NIM : 31117102
Kelas : 3C Farmasi
TASIKMALAYA 2019
No Praktikum : 04
A. Tujuan
Untuk mengetahui golongan senyawa alkaloid dan anastetik lokal.
B. Dasar Teori
Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat pada berbagai tumbuhan (tetapi ini tidak
mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida,
protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak
digolongkan sebagai alkaloid. Dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang
secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk dalam golongan ini.
Sifat umum alkaloid :
a. Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloid
yang berada dalam bentuk garam biasanya mudah larut dalam air.
b. Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl3 atau
pelarut organik lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan ini
digunakaan sebagai dasar untuk isolasi & pemurnian alkaloid
c. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf.
Alkaloid yang berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam
molekulnya. Garam alkaloid tidak sama bentuk kristalnya dan, bentuk
kristal ini berguna untuk identifikasi secara mikroskopik.
d. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer,
sekunder, tersier, kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N ini
bersifat basa. Alkaloid umunya mempunyai sepasang elektron sunyi yang
dapat mengikat proton secara kovalen sehingga membentuk garamnya
yang umumnya larut dalam air. (Rogers MF, Wink M. 1998).
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara
kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan
tindakan. ( Saprol, 2010).
Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan
alkaloid yang larut dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin aromatik
Tak jenuh bersifat lipofilik (paba para amino benzoic acid), bagian badan
sebagaiPenghubung terdiri dari cincin hidrocarbon dan bagian ekor yang terdiri
dari Asam amino tersier bersifat hidrofilik.
Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak
stabil dalam bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan dalam bentuk
garam yang mudah larut dalam air, biasanya garam hidroklori. Anestetik lokal
sering dikombinasikan dengan vasokonstriktor dengan maksud memperpanjang
dan memperkuat kerja anestetik lokal dan juga mengurangi kecepatan absorpsi
anestetik lokal sehingga akan mengurangi toksisitas sistemiknya.
Vasokonstriktor yang digunakan epinefrin (1 dalam 200.000 bagian) dan
norepinefrin (1 dalam 100.000 bagian).
C. Prosedur
1. Uji Organolpetik
Warna
Bentuk
Uji Organoleptik
Rasa
Bau
2. Uji Kelarutan
3. Uji Golongan
Xantin, pirazolon, analin,
Golongan Alkaloid
kinin, opium,dan alkaloid lain.
Uji golongan
Golongan pirazolon :
a. Sampel + feCL3
b. Sampel + NaOH atau H2SO4 encer
Golongan anilin :
Identifikasi a. Sampel + HNO3 pekat
golongan b. Samepl + FeCl3
alkaloid c. Sampel + HCl encer→+air + 1 tetes K2Cr2O7
Golongan kinin :
Golongan opium :
a. Sampel + HNO3 pekat
b. Sampel + H2SO4 pekat
c. Sampel + FeCL3
d. Sampel + marquis
e. Sampel +pereaksi king
Bentuk Larutan
Warna Bening
Golongan
Kelarutan Etanol
E. Pembahasan
Berdasarkan uji organoleptis dapat diketahui bahwa sampel no. 350
memiliki bentuk larutan, dan tidak berwarna atau bening, juga tidak memiliki
bau yang khas sedangkan pada sampel no. 250 memiliki bentuk serbuk dan
berwarna putih, berbau khas, rasa pahit. Dari pengamatan tersebut dapat diduga
bahwa sampel no. 350 merupakan Efedrin HCl dan sampel no. 250 diduga
kuinon sulfat.
Karena sampel no. 350 berbentuk serbuk maka dilakukan isolasi terlebih
dahulu, yaitu dengan menambahkan NH4OH dan CHCl3 lalu di vortex ambil
fase CHCl3 lalu tambahkan HCl, Penambahan HCl bertujuan jika dalam
sampel tersebut terdapat alkaloid maka akan bereaksi dengan asam dan
membentuk garam yang larut dalam air, karena alkaloid bersifat basa lemah
dan bila direaksikan dengan asam maka akan terbentuk garam, setelah itu
ambil bagian HClnya.
Pada uji penggolongan sampel direksikan dengan HCl encer dan pereaksi
Mayer, uji ini bertujuan untuk membedakan golongan alkaloid dengan
golongan anastetik. Ketika kedua sampel ditetesi dengan HCl encer dan
pereaksi Mayer terbentuk endapan putih. Hal ini disebabkan karena senyawa
HgI4 dalam pereaksi Mayer berikatan dengan alkaloid melalui ikatan
koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pada pereaksi Mayer sehingga
menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar mengendap berwarna
putih. Dengan reaksi sebagai berikut :
F. Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa sampel no. 350 adalah antalgin dan sampel
no. 250 adalah teofilin.
Daftar Pustaka