Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS 1

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata kuliah Praktikum


Kimia Farmasi Analisis 1

Disusun oleh :
Septiana Erdi Nugraha
31117086
III B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
PRODI S1 FARMASI
2019/2020
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ALKOHOL, FENOL, GOLONGAN
PENGISI DAN BAHAN DASAR SALEP

No Praktikum : 1

Hari/Tanggal : Senin/02 September 2019

No Sampel : 160 dan 281

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi alkohol, fenol,
golongan pengisi dan bahan dasar salep
2. Mampu memurnikan dan memisahkan suatu senyawa obat dalam
sampel menggunakan prinsip analisis kimia kualitatif

B. Tinjauan Pustaka
1. Alkohol
Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau
lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovaleen, maka
sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati
sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran -ol.( Joan Fessenden,
1997 ).
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung
gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan
gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2O.
Alkohol dapat dibagi berdasarkan letak gugus –OH terikat pada atom
karbon, yaitu (Brady, James E. 1999):
a. Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom
C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
Contoh: H3C-CH2-OH (etanol). Alkohol primer dapat dioksidasi
menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi asam
karboksilat.
b. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat
pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: (H3C)2CH-OH (2-metil-etenol).
c. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat
pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh : (CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol).

Berdasarkan jumlah gugus hidroksinya (-OH), alkohol


dibagi menjadi polivalen dan monovalen. (Brady, James E. 1999)
a. Monovalen
Monovalen adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH.
Rumus umum monovalen sama dengan rumus alkana, tetapi satu
atom H diganti oleh gugus hidroksi (-OH). Alkohol memiliki
gugus -OH, rumus struktur dapat juga ditulis R-OH (R
menyatakan gugus alkil). Alkohol merupakan turunan alkana
sehingga disebut juga alkanol. Oleh karena, itu penamaannya
disesuaikan dengan alkananya, tetapi huruf akhir a pada alkana
diganti dengan ol. Senyawa monovalen dalam bentuk cair
methanol dan etanol, sedangkan dalam bentuk padat setil alcohol.
b. Polivealen
Polivealen adalah alkohol yang memiliki gugus –OH lebih
dari satu. Tata nama polivealen sama dengan tata nama
monoalkohol ,tetapi ditambah awalan untuk menyatakan untuk
menyatakan jumlah gugus –OH. Senyawa polivealen yang banyak
di gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah propilenglikol
dalam bentuk cair dan sorbitol dalam bentuk padat.
2. Fenol
Senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur
aromatik dengan mengandung gugus OH pada rantai aromatik. Jadi
pada fenol gugus OH langsung terikat pada inti benzene. Ada 3
golongan Fenol berdasarkan atom H yang digantikan oleh gugus OH
yaitu (Brady, James E. 1999) :
a. Fenol Monovalent, yaitu suatu senyawa fenol yang jika satu atom
H pada inti aromatik memiliki 1 gugus –OH yang mudah larut
dalam pelarut organik. Contoh : α-naftol
b. Fenol Polivalen, yaitu suatu senyawa fenol yang memiliki gugus –
OH lebih dari satu. Contoh : Resorsinol

3. Bahan Pengisi
Bahan Pengisi merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan
dalamformulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi.
Bahan pengisi bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung
atau tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang
dihasilkan. Beberapa kriteria umum yang esensial untuk bahan pengisi
yaitu : netral secara fosiologis, stabil secara fisika dan kimia,
memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavaiabilitas
obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang
cukup dan murah (Sulaiman, 2007).

4. Bahan Dasar Salep


Menurut FI. IV, dasar salep yang digunakan sebagai pembawa
dibagi dalam 4 kelompok, yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon,
dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep
larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep
tersebut.
a. Dasar Salep Hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara
lain vaselin putih dan salep putih. Salep ini dimaksudkan untuk
memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak
sebagai pembalut penutup.
b. Dasar Salep Serap
Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok
pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air
membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan
lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air
tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai
emolien.
c. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air.
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain
salep hidrofilik (krim). Dasar salep mudah dicuci dari kulit atau
dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika.
d. Dasar Salep Larut Dalam Air
Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya
seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak
mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin
anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.

C. Prosedur Kerja
1. Pemisahan Alkohol dengan Fenol

Sampel

+FeCl3

Berwarna merah Berwarna Kuning


(+) Fenol (+) Alkohol
2. Identifikasi Golongan Alkohol

Sampel

+ NaOH +1tts CuSO4

Terbentuk kompleks Cu yang Tidak terbentuk kompleks Cu


jernih (Biru muda/tua) yang jernih (Tidak berwarna)

Alkohol Polivalen : Gliserin Alkohol Monovalen : Metanol,


guaiacolas, Gliserin, Sorbitol, Etanol, Setil alkohol
Propilenglikol

Uji Esterifikasi

Bau : Negatif Bau :


(+)etanol (+)Metanol,
Setil alkohol

+ K2CrO7

Negatif Biru : Hijau :


(+)Setil alkohol (+)Metanol
3. Identifikasi Golongan Fenol

Sampel

+ Fehling A : Feehling B (1:1)


+ NaOH

Endapan merah Warna lain :


bata/Kuning :
(+)Resorsinol, Hidrokuinon + aqua Brom

+ H2SO4 Pekat Endapan Putih : (+) Dermatol,


+ Formalin Nipagin, Nipasol, Asam
Pikrat, Rivanol,Vanillin, fenol

+ FeCl3
Negatif Berwarna Berwarna Coklat : Kuning bening : (+) asam pikrat
Coklat : (+)Resorsinol (+)Hidrokuinon
Ungu kemerahan : (+) Nipagin
Kuning : (+) Nipasol
Ungu : (+) Resorsinol
Hijau : (+) Dermatol
Biru : (+) Vanilin
Hitam : (+) Asam galat

4. Identifikasi Golongan Bahan Dasar Salep

Sampel

+ CHCl3+ Ac. Anhidrat


+ H2SO4
Hijau : (+) Adeps lanaes
Kuning : (+) Vaaselin album
Agak Hijau : (+) Vaselin flavum
D. Hasil Pengamatan
Sampel no 160
No Prosedur Hasil Pengamatan Dugaan
1. Organoleptik
- Bentuk Cairan
- Warna Kuning pucat
- Bau Tidak berbau
- Rasa Lemah
2. Identifikasi Sampel
- 3.Cairan + FeCl3 Ungu kehitaman Fenol

- + I2 Endapan hitam Rivanol

Sampel no 281
No Prosedur Hasil Pengamatan Dugaan
1 Organoleptik
- Bentuk Salep
- Warna Kuning Pucat
- Bau Khas pedas tajam
- Rasa Pedas
2 Identifikasi sampel
- Salep + CHCl3 + Ac. Putih Kehijauan Vaselin
Anhidrat + H2SO4 Flavum

- Bau Khas Tajam Champora

E. Pembahasan
Pada Praktikum kali ini kami membahas tentang analisis kualitatif
senyawa alkohol, fenol, golongan pengisi, dan bahan dasar salep.
Percobaan yang pertama dengan no sampel 160 dilakukan uji organoleptik
yaitu didapati bentuknya cairan,warna kuning pucat,tidak berbau.
Kemudian kami menganalisis sampel tersebut, yang pertama memisahkan
alkohol dengan fenol, yaitu dengan menambahkan FeCl3 dan didapati
sampel berwarna ungu hitam yang menunjukkan hasil positif. Hal ini yang
membuat dugaan sementara pada sampel berupa fenol, Warna ungu
kehitaman menunjukkan hasil yang positif karena gugus OH pada fenol
bereaksi dengan reagen ferri klorida. Fenol merupakan salah satu jenis
benzene. Fenol akan bereaksi dengan reagen ferri klorida membentuk FeO
pada cincin benzene. Kompleks FeO pada cincin benzene inilah yang
menyebabkan terbentuknya kompleks warna ungu. Dengan reaksi berikut :

Kemudian saya lanjutkan dengan pengujian golongan untuk


sampel no 160 yang pertama dengan penambahan NaOH yang
menghasilkan warna kuning,lalu sampel no 160 + I² menghasilkan
endapan hitam hal tersebut menandakan sampel nomor 160 Adalah
rivanol.Dan rumus dari rivanol sebagai berikut:

Percobaan selanjutnya dengan no. 281 dilakukan pengujian


organoleptik yaitu didapati bentuknya salep, dengan warna kuning pucat,
bau khas pedas menusuk dan rasa pedas. Kemudian kami menganalisis
sampel tersebut dengan menambahkan CHCl3 + Ac. Anhidrat+H2SO4
dihasilkan sampel berwarna agak kehijauan yang berarti sampel tersebut
merupakan vaselin flavum. Kemudian untuk zat lain yang tercampur
didalamnya kami hanya mengidentifikasi dengan organoleptiknya yaitu
didapati sampel merupakan champora.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel no
160 berisi rivanol. Sedangkan sampel dengan no 281 berisi champora dan
vaselin flavum sebagai basis salep.Namun dalam dugaan saya terjadi
kesalahan untuk nomor 281 dengan jawaban saya vaselin album.

G. Daftar Pustaka
Brady, James F. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta :
Binarupa Aksara
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Fessenden, R. J. dan Joan, S. Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia
Organik. Jakarta : Erlangga
Sulaiman, T.N.S., 2007. Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet.
Yogyakarta : Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas
Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai