Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

IDENTIFIKASI KUALITATIF SENYAWA GOLONGAN


KARBOHIDRAT

TINGKAT 2A

DISUSUN OLEH :

NurAyutia Dupaginta
Nurhayati
Nurul Izzah Samara
Patimah Asriani
Rica Sanzani Puteri
Rina Andriyani

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN FARMASI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan “Analisa Kualitatif Golongan Karbohidrat”.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena adanya
bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :

Adin Hakim Kurniawan,S.Si,Apt, Selaku dosen pembimbing praktikum Kimia Farmasi.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca.

Jakarta, april 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam studi di bidang farmasi pada lazimnya praktikum identifikasi obat diarahkan pada
pengenalan senyawa obat; meliputi semua pengetahuan tentang analisis. Dalam makalah ini
kami akan membahas analisa secara kualitatif terhadap golongan karbohidrat.
Sistematika dalam analisis obat yang pertama-tama diperiksa adalah sifat fisika secara
kualitatif yaitu:
(1) Organoleptis (bentuk, bau, rasa, warna)
(2) Kelarutan (air, asam, basa, pelarut organic)
(3) Fluoresensi
(4) Pyrolisa
Kemudian percobaan dilanjutkan dengan pendahuluan kimia kualitatif meliputi:
(5) Reaksi Warna
(6) Reaksi Kristal
Identifikasi secara kualitatif dimaksudkan supaya mahasiswa mampu mengidentifikasi
senyawa obat dari suatu golongan obat berdasarkan gugus fungsi dan terapeutiknya.

1.2 TUJUAN

Mahasiswa dapat mengetahui senyawa karbohidrat dan pengidentifikasiannya secara


kualitatif ( Glukosa, Laktosa, CMC)
BAB II

DASAR TEORI

2.1 TEORI SINGKAT

Karbohidrat adalah polihidroksi atau polihidroksi keton yang mengandung karbon,


hydrogen, dan oksigen.

Pembagian Karbohidrat

1. Mono Sakarida (Monosa)


Aldosa : Aldopentosa : arabinosa, xylosa, rhamnosa
Aldoheksosa : glukosa, galaktosa, mannosa
Ketosa : gugus aldo diganti ketoheksosa : fruktosa
Reaksi-reaksi Monosakarida :
a. Dengan HCN : sianohidrol
b. Zat + C6H5N-NH2 terbentuk hidrazon atau dikenal dengan reaksi Osazon
(pengamatan reaksi kristal)
c. Reaksi-reaksi Oksidasi :
a. Pereaksi Fehling
b. Pereaksi Tollens (Ag Amoniakal)
c. Air Brom (ketosa : negative; Aldosa : menjadi aldonat)
d. HONO2 pekat : Aldosa : asam aldarat
Keton : molekul pecah
e. Dengan asam pekat (HCl pekat)
f. – Zat + Basa
 Pekat : tidak punya reduksi stabil terhadap basa
 Sifat reduksi : pendamaran (kuning coklat)
- Basa encer (terdapat perubahan pada struktur)

2. Disakarida (Biosa)
Karbohidrat jika dihidrolisis terdiri dari satu molekul; 2 molekul monosakarida
a. Memiliki sifat reduksi : laktosa, sukrosa
b. Tidak memiliki sifat reduksi : sakarosa / sukrosa
3. Polisakarida
a. Amylum
Komponen :
 Amilosa (lurus / ikatan 1-4α glikosidik)
 Amilopektin (bercabang / cabang ikatan C1-C6)

Larut dalam air : Glikogen, Dextrin, Gom Arab, Tragakan

Tidak larut dalam air : Amylum, CMC

b. Glikogen (lebih banyak cabang ikatan C1-C6)


c. Selulosa
d. Kitin
Terdapat pada hewan invertebrata (misal : kepiting, kerang, udang, dsb)
dan pada jamur.
e. Glikosamin glikan
Suatu kompleks karbohidrat yang mengandung gula amino dan asam uronat,
gabungan dengan protein disebut : protein glikan.
Dikenal 7 buah glikosamin glikan, salah satu diantaranya adalah : asam hialuronat,
chondroitin 4 sulfat, heparin.

2.2 IDENTIFIKASI UMUM

1. Inverse, kemudian reaksi reduksi

- Fehling : Zat + Fehling A : Fehling B (1:1) + NaOH lalu dipanaskan

- Barfoed : Zat + CuSO4 dengan katalis asam asetat dipanaskan (dibandingkan dengan
blanko)

Inverse untuk gula tertutup : larutan gula 1% + HCl 4N aa 1 jam di water bath 1 cc
larutan NaOH 2N.
2. Molisch

2 cc larutan gula dalam air + 5 tetes naftol 3% dalam spirtus + 2 cc H2SO4 p;


hati-hati terbentuk cincin ungu.

3.Reaksi Osazon

Larutan gula ditambahkan fenilhidrazin dalam NaOH Kristal berlebih kemudian


dipanaskan di beaker glass. Pengerjaan dilakukan bersamaan dengan blanko, catat waktu
terjadinya perubahan reaksi (endapan hasil reaksi dilihat di mikroskop).

2.3 IDENTIFIKASI KHUSUS

1. Glukosa (Monosa)
 Molisch (+)
 Barfoed (+)
 Fehling (+)
 Luff (+)
 Rx. Osazon (+) setelah 2 menit terbentuk Kristal, buktikan dengan blanko
2. Fruktosa
 Molisch (+)
 Barfoed (+)
 Rx. Osazon (+) setelah 1 menit
3. Laktosa
 Molisch (-)
 Fehling (-)
 Rx. Osazon (-) setelah 30 menit
 Barfoed (-) biarpun terjadi lama, catat lamanya terjadi endapan
4. Sakarosa (biosa, tidak mereduksi)
 Molisch (-)
 Fehling (-)
 Rx. Osazon (-)
 Barfoed (-)
5. Gom Arab
 Molisch (+)
 Zat + KI + I2 → tidak biru
 Zat + KI + I2 larutan + PbAc2 + spirtus → endapan
 Dimasak dengan NaOH → kuning
6. Tragakan
 Zat + KI + I2 → biru
 Dimasak dengan KOH → kuning kenari
 Dikocok dengan air → berbusa
 Larutan + PbAc2 → endapan (tanpa spirtus)
7. Amylum
 Molisch (+)
 Larutan + PbAc2 + spirtus for aa → endapan
 Larutan kanji + aq iod → biru

2.4 MONOGRAFI
2.4.1 DEXTROSUM / GLUKOSA
Dextrose adalah suatu gula yang diperoleh dari hidrolisis pati. Mengandung satu molekul
air hidrat atau anhidrat.
Pemerian : hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau;
rasa manis.
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam
etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.

2.4.2 LACTOSUM

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu dalam bentuk anhidrat atau mengandung
satu molekul air anhidrat.
Pemerian : serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem, tidak berbau, dan
sedikit rasa manis. Stabil di udara tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : Mudah (pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter. pH 4-10.
2.4.3 CMC

Pemerian : serbuk granul putih, tidak berbau, tidak berasa, higroskopis setelah
pengeringan.
Penggunaan : sebagai zat pelapis, zat penstabil, zat penghancur, zat pengikat, zat
penambah kekentalan, zat penyerap air.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, ethanol (95%), eter, dan toluene. Mudah
larut dalam air pada semua temperature.
Penyimpanan dan stabilitas : umumnya stabil meskipun termasuk bahan higroskopis;
pada kelembaban tinggi, CMC dapat menyerap banyak air (> 50%); dalam larutan air,
stabil pada pH 2-10 (pH optimum 7-9)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

2.4 Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu : Selasa, 10 April 2018
Tempat: Laboratorium Kimia Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Jurusan Farmasi

2.5 Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat mengetahui senyawa karbohidrat dan pengidentifikasiannya secara


kualitatif ( Glukosa, Laktosa, CMC)

3.3 Alat dan Bahan

 Alat : Tabung reaksi, Spatula, Beaker glass, Botol semprot, Cawan penguap,
Droplet plate, lampu spiritus, Water Bath
 Bahan: Glukosa, Laktosa, CMC dan Pereaksi

3.4 Hasil pengamatan

Pereaksi Glukosa Laktosa CMC


Organoleptis
Bentuk Kristal Hablur Serbuk halus Serbuk
Warna Putih bersih Putih tulang Putih tulang rada
coklat
Bau Khas lemah Khas kuat Tidak berbau
Rasa (di lidah) Manis, rada dingin Tidak terlalu manis Lengket dilidah, tidak
berasa
Kelarutan
Air Larut Sukar larut Membentuk gel
Asam (HCl) Larut Larut Membentuk gel
Basa (NaOH) Larut +++ Larut ++ Membentuk gel
Pelarut organik Tidak larut Tidak larut Membentuk gel
Fluoresensi
Padat : 254 Tidak terpendar Kuning kehijauan + Tidak terpendar
366 Tidak terpendar Kuning kehijauan + Terpendar biru
Air : 254 Ungu redup Terpendar kuning hijau Biru redup
366 Ungu redup Terpendar kuning hijau Biru redup
Asam : 254 Tidak terpendar Tidak terpendar Tidak terpendar
366 Tidak terpendar Tidak terpendar Tidak terpendar
Basa : 254 hijau terpendar Hijau
366 hijau terpendar Hijau
Pyrolisa Berbau karamel, Berbau manis, Sedikir berbau ,
mendidih mendidih, mengarang mengarang

Reaksi Warna

1. H2SO4 p Bening Bening tidak larut bening, terdapat gel


2. HCl p Bening Endapan kuning Ada gel, keruh
3. HNO3 p Kuning minak goreng Endapan kuning Ada gel, kekuningan
4. King Merah bata Orange tua Orange muda,
,mengendap dibawah terdapat gel
5. Molisch Merah bata ↓ Merah bata ↓ Ungu tua
6. Barfoed Biru muda jernih Hijau tosca Biru muda gel
7. Fehling Merah bata +++ Merah bata ++ Merah bata +
8. Luff Merah bata ++ Merah bata + Biru muda ada gel
Identifikasi Khusus
1. Ag. Amoniakal Cermin perak ++ Cermin perak + Cermin perak +++
(AgNO3+NH4OH)
 cermin perak
2. As. Pikrat + NaOH
 wb
3. KI + I2 Merah betadine Merah bertadine, Merah betadine,
endapan cklat terdapat gel
4. NaOH  wb Cincin merah coklat Merah kecoklatan, Kuning pekat bening
lebih cepat agak lama
5. Air  dikocok Larut Putih , endapan ↓ Membentuk gel
Reaksi Osazon
zat + reagen Osazon

3.5 Pembahasan

Dalam praktikum identifikasi sample karbohidrat yang pertama dilakukan adalah dengan
melakukan reaksi warna, yaitu:

 Sample + Barfoed  Masukkan tab Rx yang telah terisi sample +


 Sample + Fehling ( A + B sama banya) pereaksi kedalam beaker glass yang terisi
 Sample + Luff  air panaskan di WB

Amati waktu yang terjadi  merah bata. Glukosa mempunyai waktu paling cepat untuk
membentuk endapan merah bata, selanjutnya Laktosa, sedangkan pada CMC negative ( tidak
terjadi endapan merah bata)

Pada pengamatan organoleptis, pengidentifikasian dapat dilihat dari segi rasa, dimana glukosa
mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan laktosa, sedangkan CMC terasa lengket di lidah.
Pada pengamatan kelarutan, semua larut, hanya pada CMC, larutan membentuk gel.

Pada reaksi khusus, terdapat 2 macam reaksi yang spesifik, yaitu ketika :

2. Reaksi Ag Amoniakal
Zat + AgNO3 + NH4OH
Glukosa membentuk cincin perak paling besar, selanjutnya laktosa, sedangkan CMC
tidak membentuk cincin perak.
3. Reaksi Asam Pikrat + NaOH ( panaskan di WB)
Glukosa membentuk larutan coklat tua – merah, Laktosa membentuk larutan orange,
CMC membentuk gel berwarna kuning.

Pada pengamatan mikroskopik, reaksi osazon memberikan perbedaan yang cukup jelas dimana
pada glukosa terlihat jarum jarum kristal yang kecil dan tipis, sedangkan pada laktosa terlihat
jarum kristal yang lebih tebal namun pendek (seperti mentol), dan pada CMC terlihat kristal
yang lebih tebal dan panjang.
LAMPIRAN

Uji Kelarutan

Uji Barfoed

Uji Luff
Uji Fehling

Uji Fluoresensi

Uji sampel + KI + I2
Uji Sampel + air+ dikocok

Uji Amoniakal
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat dapat dilakukan dengan cara, yaitu:

1. Reaksi pendahuluan: Sample + [ Fehling ( A + B (sama banyak) / Luff / Barfoed ]


panaskan di WB Glukosa membentuk endapan merah paling cepat, sedangkan CMC
negative
2. Dengan pengamatan organoleptis  Glukosa paling manis, CMC lengket dilidah
3. Pada semua reaksi warna, umumnya CMC membentuk gel
4. Reaksi Ag Amoniakal : Zat + AgNO3 + NH4OH
Glukosa membentuk cincin perak paling besar
5. Pada pengamatan mikroskopik Rx osazon, terlihat perbedaan tampak kristal
4. Glukosa: jarum jarum kristal yang kecil dan tipis
5. Laktosa: terlihat jarum kristal yang lebih tebal namun pendek (seperti mentol)
6. CMC: terlihat kristal yang lebih tebal dan panjang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Auterhoff & Khofar, 1981, Identifikasi Obat , terbitan kelima : ITB, 2002

2. Dirjen POM, Farmakope Indonesia edisi ketiga, Depkes RI, 1979

3. Dirjen POM, Farmakope Indonesia edisi keempat, Depkes RI, 1995

4. Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktikum Kimia Farmasi , Poltekkes Kemenkes Jakarta II,
2010

5. C Rowe, Raymond, et all, Handbook of Excipient sixth edition, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Association, 2009

Anda mungkin juga menyukai