Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI


TITRASI LANGSUNG

OLEH

NAMA : TRIANA AULIA SAVITRI


KELAS : C5
STAMBUK : 15020190100
KELOMPOK : 2
ASISTEN : RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
TITRASI LANGSUNG

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah
diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang
dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu
zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titrat” dan
biasanya diletakkan di dalam labu elenmeyer, sedangkan zat yang
telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titran biasanya berupa
larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi
asam basa maka disebut titrasi asam basa atau asidimetri dan
alkalimetri. Titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
dan oksidasi. Titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Pada praktikum kali ini, kita akan menggunakan tirasi langsung.
Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut
reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa.
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi
penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi
asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam
kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam
lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik
ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-
basa.
Manfaat titrasi asam basa dalam dunia kefarmasian adalah
apabila ada senyawa obat yang bersifat asam ataupun basa, ingin
diketahui konsentrasinya maka dapat digunakan metode titrasi asam

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

basa. Dalam titrasi asam basa dikenal dua metode yaitu asidimetri
dan alkalimetri. Metode asidimetri akan digunakan apabila larutan
baku asam sebagai titrannya. Sedangkan metode alkalimetri akan
digunakan apabila larutan baku basa sebagai titrannya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
dan memahami penentuan kadar suatu larutan asam dan basa dalam
metode alkalimetri dan kompleksometri
1.3 Tujuan Praktikum
a) Metode alkalimetri
Adapun tujuan praktikum adalah untuk mengetahui titrasi
alkalimetri dan menentukan kadar asam sitrat
b) Metode kompleksometri
Adapun tujuan praktikum adalah untuk mengetahui titrasi
kompleksometri dan menentukan kadar zink sulfat

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumetri yaitu
suatu cara atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut
titran, dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret.
Proses titrasi asam basa sering dipantau dengan penggambaran pH
larutan yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang
ditambahkan gambar yang diperoleh tersebut disebut kurva pH atau
kurva titrasi yang didalamnya terdapat kurva ekivalen yaitu titik
dimana titrasi dihentikan (Ika, 2009).
Dalam titrasi adapula yang tidak memerlukan indikator
sebagai penunjuk titik akhir titrasi, hal ini memungkinkan karena zat
asalnya yang berwarna dan memiliki perbedaan warna pada awal
titrasi dengan warna akhir titrasi yang cukup kontras dan mencolok,
sebagai contoh pada titrasi Permanganometri yang memiliki larutan
titer yang berwarna ungu dengan warna merah muda pucat pada
titik akhir titrasi. Istilah yang sering digunakan adalah autoindikator.
Bila suatu indikator dalam suatu titrasi kita pergunakan untuk
menunjukkan titik akhir titrasi,maka indikator harus berubah warna
tepat pada saat titrant menjadi ekuialen dengan titrat agar tidak
terjadi kesalahan titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik
ekuialen). Untuk memenuhinya maka trayek indikator harus
mencakup pH larutan pada titik ekuialen, atau sangat mendekatinya
(Chang, 2004).
Reaksi asam dan basa yang sama kuatnya, akan
menghasilkan suatu larutan netral. Asam dan basa yang beraksi
dapat keduanya kuat maupun lemah. Reaksi asam basa dengan
kekuatan yang berlainan akan menghasilkan larutan asam ataupun
basa lemah, bergantung pada kekuatan asam konjugat dan basa
konjugat yang dihasilkan. Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

daripada basa yang dihasilkan, maka diperoleh larutan asam lemah.


Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih kuat daripada asam yang
dihasilkan, akan diperoleh basa lemah. Terlepas dari kekutan relative
asam dan basa yang terlihat, semua reaksi asam basa semacam itu
lazim dirujuk sebagai penetralan (Purwoko, 2006).
Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus
dihentikan, digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang
disebut larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan yang diuji
sebelum penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini
menanggapi munculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan
warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik
kesetaraan. Titrasi asam-basa pada saat indikator berubah warna
disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat
mungkin ke titik kesetaraan. Dengan memilih indikator untuk
menghimpitkan kedua titik itu (atau mengkoreksi selisih diantara
keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrasi
asam-basa. Umumnya larutan uji adalah larutan standar elektrolit
kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida (Sujono, 2003).
Sifat suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan
indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang warnanya berbeda
dalam larutan asam, basa dan garam. Untuk mengidentifikasi sifat
dari asam, basa dan garam dapat menggunakan kertas lakmus,
larutan indikator atau indikator alami. Secara sederhana, kertas
lakmus dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat dari larutan
asam, basa dan garam (larutan netral). Alat lain yang dapat
digunakan untuk mengindikasi apakah larutan bersifat asam, basa
atau netral adalah larutan indikator fenolftalein, metil merah dan metil
jingga (Azizah, 2004).
Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna
apabila pH lingkungannya berubah. Apabila dalam suatu titrasi,
asam maupun basanya merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

ekivalen akan mempunyai pH=7. Tetapi bila asamnya ataupun


basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan
mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai
pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang
tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah
tersebut dan dari konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi
asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa (Harjanti,
2008).
Kompleksometri merupakan merupakan jenis titrasi dimana
titran dan titrat saling mengkompleks,sehingga dapat membentuk
hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau
yang menyangkut kompleks banyak sekalidan penerapannya juga
banyak tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu penggantian yang
cukup luas tentang kompleks. (Khopkar,2012)
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat
kelarutan tinggi, selain titrasi kompleksometri yang dikenal sebagai
kelartometri seperti yang menyabut penggunaan EDTA. Suatu EDTA
dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah
besar ion logam,sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif.
Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator
yang juga bertindak sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator
demikian disebut indikator metalokromat (khopar,2012)
Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah
larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertentu. Etilen
diamin asetat (EDTA) sebagai garam natrium sendiri merupakan
standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut.
Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan.(Khopkar,2012)
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 :96)
Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Air Suling

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : H-O-H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau , tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Larutan baku dinatrium edetat (Exp : 192)
Nama resmi : DINATRII EDETAS
Nama lain : Dinatrium EDTA
RM / BM : C10H14N2Na2O8.
Rumus struktur :

Pemerian : serbuk kristal putih, dengan sedikit rasa


asam
Kelarutan : praktis tidak larut dalam klorofom dan
eter larut dalam etanol 95 %. Larut
dalam 1 dalam 11 bagian air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan
kering
3. Zink Sulfat ( Ditjen POM, 1979 : 627)
Nama resmi : ZINCI SULFAS
Nama lain : Seng sulfat
Rumus molekul : ZnSO4. 7H2O
Berat molekul :287,54 gr/mol
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur,
tidak berwarna, tidak berbau, rasa
sepat dan mirip logam. Sedikit
merapuh.

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, praktis


tidak larut dalam etanol (95%) P,
mudah larut dalam gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
4. Indikator Fenoftalein (Ditjen POM, 1979 :657)
Nama resmi : PHENOLPHTHALEINUM
Nama lain : Fenolftalein
Rumus molekul : C20H14O4
Berat molekul : 318,33
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih
kekuningan lemah; tidak berbau; stabil
di udara.
Rumus struktur :

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut


dalam etanol; agak sukar larut dalam
eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
5. Indikator hitam eriokrom (Ditjen POM, 1979 :754)
Nama resmi : HITAM MORDANT II
Nama lain : hitam eriokrom
Rumus molekul : C20H12N8NaO2S
Berat molekul : 461,38
Pemerian : serbuk hitam kecoklatan
Kelarutan : larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai indikator
6. Dapar ammonium hidroksidaamonium klorida

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

 Amonium hidroksida ( FI V, 2014: 127)


Nama resmi : AMONIUM HIDROKSIDUM
Nama lain : Amonia
BM / RM : 35,05
Rumus molekul : NH4OH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat pada suhu
tidak lebih dari 25 derajat
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau kuat.
Kelarutan : mudah larut dalam air
 Ammonium klorida (FI V,2014:128)
Nama resmi : AMMONIUM CLORIDE
Nama lain : Ammonium klorida
Berat molekul : 53,49 gr/mol
Rumus molekul : NH4Cl
Pemerian :Hablur tidak berwarna atau serbuk
hablur halus atau kasar; bewarna putih;
rasa asam dan dingin hieroskopik.
Kelarutan :Mudah larut dalam air dan dalam
gliserin; lebih mudah larut dalam air
mendidih; sedikit larut dalam etanol.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat.
8. Asam sitrat (FI V. 2014: 164)
Nama Lain : CITRID ACID
Nama Resmi : Asam sitrat
BM : 192,13 g/Mol
Rumus Molekul : C6H8O7

Rumus Struktur :

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

Pemerian :Hablur bening, tidak berwarna atau


serbuk hablur granul sampai halus;
putih; tidak berbau atau praktis tidak
berbau; rasa sangat asam. Bentuk
hidrat mekar dalam udara kering.
Kelarutan :Mudah larut dalam air dan dalam
etanol; agak sukar larut dalam eter.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2020,19-20)
A. Metode Alkalimetri
Timbang seksama lebih kurang 3 g asam sitrat di dalam labu yang
telah ditara larutkan dalam 40 mL air, tambahkan indikator PP Lp
dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV
B. Metode kompleksometri
Timbang seksama sejumlah zat setara lebih kurang 170 mg
ZnSO4, larutkan dalam 100 mL air. Tambahakan 5 mL larutan
dapar amonium hidroksidaamonium klorida LP dan 0,1 mL hitam
eriokrom LP. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 Ml V hingga
warna biru tua.

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada prakikum kali ini adalah
botol semprot, buret, corong, gelas kimia, gelas ukur, klem, pipet
tetes, statif
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
aquadest, asam sitrat, larutan baku natrium hidroksida 1N, indikator
PP, Zink sulfat, larutan baku dinatrium edetat 0,05 M, larutan dapar
amonium hidroksidaamonium klorida, indikator hitam eriokrom.
3.3 Cara Kerja
Alkalimetri :
Timbang seksama lebih kurang 100 mg asam sitrat di dalam
labu yang telah ditara. Larutkan dalam 40 mL air, tambahkan
indikator PP LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV.
Kompleksometri :
Timbang seksama sejumlah zat setara lebih kurang 100 mg
ZnSO4, larutkan dalam 100 mL air. Tambahkan 5 mL larutan dapar
amonium hidroksidaamonium klorida LP dan 0,1 mL hitam eriokrom
LP. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 mL V hingga warna biru tua.

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
a. Pengumpulan data dan informasi (alkalimetri)
No Penilaian Jawaban
1 Nama sampel Asam sitrat
2 Berat sampel 100,1010
3 Pelarut Akuades
4 Larutan baku Natrium hidroksida
5 Konsentrasi larutan baku 1,0022 N
6 Indikator Fenolftalein
7 Berat setara 64,04 mg

b. Pencatatan dan pelaporan (alkalimetri)


No Penilaian Hasil
1 Perubahan warna indikator Bening menjadi merah muda
2 Volume titran yang digunakan 1,7 ml
3 Rumus perhitungan kadar 巰ଲ 䜨 䜨> ݁ 䜨 ݁䜨 䜨
䜨Ƶ䜨 > 巰巰
BS x fk
4 Kadar sampel 108,997 %

a. Pengumpulan data dan informasi (kompleksometri)


No Penilaian Jawaban
1 Nama sampel Zink sulfat
2 Berat sampel 100,1010 mg
3 Pelarut Akuades
4 Larutan baku Dinatrium edetat
5 Konsentrasi larutan baku 0,0505 M
6 Indikator Hitam eriokrom
7 Berat setara 8,072 mg

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

b. Pencatatan dan pelaporan (kompleksometri)


No Penilaian Hasil
1 Perubahan warna indikator menjadi biru tua
2 Volume titran yang digunakan 12,5 ml
3 Rumus perhitungan kadar 巰ଲ 䜨 䜨> ݁ 䜨 ݁䜨 䜨
䜨Ƶ䜨 > 巰巰
BS x fk
4 Kadar sampel 101,80%

Perhitungan :
A. Alkalimetri
巰ଲ 䜨 䜨> ݁ 䜨 ݁䜨 䜨
䜨Ƶ䜨 > 巰巰
BS x fk

ǡ ͹ଲ ǡ巰巰 Ͷǡ巰Ͷ
巰巰
巰巰ǡ 巰 巰 x
= 108,997 %
B. Kompleksometri

巰ଲ 䜨 䜨> ݁ 䜨 ݁䜨 䜨
䜨Ƶ䜨 > 巰巰
BS x fk

ǡ ͹ଲ 巰ǡ巰 巰 ǡ巰
巰巰
巰巰ǡ 巰 巰x 巰ǡ巰

= 101,80%

4.2 Pembahasan
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumetri yaitu
suatu cara atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut
titran, dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret.
Perlakuan khusus pada titrasi asam basa yaitu untuk titrasi
asam basa, indikator yang digunakan harus indikator asam basa. Yaitu
indikator yang mengalami perubahan warna pada rentang pH tertentu.

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

Dan untuk titrasi langsung sampel ditambahkan langsung dengan


larutan baku tidak seperti titrasi tidak langsung yang sampel
ditambahkan larutan baku dalam jumlah berlebih.

Pada praktikum kali ini, digunakan metode alkalimetri


tujuannya untuk menentukan kadar asam sitrat dimana digunakan
asam sitrat karena asam sitrat cocok digunakan untuk penentuan
alkalimetri karena analit yang digunakan untuk penentuan alkalimetri
adalah analit asam.Reaksi yang terjadi pada prinsip alkalimetri adalah
reaksi netralisasi, yaitu pembentukan garam dan H2O netral (pH = 7)
hasil reaksi antara H+ dari suatu asam dan OH-dari suatu
basa.Larutan baku yang digunakan pada alkalimetri adalah larutan
baku NaOH yang bersifat basa Natrium hidroksida paling sering
digunakan karena murah dan kemurniannya tinggi. Penambahan
indikator PP ini bertujuan untuk digunakan sebagai larutan penunjuk
dan pemberian indikator fenolftalein karena indikator tersebut berada
di trayek pH 8-9.60 dan terjadi perubahan warna dari tak berwarna
menjadi berwarna merah muda. Penyebab terjadinya perubahan
warna pada indikator ialah dapat berubah warna bila pH larutanya
berubah. Indikator pp ini sangat cocok dipakai dalam penentuan
alkalimetri karena trayek pH berkisar di atas 7 yang merupakan pH
basa. Sehingga memudahkan untuk penentuan kadar sampel yaitu
asam sitrat. larutan dititrasi menggunakan Natrium hidroksida 1 N, hal
ini menyebabkan perubahan warna dari warna bening menjadi merah
muda. Volume titran yang didapatkan yaitu 1,7 mL. Kadar Asam sitrat
yang didapatkan yaitu 108,997 %. Dimana tidak sesuai dengan Kadar
yang diperoleh di FI V,asam sitrat mengandung tidak kurang dari
99,5% dan tidak lebih dari 100,5%. Reaksi yang terjadi pada
percobaan ini :

C6H8O7 + 7NaOH 7NaHCO3 + 3H2O

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

Selain metode alkalimetri, praktikum kali ini juga menggunakan


metode kompleksometri tujuannya untuk menentukan kadar zink
sulfat. indikator hitam eriokrom. Seperti metode alkalimetri diatas,
penambahan indikator hitam eriokrom digunakan sebagai larutan
penunjuk. Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH
larutan. Pada pH 8- 10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya
berwarna merah anggur. Pada pH 5 senyawa itu sendiri berwarna
merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian juga pada pH 12.
Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10. Penyebab
terjadinya perubahan warna pada indikator ialah dapat berubah warna
bila pH larutanya berubah. larutan dititrasi menggunakan dinatrium
edetat, hal ini menyebabkan perubahan warna menjadi biru tua..
Volume titran yang didapatkan yaitu 12,5 mL. Pada percobaan ini kita
mendapatkan hasil dari penetapan kadar zink sulfat pada
kompleksometri yaitu 101,80% dimana tidak sesuai dengan kadar zink
menurut Farmakope V, yaitu zink sulfat mengandung tidak kurang dari
89,0% dan tidak lebih dari 90,4%. Reaksi yang terjadi pada percobaan
ini :
ZnSO4 + 2NaOH →↓ Zn(OH)2 + Na2SO4
↓Zn (OH)2 + 2NH4 Zn2+ + 2NH3 + 2H2O
Zn2+ + EBT ZnEBT (merah anggur)
ZnEBT + EDTA ZnEDTA + EBT (biru muda)
Alasan penggunaan bahan yaitu, Aquadest digunakan untuk
melarutkan sampel.dapar ammonia digunakan sebagai pereaksi
dalam titrasi kompleksometri dan dikatakan dapar ammonia karena
digunakan untuk mempertahankan pH. EBT digunakan sebagai
indikator yang bertindak sebagai pengompleks dan indikator logamnya
mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri.

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil percobaan di atas yaitu
volume titran pada metode alkalimetri untuk menentukan kadar Asam
sitrat yaitu 1,7 mL dan % kadar yang diperoleh yaitu 108,997 %.
Sedangkan untuk volume titran pada metode kompleksometri untuk
menentukan kadar Zink sulfat yaitu 12,5 mL dan % kadar Zink sulfat
yang diperoleh yaitu 101,80 %
5.2 Saran
Untuk asisten agar selalu mendampingi praktikan dalam
melakukan percobaan agar praktikum dapat berjalan dengan baik
dan diperoleh data sesuai yang diinginkan dan para praktikan
mengikuti prosedur yang tertera agar mencegah terjadinya
kesalahan.

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

LAMPIRAN

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020, “Penuntun Praktikum Kimia Analisis”, Universitas Muslim


Indonesia : Makassar.
Azizah, Utiya, 2004, “Larutan Asam dan Basa”, Kemendikbud : Jakarta.
Chang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar Jiid II Edisi Ketiga”. Erlangga :
Jakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta.
Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta
Excipent e-Book.
Harjanti, 2008, Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica
val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri.
Jurnal Rekayasa Proses, Vol.2, No.2, (Diakses pada tanggal 03
April 2019).
Ika, Dani, 2009, Alat otomarisasi pengukur kadar vitamin C dengan
metode titrasi asam basa, Jurnal Neutrino, Vol. 1, (Diakses pada
tanggal 03 April 2019).
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta.Universitas
Indonesia
Purwoko, Agus, 2006, “Kimia Dasar 1”, Mataram Universitas Press :
Mataram.
Sujono, 2003, Sistem Pengukur Molaritas Larutan dengan Metode Titrasi
Asam Basa Berbasis Komputer, Universitas Budi Luhur, (Diakses
pada tangga 03 April 2019).

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100
TITRASI LANGSUNG

TRIANA AULIA SAVITRI RAHMAWATI, S.Si., M.Sc.,Apt.


15020190100

Anda mungkin juga menyukai