KIMIA FARMASI 1
Dosen Pembimbing :
Kelompok 1
DIII FARMASI
2023
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
Bab IV Penutup...............................................................................................................10
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................10
Daftar Pustaka..................................................................................................................11
Lampiran..........................................................................................................................12
ii
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOID XANTIN
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
DASAR TEORI
Pengocokan Alkaloid :
Alkaloid sebagai Basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut dalam air,
sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter, chloroform.
Pengocokan dilakukan pada pH = 2,7,10 dan 14. Sebelum pengocokan, larutan di
Basakan dulu, biasanya dengan NaOH, NH4OH pekat kadang-kadang menggunakan
natrium karbonat, sebaiknya menggunakan Amonia :
Ket :
Pembagian alkaloid :
- alkaloida opium :
1. turunan fenantren : morphin, dionin, codein,heroin
2. Turunan Isochinolin : papaverin
- alkaloida chinae cortex
1. dari alam : chinin, chinidin, chinchonin
2. dari sintesa : euchinin, optochin, aristochin
2
- alkaloida solanaceae : atropin, hyosiamin (gol atropin), dan golongan Nicotin :
nikotinamid, I.N.H
- alkaloida turunan pyrazolon : antalgin
3
- Dragendorf +
- Zat + 1 ml HCl encer dan FeCl3 terbentuk warna biru yang bila dibiarkan
menjadi merah dan kemudian tidak berwarna
- Reaksi kristal dengan K4Fe(CN)6
Identifikasi Kualitatif
1. Reaksi Murexid
Zat + HCl 25% + KClO3 panaskan diatas w.b : sisanya kuning merah coklat,
bila + uap ammoniak berwarna : ungu
2. Larutan dalam air + iodium tidak terjadi endapan kemudian tambahkan HCl
endapan coklat larut dalam NaOH
3. Lar jenuh + 5% HgCl2 endapan putih rekristal dengan pemanasan tampak
kristal jarum panjang
4. Reaksi zwiker
Zat + 1 ml pyridin 10% + CuSO4 lar dlm air, hasil : batang panjang tak
berwarna.
5. Zat + Cu asetat : hasil warna biru terang
2. Theophyllinum/Teofilina
1,3-dimetilxantina
BM = 198,18 C7H8N4O2.H2O
Teofilina mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,0 %
C7H8N4O2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
4
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, pahit, mantap di udara
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut
dalam air panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol
95% P, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam
amonium encer P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan :
spasmolitikum bronkial
Identifikasi Kualitatif :
1. Zat + reaksi Murexid :
Zat + HCl 25% + KClO3 panaskan diatas w.b : sisanya kuning merah coklat,
bila + uap ammoniak berwarna : ungu
2. Fluorosensi :
Zat padat : biru muda
Zat + asam sulfat : biru
3. Zat + Amoniak + AgNO3 : endapan seperti selai yang larut dalam Asam nitrat
4. Zat + Roux
Memberikan hijau stabil (satu-satunya alkaloid yang memberikan warna hijau
dalam roux)
5. Zat + reaksi Pary : Ungu
6. Zat + lar Cu asetat : biru
7. Reaksi Burian Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH hasil warna merah
3. Aminophyllinum/Amino
Aminofilin mengandung tidal lebih dari 83,5% Teofilina C7H8N4O2 dan tidak
kurang dari 12,8% dan tidak lebih dari 14,1 % etilendiamin C2H8N2,
masingmasing dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian : butir atau serbuk, putih atauagak kekuningan, bau
lemah mirip amoniak, rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 5 bagian air, jika dibiarkan
mungkin menjadi keruh, praktis tidak larut dalam etanol
95%P dan dalam eter P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat dan penggunaan : bronkodilator, antisposmolitikum,diuretikum
5
Metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C13H16N3NaO4 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk hablur, putih, atau putih kekuningan.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan : analgetikum,antipiretik.
Identifikasi Kualitatif
1. Zat + Mayer (amati warna dan reaksi kristal)
2. Zat + Bouchardat (amati warna dan reaksi kristal)
3. Zat + FeCl3 (reaksi terjun bebas): ungu kehitaman-biru-hijau-kuning
4. Zat + HNO3 Hijau kekuningan
5. Zat + Reduksi KMnO4/Iodium = warna ungu / coklat hilang
6. Zat + AgNO3 pekat : ungu berbentuk cermin
Asetaminofen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau,rasa
pahit.
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%)P,dalam 13 bagian aseton P,dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat dan penggunaan : analgetikum,antipiretik.
Identifikasi Kualitatif :
1. Zat + reaksi FeCl3 : biru-ungu muda, reaksi berhasil lebih baik dengan larutan
besi klorida 10%
2. Sejumlah 50 mg zat dilarutkan dalam 3 N HCl dimasak 5 menit, selanjutnya
larutan dibagi dua dan diperlakukan sebagai berikut :
a. Reaksi Diazo : kedalam 1 bagian larutan ditambahkan 2 tetes pereaksi diazo I,
disaring dan filtrat dituangkan kedalam 2 ml pereaksi diazo II timbul warna
jingga merah.
b. Satu bagian lain diatas diencerkan dengan 5 ml air sesudah larutan menjadi
dingin tidak boleh diendapkan. Selanjutnya ditambahkan beberapa tetes
larutan 0,1 N kaliumn dikromat, lambat laun timbul warna ungu yang tidak
boleh berubah menjadi merah (membedakan PCT dengan Fenasetin)
6
c. Paracetamol mereduksi pereaksi Tollens.
d. Zat + NaOH 3 N. Tambahakan campuran segar yang terdiri dari asam sulfat
dan lar natrium nitrit 10% sama banyak, hasil : warna merah tua terbentuk
(adanya gugus fenol dan imidazol).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
7
Air Sedikit Larut Sedikit Larut -
Asam Larut Larut -
Basa Larut Larut -
Alkohol Tidak laru Tidak larut -
Fluoresensi
Padat 254 Berpendar Berpendar -
Padat 366 Berpendar Berpendar -
Air 254 Berpendar Berpendar -
Air 366 Berpendar Berpendar -
Asam 254 Samar Samar -
Berpendar Berpendar
Asam 366 Samar Samar -
Berpendar Berpendar
Basa 254 Samar Berpendar -
Berpendar
Basa 366 Samar Berpendar -
Berpendar
Pyrolisa Mencair bau Mencair Bau -
seperti karamel Seperti kopi
Rx Warna
1. HCl (lp) + Lar. Putih, end. Lar. Bening -
Mayer Putih
2. HCl (lp) + Lar. Orange Lar. orange -
Dragendorf bening
3. HCl (lp) + Lar. Kuning Lar. Kuning, -
Bouchardat bening end. Putih
4. Murexid Lar. Bening Lar. Bening -
5. NaOH ad larut + Hijau tua Lar. Abu-abu, -
1 tts AgNO3 hamper hitam End. putih
6. Parry + NH4OH Lar. Ungu, End. Lar. Pink, -
Putih lapisan bawah
warna toska,
End. Putih
7. Marquis Hitam pekat Putih -
kekuningan
sedikit kental
8. Cu Asetat Biru Neon, End. Biru terang agak -
Biru pucat, End.
Putih
9. FeCl3 Kuning keruh, Kuning jernih, -
End. putih End. Putih
10. Roux - - -
11. Rx. Burian Merah pekat, Merah -
End. Putih kecoklatan, End.
putih
Reaksi Kristal
1. Mayer + HCl - - -
2. Dragendorf + - - -
HCl
8
3. Bouchardat - - -
3.5 Pembahasan
Pada uji fluoresensi menghasilkan hasil yang berbeda – beda, begitu juga
dengan reaksi warna yang menghasilkan berbagai warna seperti tertera pada table di
atas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Uji organoleptis
Pada uji ini didapatkan hasil bahwa aminophylin berbentuk serbuk halus
berwarna putih dengan rasa pahit, sedangkan coffein berbentuk serbuk agak kasar
berwarna putih dengan rasa pahit.
2. Kelarutan
Pada uji ini didapatkan hasil bahwa aminophylin mudah larut dalam semua
pelarut yang diujikan kecuali alkohol, sedangkan coffein agak sukar larut dalam
air, larut dalam asam, larut dalam basa, dan tidak larut serta menggumpal dalam
alkohol.
3. Fluoresensi
Uji fluoresensi dilakukan dengan menggunakan sinar UV dengan panjang
gelombang 254 mm dan 366 mm. Pada pengujian dengan panjang gelombang 254
9
dan 366 mm didapatkan hasil bahwa serbuk coffein dan aminophylin dalam basa,
air, padat, asam berpendar. Namun pada pengujian dalam asam dan basa serbuk
aminofilin dan coffein didaptkan hasil samar berpendar.
4. Pyrolisa
Pada uji ini didapatkan hasil bahwa coffein mencair dan memiliki bau kopi
terbakar, sedangkan aminophylin mencair dan memiliki bau seperti caramel.
5. Reaksi warna
Pada uji ini didapatkan hasil bahwa setiap reaksi menghasilkan berbagai warna
khas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Puspita, Nanda dkk, Pedoman Praktikum Kimia Farmasi, Jakarta : Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
11
LAMPIRAN
1. Organoleptis
2. Kelarutan
Coffein Aminofilin
3. Fluoresensi
254 366
12
4. Pyrolisa
Coffein Aminofilin
5. Reaksi Warna
13
Marquis Cu Asetat FeCl3
Reaksi Burian
14