Oleh :
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menganalisis atau mengidentifikasi analit secara kualitatif.
2. Menganalisa dan mengidentifikasi zat organik dalam sediaan farmasi.
3. Mengetahui sifat-sifat asam dan golongannya.
4. Menetapkan kemurnian dan mutu daripada bahan yang dipakai dalam farmasi terutama
bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk menghindari kepalsuan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Alkaloid adalah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan
terdapat pada berbagai tumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari
hewan). Asam amino, peptide, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotic
biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dengan prinsip yang sama, senyawa netral
yangsecara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk dalam golongan ini.
a. Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloidyang berada dalam bentuk
garam biasanya mudah larut dalam air.
b. Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl3
atau pelarut organik lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan inidigunakaan
sebagai dasar untuk isolasi & pemurnian alkaloid.
c. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf. Alkaloid yang
berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam molekulnya.
Garam alkaloid tidak sama bentuk kristalnya dan, bentukkristal ini berguna untuk
identifikasi secara mikroskopik.
d. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer,sekunder, tersier,
kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N ini bersifat basa. Alkaloid umunya
mempunyai sepasang elektron sunyi yangdapat mengikat proton secara kovalen sehingga
membentuk garamnyayang umumnya larut dalam air. (Rogers MF, Wink M. 1998).
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang carakerjanya hanya
menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukantindakan. ( Saprol, 2010).
Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan alkaloid yang larut
dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin aromatik Tak jenuh bersifat lipofilik
(paba para amino benzoic acid), bagian badan sebagai Penghubung terdiri dari cincin
hidrocarbon dan bagian ekor yang terdiri dari Asam amino tersier bersifat hidrofilik.
Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam
bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan dalam bentuk garam yang mudah larut
dalam air, biasanya garam hidroklori. Anestetik lokal sering dikombinasikan dengan
vasokonstriktor dengan maksud memperpanjangdan memperkuat kerja anestetik lokal dan
juga mengurangi kecepatan absorpsianestetik lokal sehingga akan mengurangi toksisitas
sistemiknya. Vasokonstriktor yang digunakan epinefrin (1 dalam 200.000 bagian) dan
norepinefrin (1 dalam 100.000 bagian).
Pemerian : Butir atau serbuk hablur; putih atau agak kekuningan; bau
BM : 420,43
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam aseton
dan eter; larut dalam etanol.
BM : 308,37
C. PROSEDUR KERJA
a) Uji Pendahuluan
Warna
Uji Organolpetik
Bentuk
Rasa
Bau
b) Uji Kelarutan
Golongan Alkaloid
opium,dan alkaloid lain.
d) Uji Identifikasi
Golongan Pirazolon:
Sampel + Reagen Lieberman (piramidon; biru)
Identifikasi Golongan Alkaloid
Golongan Anilin:
Sampel + HNO3 pekat (paracetamol; kuning coklat)
Golongan Kinin:
Sampel + Aqua Bromata (laurtan kuning)
Golongan Opium:
Sampel + marquis (morfin HCL, codein HCL; ungu)
Sampel No: 36
NO CARA KERJA HASIL PREDIKSI HASIL
PENGAMATAN SEBENARNYA
1. Uji Organoleptik :
3. Uji Penegasan :
Sampel + Reagen Kuning Procain HCL Phenybutazon
Marquis
Sampel No: 233
NO CARA KERJA HASIL PREDIKSI HASIL
PENGAMATAN SEBENARNYA
1. Uji Organoleptik :
3. Uji Penegasan :
Sampel + NaOH + Biru Tosca Paracetamol Aminophylin
CuSO4
E. PEAMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengidentifikasi golongan alkaloid dan golongan
anestetik lokal. Berdasarkan uji organoleptic dapat diketahui bahwa sampel no. 36 memiliki
bentuk serbuk, dan dengan warna kehijauan, juga tidak memiliki bau yang khas sedangkan
sampel no. 233 memiliki bentuk serbuk dan berwarna putih kekuningan, dan tidak berbau.
Pada uji kelarutan, sampel no. 36 larut ketika ditambahkan dengan aquadest, sama halnya
seperti sampel no 36 untuk sampel no. 233 juga larut dalam air yang berarti sampel tidak
mengandung talk. Dari pengamatan tersebut dapat diduga bahwa sampel no. 36 merupakan
Phenybutazon Paracetamol, codein HCL. Sementara sampel no 233 kemungkinan merupakan
Cofein, Theophylin, Diuretin, Aminophylin.
Karena pada kedua sampel no 36 dan no 233 berbentuk serbuk maka perlakuan
selanjutnya disentrifugasi hal ini bertujuan untuk mengendapkan secara maksimal matriks
yang tidak diperlukan untuk identifikasi untuk kemudian disaring sehingga didapat filtrat yang
berisi analit tanpa terdapat lagi matriks yang dapat menggangu. Pada uji penggolongan sampel
direksikan dengan HCl encer dan pereaksi Mayer, uji ini bertujuan untuk membedakan
golongan alkaloid dengan golongan anastetik local. Ketika kedua sampel ditetesi dengan HCl
encer dan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih. Hal itu dikarenakan dalam senyawa
alkaloid terdapat gugus nitrogen yang masih memiliki satu pasang elektron bebas yang
menyebabkan senyawa-senyawa alkaloid bersifat nukleofilik dan cenderung bersifat basa.
Akibat dari hal itu, senyawa-senyawa alkaloid mampu untuk mengikat ion-ion logam berat
yang bermuatan positif dan membentuk senyawa-senyawa kompleks tertentu yang berwarna.
Reagen Mayer dibuat dari senyawa yang mengandung ion-ion logam berat.Reaksi antara
reagen Mayer dengan suatu senyawa alkaloid merupakan reaksi asam-basa. Logam-logam
berat dalam reaksi ini berfungsi sebagai asam lewis, sedangkan senyawa alkaloid bertindak
sebagai basa lewis. Logam-logam berat dikatakan asam lewis karena mempunyai sifat untuk
menerima elektron dari suatu basa lewis. Alkaloid bertindak sebagai basa karena mempunyai
2 buah elektron yang belum berikatan sehingga mempunyai kemampuan untuk mendonorkan
pasangan elektronnya. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa kedua sampel yang diperoleh
tersebut merupakan golongan alkaloid. Dengan reaksi sebagai berikut.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, sampel
no. 36 merupakan Procain HCl, namun sebenarnya adalah Phenybutazon. Sampel no. 233
merupakan Parasetamol, namun sebenarnya adalah Aminophylin.
G. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr KimiaOrganik. Bina Aksara.
Jakarta
Dirjen POM (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI