Anda di halaman 1dari 22

Analisis Senyawa Golongan Fenol

Apt, Syarifah Nadia,S.Farm.,M.Si


P R O G R A M S T U D I S A R J A N A FA R M A S I
FA K U LTA S FA R M A S I
U N I V E R S I TA S T J U T N YA K D H I E N
Tujuan:
1. Agar mahasiswa mampu melakukan reaksi-
reaksi untuk mengidentifikasi senyawa
golongan fenol.
2. Agar mahasiswa mampu membedakan
antara senyawa fenol yang satu dengan
lainnya berdasarkan hasil reaksi yang terjadi.
Definisi Fenol dan Pembagian Fenol
Senyawa golongan fenol
adalah senyawa yang mempunyai gugus –OH yang terikat pada
cincin aromatis.

Pemerian : Berhablur dengan air kristal atau Kristal tidak berwarna, lama-lama
menjadi merah sampai coklat, bau spesifik.

Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, mudah larut dalam pelarut organik. Seperti
etanol, eter dan pelarut organik

Sintesis Fenol:
a. Derivat halogen dari benzen dengan larutan basa pada suhu tinggi, tekanan
tinggi
b. Peleburan garam-garam dari sulfonat dengan basa c. Penguraian dari garam-
garam diazonium
Senyawa fenol dibedakan atas:
1. fenol monovalen: yang mempunyai 1gugus –OH . mudah
larut dalam pelarut organik
2. fenol polivalen: yang mempunyai lebih dari 1gugus –OH.
mudah larut dalam air

Beberapa contoh senyawa golongan fenol, antara lain:


- Fenol monovalen,
misalnya: Fenol, kresol,timol, α naftol, β naftol, guaiakol, tiokol,
nipagin ,nipasol, salol, vanilin, vioform , dll .
- Fenol polivalen,
misalnya: hidrokinon, resorsinol (2 gugus –OH), dermatol,
floroglusin, pirokatekol, pirogalol (3 gugus –OH).
Sifat-sifat umum
1. Bersifat asam lemah, atom H diganti tak hanya dengan logam
seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat
asam dari fenol-fenol lemah dan fenol ini diuraikan dengan
asam karbonat
2. Mudah dioksidasi juga oleh O2 udara dn memberi zat-zat
warna, mereduksi larutan fehling
3. Memberi reaksi berwarna dengan FeCl3
4. Fenol mudah larut dalam etanol, eter dan pelarut organik
5. Memiliki sifat antiseptik, beracun dan mengikis
Sifat fisika kimia
a. Zat padat, berhablur dengan air kristal
b. Titik cair 42,3 0 C dan titik didih 182⁰ C
c. Jika dibiarkan pada udara dan cahaya fenol menjadi merah atau
coklat, jika dicampur dengan air terjadi 2 lapisan. Lapisan bawah
larutan air dalam fenol dan lapisan atas adalah larutan fenol
dalam air. Kelarutan tersebut akan bertambah jika terdapat
kenaikan suhu pada 68⁰ C
Percobaan yang perlu dilakukan pada analisis
senyawa golongan fenol, antara lain:
I. Test pendahuluan, antara lain:
1. Test organoleptis: bentuk , bau ,warna , rasa .
2. Kelarutan: ditest kelarutannya dalam air atau dalam pelarut
organik (etanol atau aseton dll)
3. Test nyala Beilstein: positif untuk vioform Test nyala nichrom:
positif untuk tiokol.
4. Floresensi: dilihat floresensi zat (dalam bentuk padat ,larutan
air atau dalam larutan NaOH) dibawah sinar UV.
5. Sublimasi: dilakukan terhadap zat padat. jika sampel berupa
larutan , lebih dahulu harus diuapkan sampai kering.
6. Pirolisa: yang meninggalkan sisa pijar: tiokol (sisa putih),
dermatol (sisa kuning jingga)
II. Reaksi umum terhadap gugus fenol
1. Reaksi Azo (sama dengan pada alkohol, tetapi warna merah dapat
terbentuk dalam keadaan dingin, jika dikocok dengan amil alkohol,
umumnya warna merah dapat tertarik kedalam amil alkohol), (untuk
golongan fenol).
2. Reaksi dengan FeCl3 Pada plat tetes, sedikit sampel atau larutan sampel
netral dalam air atau etanol ditambahkan 1 tetes larutan FeCl3, akan
terbentuk warna tergantung pada sampel yang diperiksa. (amati
perubahan warna yang terjadi).
3. Reaksi dengan aqua brom
Dalam tabung reaksi (atau plat tetes) letakkan sedikit larutan sampel
(dalam air atau etanol), ditambahkan aqua brom setetes demi setetes,
(amati hasil reaksi pada penambahan sedikit aqua brom, dan pada
penambahan aqua brom berlebihan).
II. Reaksi umum terhadap gugus fenol
4. Reaksi Lieberman (reaksi dengan NaNO2 dan H2SO4 pekat).
Pereaksi : larutan NaNO2 1% dalam H2SO4 pekat
Cara : masukkan sedikit sampel atau larutan sampel kedalam tabung reaksi,,
tambahkan 1 – 2 tetes pereaksi, biarkan beberapa menit, lalu encerkan
dengan beberapa tetes air, akan terbentuk warna merah, basakan dengan
NaOH atau NH4OH, warna berubah menjadi biru.
5. Reaksi Marquis: Pereaksi: campuran 1 bagian formaldehid dengan 9 bagian
H2SO4pekat.
Zat + formalin + H2SO4 (melalui dinding tabung) cincin warna
-cincin warna merah ungu kecoklatan : alfa naftol
-cincin warna hijau : betha naftol
-cincin warna merah violet atas seperti susu : resorchin
II. Reaksi umum terhadap gugus fenol
6. Reaksi dengan pereaksi Fehling (untuk fenol polivalen).
Dalam tabung reaksi masukkan 2 – 3 tetes larutan sampel dalam air,
tambahkan 2 tetes fehling A dan 2 tetes fehling B, bila perlu panaskan
dipenangas air, akan terbentuk endapan kuning sampai merah bata.

7. Reaksi dengan Perak amoniakal (untukfenol polivalen)


Pereaksi: 0,5 ml AgNO3 0.1N ditambahkan amoniak encer setetes demi
setetes sampai endapan yang terbentuk larut kembali.
Cara: beberapa tetes sampel dalam tabung ditambahkan beberapa tetes
pereaksi, bila perlu panaskan pada penangas air,terbentuk cermin perak
pada dinding tabung.

8. Reaksi dengan floroglusin dan NH4OH atau NaOH (untuk fenol


polivalen),
pereaksi floroglusin dan NaOH 0,5 N atau NH4OH pekat. Cara: 1 tetes
larutan sampel + sedikit kristal floroglusin + beberapa tetes air + 1 tetes
NaOH, aduk akan terbentuk warna. atau NH4OH pekat, aduk akan
terbentuk warna.
Identifikasi fenol secara umum:

1. Reaksi azo akan menghasilkan warna merah.


2. Larutan zat dalam air ditambahkan larutan FeCl3 akan menghasilkan
endapan ungu tua, jika ditambah etanol berubah menjadi kuning.
3. Larutan zat dalam air ditambahkan aqua brom akan menghasilkan endapan
putih yang mula-mula larut, tetapi mengendap kembali jika pereaksi berlebih.
4. Dengan p DAB – H2SO4 (0,5 g p DAB dilarutkan dalam 60 ml etanol dan 40
ml H2SO4), bila perlu panaskan akan terbentuk warna jingga, jika
diencerkan dengan air akan berubah menjadi ungu.
5. Dipanaskan dengan hexamin dan asam oksalat akan berflorosensi kuning
jika dilihat dibawah sinar UV .
6. Dengan pereaksi Lieberman akan menghasilkan warna hijau (dengan
perubahan warna dari biru menjadi merah lama kelamaan menjadi hijau).
7. Dengan K2Cr2O7 (larutan zat dalam 0,5ml HCL 2N ditambahkan sedikit
kristal K2Cr2O7) akan terbentuk warna kuning yang kama kelamaan menjai
coklat.
8. Reaksi Marquis menghasilkan warna merah ungu.
Monografi Senyawa Fenol
1. α naftol

Pemerian : Hablur, tidak berwarna/ putih/serbuk hablur putih,


bau khas
Kelarutan : Larut dalam sebagian etanol 95%, tidak
berwarna/hampir tidak berwarna, tanpa warna merah karsen
pucat
Identifikasi α-naftol
- Dengan alkohol + FeCl3 menghasilkan warna hijau lalu terbentuk endapan ungu
- Fluoresensi padat : biru muda
- Fluoresensi dalam NaOH tidak berwarna
- Dalam NaOH + aqua iodi : keruh violet
- Zat + KCN 10% + CuSO4 1% : violet
- Aqua brom berlebih : endapan putih >>>>> ungu
- Reaksi Molish : cincin ungu
- Reagen milon : merah terang
- Reaksi marquish : coklat sedikit kehijauan
- Zat + NaHCO3 + KCN 10% + CuSO4 1% : violet
- Zat + KOH 50% berlebih + CHCl3 berlebih : biru
2. β naftol
Pemerian : Lempeng hablur/serbuk putih/hampir putih,bau lemah mirip
fenol

Kelarutan : Pada suhu 150 dalam 1000 bagian air dan dalam 2 bagian
etanol 90%, larut dalam larutan alkali hidroksida

Identifikasi:
- Zat + alkohol + FeCl3 : hijau
- NaOH >>>> fluoresensi ungu
- Zat + KOH 50% + kloroform >>>> biru (dipanaskan)
- Zat + marquish : larutan kuning hijau
- King : merah jingga dipanaskan
3. Resorsinol
1. Uji pendahuluan:
Pemerian : Hablur berbentuk jarum, bau khas, rasa manis diikuti pahit,
tidak berwarna atau putih atau abu-abu kemerahan, jika kena cahaya
menjadi merah dan akhirnya menjadi coklat sampai hitam. mudah larut
dalam air dan etanol, larut dalam eter.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol, sedikit larut dalam CHCl3,
larut dalam eter dan gliserol
- pH : >7
- Fluoresensi : (-)
2. Uji Penggolongan:
Zat + FeCl3, terbentuk warna ungu + alkohol, warna tetap ungu
3. Uji Spesifik Titik Leleh (t.L) : 109 – 1110 ⁰C
Kelengkapan data:
• Zat + H2SO4 (p) + larutan asam tartarat, warna merah tua
• Zat + asam oksalat + gliserin + H2SO4 (p), warna violet merah
• Zat + asam tartarat + H2SO4 (p), warna merah karmin
Identifikasi:
1. Larutan zat ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk warna ungu kebiruan, jika
dibasakan dengan NH4OH encer warna akan berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Dengan penambahan aqua brom akan terbentuk warna kuning citrun, yang lama-
lama terbentuk endapan putih.
3. Larutan zat dalam NaOH dipanaskan dengan 1 tetes CHCl3 akan terbentuk warna
merah tua, jika diasamkan dengan HCl akan menjadi kuning pucat.
4. Reaksi Lieberman menghasilkan warna ungu.
5. Larutan zat ditambahkan pirokatekol dan 2 ml NaOH encer sampai alkali akan
terbentuk warna hijau biru yang berubah menjadi ungu merah pada permukaan
larutan. Jika dibiarkan lama, warnanya turun kebawah dan larutan berwarna ungu
merah.
6. Reduksi Fehling positif setelah dipanaskan
7. Reaksi Carletty positif: sedikit zat ditambahkan kristal asam oksalat dan gliserin
bebas air lalu teteskan H2SO4 pekat akan terbentuk warna merah ungu.
8. Reaksi Marquis: lapisan bawah akan berwarna ungu muda, lapisan atas seperti susu.
9. Sedikit zat ditambahkan asam ftalat anhidrat dalam H2SO4 p, panaskan pada api
kecil akan terbentuk warna kuning merah atau coklat, dinginkan lalu tambahkan NaOH 4
N akan terbentuk warna kuning jingga berflorosensi hijau.
10. Sedikit zat dimasukkan kedalam tabung reaksi, tambahkan larutan 50 mg asam
oksalat dalam 2 ml air dan tambahkan perlahan beberapa tetes asam sulfat pekat
sampai terbentuk lapisan, pada pemanasan perlahan-lahan terbentuk cincin biru pada
batas kedua larutan.
4. Nipagin (Metil p hidroksi benzoat)

Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa agak membakar

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 3,5 bagian etanol, 3 bagian aseton, larut
dalam 20 bagian air mendidih, larut dalam eter dan alkali hidroksida

5. Nipasol (Propil p-hidroksi benzoat)

Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa

Kelarutan : Kelarutan sama seperti Nipagin


Identifikasi
nipagin dan nipasol :
1. 100 mg zat ditambahkan 2 ml etanol 95 %, didihkan kemudian tambahkan larutan
Hg(NO3)2 akan terbentuk cairan berwarna merah.
2. Didihkan zat dengan air lau tambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk warna ungu merah
(untuk nipagin). larutan nipasol dalam etanol ditambahkan FeCl3 akan terbentuk warna
ungu yang lama kelamaan menjadi rosa muda (nipasol).
3. Panaskan dengan NaOH, dinginkan, asamkan, lalu tambahkan NH4OH, uapkan sampai
kering. Larutkan sisa dengan air dan tambahkan larutan CuSO4, maka untuk nipagin akan
terbantuk kristal jarum warna biru sedangkan pada nipasol akan terbentuk kristal jarum
biru muda.
4. Larutkan zat dalam air dengan pemanasan, tambahkan 2-3 tetes aqua brom: - nipagin
akan terbentuk endapan putih - nipasol tidak terjadi perubahan
5. Reaksi kristal :
- Sublimasi
Cara identifikasi :
Zat dipanaskan diatas cawan porselen yang ditutup obyek glass yang diberi kapas basah
- Aseton air
Cara identifikasi : Zat dilarutkan kedalam etanol Teteskan ke obyek glass + aquadest
beberapa tetes kristal dilihat dibawah mikroskop
6. HIDROQUINON (p-dioxy benzolum)

Kristal jarum halus, warna putih,kena cahaya dan udara menjadi Larut dalam 17
bagian air, 4 bagian etanol, 51 bagian kloroform.

Identifikasi:
1. Dengan penambahan FeCl3 akan terbentuk warna hijau yang berubah menjadi
biru hijau.
2. Dengan penambahan aqua brom akan terbentuk warna kuning muda yang
berubah menjadi jingga.
3. Dengan penambahan perak amoniakal akan terbentuk warna kuning abu-abu
lalu berubah menjadi coklat lama kelamaan menjadi hitam.
4. Reduksi terhadap Fehling akan terbentuk endapan merah bata.
5. Reaksi Lieberman menghasilkan warna merah hijau yang berubah menjadi
merah darah.
6. Zat ditambahkan larutan floroglusin dan NaOH akan menghasilkan warna
kuning merah sampai jingga merah.
7. Zat ditambahkan larutan floroglusin dan NH4OH akan terbentuk warna kuning.
7. DERMATOL (Bismuth sub gallat )

Antiseptik

Serbuk kuning, tidak berbau. Tidak larut dalam air, etanol, dan eter, mudah larut dalam
asam mineral panas disertai peruraian, larut dalam alkali hidroksida membentuk larutan
kuning yang segera berubah menjadi merah gelap

Identifikasi:

1. Sisa pijar memberikan reaksi terhadap bismuth positif.


- sisa pirolisa berwarna jingga diwaktu panas, kuning setelah dingin.
- larutkan sisa pirolisa dalam asam nitrat encer, pada sebagian larutan tambahkan
beberapa tetes larutan KI, terbentuk larutan hitam yang larut jika pereaksi berlebih
menghasilkan larutan jingga.
2. Dengan penambahan FeCl3 akan terbentuk warna hitam kebiruan/hijau kotor.
3. Dengan penambahan NaOH (atau basa lain) menghasilkan warna merah
8. GUAIPHENESIN (Glyceril Guaiacol)
Ekspektoran

Pemerian : Kristal putih atau keabu-abuan.

Kelarutan : Larut dalam 33 bagian air, 11 bagian etanol, 11 bagian CHCl3 dan
100 bagian eter.

Identifikasi:
1. Dengan penambahan FeCl3 menghasilkan warna hijau biru yang berubah
menjadi hijau lama kelamaan menjadi coklat kehijauan.
2. Reaksi marquis menghasilkan warna ungu (dari merah kersen menjadi ungu).
3. Reaksi Mandelin menghasilkan warna hijau abu-abu.
4. Raksi Lieberman menghasilkan warna hitam.
5. Test terhadap gliserin positif yaitu Cuprifil, Carletty dan Mulliken positif
9. VIOFORM

Pemeran : Serbuk putih kekuningan atau kuning kecoklatan, jika kena cahaya
warna makin gelap.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, larut dalam 43 bagian etanol panas,
120 Bagian CHCl3 , sangat sukar larut dalam eter.
Identifikasi:
1. Test Beilstein positif.
2. Panaskan dengan spritus KOH lalu diasamkan dengan HNO3, larutan
memberikan reaksi positif terhadap ion I - dan Cl- .
3. Didihkan dengan HCl encer, lama–lama akan larut dan mengeluarkan bau
iodium.
4. Panaskan dengan H2SO4 pekat akan menghasilkan uap iodium (coklat).
5. Larutan zat dalam etanol ditambahkan larutan FeCl3 akan menghasilkan
warna biru hijau.
6. Reaksi kristal: Sublimasi

Anda mungkin juga menyukai