Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Praktikum pemeriksaan HDL dan LDL ini dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan kadar HDL dan LDL dalam darah dan menginterpretasikan hasil
serta menghubungkan dengan keadaan patologi klinik. Pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan prinsip kadar HDL dan LDL diukur setelah melalui proses
oksidasi dan hidrolisis enzimatik. Indikator quinoneimine dibentuk dari 4-
aminoantipyrine dan klorofenol oleh hidrogen peroksidase dibawah aksi katalik
dari peroksidase. Indikator quinoneimine yang berwarna merah muda yang
kemudian dapat diukur secara fotometrik pada panjang gelombang 546 nm.
Prinsip dari pengujian secara fotometrik dengan menggunakan spektrofotometer
ini adalah dengan menembakkan energi dengan panjang gelombang tertentu
(dalam percobaan ini λmaks yang digunakan adalah 546nm) pada suatu senyawa
(quinoneimine). Hal ini membuat elektron dari senyawa tersebut akan tereksitasi
ke orbital yang lebih tinggi. Setelah mengalami eksitasi, elektron tersebut akan
turun kembali ke ground state (keadaan dasar), sambil melepaskan emisi yang
akan terukur oleh detektor. Salah satu yang memegang peranan penting dalam
pengujian kali ini adalah adanya gugus kromofor dalam quinoneimine berupa
ikatan rangkap terkonjugasi, keton, dan imina.
Perlakuan pertama yaitu pengambilan darah pasien (sampel), untuk
dilakukan pemisahan antara komponen dalam serum yang mengandung banyak
kolesterol dengan HDL, caranya sebanyak 200 µL dalam tabung ependorf
dicampur dengan 500 µL reagen HDL yang kemudian divortex dan inkubasi pada
suhu ruangan selama ± 15 menit, lalu di sentrifugasi selama 20 menit pada
kecepatan 2.500 rpm. Pada prinsipnya, serum mengandung sejumlah kolesterol
total sehingga perlu diendapkan kolesterol selain HDL dengan penambahan
reagen HDL yang terdiri dari phosphotungstic acid dan ion magnesium sehingga
kolesterol yang mengandung berat molekul tinggi akan membentuk endapan dan
mengendap dari serum sedangkan HDL yang berat molekulnya rendah akan
berada pada supernatan karena tidak membentuk komplek dengan reagen HDL
tersebut. Dengan reaksi :
Kolesterol bebas + phosphotungstic acid +Mg2+ senyawa
komplek +HDL

Setelah didapat serum yang hanya mengandung HDL, kemudian


dilakukan pengukuran kadar kolesterol dalam beberapa tahap, dimana kadar
HDL ini ditetapkan langsung dalam serum dengan satu sisi reaksi dimana ester
kolesterol dihidrolisis, kolesterol dan O2 dioksidasi, kemudian hidrogen
peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik.
Hasil sentrifus tersebut diambil bagian bagian atasnya untuk
pemeriksaan HDL. Dibuat larutan sampel yang terdiri dari serum sebanyak
100µL dan ditambahkan reagen sebanyak 1000 µL dan diaduk dengan tujuan
agar serum dan reagen homogen, dibuat juga larutan standar yang terdiri dari
larutan standar sebanyak 100µL dan ditambahkan reagen sebanyak 1000 µL,
dan dibuat larutan blanko yang berisi reagen sebanyak 1000 µL. Reaksi yang
terjadi dari perlakuan tersebut yaitu dimana kadar HDL ini ditetapkan
langsung dalam serum dengan satu sisi reaksi dimana ester kolesterol
dihidrolisis, kolesterol dan O2 dioksidasi, kemudian hidrogen peroksida yang
merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik. Indikator
quinoneimine dibentuk dari 4-aminoantipyrine dan klorofenol oleh hidrogen
peroksidase dibawah aksi katalik dari peroksidase. Indikator quinoneimine
yang berwarna merah muda yang kemudian dapat diukur secara fotometrik
pada panjang gelombang 546 nm.
Dari hasil pengukuran, didapat bahwa absorbansi standar yaitu 1,546 nm
dan absorbansi sampel (pemeriksaan HDL) yaitu 0,048. Dari hasil perhitungan,
didapatkan kadar HDL yang diukur yaitu 110,9 mg/dL. Kadar ini digolongkan
dalam keadaan Tinggi (resiko rendah). Kadar HDL wanita adalah < 50 mg/dl, laki
– laki < 40 mg/dl dan kadar HDL tinggi > 60 mg/dl (Sunita, 2004).

Selain kadar HDL kami juga menghitung kadar LDL dalam darah.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan kadar LDL adalah dengan
mengurangkan kolesterol total dengan konsentrasi supernatan. Dari hasil
perhitungan ini, didapatkan kadar LDL pada kelompok kami sebesar 112,8
mg/dl. Angka ini masuk dalam kategori LDL normal / yang dianjurkan.
Optimal yaitu 100 mg/dl, mendekati optimal yaitu 100 – 129 mg/dl, batas
normal tertinggi yaitu 130 – 159 mg/dl, tinggi yaitu 160 – 189 mg/dl.

Kesimpulan
Pemeriksaan kadar trigliserida ini dilakukan dengan menggunakan sampel serum
darah yang direaksikan dengan reaksi enzimatis yang menghasilkan indikator
warna quinoneimine yang akan diukur absorbansinya dengan menggunakan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm. Dari hasil pengukuran yang
didapat, pasien tersebut memiliki kadar konsentrasi HDL 110,9 mg/dL,
dinyatakan memiliki kadar konsentrasi trigliserida yang normal karena berada
pada batas normal yaitu wanita adalah < 50 mg/dL, laki – laki < 40 mg/dL dan
kadar HDL tinggi > 60 mg/dL. Untuk kadar LDL nya juga termasuk kedalam
rentan batas normal karena berada pada range 100-129 mg/dL.

DAFTAR PUSTAKA

Sunita, Almatsier. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai