FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KARBOHIDRAT
OLEH :
BAB 1
PENDAHULUAN
putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi
mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida yang tidak larut dalam air.
Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga
seruing disebut gula. Kebanyakan monosakarida dan disakarida
kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan
adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul larutannya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah mengidentifikasi
struktur, tata nama, dan penggolongan senyawa karbohidrat serta
menganalisis sifat dan penggolongan karbohidrat.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah mampu mengidentifikasi
struktur, tata nama, dan penggolongan senyawa karbohidrat dan
mampu menganalisis sifat dan penggolongan karbohidrat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Nama karbohidrat dikemukakan pertama kali oleh para ahli kimia
Perancis. Nama tersebut diberikan untuk golongan senyawa-senyawa
organik yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen;
dalam senyawa-senyawa ini, dua unsur yang terakhir mempunyai
perbandingan 2:1, seperti perbandingan hidrogen dan oksigen pada
air. Mereka menganggap senyawa-senyawa ini merupakan hidrat dari
karbon yang mempunyai rumus perbandingan Cn(H2O)m ; n = m atau
kelipatan urutan bilangan bulat seterusnya. Akhirnya, pada tahun
1880-an disadari bahwa anggapan “hidrat dari karbon” merupakan
anggapan yang keliru, dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi
aldehida atau polihidroksi keton atau turunan dari keduanya.
(Sumardjo, 2009 ).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen
yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus
empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida
dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara
berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah
satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat
diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan
akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus
aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa
semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan
gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau
delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida
(Poedjiadi, 2006 ).
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT
b. Disakarida
Suatu disakarida mengandung dua monosakarida yang disatukan
oleh sebuah ikatan O-glikosidat. Disakarida yang paling sering
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT
atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama
trisakarida atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut
polisakarida atau poliosa. Polisakarida yang mengandung jumlah
monosakarida yang tidak begitu banyak disebut oligosakarida
(Sediaoetama, 2004 ).
Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang
terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan,
warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan
menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul
kembali (Monruw, 2010).
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi
dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna
khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk
menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan.
Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean
akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula
pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak
gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi,
2005 ).
2.2 Uraian Bahan
1. Amilum (Ditjen POM, 1979 h. 720)
Nama Resmi : AMYLUM
Nama Lain : Amilum
Berat Molekul : (162,141)n g/mol
Rumus Molekul : (C6H10O5)n
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
Rumus Molekul : I2
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan saat praktikum yaitu tabung reaksi,
pipet tetes, pipet volume, gegep kayu, rak tabung, plat tetes, lampu
spiritus, alat pemanas dan mikroskop
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan yaitu amilum, sukrosa, glukosa,
pereaksi molisch. Larutan asam sulfat pekat (H2SO4), larutan iodium,
perekasi fehling A dan B, perekasi Benedict, perekasi Barfoed,
perekasi seliwanoff, fenilhidrasin-hidroklorida dan natrium asetat.
3.3 Cara Kerja
1. Uji Molisch
Disiapkan 3 tabung reaksi, tabung reaksi 1 diisi larutan glukosa,
tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum.
Dimasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung rekasi,
ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch, dicampurkan dengan baik,
kemudian dimiringkan tabung reaksi lalu dialirkan dengan hati - hati
1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur
(jangan dikocok) setelah itu diamati pembentukan cincin berwarna
ungu.
2. Uji iodium
Disiapkan 3 tabung reaksi kemudian dimasukkan 3 tetes larutan
uji ke dalam tabung rekasi, ditambahkan 2 tetes larutan iodium dan
diamati warna spesifik yang terbentuk
3.Uji Fehling
Disiapkan 3 tabung reaksi, ditabung 1 diisi larutan glukosa,
tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum
kemudian dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan
lahan di bawah air keran dan amati kristal yang terbentuk dan
diidentifikasikan di bawah mikroskop.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No A.Golongan Karbohidrat Sampel Keterangan
1 Monosakarida Glukosa,fruktosa,laktosa
2 Disakarida Sukrosa,laktosa,maltosa
3 Polisakarida Amilum,glukagon,selulosa
1. Uji Molisch
No Sampel uji Hasil uji Molisch Karbohidrat (+/-)
1 Glukosa Membentuk cincin ungu +
2 Sukrosa Membentuk cincin ungu +
3 Amilum Membentuk cincin ungu +
2. Uji Iodium
No Sampel uji Hasil uji iodium Poliskarida (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk larutan kuning +
2 Sukrosa Membentuk larutan kuning +
3 Amilum Membentuk larutan biru +
3. Uji Fehling
No Sampel uji Hasil uji Fehling Gula reduksi (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk endapan Merah +
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT
bata
2 Sukrosa ≠ membentuk endapan +
3 Amilum ≠ membentuk endapan +
4. Uji Benedict
No Sampel uji Hasil uji Benedict Gula Reduksi (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk Merah bata dan +
larutan hijau
2 Sukrosa ≠ membentuk +
3 Amilum ≠ membentuk +
5. Uji Barfoed
No Sampel uji Hasil uji Barfoed Monosakarida (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk Merah - orange +
2 Sukrosa ≠ membentuk +
3 Amilum ≠ membentuk +
6. Uji seliwanoff
No Sampel uji Hasil uji Seliwanoff Ketosa (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk Merah - orange +
2 Sukrosa ≠ membentuk +
3 Amilum ≠ membentuk +
7. Uji Osazon
No Sampel uji Hasil uji Osazon Gambar Osazon
(mikroskopik)
1 Glukosa 1 % Membentuk serabut putih +
2 Sukrosa ≠ membentuk serabut putih +
3 Amilum ≠ membentuk serabut putih +
Kesimpulan :
Reagen Monosakarida Disakarida Polisakarida
Molisch √ √ √
Iodium √
Fehling √ √
Benedict √ √
Barfoed √
Seliwanoff √
Osazon √ √ √
Ket :
Beri tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai
4.2 Reaksi
A. Monosakarida
a. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling
CH2O CH2O
O O
H H H H
OH H + 2CuO OH H + Cu2O Merah bata
OH OH OH OH
H OH H OH
CH2O CH2O
O O
H H H H
OH H + 2CuO OH H + Cu2O Merah bata
OH OH OH OH
H OH H OH
B. Disakarida
a. Uji Benedict
CHO
2 CHO
2 CHO
2 CHO
2
O O O
H H HO H H H H H
H OH O H OH + 2CuSO4 + 2HO
2
H OH O H OH + 2HS
2 O4 + 2CuO
OH OH OH OH
OH H OH H OH H OH H
C. Polisakarida
a. Reaksi Amilum dengan iodium sebelum dipanaskan
CHOH
2 CHOH
2 CHOH
2 CHOH
2
O O O O
H H H H H H H H H I H H H
+ I2
O O
OH H OH H OH OH OH H OH H OH OH
I
OH H OH H OH H OH H
4.3 Pembahasan
Karbohidrat merupakan salah satu jenis senyawa organik.
Karbohidrat memiliki atom karbon (C), hidrogen (H), dan atom oksigen
(O). Ada tiga jenis karbohidrat berdasarkan kompleksitasnya yaitu
monosakarida, dikasarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi,
misalnya glukosa. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri atas dua
monosakarida misalnya sukrosa. Polisakarida adalah karbohidrat yang
terdiri atas ratusan bahkan sampai ribuan monosakarida, contohnya
adalah amilum. Karbohidrat banyak ditemukan pada tumbuhan seperti
gandung, kentang, ubi, jagung, dan lainnya.
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
bagaimana reaksi dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida
terhadap beberapa jenis uji untuk membedakannya. Uji tersebut
antara lain Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Fehling, UJi Bendedict, UJI
Barfoed, Uji Seliwanoff, dan Uji Osazon. Dengan diketahui bagaimana
reaksi masing-masing karbohidrat dapat diketahui sifatnya dan
perbedaannya.
Percobaan yang pertama dilakukan adalah melakukan beberapa
pengujian terhadap monosakarida, disakarida dan polisakarida dalam
hal ini glukosa, sukrosa dan Amilum dengan cara Uji Molisch .
Pertama adalah reaksi glukosa dengan larutan Asam sulfat pekat
(H2SO4) dan pereaksi Molisch. Larutan H2SO4 yang ditambahkan
dengan pereaksi Molisch. Dalam larutan Molisch ini mengandung
alkohol, fungsi dari alkohol dala larutan ini adalah sebagai pelarut α-
naftol, α-naftol merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga
akan memberikan warna ungu jika bereaksi dengan senyawa furfural.
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam
sulfat pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida, lalu
monosakarida tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi
furfural. Jika senyawanya berupa heksosa maka senyawa terbentuk
berupa hidrosimetil furfural. Pada uji molisch, cincin ungu yang sudah
terbentuk harus dihindari dari guncangan karena bila terkena
guncangan maka partikel alkohol yang melindungi karbohidrat akan
terurai dan asam pekat akan masuk lalu merusak karbohidrat yang
ada. Pemanasan tidak dilakukan karena asam pekat sudah bersifat
panas (eksoterm) sehingga apabila dilakukan pemanasan, reaksi
kondensasi cincin ungu akan terlalu cepat sehingga tak dapat terlihat
dan karbohidrat akan rusak terlebih dahulu. Begitupula dengan reaksi
sukrosa dan amilum pada uji Molisc
Percobaan kedua adalah dilakukan beberapa pengujian
terhadap polisakarida dalam hal ini glukosa, sukrosa dan amilum di
ujikan pada uji Iodium. Pertama adalah reaksi glukosa dengan larutan
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT
tersebut positif. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatan bahwa
warna endapan yang terbentuk adalah merah bata dan larutan hijau.
Untuk sampel sukrosa dan amilum tidak terbentuk endapan hal ini
membuktikan bahwa sukrosa dan amilum tidak mengandung gula
pereduksi
Percobaan kelima adalah melakukan uji Barfoed pada glukosa,
sukrosa dan amilum. Barfoed digunakan untuk menunjukkan adanya
monosakarida dalam sampel. Larutan barfoed akan direduksi oleh
glukosa dan membentuk endapan merah- orange yang menandakan
uji tersebut positif. Hal ini sesuai dengan teori yang dimana uji barfoed
menunjukkan positif apabila terbentuknya endapan merah orange.
Untuk sampel sukrosa dan amilum tidak membentuk endapan karena
pereaksi Barfoed ini juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Pada
dasarnya, monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dibandingkan
dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak
memberikan hasil positif oleh karen itu, larutan uji disakarida tidak
membentuk warna merah orange pada percobaan ini.
Percobaan ke enam adalah uji keberadaan ketosa pada sampel
glukosa, sukrosa dan amilum dalam uji seliwanoff. Pada uji ini
diperoleh data bahwa hanya glukosa yang menghasilkan warna
larutan yang spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasi
adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida. Uji
seliwanoff tidak bisa dipakai untuk membedakan sukrosa dan amiilum.
Sukrosa dan amilum cepat bereaksi karena merupakan jenis
karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila dihidrasi
oleh pereaksi seliwanoff memberikan turunan furfural yang selanjutnya
berkondensasi dengan resoreniol memberikan warna merah orange.
Percobaan ke tujuh adalah Uji Osazon pada sampel glukosa,
sukrosa dan amilum. Pada percobaan ini diperoleh data bahwa
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari barbagai uji adalah Untuk uji Molisch
uji akan positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural α-naftol dalam
pereaksi Molisch. Untuk uji Iodin digunakan untuk menunjukkan
adanya polisakrida dengan ditandai membentuk larutan biru. Untuk
ujiFehling ditandai dengan warna merah bata. Untuk uji Benedict
ditandai dengan terbentuknya larutan hijau dengan adanya endapan.
Untuk uji Barfoed ditunjukkanya dengan terbentuknya endapan merah-
orange. Untuk uji Seliwanoff jika dipanaskan karbohidrat yang
mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah pada
larutannya. Untuk Uji Osazon yang terjadi adalah terbentuknya kristal
atau serbuk putih
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan didampingi oleh asisten saat melakukan
pengujian dan para praktikan melakukan prosedur yang telah
ditentukan agar mencegah terjadinya kegagalan
DAFTAR PUSTAKA
Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2000. Biokimia Kedokteran
Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC : Jakarta