Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

FARMAKOLOGI
ANGINA PECTORIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
REGULER A

AGUS SALIM 18.002.AF


ANDI HAISYAH LESTARI 18.005.AF
ANUGRAH DWI PUTRI 18.008.AF
BAU IIN MUSTIKA SARI 18.012.AF
DINIYANTI WAHYUNI 18.017.AF
FITRI 18.018.AF
HARDIANTI 18.020.AF
HASLIA 18.021.AF
HILDAYANTI INTAN 18.024.AF
NISMA CHAERUNNISA 18.033.AF
NURJAMILA 18.035.AF

AKADEMI FARMASI YAMASI


MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepadanya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “ANGINA PECTORIS”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 15 November 2019

Penulis

Makalah Angina Pectoris Page i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Angina Pectoris ........................................................ 3


2.2 Epidemiologi .......................................................................... 3
2.3 Etiologi Angina Pectoris ........................................................ 5
2.4 Patofisiologi ......................................................................... 11
2.5 Manifestasi klinik .................................................................. 11
2.6 Klasifikasi Angina Pectoris ................................................... 13
2.7 Pemeriksaan Diagnostik ...................................................... 15
2.8 Penatalaksanaan .................................................................. 18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................... 21


3.2 Saran .................................................................................... 21

Daftar pustaka

Makalah Angina Pectoris Page ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasanya suatu pola hidup yang tidak sehat tentunya akan
menimbulkan berbagai macam permasalahan kesehatan.
Utamanya bagi sistem kardiovaskuler. Keluhan utama yang sering
terjadi pada gangguan sistem kardiovaskuler ialah nyeri dada,
berdebar-debar dan sesak napas. Keluhan tambahan lainnya yang
mungkin menyertai keluhan utama, ialah poerasaan cepat lelah,
kemampuan fisik menurun dan badan sering terasa lemas,
perasaan seperti mau pingsan (fainting) atau sinkope, kaki rasa
berat atau membengkak, perut kembung atau membuncit disertai
kencing yang berkurang, kadang-kadang terlihat kebiruan ( cyanotic
spells ), batuk atau hemoptisis dengan dahak yang kemerahan,
sering berkeringat dingin dan lemas dengan perasaan tidak enak
pada perut bagian atas.
Salah satu jenis gangguan pada sistem kardiovaskuler yang
dibahas dalam makalah ini yakni angina pectoris. Penyakit angina
pectoris merupakan suatu sindroma gangguan pada dada berupa
perasaan nyeri, terlebih saat sedang berjalan, mendaki, sebelum
atau sesudah makan. Angina (angina pektoris) adalah nyeri dada
yang bersifat sementara, dapat juga merupakan rasa tertekan pada
dada, yang terjadi karena otot jantung mengalami kekurangan
oksigen akibat terganggunya aliran darah ke arteri yang
mengalirkan darah ke jantung. Penyumbatan atau penyempitan
arteri jantung yang mengakibatkan angina adalah jika
penyumbatannya mencapai 70%.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu Angina Pectoris ?

Makalah Angina Pectoris Page 1


b. Apa saja etiologi dan faktor resiko dari Angina Pectoris?
c. Apa saja klasifikasi dari angina pectoris?
d. Bagaimana patofisiologi Angina Pectoris
e. Bagaimana penatalaksanaan Angina Pectoris

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui definisi dari Angina Pectoris
b. Mengetahui etiologi ,patofisiologi dan klasifikasi dari Angina
Pectoris
c. Mengetahui pentalaksanaan dari Angina Pectoris

Makalah Angina Pectoris Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Angina Pectoris


Angina Pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung
dan terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak kuat
ke sel-sel miokardium. Masyarakat awam biasanya menyebutnya
Angin duduk atau Masuk angina duduk.
Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat
dari suatu iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis
angina pada dasarnya berguna untuk mengevaluasi mekanisme
terjadinya iskemik. Walaupun patogenesa angina mengalami
perubahan dari tahun ke tahun.
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena
iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel.Angina
pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa
berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang
timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai
dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di
dada depan. Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya
terletak dalam daerah retrosternum.

2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, 13 juta orang memiliki penyakit jantung
iskemik, lebih dari 6 juta memiliki angina pektoris stabil, dan lebih dari
7 juta dengan infark miokard. Diet tinggi lemak dan kalori, merokok,
dan gaya hidup yang sedentarysangat berkaitan dengan terjadinya
penyakit 2 jantung iskemik ini. Di Amerika dan Eropa, penyakit jantung

Makalah Angina Pectoris Page 3


iskemik lebih sering terjadi pada kelompok masyarakat dengan
penghasilan rendah daripada kelompok masyarakat dengan tingkat
penghasilan menengah ke atas (yang melakukan gaya hidup sehat)
(European Society of Cardiology, 2006).
Di Indonesia, penyakit sistem sirkulasi darah (SSD) menurut
ICD-10 yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki
peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian umum pada
tahun 2000 dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 200 1
sebesar 26,3% kematian. Proporsi kematian semakin meningkat
dengan bertambahnya umur dan meningkat nyata pada usia 35 tahun
ke atas. Penyakit sistem sirkulasi darah sebagai penyebab kematian
lebih tinggi di perkotaan daripada di pedesaan (31% vs 23,7%) namun
hampir tidak berbeda menurut ienis kelamin.

Prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah (ICD 120-199)


berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum
hasil studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 menunjukkan 4,2%
pada populasi semua umur. Lebih tinggi pada perempuan (4,9% vs
3,4%) dan lebih tinggi di pedesaan (4,4% : 4,0%).

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004


menunjukkan diantara penduduk Indonesia umur 2-15tahun,
prevalensi sakit jantung (angina pectoris) berdasarkan informasi
pernah didiagnosis sakit jantung oleh tenaga kesehatan selama
hidupnya sebesar 1,3% dan yang pernah diobati sebesar 0,9%.
Pengalaman sakit jantung (angina pectoris) menurut gejala
dilaporkan oleh 5-1 per 1000 penduduk umur 5-21 tahun di mana 93%
di antaranya tidak tercakup oleh sistem pelayanan kesehatan.
Menurut data SKRT 2004, prevalensi penyakit jantung berdasarkan
keterangan pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada
penduduk umur 15 tahun sebesar 2,2% dan prevalensi gejala
penyakit jantung dalaln 1 tahun terakhir sebesar 8,4 %.

Makalah Angina Pectoris Page 4


2.3 Etiologi Angina Pectoris
Angina pectoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan
asupan oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat
bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada
jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplay oksigen
yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada
jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat
mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses
koroner untuk sel miokard ini,telah terpakai sebanyak 70 - 80 %,
sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat.

2.3.1 Arterosklerosis
Aterosklerosis (atherosclerosis) adalah kondisi dimana
material lemak menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri.
Material lemak ini semakin tebal dan semkin keras (membentuk
deposit kalsium), dan akhirnya dapat menyumbat arteri.
Aterosklerosis merupakan salah satu jenis arteriosklerosis
(arteriosclerosis), walaupun kedua istilah tersebut seringkali
disamakan penggunaannya.
Penyebab Aterosklerosis Aterosklerosis adalah gangguan
yang umum yang secara spesifik menyerang arteri medium dan
arteri besar. Aterosklerosis terjadi jika lemak, kolesterol, dan bahan-
bahan lainnya menumpuk di dinding arteri dan membentuk struktur
keras yang disebut plak (plaque). Akhirnya plak dapat menjadikan
arteri menyempit dan tidak lentur, sehingga darah susah untuk
mengalir. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (stable angina),
sesak nafas, serangan jantung dan gejala-gejala lainnya. Kepingan-
kepingan plak bisa pecah dan berpindah melalui arteri yang
terserang menuju pembuluh darah yang lebih kecil, menyumbatnya
dan menyebabkan kerusakan jaringan atau kematian jaringan. Ini
merupakan penyebab yang umum dari serangan jantung dan stroke.

Makalah Angina Pectoris Page 5


Penggumpalan atau pembekuan darah dapat terjadi di sekitar
celah retakan plak sehingga menyebabkan penyumbatan aliran
darah. Jika gumpalan berpindah dalam arteri di jantung, otak, atau
paru-paru, sehingga dapat menyebabkan, serangan jantung, stroke,
atau penyumbatan paru-paru. Dalam beberapa kasus, plak
aterosklerosis berkaitan dengan melemahnya dinding arteri
sehingga menyebabkan pembengkakan pembuluh darah
(aneurysm).

Patogenesis Aterosklerosis
1. Endotel menarik lebih banyak sel polimorfonuklear dan monosit ke
dalam ruang subendotel (intima dinding pembuluh darah).
2. Makrofag bekerja sebagai sel scavenger dan mulai mengambil LDL
oksidasi dalam jumlah banyak. Selama proses berlanjut, makrofag
akhirnya berubah menjadi sel busa (Foam Cells).
3. Hasil dari akumulasi oleh banyaknya serum lipoprotein pada
dinding intima pembuluh darah disebut Fatty Streak.

Makalah Angina Pectoris Page 6


4. Sel otot polos bertanggung jawab pada endapan matriks
ekstraseluler jaringan ikat, lipid ekstraseluler dan sisa jaringan
nekrotik. Sehingga limfosit dan kolagen menyisip ke otot pembuluh
darah untuk menghalangi terjadinya negative remodeling dari sel
otot polos dan membentuk Fibrous Cap.
5. Lipid mengendap masuk ke dalam ruang ekstraseluler dan mulai
bergabung membentuk inti lipid(Lipid core).
6. Fibroblas dan sel – sel otot polos bermigrasi dan membentuk
fibroatheroma dengan lipid core pada bagian dalam dan fibrous cap
pada bagian luarnya.
7. Rupturnya fibrous cap yang diakibatkan oleh
thrombosis merupakan penyebab ACS (acute coronary syndrome).
ACS bisa terjadi karena banyaknya kandungan lipid pada lipid core,
tipisnya fibrous cap dan meningkatnya aktivitas leukosit pada
bagian tepi plak.

a. Faktor-faktor resiko aterosklerosis antara lain:

 Diabetes
 Banyak minum alkohol
 Tekanan darah tinggi
 Kadar kolesterol dalam darah tinggi
 Banyak makan makanan berlemak tinggi
 Bertambahnya usia
 Obesitas (kegemukan)
 Sejarah penyakit jantung dalam keluarga
 Merokok

Makalah Angina Pectoris Page 7


b. Gejala-Gejala Aterosklerosis
Gejala-gejala aterosklerosis biasanya tidak muncul sampai
aliran darah mulai terbatas atau terhambat. Beberapa gejala
yang dapat timbul antara lain:

 Pembengkakan pembuluh aorta perut (abdominal aortic


aneurysm)
 Penyakit arteri koroner
 Penyakit ginjal
 Iskemia arteri mesenteric (mesenteric artery ischemia)
 Penyakit arteri perifer(peripheral artery disease, PAD)
 Stenosis arteri ginjal (renal artery stenosis, RAS)
 Hipertensi (tekanan darah tinggi)
 Stroke (penyakit cerebrovascular)
 Pembengkakan pembuluh aorta dada (thoracic aortic
aneurysm, TAA)

c. Komplikasi Aterosklerosis
Komplikasi yang dapat timbul akibat aterosklerosis antara lain:

 Penyakit jantung koroner


 Kerusakan organ (seperti ginjal, otak, hati dan usus)
 Serangan jantung
 Stroke
 Terlalu sedikit darah di tungkai dan kaki
 Serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack, TIA)

d. Pencegahan Aterosklerosis
Untuk mencegah aterosklerosis serta komplikasinya (seperti
penyakit jantung dan stroke), anda harus menganut pola hidup
sehat, diantaranya:

Makalah Angina Pectoris Page 8


 Makan makan sehat seimbang. Hindari makanan berlemak,
banyak makan sayuran dan buah.
 Olahraga secara teratur, 30 menit sehari.
 Usahakan dan jaga berat badan normal.
 Periksa profil lipida darah secara berkala.
 Tidak minum alkohol.
 Tidak merokok.
 Jika anda mengidap diabetes, penyakit jantung atau stroke,
rawat penyakit anda dengan baik.

2.3.2 Aorta insufisiensi


Insufisiensi adalah suatu keadaan dimana katup kehilangan
fungsi yang normal dan gagal menghambat kembali darah setelah
kontraksi dari setiap ruang jantung atau refluks darah dari aorta
adendens ke dalam ventrikel selama diastole. Insufisiensi aorta
adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta selama diastole .

Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana terjadi refluk


(aliran balik) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu
relaksasi .Insufisiensi aorta adalah penyakit katup jantung dimana
katup aorta atau balon melemah, mencegah katup menutup erat-
erat. Hal ini menyebabkan mundurnya aliran darah dari aorta
(pembuluh darah terbesar) ke dalam ventrikel kiri . Etiologi
Insufisiensi darah dari aorta ke ventrikel kiri dapat terjadi dalam 3
macam kelainan artifisial, yaitu:
1. Dilatasi pangkal aorta seperti yang ditemukan pada:
a. Penyakit kolagen
b. Aortitis sifilitika
c. Diseksi aorta
2. Penyakit katup artifisial
a. Penyakit jantung reumatik
b. Endokarditis bakterialis

Makalah Angina Pectoris Page 9


c. Aorta artificial congenital
d. Ventricular septal defect (VSD)
e. Ruptur traumatik
f. Aortic left ventricular tunnel
3. Genetik
a. Sindrom marfan
b. Mukopolisakaridosis
c. Spasmus arteri coroner
d. Anemi berat.

2.3.3 Spasme Arteri Koroner (Angina Prinzmetal)


Angina Prinzmetal’s (salah satu varian angina) adalah jenis
angina yang kurang lazim yang disebabkan oleh spasme
(kekejangan) satu atau lebih arteri koroner.Nyeri dada akan terjadi,
hampir selalu ketika Arida sedang istirahat, dan berbagai irama
jantung abnormal sering diasosiasikan dengan spasme. Sering
sekali, spasme arteri muncul bersamaan dengan stenosis arteri
koroner yang melandasinya. Dalam kasus yang hebat, spasme
arteri koroner dapat menyebabkan serangan jantung. Akan terapi,
dalam kebanyakan kasus, berbagai pengobatan sangat efektif
dalam pengobaran spasme arteri koroner.

2.3.4 Anemia Berat


Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di
mana jumlah sel darah merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah
berada di bawah normal. Hemoglobin yang terkandung di dalam
Sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-
paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang
pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb)
pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari

Makalah Angina Pectoris Page 10


41%, Pada perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5
G/DL atau Hematocrit kurang dari 36%

2.4 Patofisiologi Angina Pectoris

Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh


aliran darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan
terjadi antara suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan
iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari
perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan
asam laktat yang merangsang timbulnya nyeri.
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang
diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa
penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal
yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling
sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat,
maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi
dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon
terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) miokardium.

2.5 Manifestasi Klinis


1. Nyeri seperti diperas, diikat atau tertekan (biasanya tidak
menusuk), terjepit, terasa panas di daerah perikardium, sternal,
atau substernum dada, kemungkinan menyebar ke lengan,

Makalah Angina Pectoris Page 11


permukaan dalam tangan kiri, permukaan ulnar jari manis dan jari
kelingking, rahang bawah, atau thoraks yang menghilang selama 2-
10 menit.
2. Rasa sesak, tercekik dan kualitas yang terus-menerus.
3. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan dan
tangan yang menyertai nyeri
4. Pada angina stabil dan tidak stabil, nyeri biasanya berkurang
dengan istirahat. Angina Prinzmental tidak mereda dengan istirahat
tetapi biasanya menghilang selama 5 menit.
5. Tercetus oleh :
 Latihan fisik, dapat memicu serangan dengan cara
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung
 Pajanan terhadap dingin, dapat mengakibatkan basokonstriksi
dan peningkatan tekanan darah, disertai dengan peningkatan
kebutuhan oksigen
 Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke
daerah mesenterik untuk pencernaan, sehingga menurunkan
ketersediaaan darah untuk suplai jantung (pada jantung yang
sudah sangan parah, pintasan darah untuk pencernaan
membuat nyeri angina semakin buruk)
 Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan
adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian
beban kerja jantung juga meningkat.

 Tanda utama adalah depresi segmen ST pada elektrokardiogram


(EKG) selama serangan.
 Pemeriksaan klinik sistem kardiovaskular dan elektrokardiogram di
antara waktu serangan biasanya normal.

Makalah Angina Pectoris Page 12


2.6 Klasifikasi Angina Pektoris
2.6.1 Angina Pectoris Stabil
Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner.
Pada keadaan ini, obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan
terjadinya iskemik seperti waktu istirahat. Akan tetapi bila
kebutuhan aliran darah melebihi jumlah yang dapat melewati
obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan timbul gejala angina.
Angina pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat
meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan atatus inotropik
jantung sehingga kebutuhan O2 akan bertambah seperti pada

aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.


- Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas.
- Lamanya serangan biasanya kurang dari 10 menit.
- Bersifat stabil tidak ada perubahan serangan dalam angina
selama 30 hari.

Makalah Angina Pectoris Page 13


- Pada phisical assessment tidak selalu membantu dalam
menegakkan diagnosa.

2.6.2 Angina Pectoris Tidak Stabil


Unstable angina (angina tak stabil / ATS) Istilah lain yang
sering digunakan adalah Angina preinfark, Angina dekubitus,
Angina kresendo. Insufisiensi koroner akut atau Sindroma koroner
pertengahan. Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang
dapat berubah seperti keluhan yang bertambah progresif,
sebelumnya dengan angina stabil atau angina pada pertama kali.
Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja. Pada
patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang
mempunyai ciri tersendiri.
 Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
 Fisical assessment tidak membantu.
 EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.

2.6.3 Angina Variant


Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat
istirahat, akibat penurunan suplai O2 darah ke miokard secara tiba-

tiba. Penelitian terbaru menunjukkan terjadinya obsruksi yang


dinamis akibat spasme koroner baik pada arteri yang sakit maupun
yang normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak menetap
ini selama terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai
penurunan aliran darah arteri koroner.
Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan
pada waktu aktifitas ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri
koroner EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul
pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan
selesai.

Makalah Angina Pectoris Page 14


2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa utama untuk
penderita angina pectoris meliputi :
1. Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium
2. Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan kontraksi
3. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit
knowledge.
Diagnosa angina pectoris terutama didapatkan dari anamnese
mengenai riwayat penyakit, karena diagnosa pada angina sering kali
berdasarkan adanya keluhan sakit dada yang mempunyai cirri khas
sebagai berikut :
1. Letaknya, seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di
daerah sternum atau dibawah sternum, atau dada sebelah kiri dan
kadang-kadang menjalar ke lengan kiri kadang-kadang dapat
menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan.
2. Kualitas, sakit dada pada angina biasanya timbul pada waktu
melakukan aktivitas. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada
waktu tidur malam.
3. Lamanya, serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 – 5 menit,
walaupun perasaan tidak enak di dada masih dapat terasa setelah
sakit dada hilang . bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit,
mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut dan
bukan disebabkan angina pectoris biasa.
Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan
mengenai tinggi rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita
angina pectoris stabil atau kemungkinan suatu angina pectoris tidak
stabil. Ada 5 hal yang perlu digali dari anamnese mengenai angina
pectoris yaitu : lokasinya, kualitasnya, lamanya, factor pencetus, factor
yang bisa meredakan nyeri dada tersebut.

Makalah Angina Pectoris Page 15


Pemeriksaan Diagnosa Angina Pectoris
a) Elektro Kardio Gram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu
istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih
normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien
pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang
EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi
dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST
dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG
akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T
menjadi negatif.
b) Holter Monitor.
Holter monitor merupakan alat praktis yang mampu memantau
berbagai aktivitas listrik selama 24 jam untuk menilai irama jantung,
posisi ruang jantung, dan evaluasi terapi (pemasangan pacemaker).
Bila terdapat keluhan berupa pusing, pingsan, tekanan darah rendah,
lelah berkepanjangan atau berdebar tanpa adanya perubahan pada
pemeriksaan EKG saat istirahat.
Alat ini dapat berguna untuk mengetahui adanya gangguan irama
jantung (aritmia) atau kejadian epileptic (EEG) yang sulit diketahui bila
dipantau dalam jangka pendek. Bersamaan dengan perekaman, pasien
mencatat aktivitas dan keluhan yang muncul saat perekaman.
Alat ini menggunakan elektroda yang dipasangkan di dada yang
dihubungkan ke alat yang berfungsi menyimpan informasi
mengenai aktivitas listrik jantung selama periode perekaman.
Prosedur pemasangan holter monitor antara lain :
 Elektroda ECG dipasang pada dada dan disambungkan dengan
kabel lead.
 Monitor ECG dengan ukuran kecil dibawa sepanjang masa
perekaman.

Makalah Angina Pectoris Page 16


 Pasien diberitahu agar elektroda harus selalu terpasang, tidak
membasahi elektroda, tidak menggunakan peralatan elektronik dan
alat yang menggunakan magnet selama masa perekaman agar
tidak mengganggu sinyal EKG, mencatat adanya gejala dan
aktivitas yang dilakukan selama masa perekaman, dan
menghubungi dokter atau rumah sakit bila terdapat masalah
selama perekaman.
c) Angiografi Curone
Angiogram, yang pada dasarnya sinar x dari arteri koroner, telah
menjadi tes diagnostik yang paling akurat untuk menunjukkan
keberadaan dan luasnya penyakit koroner. Dalam prosedur ini,
digunakan tabung fleksibel (kateter) yang panjang dan tipis untuk
melakukan manuver ke dalam arteri yang terletak di lengan atau
pangkal paha. Kateter ini akan dilewatkan lebih lanjut melalui arteri ke
salah satu dari dua arteri koroner utama. Sebuah pewarna disuntikkan
pada waktu itu untuk membantu sinar x “melihat” jantung dan arteri
lebih jelas. Banyak sinar x singkat dibuat untuk menciptakan sebuah
“film” darah mengalir melalui arteri koroner, yang akan mengungkapkan
penyempitan yang mungkin dapat menyebabkan penurunan aliran
darah ke otot jantung dan gejala terkait angina.

d) Stres Testing
Bagi banyak orang dengan angina, hasil elektrokardiogram saat
istirahat tidak akan menunjukkan adanya kelainan. Karena gejala
angina terjadi selama stress (latihan fisik), fungsi jantung mungkin perlu
dievaluasi di bawah tekanan fisik dari latihan. Tes stres dilakukan
bersamaan dengan EKG sebelum, selama, dan setelah latihan untuk
mencari kelainan terkait stress (latihan fisik). Tekanan darah juga diukur
selama uji stres.

Makalah Angina Pectoris Page 17


e) Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang
normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang
membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

2.8 Penatalaksanaan Angina Pectoris


Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :
1) Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian
meningkatkan kuantitas hidup.
2) Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia,
dengan demikian meningkatkan kualitas hidup.

Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan


pemberian oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan
menurunkan kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).

Terapi Farmakologis untuk anti angina


1) Penyekat Beta
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan
frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan
peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya
muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat
beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.

2) Nitrat dan Nitrit


Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk
mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai
efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan
oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi
pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu

Makalah Angina Pectoris Page 18


masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya
toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi
dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup
yaitu 8 – 12 jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit,
ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

3) Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium
melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot
polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh
darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan
kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi
vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah
amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin,
nifedipin, nimodipin, verapamil.

Terapi Non Farmakologis


Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok,
karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah,
sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan
menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi
stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan
vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan
kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau
ambisius.

Makalah Angina Pectoris Page 19


BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari Makalah yang kami sampaikan,kami dapat menarik
kesimpulan bahwa :
 Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari
suatu iskemik miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina
pada dasarnya berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya
iskemik.
 Etiologi dari angina pectoris terdiri dari 4 bagian yaitu
 Arterosklerosis.
 Aorta insufisiensi
 Spasmus arteri koroner
 Anemi berat
 Macam Macam Angina Pectoris :
 Angina pectoris stabil.
 Angina pectoris tidak stabil.
 Angina variant
 Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri yaitu:
 Letak Nyeri dada.
 Kualitas nyeri.
 Lamanya serangan.
 Gejala yang menyertai.
 Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan
pemberian oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner)
dan menurunkan kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja
jantung).
 Diagnosa dari penderita angina adalah nyeri berhubungan dengan
ischemia miokardium, curah jantung menurun berhubungan dengan
gangguan kontraksi, cemas berhubungan dengan rasa takut akan

Makalah Angina Pectoris Page 20


kematian, dan kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan
dengan deficit knowledge.

 Pemeriksaan diagnosa dari angina pectoris, adalah :


 Elektrokardiogram (EKG)
 Holter monitor
 Angiografi Curone
 Stress testing
 Foto rontgen dada
 Penatalaksanaan dari angina pectoris terdiri dari terapi
farmakologis
 Penyekat Beta
 Nitrat dan Nitrit
 Kalsium Antagonis
 terapi nonfarmakologis.
 Berhenti merokok
 Untuk Pasien obesitas, turunkan berat badan
 Mengurangi stress
 Pengontrolan gula darah

4.1 Saran
Dari makalah ini saya mengharapkan agar para pembaca bisa
membacanya, memahaminya dan membuat makalah ini menjadi
referensi untuk belajar mengetahui tentang penyakit angina pectoris
yang merupakan salah satu penyakit dari sistem kardiovaskular.
Demi kesempurnaannya makalah ini saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik untuk selanjutnya.

Makalah Angina Pectoris Page 21


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi III. Jakarta:
Kedokteran Egc.
Charlene J.Reeves,Robin Lockhart. 2001. Medical Surgical Nursing.
Jakarta: Salemba Medika.
Ely Ismudianti Rilantono Dkk.1998. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai
Fkui
https://id.wikipedia.org/wiki/Angina_pektoris
http://blog.ilmukeperawatan.com/mengenal-angina-pektoris.html

Wiffen, Philip dkk, 2007. Farmasi klinis oxford. Penerbit buku kedokteran

www.informasikedokteran.com/2015/09/angina-pectoris.html

Makalah Angina Pectoris Page 22

Anda mungkin juga menyukai