3A
Page 1
I. Dasar Teori
1.1 Fenol
Fenol umunya dinamai sebagai turunan anggota kelompok ini yang
paling sederhana, misal : 0-klorofenol . kadang-kadang, nama trivial
(nama umum) juga digunakan misal m-kresol. secara tiba-tiba, fenol
dinamai sebagai senyawa hidroksi benzene misal : asam para-
hidroksibenzoat. penomoran sering digunakan untuk menandai posisi-
posisi subtituen pada kerangka fenol misal 2,4-dinitrofenol.
Fenol mempunyai struktur yang hampir mirip dengan alkohol tetapi
gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Dan dengan Ar-
(sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan Ar-OH. Fenol
mempunyai gugus yang seperti alcohol akn tetapi gugus fungsinya
melekat langsung pada cincin aromatic. Tata namanya biasanya
dipergunakan nama lazim dengan akhiran –ol. Fenol mempunyai sifat-
sifat, yaitu :
a. Mempunyai sifat asam
b. Mudah dioksidasi
c. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3
d. Mempunyai sifat antiseptic, beracun, dan mengikis
e. Fenol bisa digunakan sebagai antiseptikum, aspirin, dan
fenolftalein
Page 2
1.2 Salep
salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik.
Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung
obat keras atau narkotika adalah 10 %. dasar salep yang digunakan
sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu dasar salep senyawa
hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air,
dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu
dasar salep tersebut.
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor yaitu khasiat
yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati,
stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu
menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas
yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil
dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air,
meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang
mangandung air.
1.3 Monografi
Vioform
pemerian serbuk ringan, putih, kekuningan atau kuning kecoklatan,
bau khas lemah tidak mempunyai rasa.
kelarutan praktis tidak larut dalam air dan etanol, larutan dalam dimetil
formamida dan dalam piridina p
Dermatol
pemerian serbuk, kuning, tidak berbau
kelarutan praktis tidak larut dalam air, dalam etanol mutlak p dan
dalam eter p mudah larut dalam asam mineral panas yang disertai
penguraian dan dalam larutan alkali hidroksida membentuk larutan
kuning jernih yang berubah cepat jadi merah gelap.
Vanilin
Page 3
pemerian hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning,
rasa dan bau khas kelarutan sukar larut dalam air, larut dalam air
panas, mudah larut dalam etanol dalam eter dan dalam alkali
hidroksida larut dalam gliserol p
Resorsin
Pemerian hablur berbentuk jarum dan serbuk hablur , putih , atau
hamper putih , bau khas rasa manis di ikuti rasa pahit .
kelarutan larut dalam 1 bagiaan air dan dalam 1 bagian efanol ( 95% )
p larut dalam efer dalam gliserol dan dalam minyak lemak.
Rivanol
Pemerian serbuk hablur, kuning, tidak berbau rasa pahit dan sepat,
larutan dalam air bereaksi netral, jika diencerkan berflorosensi hijau
kelarutan larut dalam 50 bagian air, dalam 9 bagian air panas dan
dalam 100ml etanol (95%)p mendidih
Nipagin
Pemerian sebuk hablur putih, hampir tidak mempunyai rasa, kemudian
agak terbakar diikuti rasa tebal.
larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%)p dan dalam 3 bagian aseton p. mudah larut dalam
eter p dan dalam alkali hidroksida. larut dalam 60 bagian gliserol p
dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas.
Asam pikrat
Pemerian serbuk hablur, kuning terang tidak berbau, mudah meledak,
kelarutan larut dalam 90 bagian air dan dalam 10 bagian etanol (95%)p
Thymol
Pemerian serbuk hablur, putih atau agak kuning
Kelarutan praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%)p dan
dalam larutan alkali hiddroksida
Nipasol
Pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
Page 4
Kelarutan sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%)p dalam 3 bagian aseton p, dalam 140 bagian gliserol p dan
dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida
2.2 Bahan
a. NH4OH i. NaOH
b. Asam oksalat j. Aquades
c. AgNO3 k. FeCl3
d. Amonia l. Diazo A dan Diazo B
e. Fehling A dan B m. H2SO4 pekat
f. FeSO4 0,25% n. Formalin
g. H2O2 5% o. KNO2 6N
h. Aqua brom p. CHCl3
Page 5
III. Prosedur
Uji Golongan
(+) Hitam/ (+) hijau (-) (+) ungu (-) Rivanol (+) ungu (+) bitu (+) kuning
As. galat botol Hidrokuinon Resorsin Thymol merah hujau As. pikrat
Demartol Vanilin Nipagin Vioform Nipasol
Hasil
No Prosedur Dugaan Kesimpulan
Pengamatan
1 Uji Pendahuluan
a. Warna
Sampel 57 Cairan, bening
Sampel 75 Salep, putih
b. Bau
Sampel 57 Bau menyengat
Sampel 75 Bau khas
c. Kelarutan
Sampel 57 Larut dalam air
Page 6
Sampel75 Larut dalam
kloroform
2. Uji Golongan
a. sampel + FeCl3 Larutan kuning Sampel 57 :
(+) nipasol
V. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini sampel yang bernomor 57 diberi perlakuan
pertama dengan menambahkan FeCl3 kemudian terbentuk larutan
berwarna kuning hal ini disebabkan oleh hasil oksidasi dari ferri klorida
yang menimbulkan warna kuning pada sampel hal ini menyebabkan
dugaan sampel ini adalah asam pikrat atau nipasol kemudian sampel itu
diuji kembali dengan menambahkan NaOH. penambahan NaOH disini
Page 7
untuk penggaraman pada sampel dan tidak terjadi perubahan pada sampel
hal ini diketahuai bahwa sampel 57 adalah nipasol kemudian untuk
memastikan sampel ini kita melakukan uji pada sampel nipasol dengan
menambahkan FeCl3 dan terbentuk larutan berwarna kuning kemudian
ditambahkan K2Cr2O7 terbentuk warna kuning jingga setelah itu dilakukan
uji pemastian yang kedua dengan menambahkan sampel dengan NaOH
dan NH4OH dan dipanaskan dalam water bats setelah dipanaskan
beberapa menit kemudian tambahkan dengan CuSO4. CuSO4 disini
berperan sebagai oksidator kuat sehingga dapat terbentuk endapan biru
muda berbentuk jarum setelah itu dilakukan kembali pengujian pada
sampel dengan menambahkan HNO3 sebagai penambahan suasana asam
kemudian dipanaskan dalam water bats selama beberapa menit pada
pengujian ini tidak terbentuk larutan berwarna kuning dan hanya terdapat
larutan bening kemudian dilakukan kembali pengujian dengan
menambahkan sampel dengan aqua brom dan dihasilkan larutan bening
hal ini menandakan negative yang seharusnya pada sampel terbentuk
endapan putih pada sampel ini tidak terdapat endapan warna putih dan
fungsi dari penambahan aqua brom ini dilakuakn untuk mengetahui
apakah sampel ini bervalensi tunggal atau banyak dan diketahui bahwa
sampel ini bervalensi tunggal dengan adanya endapan putih pada sampel
dan setelah dilakukan semua pengujian dapat diduga sampel nomo 57
adalah nipasol.
Kemudian pada sampel 75 didapatkan hasil positif dengan mencari
tahu pada literature apakah sampel ini larut dalam pelarut organic atau
tidak dan sampel ini larut dalam pelarut organic yaitu kloroform setelah
itu sampel yang tadi dilarutkan dalam kloroform itu ditambahkan dengan
H2SO4 pekat kemudian timbul dua lapisan berwarna orange yang
menandakan bahwa sampel itu adalah vaselin album
Page 8
VI. Kesimpulan
jadi, setelah dilakukan beberapa pengujian dapat disimpulkan bahwa
sampel yang bernomor 57 adalah nipasol dan sampel yang bernomor 75
adalah vaselin album
Page 9