Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KAPITA SELEKTA

ANALISIS KUALITTATIF

BISMA NUGRAHA
11161071
4 FA 2

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


PROGRAM STUDI STRATA 1 FARMASI
BANDUNG
2020
TUGAS ALKALOID

1. Pengertian Alkaloid
Jawab :
Alkaloid adalah senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan, bersifat basa, dan struktur kimianya mempunyai sistem
lingkar heterosiklik dengan nitrogen sebagai hetero atomnya.
Unsur-unsur penyusun alkaloid adalah karbon, hidrogen, nitrogen dan
oksigen. Alkaloid yang struktur kimia nya tidak mengandung oksigen hanya
ada beberapa saja. Dan terdapat juga alkaloid yang mengandung unsur lain
selain keempat unsur yang telah disebutkan. Adanya nitrogen dalam lingkar
pada struktur kimia alkaloid menyebabkan alkaloid tersebut bersifat alkali.
Oleh karena itu, golongan senyawa-senyawa ini disebut alkaloid. (Sumardjo,
2008).
Pada tahun 1896, Meyer’s Conversation Lexicon dinyatakan bahwa
alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh-tumbuhan, dan sering
dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologis yang khas. Sesuai dengan
namanya yang mirip dengan alkali (bersifat basa) dikarenakan adanya
sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat
mendonorkan sepasang elektron.
Klasifikasi alkaloid dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara, yaitu :
a. Berdasarkan jenis cin-cin heterosiklik
Nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal
tersebut, alkaloid dibedakan atas beberapa jenis, seperti :
a) Golongan Piridina
Pyridine adalah turunan dari aromatik heterocyclic, senyawa
organik dengan rumus kimia C5H5N. Contoh piperin, coniine,
guvacine, cytisine, nikotina, dll.
b) Golongan Pyrrolidine
Pyrrolidine dikenal sebagai tetrahidropirola yang merupakan
senyawa organik dengan rumus kimia C4H9N. Pyrrolidine
merupakan senyawa amina siklik dengan empat atom karbon dan
satu atom nitrogen. Berbentuk cairan bening dengan aroma tidak
sedap seperti amonia. Dan dapat ditemukan secara alami pada daun
tembakau dan wortel. Contoh golongan pyrrolidine : Hygrine,
cuscohygrine, nikotina.

c) Golongan Isokuinoline
Contoh : Alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine),
sanguinarine, hydrastine, berberine, oxyacanthine.

d) Golongan kuinolina
Contoh : kuinin, kuinidin, dihidrokuinin

e) Golongan Tropan
Contohnya : atropine, kokaine, catuabine
f) Golongan Indola
b. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan
Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama
digunakan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida
dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu alkaloida tembakau, alkaloida
amaryllidaceae, alkaloidaerythrine, dsb. Cara ini mempunyai kelemahan
yaitu beberapa alkaloidal yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat
mempunyai struktur yang berbeda-beda.
c. Berdasarkan asal usul biogenetic
Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai
alkaloid yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin
heterosiklik. Dari biosintesa alkaloid, menujukan bahwa alkaloid berasal
hanya dari beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut,
maka alkaloid dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama, yaitu :
a) Alkaloid alisiklik yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin
b) Alkaloid aromatik jenis fenilalamin yang berasal dari fenilalanin,
tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin
c) Alkaloid aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan.
d. Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima menurut Hegnauer
a) Alkaloid sesungguhnya
Alkaloid ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukan aktivitas
fisiologis yang luas, hampir tanpa kecuali bersifat basa. Umumnya
mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam
amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai haram asam organik.
Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan
asam aristolkhoat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin
heterosiklik dan alkaloida quarterner yang bersifat agak asam daripada
bersifat basa.
b) Protoalkaloida
Merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen amino tidak
terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh
berdasarlam biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian
amin biologis sering digunakan untuk kelompok ini.
c) Pseudoalkaloida
Tidak diturunkan dari precursor asam amino, senyawa ini biasanya
bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam senyawa ini
yaitu alkaloidasteroidal dan purin.

2. Ciri struktur alkaloid


Jawab :

- Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino


- Umumnya berupa kristal atau serbuk amorf
- Tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa kompleks seperti aromatik
berwarna. Contohnya betadine berwarna merah
- Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin, dan spartein
- Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau
dalam bentuk garamnya.
- Umunya mempunyai rasa yang pahit
- Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
kloroform , eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat non polar
- Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air
- Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada
atom N-nya
- Alkaloid dapat membentuk endapan dengan benttuk iodide dari Hg, Au,
dan logam berat lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid).
3. Reaksi umum alkaloid
Jawab :
a. Reaksi pengendapan
a) Reaksi Mayer : HgI2
HgCl2 + KI ( 1 : 4 bagian )
Prosedur : zat + pereaksi mayer timbul endapan kuninga atau
larutan kuning bening  endapan (+) alkoloh dan larut. Reaksi
dilakukan dalam objek glass lalu kristal dapat dilihat di mikroskop.
Tetapi tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi mayer.
Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada
rumus bangun alkaloidnya.
b) Reaksi Bouchardat
I2 + KI ( 2 : 4 bagian ) + aquadest ad 100mL
Prosedur : sampel zat + pereaksi bouchardat  coklat merah +
alkohol  endapan larut
b. Reaksi Warna
a) Reaksi dengan asam kuat
Asam kuat seperti H2SO4 p dan HNO3 p menghasilkan warna
kuning atau merah
b) Reaksi Marquis
Prosedur : Formaldehid + H2SO4 ( 1 : 9 bagian ) + pereaksi marquis
 jingga
c) Reaksi Warna Azo
Prosedur : sampel + pereaksi diazo A dan pereaksi diazo B ( 4 : 1 bagian ) +
NaOH  (dipanaskan)  (+) amyl alkohol  warna merah
d) Reaksi Frohde
Larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 p
Prosedur : Sampel + pereaksi frohde  warna kuning kehijauan
e) Reaksi Mandelin
Amonium vanadat dalam air + H2SO4 p
Prosedur : Sampel + Pereaksi mandelin  Warna kuning kehijauan
c. Reaksi Kristal
a) Reaksi Dragendorff
Bismuth nitrat + Merkuri Klorida dalam nitrit berair
Prosedur : alkaloid + pereaksi dragendorff  endapan jingga
b) Reaksi Meyer
Kalium iodida + Merkuri Klorida
Prosedur : sampel + pereaksi meyer  endapan kuning atau latutan
kuning, (+) alkohol  endapan larut.
c) Reaksi Bauchardat
Kalium iodida dan iodo.
Prosedur : sampel + pereaksi bauchardat  endapan coklat merah, (+)
alkojol  endapan larut
d) Reaksi Fe-complex dan Cu-complex
Prosedur : Objek glass  tetesi dengan Fe dan Cu kompleks  tutup
dengan cover glass (panaskan sebentar)  lihat kristal yang
terbentuk
- Dalam objek glass : zat + asam + ditabur serbuk sublimat
dengan spatel  sedikit digoyangkan  kristal terlihat
- Reaksi iodoform : zat ditetesi NaOH sampai alkali + sol. Iodiit
(panaskan) terlihat kristal bunga sakura di mikroskop
- Reaksi herapatiet :
Reagen : air + spirtus + asam cuka biang + sedikit H2SO4 dan
aqua iod sampai agak kuning pada objek glass)
Prosedur : zat + 1 tetes reagen  kristal lempeng berwarna
coklat atau violet
4. Cari bagian-bagian alkaloid beserta 2 contoh obat dan reaksi khususnya
Jawab :
a) Opium
Contoh obat : morfin, kodein
Reaksi khusus :
MORFIN
Organoleptis : Serbuk hablur atau hablur jarum mengkilat atau massa
berbentuk kubus; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 25 bagian air
Reaksi Identifikasi:
 Larutan zat (dalam air) + 1 tetes FeCl3  biru (akan hilang dengan
penambahan asam atau etanol 95% bila dipanaskan).
 Zat dilarutkan dalam campuran H2SO4 encer dan air ( 1 : 19 bagian
) + KI  coklat kuning.
 Zat + H2SO4 + FeCl3 (dipanaskan dalam air mendidih)  biru +
HNO3  merah atau coklat merah tua.
 Reaksi KING, SANCHEZ, dan FESEZ menghasilkan reaksi (+)
 Reaksi FROHDE  ungu  hijau.
 Reaksi MARQUIS  ungu (dalam waktu yang singkat).
 Reaksi SERULAS & LEFORT :
Larutan zat dalam H2SO4 encer + KI + CHCl3 (dikocok)  lapisan
CHCl3 berwarna ungu.
 Reaksi HUSEMAN :
zat + H2SO4 p (dipanaskan diatas api)  apomorfin, +
HNO3 65% + KNO3 padat  violet merah  merah darah.
 Larutan zat (dalam air) + AgNO3  endapan AgCl, bilas dengan
air + NH4OH  endapan larut kembali.
KODEIN

Organoleptis : Serbuk hablur putih atau hablur jarum tidak berwarna.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air

Reaksi Identifikasi :

Larutan zat (dalam air) + AgNO3  endapan AgCl (bilas dengan air)
+ NH4OH  endapan larut.

b) Barbital
Contoh obat : Rutonal dan Allobarbital

c) Xanthin
Contoh obat : kofein dan teobromin
Reaksi Khusus :
KOFEIN
Organoleptis : Serbuk putih, tidak berbau, rasa agak pahit, sedikit asam,
larutan bereaksi terhadap kertas lakmus
Kelarutan : Mudah larut dalam air hangat. Jika diencerkan dengan volume
air sama, pelahan-lahan kofeina terpisah sebagian yang dengan
penambahan air larut kembali.
Reaksi Identifikasi:
 Larutkan ± 20 mg dalam 1 ml HCl dalam cawan porselen + 100 mg
kalium klorat, uapkan diatas air sampai kering. Tempatkan cawan
terbalik diatas bejana berisi beberapa tetes ammonia, sisa berwarna
lembayung dengan + larutan alkali akan hilang.
 Pada 5 ml larutan 1% b/v tambahkan 1ml larutan raksa (III) sulfat,
panaskan hingga mendidih, tambahkan 1 ml larutan kalium
permanganate  endapan putih.
 Hablurkan kembali sisa yang diperoleh pada penetapan kadar
kofeina dengan air panas, keringkan pada suhu 80°C selama 4 jam,
suhu lebur hablur antara 235°C dan 237.5°C.

TEOBROMIN
Organoleptis : Bubuk hablur, berwarna putih, berfluorosensis ungu biru

Kelarutan : Dalam air  1 : 0,03; dalam Spiritus  1 : 0,02; dalam


eter  1 : 0,004.

Reaksi Identifikasi:

 Raksi Murexide  (+)


 Parri  (-)
 Zat + larutan tannian  endapan putih
 Zat + HCl + Aq Iod  endapan coklat  hijau tua

Reaksi Kristal : dragendorf, Fe-kompleks, Cu-kompleks

d) Pyrazolon
Contoh obat : Pyramidon dan Antalgin
Reaksi khusus :
PYRAMIDON
 Perekasi Mayer  (+)
 Pereaksi Bouchardat  (+)
 FeCl3  ungu
 AgNO3  biru ungu endapan abu – abu
 DAB HCl  awal negatif, lama – lama berubah menjadi hijau biru
 Zat + CuSO4 + teofilin  ungu
 Kristal : bouchardat, dragendorf, fe-kompleks

ANTALGIN

 Pereaksi Mayer  (+)


 Bouchardat  (+)
 FeCl3  hijau
 AgNO3  ungu
 DAB HCl  kuning hijau
 Kristal : bouchardat, dragendorf, fe-kompleks

e) Chinae Korteks
Contoh obat : kuinin dan kuinidin
Reaksi Khusus :
KININ
Organoleptis : Hablur jarum mengkilat, putih, tidak berbau, sangat pahit.
Kelarutan : Harut dalam ± 25 bagian air, dalam ± 2 bagian etanol (90%) P
dan dalam ± 2 bagian kloroform P, sangat sukar larut dalam eter P.
Reaksi identifikasi:
 Larutkan 5 mg (dalam 10ml air) + 1 tetes H2SO4 (e) p 
fluorosensi biru kuat.
 Pada 5ml larutan 0,1% b/v + 2/3 tetes larutan brom P dan 5 tetes
amoniak P  warna hijau zamrud

f) Solanaceae
Contoh obat : Atropin dan Nikotin
ATROPIN
 Reaksi Querbert (gugus benzoil)
Prosedur : zat + HNO3 (uapkan sampai kering) + NaOH + Zn + HCl
+ NaNO2 + beta-naftol + NH4OH  endapan merah jingga
 Reaksi Wassiky
Prosedur : zat + p-DAB / H2SO4 90% (panaskan)  merah violet
atau merah coklat  merah darah
 Reaksi Vitalli
Prosedur : zat + HNO3 p (uapkan sampai kering lalu dinginkan) +
Spirt KOH  ungu merah kersen  lama – lama berubah warna
menjadi merah darah

NIKOTIN

 Reaksi Sanchez
Prosedur : zat + vanillin dalam HCl 25%  ros (panaskan) warna
makin intensif
g) Anilin
Contoh obat : Paracetamol dan Asetanilida
PARACETAMOL
Prosedur : C8H9NO2 + H2O + FeCl3  ungu
ASETANILIDA
Prosedur : C7H6O3 + FeCl3 + C2H6O  ungu kebiruan
h) Amin aromatik
Contoh obat : Primakuin dan Tenoxicam
DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.
Jakarta: EGC

Harbone, J. B (1987) Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,


Institut Teknologi Bandung, Bandung

IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, 2nd ed. (the "Gold Book") (1997). Online
corrected version: (1995) "alkaloids".

Anonim. 1982. Card System dan Reaksi Warna. ARSPRAEPARANDI Institut Teknologi
Bandung. Bandung.

Leny, H. 2018. Kimia Organik Bahan Alam. Bogor : Pascasarjana-UNPAK.

Anonim. 1982. Card System dan Reaksi Warna Ars-praeparandi : InstitutTeknologi


Bandung. Bandung.

Egon Stahl. 1985. Analisis obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi .Penerbit: ITB.
Bandung.

Robbers, James E. and Marilyn K. Speedie and Varro E. Tyler,1996, Pharmacognosy and
pharmacobiotechnology, Williams & Wilkins,United States of America.

Trevor Robinson. 2000. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, PenerbitITB. Bandung


TUGAS IDENTIFIKASI SENYAWA
1. Asam Salisilat

IDENTIFIKASI
- Tambahkan FeCl ke dalam larutan encer maka terjadi reaksi warna ungu
- Tambahkan asam ke dalam larutan pekat maka terbentuk endapan hablur putih asam
salisilat yang melebur pada suhu 158OC – 161OC
- Tambahkan sitrat lalu suspensikan beberapa mg ke dalam 1 ml air, tambahkan 15 ml
piridin dan kocok, tambahkan 5 ml anhidrida asetat lalu kocok, maka terjadi reaksi
warna merah muda

KEMURNIAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)


- Menunjukan intensitas tidak lebih dari 2 % dari BPFI, menggunakan pelarut
campuran n-butanol, ammonium hidroksida dan aseton, disemprot larutan FeCl yang
dipanaskan dalam suhu 60 C dan diamati dalam sinar UV 254 nm dan 366 nm.
SPEKTRUM UV DAN IR
2. Metampiron

IDENTIFIKASI
- Pada 3 ml larutan 10% (+) 1 ml sampai 2 ml asam klorida encer P dan 1 ml besi(l[J)
klorida P 5%  wama biru yang jika dibiarkan berubah menjadi merah, kemudian
tidak berwarna.
- Panaskan 2 ml larutan 10% yang telah di asamkan dengan asam klorida P 25% maka
terjadi gas belerang dioksida.
SPEKTRUM UV DAN IR
3. Hiosiamin Hbr

IDENTIFIKASI
- Larutkan 3 mg dalam 1 ml etanol P dan uapkan di atas penangas uap hingga
kering. Larutkan residu dalam 0,5 ml kloroform P, tambahkan 200 mg kalium
bromida P dan 15 ml eter P, aduk selama 5 menit. Dekantasi pelarut,
keringkan residu di atas tangas uap hingga bau pelarut hilang. Spektrum
serapan inframerah residu yang didispersikan dalam kalium bromida P, yang
sebelumnya dikeringkan pada suhu 105 C selama 3 jam, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Hiosin
- Pada 1 ml larutan (1 dalam 20), tambahkan beberapa tetes klor LP, kocok
dengan 1 ml klorofonn P maka lapisan kloroform berwama kecoklatan.

SPEKTRUM UV DAN IR
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Indonesia (1995) Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta

Departemen Kesehatan Indonesia (2014) Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta

Dibbern H. W, Muller R.M, Wirbitzky W.R (2002). UV & IR Spectra. Editio Cantor Verlag.
Jerman

Robert, M.S., Francis, X.W., and David, J.K., 2005. Spectrofotometric Identification of
Organic Compounds 7th ed., John Wiley and Sons, Inc. America, 72-101

Anda mungkin juga menyukai