LOKAL”

No Praktikum : 3
Hari/tanggal : Senin, 23 September 2019

No Sampel : 138 dan 353

Tujuan : Menganalisis dan Mengidentifikasi sampel 138 dan 353 dalam bentuk
sediaan farmasi

Tinjauan Pustaka

Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakanheterosiklik


dan terdapat pada berbagai tumbuhan (tetapi ini tidakmengecualikan senyawa yang
berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino
dan antibiotik biasanya tidakdigolongkan sebagai alkaloid. Dengan prinsip yang sama,
senyawa netral yangsecara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk dalam
golongan ini.
Sifat umum alkaloid :

a. Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloidyang berada dalam
bentuk garam biasanya mudah larut dalam air.
b. Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl₃ atau pelarut
organik lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan inidigunakaan sebagai
dasar untuk isolasi & pemurnian alkaloid.
c. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf.Alkaloid
yang berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalammolekulnya. Garam alkaloid
tidak sama bentuk kristalnya dan, bentukkristal ini berguna untuk identifikasi
secara mikroskopik.
d. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer,sekunder,
tersier, kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N ini bersifat basa.
Alkaloid umunya mempunyai sepasang elektron sunyi yangdapat mengikat proton
secara kovalen sehingga membentuk garamnyayang umumnya larut dalam air.
(Rogers MF, Wink M. 1998).

Xantin merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah, biasanya diberikan dalam
bentuk garam rangkap. Untuk pemberian oral dapat diberikan dalam bentuk basa
bebas atau bentuk garam, sedangkan untuk pemberian parenteral perlu sediaan dalam
bentuk garam. Kofein, disebut juga tein, merupakan Kristal putih yang larut dalam air
dengan perbandingan 1:46. Teofilin berbentuk Kristal putih, pahit dan sangat sukar
larut dalam air. Dan aminophylin merupakan serbuk putih agak kekuningan yang larut
dalam air dengan perbandingan 1:25.
Prosedur Kerja
Bentuk

Bau
Uji Pendahuluan Sampel Organeptis
Warna

Rasa

Analit
+HCl (Agar terbentuk
diekstraksi garam) Vortex
+NH₄OH Vortex
Sampel
+ Klorofrom
Yang di analisis

Endapan

+HCl Golongan Alkaloid


+ P. Mayer (+) Endapan putih
Uji golongan

Golongan Anestetik
lokal
(-) Endapan putih

Gol. Xantin : + reaksi mureksid : zat + 1tts


H₂O₂ 3% atau KCIO₃ padat + 1tts HCl 25% HCl
pekat, aduk dan panaskan di wb + NH₄OH ->
(+) ungu merah

-
Gol. Pirazolon : +FeCl₃ -> (+) terjadi warna -
warna
.

Identifikasi Gol. Anilin : zat + HCl pekat, panaskan 1


golongan Alkaloid menit + air + 1tts K. Bikromat -> (+) merah
violet

Gol. Kinin : sampel + P.Talleokuin ( HCl encer


+ 2tts Aqua bromata + NH₄OH berlebih) ->
(+) Hijau

Gol. Opium : sampel + P. Marquis -> (+) Ungu

Gol. Lainnya : zat + HCl pekat, panaskan di wb


+ NaNO₂ -> (+) Jingga
+ FeCl₃ Coklat (+)
Aminophilin
Ungu rosa (+) Diuretin

+ titan yellow + NaOH


Merah (+) Coffein

+ parry Ungu
(+) Teofillin

+FeCl₃ merah darah – merah coklat (+)


Antipirin
+ Mandelin’s Biru ungu – Merah anggur (+) Piramidon
Violet (+) Biru-hijau-coklat (+) Antalgin
Phenylbutazon

+ FeCl₃ kuning (+) Fenasetin


(+) Acetanilid + Indofenol Biru
Uji Penegasan Hijau abu – abu (+) Paracetamol

+FeCl₃
Ungu (+) Codein
Biru (+) Morfin + aqua bromata Ungu (+)
Eukinin
Coklat merah (+) T.Kinin
+ Sanches
Kuning (+) Kuinin (+) Kuinidin
Merah fanta (+)
Morfin (+) Codein
+ Mandell’s Orange (+) Primaquin
Merah ros – kekuningan (+) Strichnin
nitrat
+ Sanches Putih agak kotor (+) Atropin
putih (+)
Papaverin

+ Marquis Jingga (+)


Anestetik lokal
Anastetin
Kuning (+) Procain HCl
Agak Ungu (+) Lidokain HCl
Hasil Pengamatan

No sampel Prosedur Hasil Dugaan Sementara


138 Organoleptis Bentuk : serbuk
Bau : bau khas
Warna : putih
Rasa : pait
Rx. Umum : sampel di Memisah 2 fase
ekstraksi + HCl Vortex
Uji golongan : + Mayer (+) endapan putih Golongan Alkaloid
Uji.identi.gol : + Rx. Mureksid (+) Ungu merah Gol.Alkaloid Xantin
Uji penegasan (-) kuning keunguan (Kafein, Aminophlin,
+ P. Parry Teofilin)
+ titan yellow + NaOH (-) Coklat
+ FeCl₃ (+) Kuning Aminophilin
353 Organoleptis Bentuk : serbuk
Bau : tidak berbau
Warna : putih
Rasa : pait
Rx. Umum : sampel di Memisah 2 fase Golongan Alkaloid
ekstraksi + HCl Vortex Gol.Alkaloid Xantin
Uji golongan : + Mayer (+) endapan putih (Kafein, Aminophlin,
Uji.identi.gol : + Rx. Mureksid (+) Ungu merah Teofilin)
Uji penegasan
+ P. Parry (-) kuning keunguan

+ titan yellow + NaOH (+) Merah Kafein

Pembahasan

Pada praktikum kali ini mengenai analisis kualitatif senyawa alkaloid dimana
sampel yang didapat 2 sampel yaitu sampel no 138 dan 353 dimana keduanya merupakan
sediaan serbuk. Hal yang pertamakali di uji yaitu Uji Organoleptis kemudian reaksi umum
yaitu dimana sediaan di ekstraksi yang dimana analitnya akan dilakukan analisis untuk uji
golongan, uji identifikasi golongan dan uji penegasan.

Pada reaksi umum yaitu dimana sampel diekstraksi terlebih dulu dengan cara
penambahan NH₄OH dan kloroform yang bertujuan untuk memecah suatu senyawa
alkaloid dan glikosida nya kemudian di vortex sampai membentuk 2 lapisan, lapisan atas
larutan sebagai analit (alkaloid) dan lapisan bawah globul – globul putih (glikosida). Yang
kita ambil yaitu lapisan atas analit alkaloid yang bersifat non polar dimasukan dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan HCl sebagai asam kuat untuk menarik senyawa
alkaloid agar dapat membentuk garam. Setelah penambahan HCl kemudian di vortex
kemudian ambil fasa analitnya dimana larutan tersebut sudah bersifat polar yang
selanjutnya bisa kita identifikasi.
Pada uji golongan, yaitu sampel yang sudah di ekstraksi kemudian ditambahkan
peraksi mayer, pada sampel no 138 dan 353 keduanya membentuk endapan putih yang
artinya postif merupakan golongan senyawa alkaloid. Ditambah peraksi mayer karena
senyawa alkaloid mempunyai kemampuan bereaksi dengan pereaksi mayer, dalam
senyawa alkaloid terdapat gugus nitrogen yang masih memiliki satu pasangan elektron
bebas yang menyebabkan senyawa alkaloid bersifat nukleofilik. Akibatnya senyawa
alkaloid mampu mengikat ion logam berat yang bermuatan positif dan membentuk
senyawa kompleks tertentu yang akan membentuk endapan dan warna.
Setelah itu dilakukan uji identfikasi penggolongan alkaloid dimana yaitu sampel
(yang sudah diekstraksi) ditambahkan dengan H₂O₂ + HCl e maka akan terbentuk uap
amonia (reaksi mureksid) reaksi berlangsung dengan perombakan oksidatif dari
heterosiklik, dimana diantaranya akan membentuk asam purpurat yang menghasilkan
warna merah violet.

Setelah diketahui sampel merupakan golongan Alkaloid Xantin yaitu lakukan uji
penegasan golongan alkaloid xantin pada kedua sampel tersebut yaitu no sampel 138 dan
353. Masing – masing (analit) sampel diberi peraksi yang menunjukan antara aminophilin,
kafein dan teofillin. Pertama – tama yaitu (sampel 138) analit + H₂O₂ + 2/3 tetes HCl
pekat kemudian panaskan dalam wb setelah dingin + ⅟₂ tetes amoniak terjadi warna ungu
yang menandakan (+) kafein
Sedangkan pada sampel 353 tidak adanya perubahan warna ketika ditambahkan
NH₄OH tetap saja menjadi warna merah violet, maka untuk sampel 353 kita tambahkan
FeCl₃ larutan berubah menjadi warna coklat yang dimana menunjukan (+) Aminophilin.

Kesimpulan
Menurut hasil reaksi dari sampel no. 138 dengan reaksi penegasan ditambah
FeCl₃ menghasilkan warna kuning, kemudian ditambah HCl e dan Aqua bromata dimana
menunjukan Quinin sulfat, meskipun pada hasil sebenarnya merupakan Aminophilin. Dan
pada sampel no 353 sebenarnya ketika ditambah Pereaksi Mayer tidak terbentuk endapan
putih, maka saya menduga Lidocain HCl, dan hasil yang benar yaitu coffein.
Daftar Pustaka

Chang, R. 2005.Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I . Jakarta : Erlangga.


Petrucci, Ralph H. 1992.General Chemistry. Jakarta: Erlangga.
Safyajit D. Sarker & Lutfun Nahar. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi : Bahan kimia organik
alam dan umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fessenden, J dan Fessenden. 1986.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid I . Jakarta:Erlangga
Rogers, M.F., Wink M. 1998. Alkaloid: biokimia, ekologi, dan obat-obatan aplikasi. Plenum Press.
Plenum Press. pp. 2 –3
LAMPIRAN

Sampel Proses vortex Hasil ekstraksi

Hasil akhir sampel no 138 Hasil akhir sampel no 353 Uji Golongan (+Mayer)

Anda mungkin juga menyukai