Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan
identifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada
didalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan
dengan cara untuk mengetahui ada tidaknya suatu analis yang dituju
dalam suatu samel (Raharja, 2002).
Analisis kualitatif obat diarahkan pada pengenalan senyawa
obat, meliputi semua pengetahuan tentang analisis yang hungga kini
telah dikenal. Dalam melakukan analisis kita mempergunakan sifat-
sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimianya.
Teknik analisis obat secara kualitatif didasarkan pada golongan obat
menurut jenis senyawanya secara kimia, dan bukan berdasarkan
efek farmakologinya (Harpolia Cartika, 2016).
Salah satu senyawa golongan senyawa obat yang banyak
digunakan untuk pengobatan suatu penyakit adalah senyawa obat
yang termasuk dalam golongan asam (Tim Dosen Kimia, 2010).
Obat-obat yang termasuk dalam golongan asam ini terdapat
berbagai macam yang dibedakan berdasarkan sifat fisika kimianya,
identifikasi berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi tertentu, cara
pemisahan, sisa pemijaran, ataupun uap yang keluar pada saat
dipijarkan (Tim Dosen Kimia, 2010).
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara
umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu
basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh
asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat
(digunakan dalam baterai). Asam umumnya berasa masam,
walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat,
dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.

I.2 Maksud dan Tujuan


I.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini yaitu identifikasi zat-zat
terutama obat berupa sediaan kimiawi golongan asam.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengidentifikasi
obat-obat golongan asam dengan analisa kualitatif.
1.3 Prinsip Percobaan
Dengan menggunakan metode yang sesuai dan berdasarkan
reaksi spesifiknya ketika direaksikan dengan pereaksi tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum


Analisis kualitatif obat diarahkan pada pengenalan senyawa
obat, meliputi semua pengetahuan tentang analisis yang hungga kini
telah dikenal. Dalam melakukan analisis kita mempergunakan sifat-
sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimianya.
Teknik analisis obat secara kualitatif didasarkan pada golongan obat
menurut jenis senyawanya secara kimia, dan bukan berdasarkan efek
farmakologinya (Harpolia Cartika, 2016).
Salah satu senyawa golongan senyawa obat yang banyak
digunakan untuk pengobatan suatu penyakit adalah senyawa obat
yang termasuk dalam golongan asam.
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang
digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti
acid (bahas Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam.
Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat
tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
a. Arrhenius : Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang
meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan
dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante
Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat
larut dalam air.
b. Bronsted-Lowry : Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton
kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai
pasangan asam-basa konjugat. Bronsted dan Lowry secara
terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang
tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
c. Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan
elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N.
Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen
atau proton yang dapat dipindahkan, seperti Besi(III) klorida (Feni
A, 2012).
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut :
a. Rasa : masam ketika dilarutkan dalam air.
b. Sentuhan : asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat
merusak kulit, terutama bila asamnya asam pekat.
c. Kereaktifan : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam,
yaitu korosif terhadap logam.
d. Hantaran listrik : asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
cairan elektrolit.
e. pH yang kurang dari 7
f. Dapat merubah kertas lakmus biru menjadi merah. (Lutfi, 2006)

II.2 Uraian Bahan


1.Air suling (FI. Edisi III, Hal. 96)
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Aquadest, air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut, media distribusi

2. Asam benzoat (FI. Edisi V, Hal. 151)


Nama resmi : ASAM BENZOAT
Nama lain : Benzoate Acid
Rumus molekul : C7H6O2
Berat molekul : 122,12
Pemerian : Hablur bentuk jarum atau sisik, putih, sedikit
berbau, biasanya bau benzaldehida atau
benzoin. Agak mudah menguap dalam uap
air.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol, dalam kloroform dan dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Sebagai sampel

3. Asam salisil (FI. Edisi V, Hal. 163)


Nama resmi : ASAM SALISILAT
Nama lain : Salicylic Acid
Rumus molekul : C7H6O3
Berat molekul : 138,12
Pemerian : Hablur biasanya berbentuk jarum halus atau
serbuk halus, putih, rasa agak manis, tajam
dan stabil di udara
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzen,
mudah larut dalam etanol dan dalam eter,
larut dalam air mendidih, agak sukar larut
dalam kloroform
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat uji

4. Asam tartrat (FI. Edisi V, Hal. 166)


Nama resmi : ASAM TARTRAT
Nama lain : Tartaric Acid
Rumus molekul : C4H6O6
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau bening atau
serbuk hablur halus sampai granul, warna
putih, tidak berbau, rasa asam dan stabil di
udara
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Sebagai sampel

5. Asam sitrat (FI. Edisi V, Hal. 164)


Nama resmi : ASAM SITRAT
Nama lain : Citric Acid
Rumus molekul : C6H8O7
Berat molekul : 210, 14
Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk
hablur granul sampai halus, putih, tidak
berbau, rasa sangat asam.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, agak sukar larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat uji

6. Asam askorbat (FI. Edisi III, Hal. 41)


Nama resmi : ACIDUM ASCORBICUM
Nama lain : Asam askorbat, Vitamin C
Rumus molekul : C6H8O6
Berat molekul : 176,15
Pemerian : Serbuk atau hablur putih agak kuning, tidak
berbau, rasa asam, oleh pengaruh cahaya
lambat laun menjadi gelap dalam keadaan
kering, mantap di udara didalam larutan
cepat teroksidasi
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%) praktis tidak larut dalam
kloroform p, dan dalam benzene
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
Khasiat : Antiskorbut
Kegunaan : Sebagai zat uji

7. Besi (III) Klorida (FI. Edisi III, Hal. 659)


Nama resmi : FERRI CHLORIDA
Nama lain : Besi (III) Klorida
Rumus molekul : FeCl3
Berat molekul : 162,5
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan
bebas warna jingga dari golongan hidrat
yang telah terpengaruhi oleh kelembaban
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

8. CaCl2 (FI. Edisi V, Hal.604 )


Nama resmi : KALSIUM KLORIDA
Nama lain : Calsium Chloride
Rumus molekul : CaCl2
Berat molekul : 147,01
Pemerian : Granul atau serpihan putih, keras, tidak
berbau
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air mendidih,
mudah larut dalam air, etanol, dan etanol
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi

9. Etanol (FI. Edisi V, Hal. 399)


Nama resmi : ETANOL
Nama lain : Alcohol
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua jenis pelarut
organik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
Kegunaan : Sebagai pelarut

10. KBr (FI. Edisi III, Hal. 328)


Nama resmi : KALII BROMIDUM
Nama lain : Kalium bromide
Rumus molekul : KBr
Berat molekul : 199,01
Pemerian : Hablur tidak berwarna, transparan/buram,
serbuk butir, tidak berbau, rasa asin agak
pahit
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 16 bagian air dan
dalam lebih kurang 200 bagian etanol
(90%) p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Sedativum
Kegunaan : Sebagai pereaksi

11. Kalium Permanganat (FI. Edisi III, Hal.330 )


Nama resmi : KALIUM PERMANGANAT
Nama lain : Potassium Permanganate
Rumus molekul : KMnO4
Berat molekul : 158,03
Pemerian : Hablur, ungu tua, hampir tidak tembus oleh
cahaya yang diteruskan dan berwarna biru
metalik mengkilap oleh cahaya yang
dipantulkan, kadang-kadang disertai warna
merah tembaga tua, stabil di udara
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

12. Resorsin (FI. Edisi IV, Hal. 740)


Nama resmi : RESOLCINOLUM
Nama lain : Resolsinol, resorsin
Rumus molekul : C6H6O2
Berat molekul : 110,11
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau serbuk hablur,
putih atau hampir putih, bau khas, rasa
manis diikuti pahit
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dan dalam 1
bagian etanol (95%) p, larut dalam eter p,
gliserol p, dan minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung
cahaya
Khasiat : Keratolitikum
Kegunaan : Sebagai pereaksi

13. Iodium (FI. Edisi III, Hal. 316)


Nama resmi : IODIUM
Nama lain : Iodium
Rumus molekul : l2
Berat molekul : 126,91
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat seperti
logam, hitam kelabu, bau khas
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air
dan dalam 13 bagian etanol (95%) p, dalam
lebih kurang 80 bagian gliserol p, dan dalam
lebih kurang 4 bagian karbon disulfida p,
larut dalam kloroform p, dan karbon
tetrakloflorida p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Antiseptikum ekstern
Kegunaan : Sebagai pereaksi
BAB III
METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu
Bunzen, gelas kimia, kaki tiga, kapas, kain lap, penjepit
tabung, pipet tetes, dan tabung reaksi.
III.1.2 Bahan yang digunakan
a. Zat uji yang digunakan
 Asam benzoate
 Asam salisil
 Asam tartrat
 Asam sitrat
 Asam oksalat
 Asam askorbat
b. Pereaksi yang digunakan
 FeCl3
 CaCl2
 KMNo4
 FeSO4 & H2So4
 Pereaksi Fehling
 KBr, Resorsin & H2So4
 Iodium
 Pereaksi Marquis
c. Pelarut
 Aquadest
 Etanol
III.2 Prosedur Kerja
1. Uji organoleptik
Diamati bau, rasa, warna dan bentuk dari masing-masing zat uji
2. Uji kelarutan
a. Diambil dua tabung reaksi
b. Dimasukkan zat uji kedalam kedua tabung
c. Tabung 1, dimasukkan aquadest dan tabung 2 dimasukkan
etanol
d. Diamati kelarutan zat uji pada masing-masing pelarut
3. Uji golongan
a. Dimasukkan masing-masing zat uji kedalam plat tetes
b. Dimasukkan pelarut yang sesuai
c. Dimasukkan lakmus biru kedalam larutan zat
d. Diamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. Uji penegasan
a. Reaksi dengan FeCl3
Larutan zat uji dalam pelarut yang sesuai + beberapa tetes
FeCl3
b. Reaksi dengan CaCl2
Larutan zat uji dalam pelarut yang sesuai + beberapa tetes
larutan CaCl2
(Jika perlu dipanaskan)
c. Reaksi dengan KMNo4
Larutan zat dalam pelarut yang sesuai + 1 ml larutan H 2SO4
2N + 1-2 tetes larutan KMNo4 (Jika perlu dipanaskan, tutup
mulut tabung dengan kapas) Amati perubahan warna dan bau
yang terjadi
d. Reaksi dengan pereaksi Fehling
Zat uji + 1 ml pereaksi Fehling (Panaskan jika perlu)
e. Reaksi dengan FeSO4 & H2SO4
Larutan zat uji dalam pelarut yang sesuai + beberapa tetes
larutan FeSO4 + Larutan H2O2 (amati hasilnya). Kemudian +
beberapa tetes larutan NaOH (amati hasilnya)
f. Reaksi esterifikasi
Zat uji + 1 ml etanol + 5 tetes H2SO4 pekat, tutup mulut tabung
dengan kapas, panaskan di penangas air. Amati bau yang
terjadi
g. Reaksi dengan KBr, Resorsin, dan H2SO4
Larutan zat dalam pelarut yang sesuai (air/etanol) + Krsital
KBr + Resorsin + tetes demi tetes H2SO4 pekat (jika perlu
dipanaskan).
h. Reaksi dengan I2 Asam
Larutan zat + beberapa tetes larutan iodium
i. Reaksi dengan pereaksi Marquis
Larutan diplat tetes + beberapa tetes larutan Marquis (3 tetes
formalin + 3 ml H2SO4 pekat r.p.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


1. Uji Organoleptis

Uji organoleptik
No. Sampel
Bentuk Warna Bau Rasa
Serbuk Tidak
1 Asam benzoat Putih Rasa asam
hablur berbau
Serbuk Tidak Agak
2 Asam salisil Putih
hablur berbau manis
Serbuk Tidak
3 Asam tartrat Putih Rasa asam
hablur berbau
Rasa
Serbuk Tidak
4 Asam sitrat Putih sangat
hablur berbau
asam
Serbuk Tidak
5 Asam oksalat Putih Rasa asam
hablur berbau
6 Putih Tidak Rasa asam
Asam askorbat Serbuk
berbau

2. Uji Kelarutan

Pelarut
No. Sampel
Air etanol
1 Asam benzoat ≠ Larut Larut
2 Asam salisil ≠ Larut Larut
3 Asam tartrat Larut ≠ Larut
4 Asam sitrat Larut Larut
5 Asam oksalat Larut Larut
6 Asam askorbat Larut ≠ Larut
3. Uji Golongan

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoate Larutan zat diuji Lakmus Biru
dengan lakmus biru → Lakmus
Merah
2 Asam salisil Lakmus Biru
→ Lakmus
Merah
3 Asam tartrat Lakmus Biru
Lakmus Merah
4 Asam sitrat Lakmus Biru
Lakmus Merah
5 Asam oksalat Lakmus Biru
Lakmus Merah
6 Asam askorbat Lakmus Biru
Lakmus Merah

4. Uji Penegasan
a. Reaksi dengan FeCl3
No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan
1 Asam benzoate Larutan zat uji dalam Larutan kuning jingga
2 Asam salisil pelarut yang sesuai + Larutan ungu
3 Asam tartrat beberapa tetes FeCl3 Larutan kuning
4 Asam sitrat Larutan kuning
5 Asam oksalat Larutan kuning pucat
6 Asam askorbat Larutan jernih

b. Reaksi dengan CaCl2

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoate Larutan zat uji dalam ≠ ada perubahan
2 Asam salisil pelarut yang sesuai + ≠ ada perubahan
3 Asam tartrat beberapa tetes ≠ ada perubahan
4 Asam sitrat larutan CaCl2 ≠ ada perubahan
5 Asam oksalat (Jika perlu Endapan putih
6 Asam askorbat dipanaskan) ≠ ada perubahan

c. Reaksi dengan KMnO4

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoat Larutan zat dalam Larutan kuning
pelarut yang sesuai kecoklatan, bau tajam
2 Asam salisil + 1 ml larutan H2SO4 Larutan kuning
2N + 1-2 tetes kecoklatan, bau
larutan KMnO4 (Jika seperti minyak urut
3 Asam tartrat perlu dipanaskan, Larutan jernih, ≠
tutup mulut tabung berbau
4 Asam sitrat dengan kapas) Larutan jernih, ≠
Amati perubahan berbau
5 Asam oksalat warna dan bau yang Larutan jernih, ≠
terjadi berbau
6 Asam askorbat Larutan hitam, ≠
berbau

d. Reaksi dengan pereaksi Fehling

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoat Zat uji + 1 ml Larutan biru
2 Asam salisil pereaksi Fehling Larutan hijau
3 Asam tartrat (Panaskan jika Endapan biru
4 Asam sitrat perlu) Larutan biru
5 Asam oksalat Endapan biru
6 Asam askorbat Endapan merah bata
e. Reaksi dengan FeSO4 dan H2SO4

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoat Larutan zat uji Larutan putih
2 Asam salisil dalam pelarut yang Larutan merah bata
3 Asam tartrat sesuai + beberapa ≠ ada perubahan
4 Asam sitrat tetes larutan FeSO4 Larutan kuning
5 Asam oksalat + Larutan H2O2 ≠ ada perubahan
6 Asam askorbat (amati hasilnya). Larutan kuning pucat
Kemudian +
beberapa tetes
larutan NaOH (amati
hasilnya)

f. Reaksi esterifikasi

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoat Zat uji + 1 ml etanol ≠ ada perubahan,
+ 5 tetes H2SO4 ≠ berbau
2 Asam salisil pekat, tutup mulut ≠ ada perubahan,
tabung dengan Bau Gandapura
3 Asam tartrat kapas, panaskan di ≠ ada perubahan,
penangas air. Amati ≠ berbau
4 Asam sitrat bau yang terjadi ≠ ada perubahan,
≠ berbau
5 Asam oksalat ≠ ada perubahan,
≠ berbau
6 Asam askorbat ≠ ada perubahan,
≠ berbau
g. Reaksi KBr, Resorsin, dan H2SO4

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoat Larutan zat dalam Larutan kuning
2 Asam salisil pelarut yang sesuai ≠ bereaksi
3 Asam tartrat (air/etanol) + Krsital Larutan merah
4 Asam sitrat KBr + Resorsin + Larutan kuning
5 Asam oksalat tetes demi tetes Larutan merah
6 Asam askorbat H2SO4 pekat (jika Larutan merah
perlu dipanaskan). kehitaman

h. Reaksi dengan I2 asam

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoate Larutan zat + Larutan orange
2 Asam salisil beberapa tetes Larutan orange
3 Asam tartrat larutan iodium Larutan orange
4 Asam sitrat Larutan orange
5 Asam oksalat Larutan orange
6 Asam askorbat ≠ ada perubahan

i. Reaksi dengan pereaksi Marquis

No. Zat uji Pereaksi/perlakuan Pengamatan


1 Asam benzoate Larutan diplat tetes ≠ ada perubahan
2 Asam salisil + beberapa tetes ≠ ada perubahan
3 Asam tartrat larutan Marquis (3 ≠ ada perubahan
4 Asam sitrat tetes formalin + 3 ≠ ada perubahan
5 Asam oksalat ml H2SO4 pekat r.p. ≠ ada perubahan
6 Asam askorbat ≠ ada perubahan
IV.2. PEMBAHASAN
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil
dari 7. (Feni A, 2012)
Pada praktikum kali ini dilakukan uji organoleptik, uji kelarutan,
uji golongan dan uji penegasan. Pada uji golongan asam, zat uji yang
digunakan adalah asam benzoat, asam salisisil, asam tartrat, asam
sitrat, asam okssalat, dan asam askorbat.
Pada uji organoleptik zat uji diamati bentuk, warna, bau,
rasa,pada masing-masing zat uji. Sedangkan pada uji kelarutan,
masing-masing zat uji golongan asam dilarutkan dengan air dan
etanol. Kemudian diamati kelarutan masing-masing. Dalam
Farmakope Indonesia, disebutkan bahwa asam benzoat dan asam
salisil tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol, hal ini sesuai
dengan hasil pengamatan. Sedangkan pada asam tartrat, asam
sitrat, asam oksalat, asam askorbat larut dalam air, sesuai dengan
teori kelarutan yang terdapat dalam Farmakope Indonesia. (Dirjen
POM, 1979)
Pada uji golongan zat uji, golongan asam diuji dengan
menggunakan lakmus biru dan jika berubah menjadi lakmus merah
maka zat uji tersebut positif golongan asam dan berdaasarkan hal ini
sesuai dengan hasil pengamatan. (Lutfi, 2006)
Pada uji penegasan, zat uji direaksikan dengan pereaksi yang
sesuai. Pada reaksi dengan FeCl3, jika bereaksi dengan gugus fenol
maka akan membentuk endapan ungu, karena asam salisilat adalah
senyawa yang mengandung Fenol maka reaksi FeCl3 dengan asam
salisilat juga akan memberikan warna ungu. Dari percobaan
diperoleh bahwa Asam salisilat + FeCl3 berwarna ungu, terbukti
bahwa asam salisilat mengandung fenol. Dari literatur dapat dilihat
bahwa asam salisilat memang mempunyai gugus fenol. (Wahyu
Muslim, 2008)
Pada uji penegasan reaksi dengan CaCl2 hanya asam oksalat
yang membentuk endapan putih, zat uji lain menunjukkan tidak ada
perubahan, hal ini disebabkan karena adanya reaksi :
CaCl2 + H2C2O4 → CaC2O4 ↓Putih + 2HCl.
Pada uji penegasan reaksi dengan KMnO4 pada asam benzoat
dan asam sitrat membentuk larutan warna kuning kecoklatan, asam
benzoat mempunyai bau yang tajam, dan asam salisil mempunyai
bau seperti bau minyak urut. Sedangkan pada asam tartrat, asam
sitrat, dan asam oksalat warna ungu hilang, dan pada asam askorbat
berubah menjadi warna hitam.
Pada reaksi dengan pereaksi fehling, hanya asam askorbat
yang bereaksi membentuk endapan merah bata. Pada reaksi dengan
FeSO4, asam tartrat dan asam oksalat tidak menunjukkan perubahan
apapun.
Pada reaksi esterifikasi, zat uji asam salisil menimbulkan bau
seperti minyak gandapura, sedangkan zat uji lain menunjukkan tidak
ada perubahan dan bau yang terjadi. Pada reaksi dengan KBr,
resorsin dan H2SO4 hanya asam salisil yang tidak bereaksi, asam
benzoat dan asam sitrat menunjukkan larutan kuning, zat uji lainnya
menunjukkan larutan warna merah.
Pada reaksi dengan I2 asam, asam askorbat tidak
menunjukkan warna kuning (warna kuning hilang), sedangkan zat uji
lain warna kuningnya tidak hilang. Vitamin C merupakan asam
askorbat yang memiliki sifat dapat merusak warna iodium.
Pencampuran vitamin C ke dalam larutan iodium yang berwarna
coklat dapat mengubah warna coklat iodium menjadi bening.
(Masitoh, 2014)
Terjadinya hasil reaksi yang bertolak belakang antara lain
disebabkan karena alat-alat yang digunakan kurang bersih,
tercemarnya zat dan pelarut pereaksi dengan menggunakan pipet
tetes yang tercampur atau pereaksi yang telah lama atau tidak baru.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa :
FeCl3 + Asam Salisil → Larutan ungu
FeCl3 + Asam Tartrat → Larutan kuning
CaCl2 + Asam Oksalat → Endapan putih
KMnO4 + Asam Benzoat → Larutan kuning kecoklatan, Bau tajam
Fehling + Asam Askorbat → Endapan merah bata
Esterifikasi + Asam Salisil → Berbau seperti Minyak Gandapura
I2 + Asam Askorbat → Warna kuning Hilang

V.2 Saran
Sebaiknya bahan yang digunakan dalam keadaan baru dan
telah dipersiapkan terlebih dahulu, agar kemungkinan kesalahan lebih
kecil dan dapat mempercepat proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Cartika, Harpolia. 2016. Kimia Farmasi. Jakarta : Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia
Dedi, Abdullah. 2014. Makalah proses Industri Kimia “Esterifikasi”.
Yogyakarta : Institut Sains dan TeknoloGI Akprind
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Feni A, A. S. 2012. Buku Pintar Kimia Asam, Basa dan Garam. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Gandjar, I. G. (2012). Analisis Obat Secara Spektoskopi dan Kromatografi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Lutfi. (2006). IPA Kimia 1. Jakarta: Esis
Masitoh. (2014). Titrasi Iodimetri Penentuan Kadar Vitamin C. Jakarta:
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Tim Dosen Kimia. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis.
Universitas Indonesia Timur : Makassar.
Tjay, T.H, 2002. Obat–Obat Penting Edisi V. Jakarta : Elex Media
Kompetindo.
Wahyu Muslim. (2008). Esterifikasi Fenol. Sintesis Aspirin.
LAMPIRAN

Bahan yang digunakan

Alat yang digunakan


Hasil Pengujian :
Lakmus Biru → Lakmus Merah

Zat + FeCl3

Zat + Fehling A + Fehling B

Zat + FeSo4 + H2SO4 + NaOH


Zat + I2

Zat + CaCl2

Zat + Esterifikasi

Zat + KMnO4
LAPORAN
KIMIA FARMASI I
GOLONGAN ASAM

DISUSUN OLEH :

REGULER A 2018
KELOMPOK 3

AKADEMI FARMASI YAMASI


MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai