BAB V
“SISTEM PERKEMIHAN”
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan sistem terjadinya proses penyaringan
darah meliputi (mengatur volume dan komposisi darah) sehingga darah
bebas dari zat yang tidak dipakai oleh tubuh, serta zat yang masih
diperlukan diserap oleh tubuh. Zat yang tidak diserap oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Filtrasi glomerulus adalah proses pasif dalam cairan mana yang melewati
lumen kapiler glomerulus kedalam kapsula glomerulus ginjal pipa kecil.
Reabsorpsi memindahkan sebagian besar filtrat kembali ke dalam darah,
meninggalkan sebagian besar air asin dan limbah di lumen tubulus.
Beberapa zat yang terlarut yang diinginkan, atau dibutuhkan, secara aktif
diserap kembali, dan lainnya bergerak secara pasif dari lumen tubulus ke
dalam ruang interstisial. Sekresi tubular adalah pada dasarnya kebalikan
dari reabsorpsi tubulus dan merupakan proses dimana ginjal dapat
membersihkan darah zat tambahan yang tidak diinginkan, seperti kreatinin
dari ammonia. Larutan yang diserap kembali dan air itu dipindah ke ruang
interstisial antara nefron perlu dikembalikan ke darah, atau ginjal akan
membengkak dengan cepat seperti balon.kapiler peritubular yang
mengelilingi tubulus ginjal merebut kembali zat yang diserap kembali dan
mengembalikannya ke sirkulasi. Kapiler peritubular muncul dari arteriol
keluar dari glomerulus dan bermuara di vena ginjal meninggalkan ginjal.
Glomerulus adalah simpul kapiler kusut yang menyaring cairan dari
tubulus ginjal untuk mengolah cairan yang disaring, disebut juga dengan
filtrat. Awal dari tubhlus ginjal adalah ujung yang membesar yang disebut
kapsula Bowman (atau kapsul glomerulus), yang mengelilingi glomerulus
dan berfungsi untuk menyalurkan filtrate ke seluruh tubulus ginjal. Secara
kolektif, glomerulus dan kapsula Bowman disebut ginjal. Dua arteriol
berhubungan dengan setiap glomerulus: arteriol aferen memberi makan
tempat tidur kapiler glomerulus dan arteriol eferen mengalirkannya.
Arteriol ini bertanggung jawab untuk aliran darah melalu glomerulus.
Diameter arteriol eferen lebih kecil dari diameter arteriol aferen, sehingga
membatasi aliran darah keluar dari glomerulus. Akibatnya, tekanan di
kapiler glomerulus memaksa cairan melalui endotel dari kapiler ke dalam
lumen kapsula Bowman di sekitarnya . Intinya, semua yang ada di darah
kecuali sel darah (merah dan putih) dan protein plasma disaring melalui
dinding glomerulus.
Dari kapsul Bowman filtrat dipindahkan ke seluruh tubulus ginjal untuk
diproses. Tugas tubulus adalah menyerap kembali semua zat bermanfaat
dari lumennya dan membiarkan limbah mengalir ke tubulus untuk dibuang
dari tubuh. Selama filtrasi glomerulus, darah masuk ke glomerulus dari
arteriol aferen dan plasma bebas protein mengalir dari darah melintasi
dinding kapiler glomerulus dan masuk kedalam kapsul Bowman. Laju
filtrasi glomerulus adalah indeks fungsi ginjal. Pada manusia, laju filtrasi
berkisar antara 80 hingga 140ml/menit, sehingga dalam 24 jam sebanyak
180 liter filtrat diproduksi oleh glomeruli. Filtrate yang terbentuk
konsentrasi garam dan molekul organik yang serupa dengan yang ada
dalam darah. Laju filtrasi glomerulus dapat diubah dengan mengubah
resistensi arteriol atau tekanan hidrostatik arteriol (Resilia Sihaloho,2020).
Pembuluh darah ginjal, baik arteriol aferen maupun eferen dipersyarafi
oleh serabut syaraf simpatis. Aktivasi syaraf simpatis ginjal yang kuat
dapat mengakibatkan konstriksi arteriol ginjal. Kontriksi arteriol eferen
akan menyebabkan penurunan aliran darah keginjal. Karena itu jika
konstriksi arteriol eferen cukup berat, maka kenaikan tekanan osmotik
koloid akan melebihi tekanan hidrostatik kapiler glomerulus yang
disebabkan oleh konstriksi arteriol eferen. Bila hal ini terjadi, daya akhir
filtrasi menjadi turun yang pada akhirnya juga akan menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerulus. Laju aliran darah yang lebih rendah
kedalam glomerulus juga akan menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomerulus (Guyton & Hall, 2008).
Filtrasi terjadi akibat hasil tiga tekanan utama. Satu tekanan bersifat
sebagai pendukung dan sisanya bertentangan dengan proses filtrasi.
Pertama adalah Glomerular Blood Hydrostatic Pressure yang bernilai 55
mmHg. Glomerular Blood Hydrostatic Pressure dihasilkan akibat adanya
resistensi oleh arteriol eferen dan tidak memiliki kecenderungan untuk
turun di sepanjang kapiler glomerulus. Hal ini akan membantu proses
filtrasi dengan cara mendorong air dan zat terlarut untuk melewati
membran. Kedua adalah Capsular Hydrostatic Pressure yang memberikan
gaya berlawanan dengan proses filtrasi dan bernilai 15 mmHg. Tekanan
bekerja dengan cara mendesak cairan yang sudah ada dalam kapsula
Bowman. Ketiga adalah Blood Colloid Osmotic Pressure yang timbul oleh
distribusi tak seimbang protein-protein plasma di kedua sisi membran
glomerulus, yakni karena ada protein plasma di kapiler glomerulus
sedangkan pada kapsul Bowman tidak ada. Blood Colloid Osmotic
Pressure melawan gaya filtrasi dan tekanannya bernilai 30 mmHg.
Tekanan sebesar 10 mmHg inilah yang menyebabkan plasma darah
kecuali protein, dapat terfiltrasi dari glomerulus (Sherwood, 2011).
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud
Mahasiswa mampu melakukan simulasi efek dari Radius Arteriole
pada Filtrasi Glomerular.
I.2.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu untuk memahami istilah dari nefron,
glomerulus, kapiler glomerulus, tubulus ginjal, filtrat, kapsul
bowman, sel darah ginjal, arteriol aferen, arteriol eferen, tekanan
kapiler glomerulus, dan laju filtrasi glomerulus.
2. Mahasiswa mampu untuk memahami bagaimana perubahan dalam
radius arteriol afferent terhadap tekanan dan filtrasi kapiler
glomerulus.
3. Mahasiswa mampu untuk memahami bagaimana perubahan dalam
radius arteriol eferen terhadap tekanan kapiler glomerulus dan
filtrasi (Anonim,2022).
I.2.3 Prinsip
Melakukan praktikum untuk mengetahui pengaruh arteriol afferent
dan arteriol efferent terhadap tekanan kapiler glomerulus, laju filtrasi,
dan volume pada urine dengan meningkatkan atau menurunkan
radius arteriol afferent dan arteriol efferent, lalu darah akan melewati
seluruh bagian-bagian ginjal sampai uretra mengeluarkan urine dan
membuktikan dan memperlihatkan bagaimana keadaan tekanan
kapiler glomerulus,laju filtrasi, dan volume pada urine.
II.METODE KERJA
II.1 Alat
1. Arteriol afferent
2. Arteriol efferent
3. Tekanan darah
4. Tabung /darah
5. Glomerular kapiler
II.2 Bahan
1. Darah
2. urine
III.2 Pembahasan
Pada percobaan fisio kali ini atau melihat apakah ada gangguan pada
ginjal. Jika volumnya menurun maka ada gangguan dan jika meningkat
maka tidak ada gangguan Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila eferen
diperbesar maka volume, tekanan dan laju filtrasinya meningkat. Jadi
eferen berbanding lurus dengan tekanan, laju filtrasi dan volumenya.
Sedangkan eferen berbanding terbalik dengan tekanan, laju filtrasi,dan
volume.
V. REFERENSI
Resilia Sihaloho,2020. Fisiologi “SISTEM RENAL”. FAKULTAS
KEDOKTERAN, UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA. JAKARTA
Guyton A.C., & Hall J.E., (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Lauralee Sherwood,(2011). FIsiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 8.
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN;EGC
Paraf Asisten