Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI I
REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN
GOLONGAN FENOL

NAMA : MESIE KHARISMA PERTIWI


NPM : 18197042

KELOMPOK : 3D

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG
2019
I. TUJUAN PRAKTIKUM
 Untuk mengetahui cara identifikasi senyawa golongan fenol
 Untuk mengetahui sifat-sifat senyawa golongan fenol

II. PRINSIP DASAR


Fenol adalah sekelompok senyawa organik yang gugus hidroksilnya (-OH)
langsung melekat pada karbon cincin benzena. Aktivator kuat dalam reaksi
subtitusi aromatik elektrofilik terletak pada gugus –OH nya karena ikatan
karbon sp2 lebih kuat dari pada ikatan oleh karbon sp3 maka ikatan C-O pada
fenol tidak mudah diputuskan. Fenol sendiri tahan terhadap oksidasi karena
pembentukkan suatu gugus karbonil mengakibatkan dikorbankannya penstabilan
aromatik. Fenol umumnya diberi nama menurut senyawa induknya (Schmidt,
1998).
Kimiawi fenol telah diketahui lama sebelum pengetahuan kimia organik,
sehingga banyak fenol memiliki nama-nama umum. Metilfenol misalnya,
dikenal sebagai kresol (berasal dari kreasot, tar dari batu bara atau kayu yang
mengandung zat ini). Berlawanan dengan alkohol, fenol-fenol memiliki sifat
lebih asam dibandingkan alkohol dan air, karena ion fenoksida dimantapkan
oleh resonansi. Muatan negatif pada hidroksida atau alkoksida tetap tinggal pada
atom hidrogen sedangkan pada ion fenoksida muatan ini dapat didelokasikan
pada posisi-posisi orto dan pada cincin benzena melalui resonansi (Suminar,
1992).
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga
merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan
dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki kelarutn terbatas dalam air, yakni 8,3
gram/100ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat
melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut
menjadikan anik fenoksida C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air (Wage,
1995).
Fenol merupakan salah satu komponen kimia tumbuhan yang memiliki
manfaat sangat besar bagi tumbuhan maupun manusia. Senyawa fenol memiliki
ciri cincin aromatik dan adanya satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa fenol
lebih cenderung larut dalam air, karena senyawa ini biasanya berikatan dengan
gula. Senyawa fenol mencakup beberapa golongan senyawa bahan alam. Mulai
dari flavonoid, phenil propanoid, kuinin phenolik, lignin, melanin, dan tanin
merupakan golongan senyawa fenol (Flach, 1996).
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal
ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, dimana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat
bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-
satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang medelokalisasi beban
negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya (Suminar, 2003).
Fenol didapat melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat
dengan proses Raschig. Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi
batu bara (Suminar, 1999).
Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan fenol :
 Ditambah larutan FeCl3 terbentuk kompleks berwarna
 Pengkopelan dengan reagensia diazotasi
 Ditambah marquis terbentuk kompleks berwarna

III. ALAT DAN BAHAN


 Pelat tetes
 Tabung reaksi
 Penjept kayu
 Pembakar bunsen
 Kaca objektif
 Sampel Fenol, Nipagin, Hidrokinon, Resorsinol

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


Fenol (C6H5OH) BM 94,11 rentang titik leleh 40-41ᴼC
Kristal tidak berwarna atau agak rosa pada penyimpanan.

Prosedur
1. Tambahkan larutan FeCl3 ke dalam larutan sampel di atas plat tetes. Amati
perubahan warna yang terjadi.
2. Lakukan uji Lieberman. Amati perubahan warna yang terjadi.
3. Lakukan uji kalium dikromat metode 1. Amati perubahan warna yang
terjadi.

3
Nipagin (C8H8O3) BM 152,2 Jarak Lebur 125-128ᴼC
Bubuk kristal putih, rasa agak pahit.

Prosedur
1. Dalam tabung reaksi, buat larutan zat dengan pemanasan, lalu dinginkan.
Tambahkan larutan FeCl3. Amati perubahan warna yang terjadi.
2. Dalam tabung reaksi, panaskan jumlah yang sama banyak larutan zat dalam
alokohol dan pereaksi millon, biarkan 10 menit. Amati perubahan yang
terjadi.
3. Di atas plat tetes di lemari asam, tambahkan HNO3 pekat ke dalam sampel.
Amati perubahan warna yang terjadi.

Hidrokinon (C6H6O2) BM 110,1 Jarak Lebur 172-174ᴼC


Serbuk halus, kristal putih, menjadi gelap jika terkena cahaya.

Prosedur
1. Menggunakan plat tetes, tambahkan larutan FeCL3 ke dalam sampel. Amati
perubahan yang terjadi.
2. Menggunakan plat tetes, tambahkan larutan timbale asetat dan NH4OH ke
dalam sampel. Amati perubahan yang terjadi.
3. Menggunakan plat tetes, tambahkan larutan NaOH ke dalam sampel. Amati
perubahan yang terjadi.

4
Resorsinol (C6H6O2) BM 110,1 Jarak Lebur 109-112ᴼC
Serbuk kristal putih, menjadi merah jika terkena cahaya.

Prosedur
1. Tambahkan larutan FeCl3 ke dalam larutan sampel di atas plat tetes. Amati
perubahan warna yang terjadi.
2. Lakukan uji Lieberman. Amati perubahan warna yang terjadi.

V. DATA PENGAMATAN
Fenol
No. Reagensia Pengamatan Gambar
1. FeCl3 Larutan seperti terdapat
minyak, berwarna ungu
kehitaman.

2. Lieberman Larutan seperti terdapat


minyak, berwarna pink ke
oranyean.

3. K2Cr2O7 Larutan seperti terdapat


minya, berwarna oranye

5
Nipagin
No. Reagensia Pengamatan Gambar
1. FeCl3 Larutan berwarna pink
oranye, terdapa endapan
coklat

2. Millon Larutan oranye, tidak ada


endapan

3. HNO3 Larutan berwarna kuning


muda, terdapat endapan
putih

Hidrokinon
No. Reagensia Pengamatan Gambar
1. FeCl3 Larutan kental berwarna
oranye

2. Pb(CH3COO)2 Larutan kental berwarna


+ NH4OH kuning

3. NaOH Larutan kental berwarna


creme

6
Resorcinol
No. Reagensia Pengamatan Gambar
1. FeCl3 Larutan ungu
kehitaman, tidak ada
endapan

2. Lieberman Larutan pink muda,


tidak ada endapan

VI. REAKSI DAN PEMBAHASAN


Fenol
1. Fenol + FeCl3

Pertama-tama sampel yang berada di tabung reaksi diteteskan dengan FeCl3,


kemudian diamati perubahannya. Perubahan yang terjadi adalah terbentuk
larutan berwarna ungu kehitaman, yaitu senyawa kompleks yang terbentuk
ialah [Fe(OC6H5)6]-3. Ion Fe dalam senyawa kompleks tersebut merupaka
atom pusat yang merupakan atom yang menyusun struktur dasar sehingga
terbentuk senyawa kompleks.

2. Fenol + Lieberman

7
3. Fenol + K2Cr2O7

Reaksi selanjutnya adalah dengan mereaksikan fenol dengan kalium


dikromat. Sampel diletakkan di dalam tabung reaksi kemudian ditetesi
dengan kalium dikromat, perubahan kemudian diamati. Perubahan yang
terjadi adalah terbentuknya larutan berwarna oranye. Hasil tersebut
menunjukkan adanya aminofenol yang memiliki dua atau lebih gugus
hidroksil pada posisi bersebelahan pada cincin.

Nipagin

1. Nipagin + FeCl3

Pertama-tama nipagin dilarutkan dengan aquadest, namun nipagin sedikit


larut. Kemudian dipanaskan, sehingga nipagin larut sempurna. Kemudian
larutan ditambahkan FeCl3, dan diamati. Perubahan yang terjadi adalah
larutan berwarna pink ke oranyean, dengan endapan coklat. Perubahan
warna ini menunjukkan terbentuknya kompleks CH3(C6H4(OH)COOFeCl2.

2. Nipagin + HNO3

Percobaan selanjutnya, nipagin ditambhakan HNO3. Menghasilkan larutan


kuning bening, dengan endapan putih.

8
Hidrokinon

1. Hidrokinon + FeCl3

2. Hidrokinon + NaOH

Resorsinol

1. Resorsinol + FeCl3

Resorsinol termasuk dalam fenol polivalen yang saat direaksikan dengan


pereaksi feCl3 akan menghasilkan larutan ungu kehitaman. Hal ini terjadi
karena gugus hidroksi yang dimiliki oleh resorsinol terpecah dan bereaksi
dengan Fe3+ .

9
VII. DAFTAR PUSTAKA
Shevla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT
Kalman Media Pustaka. Jakarta
Attaway, Stephen. 2004. Rope System Analysis. Oberon State Emergency
Service. New South Wales.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI

10
11

Anda mungkin juga menyukai