Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

Ada 2 hal mengapa kimia analisis merupakan satu-satunya cabang

ilmu pengetahuan yang mempunyai penerapan yang begitu luas. Pertama,

kimia analisis menawarkan berbagai macam penggunaan dalam disiplin ilmu

kimia yang lain seperti kimia organik, kimia anorganik, kimia fisika, dan

biokimia. Kedua, kimia analisis dipakai secara luas dalam cabang ilmu-ilmu

lain seperti ilmu-ilmu farmasi, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu

lingkungan dan sebagainya ( Gandjar dan Rohman , 2007 ).

Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar)

absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada didalam

sampel.Analisis struktur adalah penentuan letak dan pengaturan ruang

tempat atom. Dalam suatu elemen atau molekul, serta identifikasi gugus-

gugus karakteristik (gugus-gugus fungsional) dalam suatu molekul.Analisis

kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies,

dan atau senyawa-senyawa yang ada didalam sampel. Dengan kata lain,

analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada tidaknya suatu

analis yang dituju dalam suatu sampel ( Tjay dan Rahardja , 2002 ).

Kimia farmasi analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan

metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur

dari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya.
Ilmu Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif dapat didefinisikan sebagai

penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk

melakukan analisis kuantitatif secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau

sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat alam jaringan tubuh, dan

sebagainya (Gandjar dan Rohman , 2007).

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi zat-

zat terutama obat berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam

bentuk tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain

yang berupa campuran atau zat tunggal.

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi obat-

obat golongan asam dengan analisa kualitatif.

Adapun prinsip dari percobaan ini adalah untuk menentukan suatu

obat golongan asam dengan menggunakan metode yang sesuai dan

berdasarkan reaksi spesifiknya ketika direaksikan dengan pereaksi tertentu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Salah satu senyawa golongan senyawa obat yang banyak

digunakan untuk pengobatan suatu penyakit adalah senyawa obat yang

termasuk dalam golongan asam ( Tim Dosen Kimia, 2011).

Obat-obat yang termasuk dalam golongan asam ini terdapat

berbagai macam yang dibedakan berdasarkan sifat fisika kimianya,

identifikais berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi tertentu, cara

pemisahan, sisa pemijaran, ataupun uap yang keluar pada saat

dipijarkan ( Tim DosenKimia, 2011).

Adapun sifat umum yang dimiliki senyawa kimia golongan ini

adalah:

1. Dapat membentuk garam dengan NaOH dan NaHCO3 sedangan fenol

hanya membentuk garam dengan NaOH.

2. Berdasarkan rantai ikatan, maka golongan ini terdapat dalam bentuk

alifatis dan aromatis.

3. Bentuk alifatis umumnya mudah larut dalam air, sedangkan bentuk

aromatis larut dalam petroleum eter.

4. Asam alifatis dan aromatis ada yang ikut dengan uap jika di destilasi

uap, tetapi ada juga tidak larut.


Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka dapat dilakukan

pemisahan golongan asam ini dengan cara :

1. Pemisahan destilasi uap

Jenis senyawa asam yang dapat dipisahkan dengan cara

destilasi uap : Asam formiat, Asam Benzoat, Asam asetat, Acetosal,

salipyrin, dan asam sinamat.

2. Pemisahan sisa destilat

Dipisahkan dengan cara pengendapan, yaitu larutan diasamkan

dengan asam asetat + Ca2+, maka terbentuk endapan, endapan

disaring dan diasamkan kembali.

a. Filtrat + 3 volume etanol terbentuk endapan, maka terdapat : Tatrat,

Asam Sitrat, Asam Suksinat, Asam Malat dan Asam Glikolat.

b. Filtrat + air kapur berlebih, maka terbentuk endapan. Misalnya :

Asam Gallat dan Asam Lemak.

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara

umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan

menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi

modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion H +)

kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan

elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa

dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah

asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai). Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian, mencicipi

rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.

(Anonim.2011)

Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia,

yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis:

1. Arrhenius : menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang

meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan

dalam air. Definisi yang pertama kali dekemukakan oleh Svante

Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut

dalam air.

2. Bronsted-Lowry : asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam

dan basa bersangkutan desebut sebagai pasangan asam-basa

konjugat. Bronsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi

ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air.

3. Lewis : asam adalah penerima pasangan electron dari basa. Definisi

ini dapat mencakup asam yang tidak mengandung hydrogen atau

proton yang dapat dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis

dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum,

suatu asam dapat menerima pasangan electron pada orbital

kosongnya yang paling rendah dari orbital terisi yang tertinggi dari

suatu basa.
B. PENGGOLONGAN

Penggolongan asam menurut FI Edisi III yaitu :

1. Asam Asetat

2. AsetosalAsam Alginat

3. Asam Aminokaproat

4. Asam Askorbat

5. Asam Benzoat

6. Asam Sitrat

7. Asam Folat

8. Asam Klorid

9. Asam Laktat

10. Asam Nikotinat

11. Asam Oleat

12. Asam Salisilat

13. Asam Sorbat

14. Asam Stearat

15. Asam Sulfat

16. Asam Tanat

17. Asam Trikloroasetat

18. Asam Undesilenat


C. URAIAN BAHAN

1. Aquadest (Depkes RI,1979. hal 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak

ssberasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Acetosal (Depkes RI,1979. hal 43 )

Nama Resmi : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM

Nama Lain : Asam Asetilsalisilat

Rumus Molekul : C9H8O4

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 180,16

Pemerian : Hablur tak berwarna atau serbuk hablur putih, tak

berbau, atau hampir tak berbau, rasa asam.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam

etanol (95%) P, larut dalam kloroform dan dalam

eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Analgetikum, antipiretikum

3. AgNo3(Depkes RI,1979. hal 97)

Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

Nama Lain : Perak Nitrat

Rumus Molekul : AgNo3

Berat Molekul : 169,87

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna

putih, tidak berbau, menjadi gelap jika kena

cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam

etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya.

Khasiat : Antiseptikum ekstern, kaostikum.

4. Alkohol (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 65)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap,

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas.

Mudah terbakar dalam memberikan nyala biru

yang tidak berasap.


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P

dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Khasiat : Zat tambahan

5. Asam Askorbat (Depkes RI,1979. hal 47)

Nama Resmi : ACIDUM ASCORBICUM

Nama Lain : Vitamin C

Rumus Molekul : C6H8O6

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 176,13

Pemerian : Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak

berbau, rasa asam. Oleh pengaruh cahaya

lambat laun menjadi gelap. Dalam

keadaan kering, mantap diudara, dalam

larutan cepat teroksidasi.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol (95%), praktis dalam eter P, dan

dalam Benzen P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya.

Khasiat : Antiskorbut

6. Asam Benzoat (Depkes RI,1979 hal 49)

Nama Resmi : ACIDUM BENZOICUM

Nama Lain : Asam Benzoat

Rumus Molekul : :C7H6O2

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 122,12

Pemerian : Hablur halus dan ringan, tak berwarna dan tak

berbau.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air dan lebih

kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian

kloroform P dan 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Antiseptikum ekstern, antijamur.

7. Asam Borat (Depkes RI,1979. hal 49)

Nama Resmi : ACIDUM BORICUM

Nama Lain : Asam Borat

Rumus Molekul : H3BO3


Rumus Bangun :

Berat Molekul : 61,83

Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih,sisik mengkilap, tidak

berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam

dan pahit kemudian manis.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam bagian air

mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan

dalam 5 bagian Gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Antiseptikum ekstern

8. Asam Klorida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam Klorida

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna,berasap, bau merangsang,

jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan

bau hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Zat tambahan


9. Asam salisilat (Depkes RI,1979. hal 56)

Nama Resmi : ACIDUM SALICYCUM

Nama Lain : Asam Salisilat

Rumus Molekul : C7H6O3

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 136,12

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk

berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak

manis dan tajam.

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian

etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P

dan dalam eter P, larut dalam amonium asetat

P¸hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium

sitrat P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Keratolitikum, anti fungi.

10. Asam Sitrat (Depkes RI,1979. hal 50)

Nama Resmi : ACIDUM CITRICUM

Nama Lain : Asam Sitrat

Rumus Molekul : C6H8O7H2O


Rumus Bangun :

Berat Molekul : :210,14

Pemerian : Hablur tak berwarna atau serbuk putih, rasa

asam kuat, agak higroskopis merapuh dalam

udara kering dan panas.

Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam

1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam eter

P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan

11. Asam Tartrat (Depkes RI,1979. hal 654)

Nama Resmi : ACIDUM TARTRAT

Nama Lain : Asam tartrat

Rumus Molekul : C4H4O6

Berat Molekul : 138,31

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak

berbau atau rasa sangat asam.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam

etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Khasiat : Zat tambahan.

12. Asam sulfat (Depkes RI,1979. hal 58)

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama Lain : Asam Sulfat

Rumus Molekul : H2SO4

Berat Molekul : 98,07

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak

berwarna, jika ditambahkan ke dalam air

menimbulkan panas.

Penyimpanana : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Zat tambahan

13. Besi (III) klorida (Depkes RI,1979 hal 659)

Nama Resmi : FERRI NITRAS

Nama Lain : Ferri nitrat

Rumus Molekul : FeCl3

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam

kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat

yang telah terpengaruh oleh kelembapan.

Kelarutan : Larut dalam air ,larutan beropalesensi

berwarna jingga.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

a. Aluminium foil

b. Batang pengaduk

c. Gegep

d. Gelas Kimia

e. Gelas Ukur

f. Handscoun

g. Kertas perkamen

h. Masker

i. Lap halus

j. Lap kasar

k. Pipet tetes panjang / pendek

l. Rak tabung

m. Sendok tanduk

n. Sikat tabung

o. Tabung reaksi

p. Timbangan analitik

q. Tissue
2. Bahan yang digunakan

a. Aquadest

b. Asetosal

c. AgNO3

d. Alkohol

e. Asam Askorbat

f. Asam Benzoat

g. Asam Borat

h. Asam Salisisilat

i. Asam Sitrat

j. Asam Tatrat

k. FeCl3

l. HCl

m. H2SO4P

n. Pereaksi Fehling

o. Pereaksi Zwikker
B. Pembuatan Perekasi Yang Digunakan

1. Pereaksi FeCl3

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang FeCl3

c. Dimasukkan FeCL3 kedalam labu ukur kemudian dicukupkan

volumenya dengan Aquadest ad 100 ml, kocok hingga homogen.

2. Pereaksi zwikker

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Ditimbang CuSO4.5H2O sebanyak 5 g, diukur NaOH pekat dan

H2SO4 pekat

c. Dicampur ketiga bahan, aduk hingga homogen

d. Dicukupkan volumenya hingga 100 ml.

3. Pereaksi Asam Sulfat

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Ditimbang H2SO4

c. Dimasukkan H2SO4 kedalam labu ukur kemudian dicukupkan

volumenya dengan Aquadest ad 100 ml, kocok hingga homogen.

4. Pereaksi AgNO3

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Ditimbang AgNO3

c. Dimasukkan AgNO3 kedalam labu ukur kemudian dicukupkan

volumenya dengan Aquadest ad 100 ml, kocok hingga homogen.


5. Pereaksi HCL

a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

b. Ditimbang HCL

c. Dimasukkan HCL kedalam labu ukur kemudian dicukupkan

volumenya dengan Aquadest ad 100 ml, kocok hingga homogen.

6. Pereaksi parry

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang 2 gram CoCl2

c. Diukur 1 ml HCl

d. Dilarutkan CoCl2 dalam 1 ml HCl kemudian ditambahkan air

sampai volume 100 ml.

7. Pereaksi Kupri sulfat 0,5 M : 1 N

CuSO4.5H2O 62,4 g

H2SO4 pekat 2,5 mL

Akuades 500 mL

Larutkan dulu asam pekat ke dalam 100 mL akuades. Kemudian

larutkan garam ke dalam larutan H2SO4. Encerkan dengan akuadest

sampai volum larutan menjadi 500 mL.

8. Pereaksi asam sulfat 3 M : 6N

H2SO4 17,8 M ; 95% (b/b) 170 mL

Akuades 830 mL
9. Pereaksi marquis

Formaldehide 40 %

H2SO4

campur formaldehide 40 % sebanyak 2 tetes dengan H2SO4 sebanyak

3 ml.

10. Pereaks Millon

Hg 10 gram

Asam nitrat 20 mL

Larutkan 10 g merkuri (Hg) dalam 20 mL asam nitrat pekat ( lakukan

di udara terbuka atau di dalam ruang asam). Bila telah larut dan tidak

timbul asap coklat lagi, encerkan dengan 60 mL aquadest. Tuangkan

cairan bagian atas dan simpan dalam botol tertutup gelas.

11. Pereaksi Feehling

CuSO4.5H2O 34,64 g

H2SO4 pekat 0,5 mL

Aquadest ad 500 mL

Alirkan perlahan H2SO4 pekat kedalam gelas kimia berisis 100 mL

aquadest sambil sesekali diaduk secara perlahan, masukan garam

tembaga kedalamya setelah melarut encerkan dengan aquadest

sehingga volume larutan menjadi 500 mL dan pindahkan pereaksi

kedalam botol reagen. Fehling A berwarna biru muda.


12. Aquadest bebas CO2

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Didihkan kuat aquadest 10 liter didalam pemanas air (tutupnya

dibuka) selama 5 menit atau lebih, dihitung mulai saat air

mendidih

c. Dimasukkan dalam wadah jerigen, ditutup segera, lalu dinginkan.

13. Pereaksi NaOH 1N

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang NaOH pellet sebanyak 44 gram. Dilarutkan sedikit

demi sedikit di dalam labu tentukur dengan aquadest bebas CO2.

c. Dicukupkan volume dengan aquadest bebas CO2 hingga 1000

ml. Dimasukkan dalam wadah.

14. Pereaksi NaCl

a. Disiapakan alat dan bahan

b. Ditimbang NaCl.

c. Dilarutkan sedikit demi sedikit dengan aquadest hingga batas

kalibrasi, dikocok ad homogen.

15. Air Brom (jenuh)

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang brom

c. Kocok 4 gram atau 1 ml brom cair dengan 100 ml aquades.

pastikan bahwa ada sedikit brom berlebihan yang tidak melarut


dan tertinggal pada dasar campuran . (bila campuran bekerja

pada brom, maka harus berhati-hati . pakailah sarung tangan

karci dan perlindungan mata).

16. Metilen biru

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Diambil dari larutan stock : larutkan 0,5 g zat warna dalam 100 ml

Etanol 95%.

c. Didiamakan selama 2-3 hari, sekali-kali di aduk. Saring dan

simpan.

17. Iodium 0,1 N

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang dengan seksama sebanyak 12,90 gram Iodium ( I2 ) +

18,00 gram Kalium Iodida ( KI )

c. Dilarutkan dengan 200 ml air. Setelah semua Iodium larut,

encerkan larutan dengan air tersebut menjadi 1000 ml larutan

18. KMnO4 0,1 N

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang 1,58 gram KmnO4, kemudian larutkan dengan 500ml

aquadest

c. Didiamkan selama 7 hari atau dididihkan selama 15 menit

d. Disaring dan dimasukkan dalam wadah


19. Pereaksi wagner

a. Disiapakan alat dan bahan

b. Di timbang 1,27 gram I2 dan 2 gram KI

c. Dilarutkan dalam 200ml aquadest, kemudian diencerkan

dengan air hingga 100ml

d. Dimasukkan dalam wadah dan beri etiket

20. Pereaksi asam pikrat

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang 1 gram asam pikrat kemudian larutkan dengan

100ml aquadest panas

c. Dimasukkan dalam wadah dan beri etiket

21. Pereaksi Fe(NO3)3

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang Fe(NO3)3 sebanyak 12,1 gram keudian dilarutkan

dengan 500ml aquadest

c. Dimasukkan dalam wadah dn beri etiket

22. Pereaski Na2CO3 0,1 M

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Ditimbang Na2CO3 sebanyak 5,3 gram, kemudian dilarutkan

dengan aquadest 500ml

c. Dimasukkan dalam wadah dan beri etiket


C. Prosedur Kerja

1. Uji pendahuluan

a. Uji Organoleptis

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Diambil zat lalu dimasukkan ke dalam masing-masing tabung

reaksi.

3) Diamati bau, warna, bentuk dari sampel tersebut

b. Uji Kelarutan

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Diambil sampel lalu masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dimasukkan dalam aquadest.

3) Diamati kelarutan sampel.

2. Uji golongan

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Diambil sampel lalu masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dalam aquadest.

3) Ditambahkan pereaksi FeCl3

4) Diamati perubahan warna yang terjadi

3. Uji Penegasan

a. Sampel A1

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan


2) Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dalam aquadest

3) Ditambahkan 3 tetes pereaksi AgNo3, kemudian diamati

perubahan warnanya

b. Sampel A2

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dalam aquadest

3) Ditambahkan resorsin yang telah dilarutkan dalam H2SO4 pekat

secukupnya, kemudian diamati perubahan warnanya

c. Sampel A3

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dalam aquadest

3) Ditambahkan 3 tetes H2SO4 yang telah ditambahkan alkohol,

kemudian diamati perubahan warnanya

d. Sampel A4

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dalam aquadest

3) Ditambahkan 3 tetes pereaksi Fehling, kemudian diamati

perubahan warnanya
e. Sampel A5

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dalam aquadest

3) Ditambahkan 3 tetes pereaksi Swiker, kemudian diamati

perubahan warnanya

f. Sampel A6

1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dalam aquadest

3) Ditambahkan 3 tetes HCl, kemudian diamati perubahan

warnanya
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel pengamatan

1. Uji pendahuluan

a. Uji Organoleptis

Kode
No Warna Bau Rasa Bentuk
sampel
Putih
1. A1 Asam Asam Hablur
kekuningan
Tidak Tidak
2. A2 Putih Serbuk
berbau berasa
Tidak
3. A3 Putih Asam Kristal
berbau
Tidak Tidak
4. A4 Asam Kristal
berwarna berbau
Serbuk
Tidak hablur
5. A5 Putih Asam
berbau bentuk
jarum
Tidak Bau Serbuk
6. A6 Asam
berwarna asam halus

b. Uji golongan
Hasil
(menurut Hasil(Menurut
No Sampel Pereaksi Keterangan
hasil Literatur)
praktikum)
1 Asam FeCl3 Larutan Merah coklat -
sitrat Kuning
2 Asam FeCl3 Coklat Coklat kuning -
Benzoat
3 Asam FeCl3 Violet Violet +
borat

4 Asetosal FeCl3 Violet Violet +


5 Asam FeCl3 Kuning Ungu hilang -
askorbat
6 Asam FeCl3 Kuning Kuning terang -
tartrat terang

c. Uji Penegasan

Hasil
(menurut Hasil(Menurut
No Sampel Pereaksi Keterangan
hasil Literatur)
praktikum)
1 Asam FeCl3 Larutan Merah coklat -
asetat +asam Kuning Warna hilang
Warna
hilang
Asam + HCL Bau cuka Bau cuka +
asetat
2 Asam FeCl3 Coklat Coklat kuning -
Benzoat +HCl Coklat Kristal bentuk
kuning jarum

Asam H2SO4 Larutan Etil benzoat -


benzoate pekat+ keruh ↓ (bau frambos)
Alkohol putih
3 Asam FeCl3 Violet Violet -
salisilat +alkohol Ungu Coklat tetap

Asam +Zwikker ↓ Hijau ↓ Hijau +


salisilat
4 Asetosal FeCl3 Violet Violet +

Asetosal +H2SO4(p) ↓ putih Bau gandapura -


+Metanol kehitaman

Asetosal +Zwikker ↓ biru muda Biru muda -


5 Asam FeCl3 Larutan Ungu hilang -
askorbat kuning

Asam + KMnO4 Ungu ↓ putih -


askorbat

Asam + Fehling Larutan biru ↓ Cu2O -


askorbat muda
6 Asam FeCl3 Kuning Kuning terang +
tartrat terang

Asam + Cuprifil Biru muda Biru -


tartrat
B. Pembahasan

Salah satu senyawa golongan senyawa obat yang banyak

digunakan untuk pengobatan suatu penyakit adalah senyawa obat yang

termasuk dalam golongan asam.

Obat-obat yang termasuk dalam golongan asam ini terdapat

berbagai macam yang dibedakan berdasarkan sifat fisika kimianya,

identifikais berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi tertentu, cara

pemisahan, sisa pemijaran, ataupun uap yang keluar pada saat

dipijarkan. Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara

umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan

menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,

asam adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion H +) kepada zat

lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas

dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi

penetralan untuk membentuk garam.

Pada hasil pengamatan uji pendahuluan dengan melakukan uji

organoleptis dengan mengamati warna, bau, dan bentuk sampel yakni A1

memiliki warna putih, berbau asam, rasanya asam, dan berbentuk kristal

halus. A2 yaitu memiliki warna putih, bau asam, rasa asam, dan

berbentuk kristal kasar. A3 dan A5 memiliki warna putih, bau asam, rasa

asam, dan berbentuk serbuk halus. A4 yaitu serbuk halus berwarna putih
kekuningan, rasanya asam, dan berbau asam. A6 berwarna putih, tidak

berbau, tidak berasa, dan berbentuk serbuk halus.

Pada hasil pengamatan uji golongan, yakni sampel ditambahkan

pereaksi FeCl3, diketahui warna sampel A1, A3, A4, dan A5 yaitu kuning.

Sedangkan, sampel A6 berwarna ungu. Setelah diketahui warna sampel

dan disesuaikan dengan literatur Farmakope Indonesia Edisi III, bahwa

sampel dengan kode A1, A2, A3,A4, A5, A6 dan warnanya sesuai

dengan literatur.

Pada hasil pengamatan uji penegasan, A1 di reaksikan dengan

fehling menghasilkan endapan putih, direaksikan dengan KmNO4

menghasilkan warna bening dimana warna ungu hilang. Sampel A2

direaksikan dengan zwikker menghasilkan endapan berwarna biru, di

reaksikan dengan FeCl3 menghasilkan endapan warna ungu kemudian di

tambahkan alcohol berubah menjadi coklat. Sampel A3 dan A4

direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna kuning. A5 direaksikan

dengan asam sulfat di tambah alcohol menghasilkan warna coklat,

direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna coklat kuning kemudian di

tambahkan asam klorida membentu Kristal. Sedangkan A6 direaksikan

dengan FeCl3 menghasilkan warna ungu. Adapun fungsi dari pereaksi-

perekasi yang digunakan antara lain perekasi Fehling digunakan untuk

menguji adanya gula pereduksi, molisch digunakan untuk mengetahui


adanya karbohidrat, metilen blue digunakan untuk pewarna inti

sel(Histologi), millon digunakan untuk mengetahui adanya protein.

Adapun hasil yang diperoleh ada beberapa yang berbeda dengan

yang literatur hal ini disebabkan karena beberapa faktor berikut :

1. Alat-alat yang digunakan kurang bersih

2. Sampel dan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi

3. Banyaknya pereaksi yang digunakan tidak sebanding dengan

banyaknya sampel

4. Ketidaktelitian dalam pengamatan warna


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dengan uji pendahuluan yaitu uji

organoleptis dan uji kelarutan, uji golongan dan uji penegasan dapat

diketahui bahwa Sampel A1 adalah Asam askorba + FeCl3 menghasilkan

Larutan berwarna kuning , Sampel A2 adalah Asam Salisilat + Zwikker

menghasilkan endapan hijau, Sampel A3 adalah Asam sitrat FeCl3

menghasilkan Larutan berwarna kuning , Sampel A4 adalah Asam tatrat +

FeCl3 menghasilkan larutan berwarna kuning terang, Sampel A5 adalah

benzoate + FeCl3 + HCl menghasilkan larutan coklat kuning, Sampel A6

adalah asetosal + FeCl3 menghasilkan larutan berwarna violet.

B. Saran

Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dan arahan

dalam praktikum dan pada saat pemeriksaan laporan. Sebagai praktikan

kami juga mengharapkan agar sarana dan prasarana laboratorium

dilengkapi demi kelancaran praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Abbas, R. 1980. Analisis Kimia Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas

Hasanuddin : Makassar.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia : Jakarta.

Gandjar, G. I.,Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar :

Yogyakarta.

Herman, J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta.

Tim Dosen. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas

Indonesia Timur : Makassar.

Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas

Indonesia Timur : Makassar.

Tjay, T.H, 2002. Obat–Obat Penting EdisiV. Elex Media Kompetindo.

kelompok Gramedia : Jakarta


LAMPIRAN

PERHITUNGAN PEREAKSI

A. Pereaksi Parri

2+1
Pereksi parri = 100

3
= 100

= 0,03

B. Pereaksi vanillin

5
Pereaksi vanillin = 100

= 0,05

C. Pereaksi kupri sulfat

62,4+2,5
Pereaksi kupri sulfat = 500

64,9
= 500

= 0,1298

D. Pereaksi Asam Sulfat

170
Pereaksi asam sulfat = 830

= 0,204

E. KMnO4

V x N x Be = 0,5 x 0,1 x 31,6 = 1,58 gram


F. NaOH 0,1 N

g = M × BM × V

= 0,1 × 40 × 0,5

=2g

G. Fe(NO3)3 0,1 M 500 ml

g = M × BM × V

= 0,1 × 242 × 0,5

= 12,1 g

H. Na2CO3 0,1 M 500 ml

g = M × BM × V

= 0,1 × 106 × 0,5

= 5,3 gr

I. Na2S2O3 0,1 M 500 ml

g = M × BM × V

= 0,1 × 158 × 0,5

= 7,9 gr
Foto praktikum

1. Asam benzoat

Keterangan :
1
1. Tabung reaksi
2
2. Rak tabung
3. Asam benzoat + H2SO4 pekat +
3 alkohol
4 4. Asam benzoat + FeCl3 + HCl

2. Asetosal
1 Keterangan :

2 1. Rak tabung
2. Tabung reaksi
3. Asetosal + zwikker
3 4. Asetosal + H2SO4 + metanol

3. Asam sitrat
1 Keterangan :

1. Rak tabung
2
2. Tabung reaksi
3 3.

Anda mungkin juga menyukai