Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KARBOHIDRAT

OLEH :

NAMA : TRIANA AULIA SAVITRI


STAMBUK : 15020190100
KELAS : C5
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : DWI RISKA SARI KASWAN

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
KARBOHIDRAT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat merupakan penyusun utama jaringan tumbuh-
tumbuhan. Karbohidrat berasal dari bahasa latin saccharum = gula.
Karbohidrat adalah polihikdroksi aldehida atau polihidroksi keton yang
mengandung unsure carbon (C) , Hidrogen (H) dan Oksigen (O)
dengan rumus empiris total (Cn(H2O))m. Karbohidrat paling sederhana
adalah monosakarida diantaranya Glukosa dengan rumus molekul
C6H12O6.
Karbohidrat dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau
energy yang disimpan dalam sel. Beberapa polisakarida berfungsi
sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida sedangkan yang lain
sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat.
Pada tumbuhan karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui
proses fotosintesis fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan
sinar matahari. Sumber utama karbohidrat dialam diantaranya adalah
serelia (gandum, jagung, beras dan sorgum), biji-bijian ( kacang hijau,
kacang kedelai dan kacang merah), umbi-umbian (ubi jalar, ketela,
kentang), buah-buahan (pisang anggur ), sayur-sayuran, susu dan
sebagainya. Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk
dari beberapa gliserol lemak, asam amino dan sebagian besar
diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam jaringan otot dalam
bentuk glikogen.
Karbohidrat dibedakan menjadi 3, yakni monosakarida,
disakarida dan polisakarida. Pada umumnya karbohidrat berupa serbuk

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi
mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida yang tidak larut dalam air.
Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga
seruing disebut gula. Kebanyakan monosakarida dan disakarida
kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan
adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul larutannya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah mengidentifikasi
struktur, tata nama, dan penggolongan senyawa karbohidrat serta
menganalisis sifat dan penggolongan karbohidrat.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah mampu mengidentifikasi
struktur, tata nama, dan penggolongan senyawa karbohidrat dan
mampu menganalisis sifat dan penggolongan karbohidrat

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Nama karbohidrat dikemukakan pertama kali oleh para ahli kimia
Perancis. Nama tersebut diberikan untuk golongan senyawa-senyawa
organik yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen;
dalam senyawa-senyawa ini, dua unsur yang terakhir mempunyai
perbandingan 2:1, seperti perbandingan hidrogen dan oksigen pada
air. Mereka menganggap senyawa-senyawa ini merupakan hidrat dari
karbon yang mempunyai rumus perbandingan Cn(H2O)m ; n = m atau
kelipatan urutan bilangan bulat seterusnya. Akhirnya, pada tahun
1880-an disadari bahwa anggapan “hidrat dari karbon” merupakan
anggapan yang keliru, dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi
aldehida atau polihidroksi keton atau turunan dari keduanya.
(Sumardjo, 2009 ).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen
yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus
empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida
dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara
berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah
satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat
diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan
akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus
aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa
semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan
gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau
delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida
(Poedjiadi, 2006 ).
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai


dengan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau
gula dibagi menjadi empat golongan yaitu :
a. Monosakarida
Monosakarida (dari bahasa Yunani monos, berarti “tunggal”, dan
sacchar, berarti “gula”) umumnya memiliki rumus molekul yang
merupakan beberapa kelipatan CH2O. Gula dapat berupa aldosa (gula
aldehida) atau ketosa (gula keton), tergantung pada lokasi gugus
karbonil. Gula juga dikelompokkan sesuai dengan panjang kerangka
karbonnya. Glukosa (C6H12O22), monosakarida yang paling umum,
memiliki peran penting utama dalam kimia kehidupan. Sifat umum dari
monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan berbentuk padat
kristal. Berikut adalah gambar contoh golongan monosakarida:
(Campbell, dkk. 2002 )

Gambar 1. Struktur Gula Aldosa dan Ketosa

b. Disakarida
Suatu disakarida mengandung dua monosakarida yang disatukan
oleh sebuah ikatan O-glikosidat. Disakarida yang paling sering
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

dijumpai adalah maltosa, laktosa, dan sukrosa. Disakarida mempunyai


sifat larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan praktis tak larut
dalam eter dan pelarut organik non-polar. Maltosa terdiri dari 2 unit
glukosa yang disatukan ikatan α (1-4). Pada laktosa, terdapat
penyatuan sebuah galaktosa dan sebuah glukosa oleh ikatan β (1-4).
Berikut adalah gambar struktur kimia maltosa dan laktosa: (Marks, dkk.
2000 )

Gambar 2. Struktur Kimia Laktosa dan Maltosa


c. Oligosakarida
Oligosakarida adalah polimer sederhana yang terdiri dari dua
sampai enam monosakarida (Stansfield, dkk. 2006 ). Oligosakarida
termasuk karbohidrat sederhana, yang banyak dikonsumsi dalam
bentuk minuman ringan, biskuit, gula-gula/bonbon, dan produk susu
(Silalahi, 2010 ). Oligosakarida tersusun atas sedikit (“oligos”) satuan
atau unit monosakarida. Unit-unit penyusun oligosakarida dapat sama,
tetapi dapat juga berbeda dan umumnya tersusun atas 2-6 satuan
monosakarida. Oligosakarida berupa zat padat berbentuk kristal yang
dapat larut dalam air. Oligosakarida yang terdapat di alam adalah
disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida. (Sumardjo, 2009 ).
d. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun atas sejumlah besar
monosakarida yang bertautan melalui ikatan glikosidik. Fungsi
utamanya adalah sebagai komponen struktural atau sebagai bentuk
penyimpanan energi (Kuchel dan Ralston, 2006 ). Pada umumnya

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada


monosakarida dan disakarida. Biasanya tidak larut dalam air, dalam
larutan biasa berbentuk koloid, serta tidak mempunyai rasa manis.
Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak mempunyai
sifat mereduksi. Beberapa polisakarida yang penting adalah amilum,
glikogen, dan selulosa (Marzuki, dkk. 2010 ).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa
asam amino dan sebagian lemak, tetpi sbagian besar karbohidrat
diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari hari, terutama
bahan makanan yang berasal dari tumbuh tumbuhan. Pada tanaman
karbohidrat dibentuk reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang
berklorofil (Winarno, 2004).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda beda
meskipun terdapat persamaan persamaan dari sudut kimia dan
fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsure-unsur Carbon (C),
hydrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai
rumus kimia (Cn(H2O)m). rumus umum ini memberikan kesan zat
karbon yang diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama
karbohidrat (Sediaoetama, 2004).
Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang
menyusun kelompok karbohidrat ini terbentuk dari polialkohol. Dari
sudut fungsi, karbohidrat ialah penghasil utama energy dalam
makanan maupun dalam tubuh. Karbohidrat yang terasa manis, biasa
disebut gula (Sediaoetama, 2004 ).
Molekul dasar dari karbohidrat disebut monosakarida atau
monosa, dua monosa yang saling berikatan membentuk disakarida
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama
trisakarida atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut
polisakarida atau poliosa. Polisakarida yang mengandung jumlah
monosakarida yang tidak begitu banyak disebut oligosakarida
(Sediaoetama, 2004 ).
Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang
terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan,
warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan
menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul
kembali (Monruw, 2010).
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi
dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna
khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk
menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan.
Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean
akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula
pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak
gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi,
2005 ).
2.2 Uraian Bahan
1. Amilum (Ditjen POM, 1979 h. 720)
Nama Resmi : AMYLUM
Nama Lain : Amilum
Berat Molekul : (162,141)n g/mol
Rumus Molekul : (C6H10O5)n

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk halus, kadang-kadang berupa


gumpalan kecil; tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol (95%) P
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk
dan kering
2. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979 h.58)
Nama Resmi : ASAM SULFAT
Nama Lain : Sulfuric acid
Berat Molekul : 98,08 g/mol
Rumus Molekul : H2SO4
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna,


bau sangat tajam dan korosif, berat jenis lebih
kurang 1,84.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

3. Benedict (Ditjen POM, 1979 h.160)


Nama Lain : Benedict
Rumus Molekul : CuSO4
Kelarutan : Larut dalam air, lebih mudah atau cepat larut
dengan bantuan pemanasan atau pendidihan
air
Kegunaan : Sebagai pereaksi kualitatif untuk uji glukosa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutp
4. Fehling A (Ditjen POM, 1979 h. 692)
Nama Resmi : FEHLING A
Nama Lain : Fehling A
Kandungan : CuSO4.5H2O 34,64 g, H2SO4 pekat 6,5 mL

dan aquadest 500 mL

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan berwarna biru, tidak berbau


Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai oksidator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Fehling B (Ditjen POM, 1979 h. 692)
Nama Resmi : FEHLING B
Nama Lain : Fehling B
Kandungan : K.Na tertrat 176 g, NaOH 77 g, aquadest 500
mL

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau


Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai oksidator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Glukosa (Ditjen POM, 1979 h. 268)
Nama Resmi : GLUCOSUM
Nama Lain : Glukosa
Berat Molekul : 192,17 g/mol
Rumus Molekul : C6H12O6
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau


butiran putih, tidak berbau; rasa manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
etanol (95%) P mendidih, sukar larut dalam
etanol (95%) P
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
7. Iodium (Dirjen POM, 1979 h. 316)
Nama Resmi : IODIUM
Nama Lain : Iodium
Berat Molekul : 126,921 g/mol

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

Rumus Molekul : I2
Rumus Struktur :

Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilap


Kelarutan : Larut dalam 3500 bagian air, 13 bagian etanol,
80 bagian gliserol P dan 4 bagian karbon
disulfit
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
8. Natrium Asetat (Ditjen POM, 1979 h. 709)
Nama Resmi : NATRII ACETICUM
Nama Lain : Natrium asetat
Berat Molekul : 93,52 g/mol
Rumus Molekul : CH3COONa
Pemerian : Serbuk atau assa putih keabuan, Higroskopik
Kelarutan : Larut baik dalam air
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
9. Fenilhidrazin hidroklorida (DepKes RI, 1995 h.1156)
Nama Lain : Fenilhidrazin hidroklorida
Berat Molekul : 144,60 g/mol
Rumus Molekul : C6H8N2Cl
Pemerian : Serbuk atau hablur putih atau kekuning -
kuningan. Jarak lebur 242-246℃ dengan
sedikit menggelap.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol
10. Sukrosa (Ditjen POM, 1979 h. 725)

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

Nama Resmi : SAKAROSA


Nama Lain : Sukrosa
Berat Molekul : 342,20 g/mol
Rumus Molekul : C12H22O11

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau massa hablur atau

sebuk warna putih; tidak berbau; rasa manis


Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370
bagian etanol (95%) P
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2020)
1. Uji Molisch
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa,
tabung 3 diisi larutan
3. Dimasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
4. Ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch
5. Dicampurkan dengan baik
6. Dimiringkan tabungreaksi lalu dialirkan dengan hati-hati 1
mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak
bercampur (jangan dikocok)
7. Diamati pembentukan cincin berwarna ungu
2. Uji Iodium
1. Siapkan 3 tabung reaksi
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

2. Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi


3. Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
4. Diamati warna spesifik yang terbentuk
3. Uji Fehling
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan sukrosa,
tabung 3 diisi larutan amilum
3. Dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan
10 tetes pereaksi Fehling A dan Fehlinng B,homogenkan
4. Dipanaskan perlahan-lahan, dinginkan.
5. Diperhatikan warna endapan yang terbentuk.
4. Uji Benedict
1. Siapkan 3 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan
sukrosa,tabung 3 diisi larutan amilum.
3. Dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 1
tetes pereaksi benedict, homogenkan.
4. Panaskan pada lampu spiritus, dinginkan.
5. Diperhatikan warna dan endapan yang terbentuk
5.Uji Barfoed
1. Siapkan 2 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung2 diisi larutan glukosa.
3. Dimasukkan 10 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan
10 tetes pereaksi Barfoed, homogenkan.
4. Panaskan pada tangas air
5. Diamati warna atau endapan yang terbentuk
6.Uji Seliwanoff
1. Siapkan 2 tabung reaksi

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

2. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan


sukrosa.
3. Dimasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
Seliwanoff ke dalam tabung reaksi
4. Panaskan pada lampu spirirtus
5. Diamati warna larutan, hasil positif ditandai dengan
terbentuknya larutan berwarna merah orange
7.Uji Osazon
1. Siapkan 2 tabung reaksi
2. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi larutan
sukrosa.
3. Dimasukkan 2 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi
4. Ditambahkan seujung sepatel fenilhidrazin- hidroklorida dan
kristal natrium asetat.
5. Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa
menit
6. Didinginkan perlahan-lahan di bawah air keran
7. Diamati kristal yang terbentuk dan diidentifikasikan di bawah
mikroskop.

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan saat praktikum yaitu tabung reaksi,
pipet tetes, pipet volume, gegep kayu, rak tabung, plat tetes, lampu
spiritus, alat pemanas dan mikroskop
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan yaitu amilum, sukrosa, glukosa,
pereaksi molisch. Larutan asam sulfat pekat (H2SO4), larutan iodium,
perekasi fehling A dan B, perekasi Benedict, perekasi Barfoed,
perekasi seliwanoff, fenilhidrasin-hidroklorida dan natrium asetat.
3.3 Cara Kerja
1. Uji Molisch
Disiapkan 3 tabung reaksi, tabung reaksi 1 diisi larutan glukosa,
tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum.
Dimasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung rekasi,
ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch, dicampurkan dengan baik,
kemudian dimiringkan tabung reaksi lalu dialirkan dengan hati - hati
1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur
(jangan dikocok) setelah itu diamati pembentukan cincin berwarna
ungu.
2. Uji iodium
Disiapkan 3 tabung reaksi kemudian dimasukkan 3 tetes larutan
uji ke dalam tabung rekasi, ditambahkan 2 tetes larutan iodium dan
diamati warna spesifik yang terbentuk
3.Uji Fehling
Disiapkan 3 tabung reaksi, ditabung 1 diisi larutan glukosa,
tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum
kemudian dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

10 tetes pereaksi Fehling A dan Fehling B, dihomogenkan.


Dipanaskan perlahan - lahan kemudian dingingkan. Setelah itu
diperhatikan warna dan endapan yang terbentuk
4.Uji Benedict
Disipkan 3 tabung reaksi, ditabung 1 diisi larutan glukosa,
tabung 2 diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum,
dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 15 tetes
pereaksi Benedict, homogenkan. Panaskan pada lampu spiritus dan
dinginkan kemudian diperhatikan warna dan endapan yang
terbentuk
5.Uji Barfoed
Disiapkan 2 tabung rekasi, ditabung 1 diisi larutan glukosa dan
tabung 2 diisi larutan sukrosa. Dimasukkan 10 tetes larutan uji ke
dalam tabung reaksi dan 10 tetes pereaksi Barfoed kemudian
dihomogenkan. Panaskan pada tangas air dan diamati warna atau
endapan yang terbentuk
6.Uji Seliwanoff
Disiapkan 2 tabung reaksi, ditabung 1 diisi larutan glukosa, dan
tabung 2 diisi larutan sukrosa, dimasukkan 5 tetes larutan uji dan 15
tetes pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi. Panaskan pada
lampu spiritus dan diamati warna larutan, hasil positif ditandai
dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.
7.Uji Osazon
Disiapkan 2 tabung reaksi, ditabung 1 diiisi larutan glukosa
dan tabung 2 diisi larutan sukrosa, dimasukkan 2 ml larutan uji ke
dalam tabung reaksi. Ditambahkan seujan sepatel fenilhidrazin-
hidroklorida dan kristal natrium asetat. Kemudian dipanaskan dalam
penangas air mendidih selama beberapa menit, dinginkan perlahan -

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

lahan di bawah air keran dan amati kristal yang terbentuk dan
diidentifikasikan di bawah mikroskop.

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No A.Golongan Karbohidrat Sampel Keterangan

1 Monosakarida Glukosa,fruktosa,laktosa

2 Disakarida Sukrosa,laktosa,maltosa

3 Polisakarida Amilum,glukagon,selulosa

B.Pereaksi spesifik Perubahan yang terjadi Golongan


dalam karbohidrat Karbohidrat

4 Uji Molisch Warna ungu Mono,di,poli

5 Uji Iodin Warna biru polisakarida

6 Uji Fehling Warna merah bata Mono,di

7 Uji Benedict Merah bata / lar. Hijau Mono,di

8 Uji Barfoed merah orange Monosakarida

9 Uji Seliwanoff Merah orange Disakarida

10 Uji Osazon Serabut putih/kristal Mono, di, poli

1. Uji Molisch
No Sampel uji Hasil uji Molisch Karbohidrat (+/-)
1 Glukosa Membentuk cincin ungu +
2 Sukrosa Membentuk cincin ungu +
3 Amilum Membentuk cincin ungu +
2. Uji Iodium
No Sampel uji Hasil uji iodium Poliskarida (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk larutan kuning +
2 Sukrosa Membentuk larutan kuning +
3 Amilum Membentuk larutan biru +
3. Uji Fehling
No Sampel uji Hasil uji Fehling Gula reduksi (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk endapan Merah +
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

bata
2 Sukrosa ≠ membentuk endapan +
3 Amilum ≠ membentuk endapan +
4. Uji Benedict
No Sampel uji Hasil uji Benedict Gula Reduksi (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk Merah bata dan +
larutan hijau
2 Sukrosa ≠ membentuk +
3 Amilum ≠ membentuk +
5. Uji Barfoed
No Sampel uji Hasil uji Barfoed Monosakarida (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk Merah - orange +
2 Sukrosa ≠ membentuk +
3 Amilum ≠ membentuk +
6. Uji seliwanoff
No Sampel uji Hasil uji Seliwanoff Ketosa (+/-)
1 Glukosa 1 % Membentuk Merah - orange +
2 Sukrosa ≠ membentuk +
3 Amilum ≠ membentuk +
7. Uji Osazon
No Sampel uji Hasil uji Osazon Gambar Osazon
(mikroskopik)
1 Glukosa 1 % Membentuk serabut putih +
2 Sukrosa ≠ membentuk serabut putih +
3 Amilum ≠ membentuk serabut putih +
Kesimpulan :
Reagen Monosakarida Disakarida Polisakarida
Molisch √ √ √
Iodium √
Fehling √ √
Benedict √ √
Barfoed √
Seliwanoff √
Osazon √ √ √
Ket :
Beri tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

4.2 Reaksi
A. Monosakarida
a. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling
CH2O CH2O
O O
H H H H
OH H + 2CuO OH H + Cu2O Merah bata
OH OH OH OH
H OH H OH

b. Reaksi glukosa dengan pereaksi Benedict

CH2O CH2O
O O
H H H H
OH H + 2CuO OH H + Cu2O Merah bata
OH OH OH OH
H OH H OH

B. Disakarida
a. Uji Benedict

CHO
2 CHO
2 CHO
2 CHO
2

O O O
H H HO H H H H H
H OH O H OH + 2CuSO4 + 2HO
2
H OH O H OH + 2HS
2 O4 + 2CuO

OH OH OH OH
OH H OH H OH H OH H

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

C. Polisakarida
a. Reaksi Amilum dengan iodium sebelum dipanaskan

CHOH
2 CHOH
2 CHOH
2 CHOH
2

O O O O
H H H H H H H H H I H H H
+ I2
O O
OH H OH H OH OH OH H OH H OH OH
I
OH H OH H OH H OH H

b. Reaksi Amilum dengan Iodium setelah dipanaskan


CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH
O O O O
H H H I H H H H H H H H H
+ 2 I biru
O O
OH H OH H OH OH OH H OH H OH OH
I
OH H OH H OH H OH H
N

4.3 Pembahasan
Karbohidrat merupakan salah satu jenis senyawa organik.
Karbohidrat memiliki atom karbon (C), hidrogen (H), dan atom oksigen
(O). Ada tiga jenis karbohidrat berdasarkan kompleksitasnya yaitu
monosakarida, dikasarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi,
misalnya glukosa. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri atas dua
monosakarida misalnya sukrosa. Polisakarida adalah karbohidrat yang
terdiri atas ratusan bahkan sampai ribuan monosakarida, contohnya
adalah amilum. Karbohidrat banyak ditemukan pada tumbuhan seperti
gandung, kentang, ubi, jagung, dan lainnya.
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
bagaimana reaksi dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida
terhadap beberapa jenis uji untuk membedakannya. Uji tersebut

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

antara lain Uji Molisch, Uji Iodin, Uji Fehling, UJi Bendedict, UJI
Barfoed, Uji Seliwanoff, dan Uji Osazon. Dengan diketahui bagaimana
reaksi masing-masing karbohidrat dapat diketahui sifatnya dan
perbedaannya.
Percobaan yang pertama dilakukan adalah melakukan beberapa
pengujian terhadap monosakarida, disakarida dan polisakarida dalam
hal ini glukosa, sukrosa dan Amilum dengan cara Uji Molisch .
Pertama adalah reaksi glukosa dengan larutan Asam sulfat pekat
(H2SO4) dan pereaksi Molisch. Larutan H2SO4 yang ditambahkan
dengan pereaksi Molisch. Dalam larutan Molisch ini mengandung
alkohol, fungsi dari alkohol dala larutan ini adalah sebagai pelarut α-
naftol, α-naftol merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga
akan memberikan warna ungu jika bereaksi dengan senyawa furfural.
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam
sulfat pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida, lalu
monosakarida tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi
furfural. Jika senyawanya berupa heksosa maka senyawa terbentuk
berupa hidrosimetil furfural. Pada uji molisch, cincin ungu yang sudah
terbentuk harus dihindari dari guncangan karena bila terkena
guncangan maka partikel alkohol yang melindungi karbohidrat akan
terurai dan asam pekat akan masuk lalu merusak karbohidrat yang
ada. Pemanasan tidak dilakukan karena asam pekat sudah bersifat
panas (eksoterm) sehingga apabila dilakukan pemanasan, reaksi
kondensasi cincin ungu akan terlalu cepat sehingga tak dapat terlihat
dan karbohidrat akan rusak terlebih dahulu. Begitupula dengan reaksi
sukrosa dan amilum pada uji Molisc
Percobaan kedua adalah dilakukan beberapa pengujian
terhadap polisakarida dalam hal ini glukosa, sukrosa dan amilum di
ujikan pada uji Iodium. Pertama adalah reaksi glukosa dengan larutan
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

iodium. Glukosa dan sukrosa dengan iodine dapat membentuk larutan


kuning sedangkan amilum dengan iodine dapat membentuk larutan
biru. Amilum dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjadi senyawa - senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis
dapat dengan iodine dan menghasilkan warna biru sampai tidak
berwarna. Perekasi iodine jika dicampur dengan amilum menghasilkan
larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil positif terhadap
kandungan polisakarida. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul
amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan
molekul dari larutan iodine
Percobaan ketiga adalah dilakukan beberapa pengujian
monosakarida dan disakarida dengan mereaksikan glukosa, sukrosa
dan amilum dengan pereaksi Fehling. Larutan Fehling berfungsi untuk
menguji keberadaan gugus aldehid dan keton. Larutan Fehling yang
ditambahkan dengan glukosa yang memiliki gugus aldehid dan keton
akan bereaksi. Pada saat pemanasan glukosa akan mereduksi larutan
Fehling sehingga diperoleh larutan berwarna merah bata. Setelah
didiamkan beberapa menit, terdapat endapan yang berarti uji tersebut
positif.sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa setelah
dipanaskan dan di diamkan terdapat endapan coklat di dasar tabung.
Endapan ini berasal dari glukosa. Untuk sampel uji sukrosa dan
amilum tidak terdapat atau membentuk endapan.
Percobaan keempat adalah melakukan uji Benedict pada
glukosa, sukrosa dan amilum. Benedict memiliki fungsi yang sama
dengan Fehling yaitu untuk mengetahui keberadaan dari aldehid dan
keton yang dimiliki oleh glukosa. Larutan Benedict akan direduksi oleh
glukosa sehingga akan terbentuk endapan merah bata. Adapun hasil
yang diperoleh untuk glukosa adalah larutan berwarna hijau dan
terbentuk endapan yang berwarna merah bata yang menandakan uji
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

tersebut positif. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatan bahwa
warna endapan yang terbentuk adalah merah bata dan larutan hijau.
Untuk sampel sukrosa dan amilum tidak terbentuk endapan hal ini
membuktikan bahwa sukrosa dan amilum tidak mengandung gula
pereduksi
Percobaan kelima adalah melakukan uji Barfoed pada glukosa,
sukrosa dan amilum. Barfoed digunakan untuk menunjukkan adanya
monosakarida dalam sampel. Larutan barfoed akan direduksi oleh
glukosa dan membentuk endapan merah- orange yang menandakan
uji tersebut positif. Hal ini sesuai dengan teori yang dimana uji barfoed
menunjukkan positif apabila terbentuknya endapan merah orange.
Untuk sampel sukrosa dan amilum tidak membentuk endapan karena
pereaksi Barfoed ini juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Pada
dasarnya, monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dibandingkan
dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak
memberikan hasil positif oleh karen itu, larutan uji disakarida tidak
membentuk warna merah orange pada percobaan ini.
Percobaan ke enam adalah uji keberadaan ketosa pada sampel
glukosa, sukrosa dan amilum dalam uji seliwanoff. Pada uji ini
diperoleh data bahwa hanya glukosa yang menghasilkan warna
larutan yang spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasi
adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida. Uji
seliwanoff tidak bisa dipakai untuk membedakan sukrosa dan amiilum.
Sukrosa dan amilum cepat bereaksi karena merupakan jenis
karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila dihidrasi
oleh pereaksi seliwanoff memberikan turunan furfural yang selanjutnya
berkondensasi dengan resoreniol memberikan warna merah orange.
Percobaan ke tujuh adalah Uji Osazon pada sampel glukosa,
sukrosa dan amilum. Pada percobaan ini diperoleh data bahwa
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

karbohidrat dapat dibedakan dari bermacam-macam gambar kristalnya.


Hal ini dikarenakan semua karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila
dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Glukosa pada reaksinya
membentuk serabut putih. Berbeda dengan sukrosa dan amilum,
ketika direaksikan tidak membentuk kristal. Hal ini dikarenakan gugus
aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari barbagai uji adalah Untuk uji Molisch
uji akan positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural α-naftol dalam
pereaksi Molisch. Untuk uji Iodin digunakan untuk menunjukkan
adanya polisakrida dengan ditandai membentuk larutan biru. Untuk
ujiFehling ditandai dengan warna merah bata. Untuk uji Benedict
ditandai dengan terbentuknya larutan hijau dengan adanya endapan.
Untuk uji Barfoed ditunjukkanya dengan terbentuknya endapan merah-
orange. Untuk uji Seliwanoff jika dipanaskan karbohidrat yang
mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah pada
larutannya. Untuk Uji Osazon yang terjadi adalah terbentuknya kristal
atau serbuk putih
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan didampingi oleh asisten saat melakukan
pengujian dan para praktikan melakukan prosedur yang telah
ditentukan agar mencegah terjadinya kegagalan

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100
KARBOHIDRAT

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020, Penuntun Praktikum Kimia organik, Universitas


Muslim Indonesia, Makassar.
Achmad, Djaeni Sediaoetama. 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan
Profesi Edisi Kelima. Dian Rakyat : Jakarta
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2002. Biologi Edisi Kelima
Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Ditjen, POM 1979. ‘Farmakope Indonesia Edisi III’. Departemen


Kesehatan RI : Jakarta.
Ditjen, POM 1995. ‘Farmakope Indonesia Edisi IV’. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta.

Kuchel, P. dan Ralston, B. 2006. Schaum’s Easy Outlines. Biokimia:


Erlangga,

Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2000. Biokimia Kedokteran
Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC : Jakarta

Marzuki, I., Amirullah, dan Fitriana. 2010. Kimia dalam Keperawatan.


Pustaka As Salam : Makassar

Monruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta

Poedjiyadi, Anna dkk. 2006.Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press : Jakarta.

Silalahi, J. 2010. Makanan Fungsional. Kanisius, Yogyakarta.

Stansfield, W.D. dkk. 2006. Schaum’s Easy Outlines:Biologi Molekuler dan


Sel. Erlangga, Jakarta.Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.
TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN
15020190100
KARBOHIDRAT

Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.

Winarno, F, O, 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta.

TRIANA AULIA SAVITRI DWI RISKA SARI KASWAN


15020190100

Anda mungkin juga menyukai