Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

GOLONGAN ALKALOID XANTIN

DISUSUN OLEH :

1. Hani Asyani Sabilla (P24840118041)


2. Hannifah Syachbani (P24840118043)
3. Ilmi Yulaima Zahwa (P24840118045)
4. Jihan Tsabitah (P24840118047)

Kelompok 5

Lokal 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETRIAN KESEHATAN JAKARTA II

JURUSAN FARMASI

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karna atas berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Farmasi mengenai Golongan
Alkaloid Xantin. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Kimia
Farmasi prodi Farmasi di Politeknik Kesehatan Jakarta 2.

Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada :


Ibu Harpolia Cartika, M.Pharm. selaku dosen dan pengawas praktik mata kuliah kimia
farmasi

Melalui kata pengantar ini kami ingin lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi laporan ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan laporan ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan yang Maha Esa memberkahi laporan ini
sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Jakarta, 10 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... 2


Daftar Isi ..................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 4

BAB II DASAR TEORI ......................................................................................... 5


2.1 Teori Singkat ................................................................................................. 5
2.2 Monografi ........................................................................................................ 8
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan ............................................................. 10
3.2 Tujuan Percobaan........................................................................................ 10
3.3 Alat dan Bahan ............................................................................................. 10
3.4 Hasil Percobaan............................................................................................ 11
3.5 Pembahasan .................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP...................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13
4.2 Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia medis dan kimia organic, istilah alkaloid telah menjadi bagian penting
dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini, baik untuk mencari
senyawa alkaloid ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan
senyawa organic terbanyak ditemukan oleh alam. Hamper seluruh alkaloid berasal tumbuhan
dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptic, daun-daunan yang
berasa sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan,
alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.

Alkaloid adalah senyawa organic yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan
sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut
dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan
efek farmakologis pada manusia dan hewan.

1.2. Tujuan

 Mengidentifikasi senyawa zat dan bahan yang dipakai dalam farmasi terutama obat –
obatan.
 Mengetahui sifat – sifat antibiotik dan golongannya

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Teori Singkat

Alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang mengandung


atom N yang di dalam intinya dan bersifat basa. Karena itu dapat larut dalam asam-asam serta
membentuk garamnya.

Analisa alkaloid dibagi 2 bagian :

1. Analisa Modern
Menggunakan Kromatografi kertas, spektrometer, KCKT, terutama alkaloid opium :
morphin, codein
2. Analisa Umum
Isolasi dengan pelarut yang cocok, dengan reaksi warna dan kristal.

Pengocokan Alkaloid :

Alkaloid sebagai Basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut dalam air, sebaiknya
pelarut yang digunakan adalah pelarut organic : eter, chloroform. Pengocokan dilakukan pada
pH = 2,7,10 dan 14. Sebelum pengocokan, larutan di Basakan dulu, biasanya dengan NaOH,
NH4OH pekat kadang-kadang menggunakan natrium karbonat, sebaiknya menggunakan
Amonia :

 Ammonia dengan alkaloid yang mengandung gugus fenol tidak membentuk fenolat
 Ammonia sudah menguap maka pada pemumian mudah dihilangkan
 Ammonia sudah cukup untuk membebaskan alkaloid
 Alkaloid yang mudah terurai alkali

Ket :

Alkaloid mengandung gugus fenol ; morphin, apomorfin, narcein, dll.

Alkaloid yang mudah menguap : nikotin, pilocarpine.

Pembagian Alkaloid :

Alkaloid dengan mayer hasil positif :

- Alkaloid opium :

5
1. Turunan fenantren : morphin, dionin, codein, heroin
2. Turunan isochinolin : papaverine

- Alkaloida chinae cortex


1. Dari alam : chinin, chinidin, chinchonin
2. Dari sintesa : euchinin, optochin, aristochin
- Alkaloid Solanaceae : atropine, hyosiamin (gol atropin), dan golongan Nicotin :
nikotinamid, I.N.H
- Alkaloid turunan pyrazolon : antalgin

Alkaloid dengan mayer hasil negative :

o Turunan xantin : coffein, theobromine, theophylline, aminophylline


o Turunan aniline : paracetamol, asetanilida, phenacetin
o Turunan amino alifatis dengan inti aromatis : ephedrine
o Turunan local anestetik : prokain HCl, benzokain, lidokain HCl

Identifikasi Umum

1. Reaksi Mayer (reaksi kristal pengendapan)


Reagen :
HgCl2 1
KI 4
Aquadest 5
Larutan senyawa ditambah HCl dan pereaksi mayer akan terbentuk endapan putih
kekuningan yang dapat larut dengan alcohol berlebih.

2. Reaksi Dragendorf (reaksi kristal/pengendapan)


Iodium 2
KI 4
Aquadest 100
Zat ditambah HCl dan pereaksi dragondorf akan terbentuk endapan coklat (lihat
mikroskop)

3. Reaksi asam pikrat (reaksi kristal/pengendapan)


Larutan senyawa ditambah larutan asam pikrat terjadi endapan (lihat mikroskop)

6
Identifikasi Khusus

1. Golongan Pyrazolon
 Zat + mayer tidak terjadi endapan, setelah ditambah HCl terjadi endapan
 Senyawa + larutan FeCl3 terjadi warna biru
 Zat + HCl dan Natrium Nitrir
2. Golongan Xantin
 Reaksi Murexid
Zat + KClO3 + HCl pekat dipanaskan di atas WB sampai kering lalu + ammonia
akan berwarna biru
 Reaksi Kristal : Fe Kompleks/dragendorf/asam pikrat
 Reaksi Parry : zat kering + co Nitrat dalam alcohol + uap amoniak : theophylline
positif ungu
 Zat + pereaksi lalu dipanaskan hingga mendidih
 Pyrolisa dan fluoresensi
3. Golongan Pyrazolon
 Mayer +
 Dragendorf +
 Zat + 1 ml HCl encer dan FeCl3 terbentuk warna biru yang bila dibiarkan menjadi
merah dan kemudian tidak berwarna
 Reaksi kristal dengan K4Fe(CN)6

Dalam golongan ini yang dipraktekkan adalah :

 Golongan Xantin
- Coffeinum
- Theophyllin
- Aminophylline

7
2.2. Monografi

1. Coffeinum (FI EDISI IV Hal 254)

Nama Resmi : Coffeinum


Rumus Molekul : C8H10N4O2
Berat Molekul : 194,19
Kofein berbentuk anhidrat yang mengandung satu molekul air. Mengandung tidak
kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C8H10N4O2 dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian : Serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat putih; biasanya menggumpal;
tidak berbau; rasa pahit. Larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus. Bentuk
hidratnya mekar diudara.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam etanol; mudah larut dalam kloroform;
sukar larut dalam eter.
Jarak Lebur : Antara 235o dan 237,5o
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, dan rapat.

2. Theophyllin (FI EDISI IV Hal 783)

8
Nama Resmi : Theophyllinum
Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O
Berat Molekul : 198,18
Theophyllin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit; stabil di udara.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas; mudah
larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium hidroksida; agak sukar
larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Jarak Lebur : Antara 270o dan 274o
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Aminophyllin (FI EDISI IV Hal 90)

Nama Resmi : Aminophyllinum


Rumus Molekul : C16H24N10O4
Berat Molekul : 420,43
Aminofilin adalah senyawa anhidrat atau mengandung tidak lebih dari dua molekul
hidrat. Mengandung tidak kurang dari 84,0% dan tidak lebih dari 87,4% teofilin
anhidrat, C7H8N4O2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian : Butir atau sebuk putih agak kekuningan; bau ammonia lemah, rasa pahit.
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol dan dalam eter. Larutan 1g dalam 25ml air
menghsilkan larutan jernih; Larutan 1g dalam 5ml air menghablur jika didiamkan dan
larut kembali jika ditambah sedikit etilenadiamina
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

9
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat

1. Tempat pengambilan data percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi


Poltekkes Jakarta II Jurusan Farmasi
2. Waktu pengambilan data percobaan dilaksanakan pada Senin, 9 September 2019 pada
pukul 13.00 – 16.00 WIB

3.2. Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi senyawa zat dan bahan yang dipakai dalam farmasi terutama obat – obatan.

3.3. Alat dan Bahan

1. Alat
- Tabung reaksi - Lampu spiritus
- Pipet tetes - Cawan uap
- Botol semprot - Mikroskop
- Drouplet tetes - Kapas basah
- Spatula logam
2. Bahan
- Sampel Golongan Alkaloid Xantin : coffein, theophylline, aminophylline
- Reaksi kimia (kualitatif)
- Aquadest

10
3.4. Hasil Percobaan

Pereaksi Aminophyllin Coffein Theophyllin


Organoleptis
Bentuk Serbuk Halus Serbuk Halus Serbuk Hablur
Warna Putih Kekuningan Putih Susu Putih
Bau Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau
Rasa Pahit Pahit

Kelarutan
Air Larut Tidak Larut Sukar Larut
Asam (HCl) Larut Sukar Larut Larut
Basa (NaOH) Larut Tidak Larut Tidak Larut
Alkohol Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut

Fluoresensi
Padat α : 366 Terpendar Hijau Terpendar Putih Terpendar Merah
Padat α : 254 Tidak Terpendar Tidak Terpendar Tidak Terpendar
Air α : 366 Terpendar Hijau Terpendar Putih Terpendar Merah
Air α : 254 Tidak Terpendar Tidak Terpendar Tidak Terpendar
Asam α : 366 Terpendar Hijau Terpendar Putih Terpendar Merah
Asam α : 254 Tidak Terpendar Tidak Terpendar Tidak Terpendar
Basa α : 366 Terpendar Hijau Terpendar Putih Terpendar Merah
Basa α : 254 Tidak Terpendar Tidak Terpendar Tidak Terpendar

Mengarang, Mencair, Berbusa,


Pyrolisa
Tidak Berrbau Tidak Berbau Tidak Berbau

Rx Warna
HCl (lp) + Mayer Larutan Kuning ↓ Larutan Jernih ↓ Larutan Putih ↓
HCl(lp) + Dragendorf Orange Tua ↓ Orange ↓ Tidak Larut Orange Tidak Larut
HCl (lp) + Bouchardat Larutan Hitam ↓ Larutan Coklat ↓ Larutan Hijau ↓
Murexid Ungu Terang Ungu Kekuningan Ungu Kekuningan

11
NaOH ad larut + Larutan Putih
Larutan Coklat Larutan Putih Susu
AgNO3 (1 tetes) Kecoklatan
Parry + NH4OH Coklat Hijau Lumut Ungu
Marquis Kuning Bening Jernih Jernih ↓
Cu Asetat Ungu Biru Telur Asin Hijau Tosca
FeCl3 Merah Kecoklatan Kuning Orange

3.5. Pembahasan

Dalam praktikum identifikasi sampel alkaloid xantin yang pertama dilakukan adalah
melakukan identifikasi organoleptis, terdapat pada segi bentuk, aminofilin dan cofein sama-
sama berbentuk serbuk halus sedangkan teofilin berbentuk serbuk hablur. Dalam segi rasa
ketiganya (aminofilin, cofein, teofilin) sama-sama berasa pahit.

Pada identifikasi kelarutan aminofilin larut dalam air, asam dan basa, tetapi tidak larut
dalan alcohol. Cofein sukar larut dalam asam dan tidak larut dalam air, basa dan alcohol.
Teofilin larut dalam asam, tidak larut dalam basa dan alcohol dan sukar larut dalam air.

Pada reaksi warna :

- Sampel + Murexid : Aminofilin menghasilkan warna ungu terang, Cofein dan


Teofilin menghasilkan warna ungu kekuningan
- Sampel + Cu Asetat : Aminofilin menhasilkan warna ungu, Cofein menghasilkan
warna biru telor asin, dan pada Teofilin menghasilkan warna hijau tosca.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Untuk mengidentifikasi golongan alkaloid xantin dapat dilakukan dengan cara :


1. Dengan pengamatan organoleptis yaitu : bentuk, warna, bau dan rasa
2. Uji kelarutan
3. Fluoresensi
4. Pyrolisa
5. Reaksi warna

4.2. Saran

Saat praktik usahakan tidak lupa memakai masker dan sarung tangan karena bau
sampel dan pereaksi yang dapat mengganggu penciuman di hidung dan membuat rasa tidak
enak pada tenggorokan. Pakai sarung tangan agar tidak terkena cairan pekat yang dapat
membuat kulit tangan panas dan iritasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta

Buku Pedoman Praktikum Kimia Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II

14
LAMPIRAN
KELARUTAN

FLUORESENSI

PYROLISA

15
REAKSI WARNA

Murexid

16

Anda mungkin juga menyukai