Anda di halaman 1dari 10

JURNAL LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS

“ Alkaloid dan Anestetik lokal “

Nama : Alya Annisa Sidiq

NIM : 31117102

Kelas : 3C Farmasi

PROGAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA 2019
No Praktikum : 04

Hari Tanggal : Senin, 23 September 2019

No Sampel : 350 dan 250

A. Tujuan
Untuk mengetahui golongan senyawa alkaloid dan anastetik lokal.

B. Dasar Teori
Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat pada berbagai tumbuhan (tetapi ini tidak
mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida,
protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak
digolongkan sebagai alkaloid. Dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang
secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk dalam golongan ini.
Sifat umum alkaloid :
a. Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloid
yang berada dalam bentuk garam biasanya mudah larut dalam air.
b. Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl3 atau
pelarut organik lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan ini
digunakaan sebagai dasar untuk isolasi & pemurnian alkaloid
c. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf.
Alkaloid yang berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam
molekulnya. Garam alkaloid tidak sama bentuk kristalnya dan, bentuk
kristal ini berguna untuk identifikasi secara mikroskopik.
d. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer,
sekunder, tersier, kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N ini
bersifat basa. Alkaloid umunya mempunyai sepasang elektron sunyi yang
dapat mengikat proton secara kovalen sehingga membentuk garamnya
yang umumnya larut dalam air. (Rogers MF, Wink M. 1998).
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara
kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan
tindakan. ( Saprol, 2010).
Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan
alkaloid yang larut dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin aromatik
Tak jenuh bersifat lipofilik (paba para amino benzoic acid), bagian badan
sebagaiPenghubung terdiri dari cincin hidrocarbon dan bagian ekor yang terdiri
dari Asam amino tersier bersifat hidrofilik.
Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak
stabil dalam bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan dalam bentuk
garam yang mudah larut dalam air, biasanya garam hidroklori. Anestetik lokal
sering dikombinasikan dengan vasokonstriktor dengan maksud memperpanjang
dan memperkuat kerja anestetik lokal dan juga mengurangi kecepatan absorpsi
anestetik lokal sehingga akan mengurangi toksisitas sistemiknya.
Vasokonstriktor yang digunakan epinefrin (1 dalam 200.000 bagian) dan
norepinefrin (1 dalam 100.000 bagian).
C. Prosedur
1. Uji Organolpetik

Warna

Bentuk
Uji Organoleptik
Rasa

Bau
2. Uji Kelarutan

Uji Kelarutan Larut dalam air : papaverin,parasetamol (air


dalam air mendidih),codein HCl,efedrin HCl,atropin
sulfat,aminophilin,nikotin.

3. Uji Golongan
Xantin, pirazolon, analin,
Golongan Alkaloid
kinin, opium,dan alkaloid lain.

Uji golongan

Golongan Prokain HCl, Lidokain HCl


Anestetik Lokal
4. Uji Identifikasi
Golongan xantin :
a.sampel+pereaksi
mureksid+KCI3/H2O2+HCl→NH4OH/uap NHL4OH
(merah ungu:
cofein,teobromin,teofilin,aminofilin,diuretin)
b. piramidon + CuSO4

Golongan pirazolon :
a. Sampel + feCL3
b. Sampel + NaOH atau H2SO4 encer

Golongan anilin :
Identifikasi a. Sampel + HNO3 pekat
golongan b. Samepl + FeCl3
alkaloid c. Sampel + HCl encer→+air + 1 tetes K2Cr2O7

Golongan kinin :

a. Sampel + Aqua Bromata

Golongan opium :
a. Sampel + HNO3 pekat
b. Sampel + H2SO4 pekat
c. Sampel + FeCL3
d. Sampel + marquis
e. Sampel +pereaksi king

Golongan alkaloid lain :

a. Sampel + reaksi Vitalli


b. Sampel + reaksi wassickly

a. Prokain HCl + NaOH + sol iodii (endapan


kuning )
b. Prokain HCl + marquis ( kuning )
Identifikasi
golongan
anestetik lokal a. Lidokain HCl + pereaksi carletti (
ungu/merah coklat)
b. Lidokain HCl + K2Cr2O7 + H2SO4 ( jingga )
D. Hasil Pengamatan
Sampel no.350

Penentuan Prosedur Pengamatan Kemungkinan


Teofilin, antalgin,
Organoleptik - Serbuk
paracetmol, atropin
Warna - Putih sulfat, aminofilin,
Bau - Tidak berbau efedrin HCl, lidokain,
Rasa - Pahit prokain HCl
Kelarutan Sampel + aquadest Larut
Sampel + HCl encer
Uji reaksi Endapan hitam (+) Alkoloid
+
umum
reagen bouchardat
Reaksi Iodoform =>
Uji
zat + HCl pekat + (+) bau (+) gol.alkoloid lain
Golonga
fenol + iodoform
n
kaporit + NH4OH
Alkoloid

Uji Zat + HCl,


Merah -
Golonga panaskan +
n NaNO2
Alkoloid
Uji Golongan Reaksi kristal =>
Endapan hitam -
sampel
Alkoloid
+ HCl encer +
bouchardat
Uji Penegasan Sampel + Fecl3 Kuning Efedrin HCl
Uji Penegasan CuSO4 + NaOH Biru tosca -
Uji Penegasan Iodoform test Bau iodoform -
Sampel no. 250

Uji Orgnoleptik Kemungkinan

Bentuk Larutan

Warna Bening

Golongan

Bau Bau khas alkaloid

Rasa pahit Kuinon sulfat

Kelarutan Etanol

E. Pembahasan
Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa sampel no. 350
memiliki bentuk larutan, dan tidak berwarna atau bening, juga tidak memiliki
bau yang khas sedangkan pada sampel no. 250 memiliki bentuk serbuk dan
berwarna putih, berbau khas, rasa pahit. Dari pengamatan tersebut dapat diduga
bahwa sampel no. 350 merupakan Efedrin HCl dan sampel no. 250 diduga
kuinon sulfat.
Karena sampel no. 350 berbentuk serbuk maka dilakukan isolasi terlebih
dahulu, yaitu dengan menambahkan NH4OH dan CHCl3 lalu di vortex ambil
fase CHCl3 lalu tambahkan HCl, Penambahan HCl bertujuan jika dalam
sampel tersebut terdapat alkaloid maka akan bereaksi dengan asam dan
membentuk garam yang larut dalam air, karena alkaloid bersifat basa lemah
dan bila direaksikan dengan asam maka akan terbentuk garam, setelah itu
ambil bagian HClnya.
Pada uji penggolongan sampel direksikan dengan HCl encer dan pereaksi
Mayer, uji ini bertujuan untuk membedakan golongan alkaloid dengan
golongan anastetik. Ketika kedua sampel ditetesi dengan HCl encer dan
pereaksi Mayer terbentuk endapan putih. Hal ini disebabkan karena senyawa
HgI4 dalam pereaksi Mayer berikatan dengan alkaloid melalui ikatan
koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pada pereaksi Mayer sehingga
menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar mengendap berwarna
putih. Dengan reaksi sebagai berikut :

4KI +HgCl2→K2HgI4 + 2KCl

Alkaloid + K2HgI4 → Hg-Alkaloid (endapan putih)

Dari pengamatan dapat diketahui bahwa kedua sampel yang diperoleh


tersebut merupakan golongan alkaloid.
Selanjutnya dilakukan identifikasi untuk sampel no. 350, larutan sampel
direaksikan dengan FeCl3 dan menghasilkan larutan berwarna kuning, hal ini
disebabkan ion Fe+ dari FeCl3 ini sebagai pengoksidasi sehingga akan
terbentuk warna. Pada reaksi ini terjadi reaksi penggaraman dimana alkaloid
yeng bersifat basa lemah akan berikatan dengan FeCl dimana FeCl ini
merupakan garam yang bersifat asam lemah maka terbentuk asam yang bersifat
netral dan larut dalam air. Hasil ini sesuai dengan literatur sehingga dapat
diduga sampel yang diperoleh merupakan Efedrin HCl.
Berikutnya dilakukan uji pengasan untuk sampel Efedrin HCl dengan
mereaksikan sampel dengan CuSO4 dan NaOH terjadi dan terjadi perubahan
warna menjadi biru ungu, hasil ini positif untuk sampel efedrin HCl, warna
yang terbentuk ini disebabkan karena adanya reaksi Oksidasi-Reduksi,
sehingga terbentuk senyawa kompleks. Ion kompleks Cu2+ akan berikatan
dengan pasangan elektron bebas, sehingga terjadi pemakaian electron secara
bersama atau ikatan kovalen koordinasi.
Uji identifikasi yang terakhir yaitu dengan mereaksikan sampel dengan
aqua iod, dari pengamatan dihasilkan perubahan warna menjadi coklat hitam,
warna ini beasal dari iod yang berwarna coklat. Hasil ini menandakan reaksi
positif untuk sampel efedrin HCl, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
no. 350 merupakan Efedrin HCl. Namun setelah dilakukan pemeriksaan
ternyata sampel yang diperoleh bukan merupakan efedrin HCl, ternyata
alkaloid golongan pirazolon yaitu Antalgin.
Pada sampel no. 250 memiliki bentuk larutan tidak berwarna,
kemungkinan sampel ini adalah berbentuk injeksi dan karena golongan
alkaloid maka dugaan sampel ini adalah kelompok alkaloid. Hal pertama yang
dilakukan adalah dilarutkannya sampel pada etanol yang menghasilkan sampel
tersebut larut sempurna. Kemudian direaksikannya sampel dengan pereaksi
HCl encer + aqua bromata + NH4H yang menghasilkan warna hijau muda hal
ini memperjelas bahwa sampel ini adalah Quinon Sulfat. Pada sempel no. 250
merupakan Quinon Sulfat ternyata sampel yang diperoleh bukan Quinon Sulfat
ternyata alkaloid golongan xantin yaitu Teofilin.

F. Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa sampel no. 350 adalah antalgin dan sampel
no. 250 adalah teofilin.
Daftar Pustaka

Underwood, A. L. 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta : Erlangga


Rogers, M.F., Wink M. (1998). Alkaloids: biochemistry, ecology, and medicinal
applications . Plenum Press.

Anda mungkin juga menyukai