Anda di halaman 1dari 21

SENYAWA STEROID

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Farmakognosi

Disusun oleh :
Kelompok 5 Anggota :
Alya Annisa S 31117102
Devi Yustika N 31117110
Dita Dani O.S 31117113
Ilham Taufik 31117118
Meita Dea R 31117124
Silvia Salsabila P 31117142
Suci Sri Dewi 31117145
Tita Hardianti 31117147

PRODI S1 FARMASI STIKes BAKTI TUNAS


HUSADA TASIKMALAYA TAHUN AKADEMIK
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Senyawa Steroid”.

Sebelumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Vera Nurviana


selaku dosen mata kuliah Farmakognosi yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberikan masukan kepada kami.

Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Saran dan kritik dari kalian sangat kami harapkan agar makalah ini dapat sempurna.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tasikmalaya, 16 Desember 2018

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan sumber berbagai jenis senyawa kimia mulai dari


struktur dan sifatnya yang sederhana sampai yang rumit sekalipun. Berbagai jenis
senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan bernilai ekonomis dengan
adanya khasiat dan manfaat yang dimilikinya. Upaya pencarian tumbuhan yang
berkhasiat telah lama dilakukan baik untuk mencari senyawa barn ataupun
menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada. Hasil pencarian tersebut
dilanjutkan dengan upaya pengenalan zat kemudian diidentifikasi khasiatnya dan
dijadikan sebagai bahan obat modern maupun ekstrak untuk fitofarmaka.

Indonesia terkenal dengan khasanah tanaman obatnya. Namun demikian,


penelitian sekaligus pengembangan tanaman obat Indonesia dirasakan belum
maksimal. Padahal, dunia barat kini diliputi semangat kembali ke alam, salah
satunya mencari upaya pengobatan melalui bahan-bahan yang tersebar di alam.

Telah berabad-abad lamanya masyarakat menggunakan obat tradisional


yang didasarkan pada pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun dan
mendapat perhatian serius oleh pemerintah untuk dikembangkan dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat.

Salah satu komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan adalah steroid.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil
reaksi penurunan dari terpena atau skualena.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa steroid?


2. Bagaimana struktur dari senyawa steroid?
3. Apa klasifikasi dari senyawa steroid?
4. Di mana terdapat senyawa steroid?
5. Bagaimana cara mendapatkan senyawa steroid?
6. Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa steroid?

C. Tujuan

1. Mengetahui senyawa steroid.


2. Mengetahui struktur dari senyawa steroid.
3. Mengetahui klasifikasi dari senyawa steroid.
4. Mengetahui sumber senyawa steroid.
5. Mengetahui cara mendapatkan senyawa steroid.
6. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa steroid.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Steroid

Steroid adalah kelompok senyawa bahan alam yang kebanyakan


strukturnya terdiri atas 17 atom karbon dengan membentuk struktur dasar
1,2siklopentenoperhidrofenantren. Steroid memiliki kerangka dasar triterpena
asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A,
B, dan C beranggotakan enam atom karbon dan cincin D beranggotakan lima
atom karbon.

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang


didapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Senyawa yang
termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan
estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai
struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga
cincinsikloheksana dan satu cincin siklopentana.

Beberapa steroid bersifat anabolik antara lain testosterone, metandienon,


nandrolon dekanoat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat
mengakibatkan sejumlah efek samping yang berbahaya, seperti menurunkan
rasio lipoprotein densitas tinggi, yang berguna bagi jantung, menurunkan rasio
lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat, kelainan koagulasi dan
gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut, tumbuhnya jerawat dan
timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid anabolik dapat membuat
seseorang menjadi agresif.

B. Struktur Steroid

Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan
jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional
yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
C. Biosintesis Steroid

Steroid adalah salah satu bentuk triterpena termodifikasi, sehingga unit penyusunnya
adalah isoprena, yaitu IPP dan DMAPP. IPP dan DMAPP dibiosintesis oleh tubuh dari
Asetil Koenzim A, suatu C-2 hasil pelepasan CO2 oleh piruvat pada jalur metabolisme,
lewat jalur asam mevalonat atau deoksisilulosa fosfat.
Unit – Unit IPP dan DMAPP bereaksi memanjangkan rantai membentuk C-15, disebut
farnesil. Dua FPP (Farnesil Pirofosfat) bergabung ekor-ekor membentuk skualena.
Skualena teroksidasi membentuk epoksida, memungkinkan terjadinya siklisasi
membentuk lanosterol.

D. Klasifikasi Steroid

Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa yang pengelompolannya


didasarkan pada efek fisiologis yang dapat ditimbulkan. Ditinjau dari segi
struktur, perbedaan antara berbagai kelompok ini ditentukan oleh jenis subtituen
R1, R2, dan R3 yang terikat pada kerangka dasar sedangkan perbedaan antara
senyawa yang satu dengan senyawa lain dari satu kelompok ditentukan oleh
panjangnya rantai karbon subtituen, gugus fungsi yang terdapat pada subtituen,
jumlah dan posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap pada kerangka dasar
serta konfigurasi pusat asimetris pada kerangka dasar.

Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sterol
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun
diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak
ditemukan pada tanaman, hewan dan fungi. Semua steroid dibuat di dalam sel
dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan
atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak
sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah
jenis lain lemak sterol yang umum dijumpai.

Lemak sterol juga dikenal sebagai alkohol steroid, sebuah subkelompok


steroid dengan gugus hidroksil pada posisi ketiga dari cincinA. Lemak sterol
bersifat amfipatik yang terbentuk dari acetyl-coenzyme A melalui jalur HMG-
CoA reductase.
Lemak sterol nabati disebut fitosterol dan yang hewani disebut
zoosterol. Jenis zoosterol yang penting antara lain adalah kolesterol dan
hormon steroid. Sedangkan pada fitosterol dikenal campesterol, sitosterol,
dan stigmasterol. Ergosterol adalah lemak sterol yang ditemukan pada
membran sel fungi yang berfungsi layaknya kolesterol pada hewan.

Sebenarnya nama sterol dipakai khusus untuk steroid yang memiliki


gugus hidroksi, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol
dengan gugus hidroksi pada posisi C-3, maka semuanya disebut sterol. Selain
dalam bentuk bebasnya, sterol juga sering dijumpai sebagai glikosida atau
sebagian ester dengan asam lemak. Glikosida sterol sering disebut sterolin.
(a) (b)

(c) (d)

(e)

Gambar 2. (a) Kolesterol, (b) Campesterol, (c) Sitosterol, (d) Stigmasterol, dan
(e) Ergosterol

Menurut asalnya senyawa steroid dibagi atas:


1. Zoosterol, yaitu steroid yang berasal dari hewan misalnya kolesterol.
2. Fitosterol, yaitu steroid yang berasal dari tumbuhan misalnya sitosterol dan
stigmasterol.
3. Mycosterol, yaitu steroid yang berasal dari fungi misalnya ergosterol.
4. Marinesterol, yaitu steroid yang berasal dari organisme laut misalnya spongesterol.

2. Asam Empedu

Asam empedu adalah asam steroid yang diproduksi oleh hati dan
disimpan di dalam empedu. Asam empedu biasa ditemukan dalam bentuk
asam kolik dengan kombinasi dengan glisin dan taurin. Asam empedu utama
(primer) yang terbentuk dihati adalah asam kolat dan asam kenodeoksikolat.
Di kolon, bakteri mengubah asam kolat menjadi asam deoksikolat dan asan
kenodeoksikolat menjadi asam litokolat. Karena terbentuk akibat kerja
bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat disebut sebagai asam empedu
sekunder.

Gambar 3. Asam kolat

3. Hormon Kelamin

Hormon kelamin dihasilkan oleh gonad dan adrenal yang diperlukan


untuk konsepsi, maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-ciri khas seks
primer dan sekunder pada pubertas. Hormon kelamin pada umumnya
merupakan turunan steroid, molekulnya bersifat planar dan tidak lentur.
Kerangka dasarnya adalah cyclopentanoperhydrophenanthrene yang bersifat
kaku.

Hormon kelamin dibagi dalam empat kelompok yaitu:

a. Hormon androgen (testosteron dan dihidrotestosteron)


b. Hormon estrogen (estradiol, estron, dan estriol)
c. Hormon progestin (progesteron)
d. Obat kontrasepsi

a b c
d e

Gambar 4. (a) Testosteron, (b) Progesteron, (c) Estriol, (d) Estradiol, dan (e)
Estron

4. Hormon Adrenokortikoid

Hormon adrenokortikoid merupakan hormon steroid yang disintesis dari


kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenalis bagian korteks. Pengeluaran
hormon dipengaruhi oleh adreno cortico tropin hormon (ACTH) yang berasal
dari kelenjar pituitari anterior. Beberapa fungsi fisiologisnya berhubungan
dengan kardiovaskuler dari darah, sistem saraf pusat, otot polos dan stress.
Hormon adrenokortikoid terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Mineralokortikoid
Aktivitas mineralokortikoid mempengaruhi elektrolit (mineral) cairan
ekstrasel, terutana natriun dan kalium. Pada manusia, terutama adalah
aldosteron.

b. Glukokortikoid

Glukokortikoid dapat meningkatkan glukosa darah, serta efek tambahan


pada metabolisme protein dan lemak seperti pada metabolisme
karbohidrat. Yang termasuk dalam hormon glukokortikoid adalah
kortisol atau hidrokortisol.
(a) (b)

Gambar 5. (a) Kortisol dan (b) Aldosteron

5. Aglikon kardiak

Aglikon kardiak dam bentuk glikosidanya lebih dikenal sebagai


glikosida jantung dan kardenolida. Tumbuhan yang mengandung senyawa ini
telah digunakan sejak jaman prasejarah sebagai racun. Glikosida ini
mempunyai efek kardiotonik yang khas. Keberadaan senyawa ini dalam
tumbuhan mungkin memberi perlindungan kepada tumbuhan dari gangguan
beberapa serangga tertentu.

Gambar 6. Strofantidin

6. Sapogenin

Sapogenin dan bentuk glikosidanya yang dikenal sebagai saponin.


Glikolisasi biasanya terjadi pada posisi C-3. Saponin adalah senyawa yang
dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air (karena sifatnya yang
menyerupai sabun, maka dinamakan saponin). Saponin bersifat amfifilik
karena sapogenin bersifat lipofilik serta sakarida yang hidrofilik. Saponin
dapat membentuk busa dan merusak membran sel karena bisa membentuk
ikatan dengan lipida dari membran sel. Pada konsentrasi yang rendah, saponin
dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam bentuk larutan yang
sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan. Berdasarkan sifat kimia
saponin diklasifikasikan menjadi 2, yaitu;

a. Saponin steroid, tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.
Tipe saponin ini memiliki afek anti jamur. Contohnya:
Asparagosida (terkandung dalam tumbuhan Asparagus sarmentosus).

b. Saponin triterpenoid, tersusun atas inti terpenoid dengan karbohidrat.


Contohnya: Asiacosida

(a) (b)

Gambar 7. (a) Asparagosida dan (b) Asiacosida

E. Fungsi Steroid

Pada tumbuhan :
* meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan
* menghambat penuaan daun (senescence)
* mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan
* menghambat proses gugurnya daun
* menghambat pertumbuhan akar tumbuhan
* meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan
* menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan
* merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan
* merangsang diferensiasi xylem tumbuhan
* menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara dan endogenus
karbohidrat.

Pada manusia :
Steroid merupakan obat ampuh dalam mengatasi peradangan dan meredakan nyeri,
selain itu steroid yang langsung bekarja pada kimiawi otak juga bermanfaat untuk
meningkatkan mood. Seseorang yang tidak mengalami peradangan tetapi
mengkonsumsi steroid dapat merasa nyaman dalam waktu yang relatif cepat.Tetapi
penggunaan steroid sebagai pereda nyeri dan meningkatkan mood juga mempunyai
efek samping yang kadang-kadang justru membahayakan.Efek samping yang
ditimbulkan akibat penggunaan steroid antara lain:- Steroid dapat menekan fungsi
kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko infeksi.- Saat diminum, steroid dapat
menyebabkan gastritis atau mag- Steroid dapat menghentikan suplai darah pada sendi
terutama di paha dan menyebabkan rasa nyeri degeneratif yang disebut avascular
necrosis.- Steroid dapat mengurangi massa tulang dan meningkatkan risiko patah
tulang dalam penggunaan jangka panjang.- Steroid dapat menyebabkan kemampuan
tubuh untuk merespon emosi dan rasa sakit fisik berkurang.- Kebanyakan
mengkonsumsi steroid bakal melepas lemak dan cairan ditubuhnya meskipun sudah
menghentikan konsumsi steroid.

F. Bioaktivitas Steroid
• Sebagai glikosida jantung
• Semisintesis → progesteron
• Sebagai antiinflamasi → kosrtikosteroid
• Senyawa anabolik (androgen)
• Sedatif (penenang)
G. Biosintesis Steroid

H. Sumber Steroid

1. Pepaya (Carica papaya)

Salah satu tumbuhan yang ditemukan mengandung senyawa steroid


adalah tumbuhan pepaya (Carica papaya L.), yang mengandung senyawa
steroid golongan sterol (campesterol) yaitu ergost-5-en-3b-ol. Daun pepaya
(Carica papaya L.), digunakan sebagai obat penyakit beri-beri, malaria,
kejang perut, penurun panas dan penambah nafsu makan .

2. Kulit batang Bakau Merah (Rhizophora stylosa)

Senyawa steroid yang terkandung dalam kulit batang Bakau Merah


(Rhizophora stylosa) merupakan campuran senyawa steroid yaitu,
campesterol (ergost-5-en-3-ol) dengan rumus molekul C28H48O,
stigmasterol (stigmast-5,22-dien-3-ol) dengan rumus molekul C29H50O.
Tumbuhan tersebut biasanya dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman
pelindung pantai dari abrasi air laut, bahan bangunan serta kayu bakar.
3. Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

Senyawa steroid yang terdapat dalam buah mahkota dewa adalah stigmast-
5-en-3 -ol ( -sitosterol).

4. Kulit Batang buah Maja

Senyawa steroid yang terdapat dalam buah maja adalah stigmasterol.


I. Cara Mendapatkan Steroid

1. Ekstraksi

Steroid merupakan golongan senyawa yang sebagian besar bersifat


nonpolar maka ektsraksinya biasanya juga menggunakan pelarut nonpolar
misalnya n-heksana atau petrelium eter. Dapat juga di gunakan pelarut
etanol atau methanol terlebih dahulu sebagai pelrut universal kemudian
setelah diperoleh ekstraksi partisis menggunakan pelarut nonpolar. Jika
yang akan di isolasi adalah senyawa steroid yang dterikat dengan gugus
gula, maka ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut semipolar atau
bahkan pelarut polar tergantung pada gugus gula yang terikat. Ekstraksi juga
dapat di lakukan baik dengan pemansan (soxhletasi) maupun tanpa
pemanasan (maserasi) pada sushu kamar.

2. Pemisahan

Cara KLT steroid menyerupai KLT triterpenoid. Kadang-kadang di


jumpai campuran rumit beberapa steroid dalam jaringan tumbuhan tertentu
dan diperlukan cara yang lebih rumit untuk memisahkannya. Misalnya
Steroid, kolesterol, dan stigmasterol tidak mudah di pisahkan bila berada
bersama-sama dalam sampel, tetapi ketiganya akan terpisah dengan mudah
jika di ubah menjadi bentuk asetatnya. Cara lain adalah melakukan
pemisahan menggunakan HPLC preparative. Untuk memisahkan sterol
umum dari turunan dihidronya (misalnya sitosterol dan sitostanol) di
perlukan KLT AgNO3. Eluen yang di pakai adalah kloroform dengan
penampak noda H2SO4. H2O (1:1).

Beberapa steroid dapat di pisahkan menggunakan menggunakan


kromatografi kolom atau KLTP dengan adsorben alumina dan eluen berupa
campuran sikloheksana-etilasetat dan campuran metilen dikloridaaseton.

Jika dalam sampel dipastikan terdapat saponin, maka sebelum dilakukan


pemisahan, ektrak yang diperoleh direaksikan terlebih dahulu dengan HCL
1 M untuk menghidrolisis saponin tersebut hingga diperoleh aglikon
sapogenin. Pemisahan campuran sapogenin dilakukan denag KLTP denagn
menggunakan eluen campuran aseton-n-heksana atau campuran kloroform-
CCl4-aseton. Sapogenin akan muncul sebagai noda yang berwarna
kemerahan setelah pelat disemprot dengan antimony klorida dalam HCl
pekat dan dipanaskan pada 110 celcius selama 10 menit.

Jika pemishan dilakukan terhadap saponin, maka adsorben yang dipakai


adalah selulosa. KLT dengan silica gel berhasil juga tapi dengan memakai
eluen seperti n-butanol yang di jenuhkan dengan air atau campuran
kloroform-metanol-air.

Beberapa glikosida jantung dapat dipisahkan dengan KLTP suatu arah


pada silica gel dengan menggunakan eluen berupa lapian atas dari campuran
etil asetat-piridin-air (1 arah) dan campuran kloroform-piridin (satu arah
yang lain). Beberapa campuran senyawa yang lain dapat dipisahkan
menggunakan elusi berulang pada pelat silica gel dengan eluen campuran
etil asetat-metanol (elusi dua kali) atau dengan eluen campuran kloroform-
metanol-formamida (elusi empat kali).

3. Rekristalisasi

Ekstrak pekat yang di peroleh di larutkan dalam 100 ml petroleum eter.


Kemudian campuran diuapkan sampai dicapai titik jenuhnya dan di biarkan
selama hingga terbentuk Kristal tak berwarna yang mengendap dengan titik
leleh 138-144° C.

F. Identifikasi Senyawa Steroid


Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari Kulit Batang Tumbuhan Maja
(Aegle marmelos (L.) Correa)

Tumbuhan Algae marmelos (L.) Correa merupakan


salah satu jenis tumbuhan obat yang terdapat di hutan hujan
Gambar 8. Buah Maja
tropis Indonesia. Tumbuhan ini memiliki beberapa nama daerah seperti maja,
gelepung, maja gedang, maja lumut, maja pahit, maja paek, dan maos. Algae
marmelos berupa pohon dengan batang lurus, sampai 300 m

diatas permukaan laut, dahannya banyak duri. Durinya adadi dalam ketiak daun
dengan panjang 2-3 cm. Bagian dari tumbuhan ini banyak digunakan sebagai
obat tradisional. Daun tumbuhan Algae marmelos menghasilkan essensial oil
yang mempunyai aktivitas antifungal (obat anti jamur).

Berbagai hasil penelitian mengenai kandungan kimia pada tumbuhan ini


telah dilaporkan. Konstituen utama dari ekstrak daun diidentifikasi sebagai
tannin, skimmianin, essensial oil, sterol, triterpenoid, dan flavonoid. Hasil uji
fitokimia yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam kulit batang Algae
marmelos mengandung senyawa golongan steroid.

Bahan yang digunakan yaitu: pelarut organik (n-heksana, metanol,


kloroform), silika gel GF 254 (untuk KLT), silika gel 60 (35-70 mesh) (untuk
Kromatografi kolom), perealsi Liebermann-Burchard (untuk uji steroid). Alat
yang digunakan yaitu: seperangkat alat destilasi sederhana, neraca elektronik
balance Chyo model MP-300, pengisat gasing hampa R 114 Buchi dilengkapi
dengan sistem vacum Buchi B 169, sumber UV Iric Seisakusho tipe L5-D1,
oven mermer model 600, spektrofotometer inframerah, dan spektrofotometer
1
NMR- H.

Serbuk kering kulit batang Algae marmelos diekstraksi dengan cara


maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipekatkan kemudian
difraksinasi menggunakan n-heksana lalu diuji steroid. Uji fitokimia dengan
menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard memberikan warna hijau,
menunjukkan bahwa isolat tersebut positif steroid.

Ekstrak n-heksana merupakan fraksi yang positif steroid kemudian


dipisahkan dengan cara kromatografi kolom menggunakan fase diam silika gel
dan dielusi (proses mengekstrasi zat yang umumnya padat dari campuran zat
dengan menggunakan zat cair) secara isokratik (komposisi fase gerak tetap)
menggunakan eluen (pelarut) n-heksana-kloroform (70:30).

Semua fraksi dianalisis menggunakan KLT. Fraksi yang sama digabung


berdasarkan pola noda yang sama dan diuji steroid. Fraksi yang positif steroid
(vial 15-22) menghasilkan kristal. Rekristalisasi dengan menggunakan metanol
sampai diperoleh steroid yang murni. Uji kemurnian dilakukan dengan
menggunakan KLT. Penentuan struktur molekul isolat murni dilakuakn dengan
1
menggunakan spektofotometer inframerah dan spektrifotometer NMR- H

Dari keseluruhan data spektrum yang diperoleh, senyawa hasil isolasi


adalah senyawa steroid golongan sterol, yaitu stigmasterol. Hal ini berdasarkan
1 spektrum NMR- H yang mirip dengan spektrum database
stigmasterol.
Struktur stigmasterol adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Stigmasterol
Gambar 10. Spektrum NMR-1H dari isolat

Gambar 11. Spektrum NMR-1H standar dari stigmasterol


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Steroid adalah kelompok senyawa bahan alam yang kebanyakan strukturnya


terdiri atas 17 atom karbon dengan membentuk struktur dasar
1,2-siklopentenoperhidrofenantren.

2. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.

3. Steroid terdiri atas sterol, asam empedu, hormon kelamin, hormon


adrenokortikoid, aglikon kardiak, dan sapogenin.

4. Steroid terdapat pada tumbuhan, diantaranya pada: pepaya, kulit batang


bakau merah, buah mahkota dewa, dan kulit batang buah maja.

5. Senyawa steroid didapat dari ekstraksi, pemisahan, dan rekristalisasi.

6. Salah satu identifikasi senyawa steroid ialah pada kulit batang buah maja,
yaitu stigmasterol dari golongan sterol.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. EGC. Jakarta.

Kristanti, A.N., dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press.

Surabaya.
Mukharromah, R.R. dan Suyatno. 2014. Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak
Diklorometana Kulit Batang Bakau Merah (Rhizophora stylosa). Journal of
Chemistry. 3(3).

Saleh, Chairul. 2009. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari Kulit Batang
Tumbuhan Maja (Aegle marmelos (L.) Correa). Jurnal Kimia Mulawarman.
7(1)

Slamet, M. Dan Rahayu, A. 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid dari
Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa). Digital Rposotory UNILA.

Anda mungkin juga menyukai