Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS


Analisis Kualitatif Senyawa Turunan Alkaloid dan Anestesi Local

Oleh :

ANASTHASIA YOLANDA (31117005)


Farmasi 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI FARMASI
2019
No Praktikum :3
Hari/Tanggal : Senin/ 23 September 2019
No Sampel : 36 dan 322

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menganalisis atau mengidentifikasi analit secara kualitatif.
2. Menganalisa dan mengidentifikasi zat organik dalam sediaan farmasi.
3. Mengetahui sifat-sifat asam dan golongannya.
4. Menetapkan kemurnian dan mutu daripada bahan yang dipakai dalam farmasi terutama
bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk menghindari kepalsuan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan
terdapat pada berbagai tumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari
hewan). Asam amino, peptide, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotic
biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dengan prinsip yang sama, senyawa netral
yangsecara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk dalam golongan ini.

Sifat umum alkaloid:

a. Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloidyang berada dalam bentuk
garam biasanya mudah larut dalam air.
b. Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl3
atau pelarut organik lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan inidigunakaan
sebagai dasar untuk isolasi & pemurnian alkaloid.
c. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf. Alkaloid yang
berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam molekulnya.
Garam alkaloid tidak sama bentuk kristalnya dan, bentukkristal ini berguna untuk
identifikasi secara mikroskopik.
d. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer,sekunder, tersier,
kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N ini bersifat basa. Alkaloid umunya
mempunyai sepasang elektron sunyi yangdapat mengikat proton secara kovalen sehingga
membentuk garamnyayang umumnya larut dalam air. (Rogers MF, Wink M. 1998).
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang carakerjanya hanya
menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukantindakan. ( Saprol, 2010).
Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan alkaloid yang larut
dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin aromatik Tak jenuh bersifat lipofilik
(paba para amino benzoic acid), bagian badan sebagai Penghubung terdiri dari cincin
hidrocarbon dan bagian ekor yang terdiri dari Asam amino tersier bersifat hidrofilik.
Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam
bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan dalam bentuk garam yang mudah larut
dalam air, biasanya garam hidroklori. Anestetik lokal sering dikombinasikan dengan
vasokonstriktor dengan maksud memperpanjangdan memperkuat kerja anestetik lokal dan
juga mengurangi kecepatan absorpsianestetik lokal sehingga akan mengurangi toksisitas
sistemiknya. Vasokonstriktor yang digunakan epinefrin (1 dalam 200.000 bagian) dan
norepinefrin (1 dalam 100.000 bagian).

Sifat fisika kimia senyawa yang di analisis

a. Aminofilin (FI Edisi V: 111-112)

Rumus kimia : C16H24N10O4

Pemerian : Butir atau serbuk hablur; putih atau agak kekuningan; bau

ammonia lemah, rasa pahit.

Kelarutan : Tidak larut dalam etanol dan eter.

BM : 420,43

Bentuk sediaan : Tablet, injeksi


b. Phenybutazon (FI Edisi V: 426-427)

Rumus kimia : C19H20N2O2

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau agak putih; tidak berbau.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam aseton
dan eter; larut dalam etanol.

BM : 308,37

Bentuk sediaan : Tablet

C. PROSEDUR KERJA
a) Uji Pendahuluan

Warna
Uji Organolpetik

Bentuk

Rasa

Bau

b) Uji Kelarutan

Larut dalam air : papaverin,parasetamol (air


Uji Kelarutan dalam air mendidih),codein HCl,efedrin HCl,atropin
sulfat, aminopilin, nikotin.
c) Uji Golongan

Xantin, pirazolon, analin,kinin,


Uji Golongan

Golongan Alkaloid
opium,dan alkaloid lain.

GolonganAnestetik Lokal Prokain HCl, Lidokain HCl

d) Uji Identifikasi

Prokain HCl + NaOH + sol


iodii (endapan kuning )

Identifikasi Golongan Anestetik


Lokal

Lidokain HCl + pereaksi carletti


(ungu/merah coklat)
Golongan Xantin:
sampel + pereaksi mureksid + H2O2/KClO3 + HCL
→ NH4OH (merah ungu:
cofein,teofilin,aminofilin,diuretin)

Golongan Pirazolon:
Sampel + Reagen Lieberman (piramidon; biru)
Identifikasi Golongan Alkaloid

Golongan Anilin:
Sampel + HNO3 pekat (paracetamol; kuning coklat)

Golongan Kinin:
Sampel + Aqua Bromata (laurtan kuning)

Golongan Opium:
Sampel + marquis (morfin HCL, codein HCL; ungu)

Golongan alkaloid lain:


Sampel + reaksi wassickly(strichnin; orange)
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel No: 36
NO CARA KERJA HASIL PREDIKSI HASIL
PENGAMATAN SEBENARNYA
1. Uji Organoleptik :

- Bau Tidak berbau Procain HCL, Phenybutazon


- Bentuk Lidocain HCL
Serbuk
- Warna Hijau muda
2. Uji Golongan :
Dengan pereaksi (+) Terbentuk Procain HCL, Golongan
mayer: endapan putih Lidocain HCL Alkaloid
Sampel + HCl encer (Phenybutazon,
dan pereaksi Mayer, uji Cofein,codein
ini bertujuan untuk HCL,
membedakan golongan Paracetamol)
alkaloid dengan
golongan anastetik
(+) Golongan Alkaloid
(─) Golongan
Anestetik local

3. Uji Penegasan :
Sampel + Reagen Kuning Procain HCL Phenybutazon
Marquis
Sampel No: 233
NO CARA KERJA HASIL PREDIKSI HASIL
PENGAMATAN SEBENARNYA
1. Uji Organoleptik :

- Bau Tidak berbau Paracetamol Aminophylin


- Bentuk Serbuk Hablur
- Warna Putih Kekuningan
2. Uji Golongan :
Dengan pereaksi (+) Terbentuk Golongan Golongan
mayer: endapan putih Alkaloid Anilin Alkaloid Xantin
Sampel + HCl encer
dan pereaksi Mayer,
uji ini bertujuan untuk
membedakan golongan
alkaloid dengan
golongan anastetik
(+) Golongan Alkaloid
(─) Golongan
Anestetik local

3. Uji Penegasan :
Sampel + NaOH + Biru Tosca Paracetamol Aminophylin
CuSO4

E. PEAMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengidentifikasi golongan alkaloid dan golongan
anestetik lokal. Berdasarkan uji organoleptic dapat diketahui bahwa sampel no. 36 memiliki
bentuk serbuk, dan dengan warna kehijauan, juga tidak memiliki bau yang khas sedangkan
sampel no. 233 memiliki bentuk serbuk dan berwarna putih kekuningan, dan tidak berbau.
Pada uji kelarutan, sampel no. 36 larut ketika ditambahkan dengan aquadest, sama halnya
seperti sampel no 36 untuk sampel no. 233 juga larut dalam air yang berarti sampel tidak
mengandung talk. Dari pengamatan tersebut dapat diduga bahwa sampel no. 36 merupakan
Phenybutazon Paracetamol, codein HCL. Sementara sampel no 233 kemungkinan merupakan
Cofein, Theophylin, Diuretin, Aminophylin.
Karena pada kedua sampel no 36 dan no 233 berbentuk serbuk maka perlakuan
selanjutnya disentrifugasi hal ini bertujuan untuk mengendapkan secara maksimal matriks
yang tidak diperlukan untuk identifikasi untuk kemudian disaring sehingga didapat filtrat yang
berisi analit tanpa terdapat lagi matriks yang dapat menggangu. Pada uji penggolongan sampel
direksikan dengan HCl encer dan pereaksi Mayer, uji ini bertujuan untuk membedakan
golongan alkaloid dengan golongan anastetik local. Ketika kedua sampel ditetesi dengan HCl
encer dan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih. Hal itu dikarenakan dalam senyawa
alkaloid terdapat gugus nitrogen yang masih memiliki satu pasang elektron bebas yang
menyebabkan senyawa-senyawa alkaloid bersifat nukleofilik dan cenderung bersifat basa.
Akibat dari hal itu, senyawa-senyawa alkaloid mampu untuk mengikat ion-ion logam berat
yang bermuatan positif dan membentuk senyawa-senyawa kompleks tertentu yang berwarna.
Reagen Mayer dibuat dari senyawa yang mengandung ion-ion logam berat.Reaksi antara
reagen Mayer dengan suatu senyawa alkaloid merupakan reaksi asam-basa. Logam-logam
berat dalam reaksi ini berfungsi sebagai asam lewis, sedangkan senyawa alkaloid bertindak
sebagai basa lewis. Logam-logam berat dikatakan asam lewis karena mempunyai sifat untuk
menerima elektron dari suatu basa lewis. Alkaloid bertindak sebagai basa karena mempunyai
2 buah elektron yang belum berikatan sehingga mempunyai kemampuan untuk mendonorkan
pasangan elektronnya. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa kedua sampel yang diperoleh
tersebut merupakan golongan alkaloid. Dengan reaksi sebagai berikut.

4KI +HgCl2→K2 HgI4 + 2KCl (pereaksi mayer)


Alkaloid + K2 HgI4 → Hg-Alkaloid (endapan putih)
Selanjutnya dilakukan uji penegasan untuk sampel no. 36 ,berdasarkan pengamatan
sampel no 36 saat ditambahkan H2SO4 dan formaldehid (Reaksi Mayer) menghasilkan larutan
warna kuning. Hal tersebut menunjukan reaksi positif untuk uji penegasan senyawa procain
HCl. Namun hasil yang sebenarnya adalah golongan pirazolon yaitu Phenybutazon.
Selanjutnya dilakukan uji penegasan untuk sampel no. 233, dimana larutan sampel
direaksikan dengan CuSO4 dan NaOH membentuk warna biru tosca dengan dugaan bahwa
sampel termasuk Paracetamol. Namun hasil yang sebenarnya adalah golongan xantin dimana
sampel di tambahkan FeCl3 dan menghasilkan larutan berwarna coklat, hal ini disebabkan ion
Fe+ dari FeCl3 ini sebagai pengoksidasi sehingga akan terbentuk warna. Pada reaksi ini terjadi
reaksi penggaraman dimana alkaloid yang bersifat basa lemah akan berikatan dengan FeCl
dimana FeCl ini merupakan garam yang bersifat asam lemah maka terbentuk asam yang
bersifat netral dan larut dalam air. Yang mana golongan xantin ini adalah Aminophylin.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, sampel
no. 36 merupakan Procain HCl, namun sebenarnya adalah Phenybutazon. Sampel no. 233
merupakan Parasetamol, namun sebenarnya adalah Aminophylin.

G. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr KimiaOrganik. Bina Aksara.
Jakarta
Dirjen POM (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai