Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN

(PEMBUATAN LARUTAN DAPAR)

OLEH:

NAMA : AULINAYYA PUTRI

STAMBUK :15020220028

KELAS : C2

KELOMPOK : 3 (TIGA)

ASISTEN : BERLIAN PERMATASARI ACHMAD

PROGRAM STUDI SARJANA

FARMASI FAKULTAS

FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM

INDONESIA MAKASSAR

2022
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak
berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan
penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan
pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. Dengan kata lain larutan
penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada
kisarannya. Jika ada suatu larutan menyangga ditambah sedikit asam
atau basa atau juga diencerkan, maka pH larutan tidak berubah.
Larutan penyangga sangatlah penting dalam kehidupan, misalnya
dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna, dan industri kulit.
(Aryaldy, 2018)
Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering kita jumpai ketika
mempelajari materi asam basa. Suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam, basa,
dan pengenceran oleh air disebut larutan buffer. Larutan penyangga
dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya serta
basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan buffer dapat pula dibuat
dari campuran asam atau basa kuat dengan ketentuan jumlah asam
atau basa lemahnya harus lebih besar dari basa atau asam kuatnya.
Fungsi larutan penyangga banyak sekali, salah satunya dalam
bidang kesehatan dan bidang farmasi (obat-obatan), banyak zat aktif
yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH dapat
mengakibatkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama
sekali. Selain itu, fungsi larutan penyangga juga dapat diaplikasikan
dalam tubuh manusia, larutan berperan penting dalam
mempertahankan pH. Hal ini terjadi karena di dalam cairan sel tubuh
terdapat sistem penyangga, yaitu asam hidrogen fosfat. (Aryaldy,
AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD
15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR
2018)

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

Komponen larutan penyangga secara umum, larutan penyangga


digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari asam lemah (HA)
dan basa konjugasinya (ion A). Campuran ini menghasilkan larutan
bersifat asam. Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH),
campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. Larutan penyangga
berdasarkan komponen penyusunnya dikelompokkan menjadi dua,
yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. (Aryaldy,
2018)
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan dapar fosfat pH 6,0
menurut FI ed V sebanyak 150 mL.
2. Untuk mengukur pH suatu larutan dapar fosfat yang dibuat.
1.3 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan larutan dapar pH
tertentu.
2. Mahasiswa mampu mengukur pH suatu larutan dapar.

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


A. Konsep Dasar Larutan Penyangga
Definisi larutan penyangga menurut Oxtoby (2004) adalah larutan
dengan pH yang dapat dikatakan tetap walaupun telah dicampur
dengan sedikit takaran asam ataupun basa.
Selanjutnya, Oxtoby juga menjelaskan bahwa larutan penyangga
umumnya dibuat dari campuran asam lemah dan basa lemah
konjugasinya (2004). Dalam bidang fisiologis dan biokimia, larutan
penyangga sangat dibutuhkan untuk mengontrol ion sekaligus
mempertahankan pH.
Larutan penyangga juga dapat dibuat menggunakan campuran
garam dan garam (Sunarya, 2010). Berikut rumus yang digunakan
dalam penghitungan pH larutan penyangga:
Rumus untuk campuran asam lemah dengan basa konjugasi :
Asam Lemah + Basa KJG
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚
[ H+ ] = Ka ×𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
Atau
pH = pKa – log 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚

Rumus untuk campuran basa lemah dengan asam konjugasi :


Basa Lemah + Asam KJG
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚
[ H+ ] = Kb ×𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
Atau
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚
pH = pKb – log
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚

B. Cara kerja Larutan Penyangga


Larutan penyangga dapat menstabilkan pH pada rentang tertentu. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya percampuran antara larutan asam

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

maupun basa dengan asam konjugasi ataupun basa konjugasinya.


Keuntungan dari campuran tersebut adalah memunculkan
keseimbangan ion dalam larutan. Dengan begitu, pH awal cenderung
tetap dan tidak mengalami baik kenaikan maupun penurunan yang
signifikan.
Berikut gambaran singkat dari cara kerja larutan penyangga :
 Suatu larutan penyangga yang terdiri dari larutan NH4OH +
NH4+. Larutan yang pertama berjenis basa lemah sedangkan
larutan yang kedua merupakan asam konjugasinya. Apabila
campuran larutan tersebut ditetesi dengan sedikit basa, maka
akan muncul reaksi antara ion OH– dengan ion positif yang
ada pada NH4+. Dampaknya, pH larutan tidak terpengaruh.
 Suatu larutan penyangga terbuat dari pencampuran
CH3COOH dan CH3COO–. Larutan yang pertama adalah
asam lemah sedangkan larutan kedua merupakan basa
konjugasinya.
Saat dicampur dengan sedikit asam, maka akan memunculkan
reaksi antara ion H+ dengan ion negatif yang ada pada CH3COO–.
Oleh sebab itu, pH larutan dapat dipertahankan.
C. Jenis Larutan Penyangga
Terdapat dua jenis larutan penyangga yaitu :
1) Larutan Penyangga Basa
Pengertian dari larutan penyangga basa adalah suatu larutan
yang mampu mempertahankan pH awal pada daerah basa yang
angkanya lebih besar dari 7. Pembuatan larutan jenis ini dapat
menggunakan campuran :
- Basa lemah dan asam konjugasinya (B + BH+). Salah satu
contohnya adalah campuran larutan amonia dan amonium
klorida;

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

- Basa lemah dan asam kuat. Syarat utama dalam


percampuran ini adalah asam kuat harus bereaksi dengan
tuntas sehingga meninggalkan asam konjugasi (garam) di
akhir.
2) Larutan Penyangga Asam
Suatu larutan yang pH pada daerah asam tidak berubah
disebut dengan larutan penyangga asam. Angka pH yang dikatakan
asam ketika jumlahnya kurang dari 7. Campuran bahan yang dapat
digunakan untuk membuat larutan penyangga asam yakni :
- Asam lemah dan garamnya. Salah satu contohnya adalah
percampuran antara larutan asam asetat dan natrium
asetat;
- Asam lemah dan basa kuat. Syarat utamanya adalah basa
kuat harus mengalami reaksi yang tuntas hingga
meninggalkan basa konjugasi (garam).
D. Pengenceran
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang
lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimiayang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama terjadi
pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat
pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat
memercik. Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini bisa
merusak kulit. (Khopkar, 1990)
Menurut Jhon (2011), rumus yang digunakan pada pengenceran
adalah sebagai berikut :

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

M1 × V 1 = M2 × V 2
Dimana :
M1 = molaritas larutan sebelum
pelarutan V1= volume larutan sebelum
pelarutan M2 = molaritas larutan
sesudah pelarutan V2 = voluma larutan
sesudah pelarutan
E. Pencampuran
Pencampuran merupakan penggabungan dari dua atau lebih
senyawa, baik itu berbentu cair, padat maupun gas. Proses
pencampuran dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk keseragaman
dari beberapa konstituan baik likuid-solid (pasta), atau solid-solid dan
kadang-kadang likuid-gas. Berbagai proses pencampuran harus
dilakukan didalam industri pangan seperti pencampuran susu dengan
coklat, tepung dengan gula atau CO2 dengan air. Pencampuran
bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan
menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya, sehingga
dihasilkan suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik
padat, padat- cair, maupun cair-gas. Prinsip dari pencampuran adalah
berdasarkan pada peningkatan pengayakan dan distribusi dua atau
lebih beberapa komponen yang mempunyai sifat berbeda, yang mana
derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan,
keadaan produk atau jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran. Pencampuran bermanfaat untuk mendapatkan hasil dari
pencampuran dari beberapa bahan agar didapatkan karakteristik bahan
yang sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan.
(Wirakartakusumah, 1992)

2.2 Uraian Bahan


1. Kalium Fosfat Mono basa (Ditjen POM, 2009 : 1165)
AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD
15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR
Nama Resmi : KALIUM FOSFAT MONOBASA

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

Nama lain : Kalium Bifosfat / Kalium Dihydrogen Fosfat


PRM/BM : KH2PO4 / 136,09
Wujud : Serbuk putih.
Pemerian : Serbuk hablur putih.
Wadah : Dalam wadah tertutup.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.
2. Natrium Hidroksida (Farmakope edisi VI, 2020 : 1224)
Nama Resmi : NATRIUM HIDROKSIDA

Nama lain : Sodium Hydroxide / Sodium

Oxidanide RM/BM : NaOH / 40,00

Rumus struktur :

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur,


berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang
atau bentuk lain. Keras, rapuh dan
menunjukkan
pecahan hablur. Jika terpapar diudara, akan
cepat menyerap karbon dioksida dan
lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam
etanol. Wadah : Dalam wadah tertutup rapat.
3. Aquadest bebas CO2 ( Farmakope edisi VI, 2020 : 69 )
Nama Resmi : AIR MURNI

Nama lain : Purifed Water

RM/BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.

Wadah : Jika dikemas, gunakan kemasan wadah

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR
no reaktif yang dirancang untuk mencegah

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

masuknya mikroba.
Penandaan : Jika dikemas, pada etiket tertera metode

penyiapan dan tidak untuk

penggunaan parenteral.

2.3 Prosedur Kerja ( Anonim. 2022. hal. 23-24 )


1. Penyiapan larutan dapar
a. Semua bahan yang dibutuhkan disiapkan.
b. Masing- masing bahan ditimbang sesuai hasil perhitungannya.
c. Bahan yang telah ditimbang, masing- masing dibuat larutan sesuai
yang ditentukan.
d. Masing-masing bahan dicampur sehingga menjadi larutan dapar
dengan pH yang diinginkan dalam volume tertentu.
e. pH Larutan dapar yang dibuat diukur dengan pH meter, jika pH
yang didapat tidak sesuai maka larutan dapar tersebut
ditambahkan larutan tertentu sesuai dengan monografinya.
2. Pengukuran pH larutan dapar
a. Disiapkan larutan dapar baku pembanding dengan pH 1, 4, 7, 10,
dan 13 atau sesuai dengan ketentuan pabrikan alat pH meter atau
sesuai dengan Fl ed V.
b. Dipilih 2 larutan dapar dengan pH tidak lebih 4 unit dan
sedemikian rupa sehingga Ph larutan uji terletak diantaranya.
c. Elektroda pH meter dibilas dengan larutan dapar baku pertama,
setelah itu larutan dapar tersebut dimasukkan dalam wadah, dan
diukur pH larutan tersebut, dengan ketentuan sesuai Fl ed V.
d. Selanjutnya bilas elektroda beberapa kali dengan larutan baku
standar kedua.Kemudian larutan baku tersebut diisikan dalam
wadah dan pHnya diukur, dengan ketentuan sesuai Fl ed V.

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

e. Ulangi pembakuan kedua larutan baku standar tersebut hingga


memberikan harga pH yang sesuai dengan ketentuan Fl ed V.

f. Jika pH kedua larutan sdh memenuhi ketentuan, selanjutnya bilas


elektroda beberapa kali dengan larutan uji.

g. Larutan uji dimasukkan dalam wadah dan diukur pHnya, sesuai


dengan ketentuan pada monografinya.

h. pH larutan uji dicatat dan dilaporkan.

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini, antara lain :
Seperangkat alat pH meter, gelas kimia, gelas ukur, sendok tanduk, dan
batang pengaduk.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Larutan
dapar baku, kalium fosfat mono basa, natrium hidroksida dan aqua dest
bebas CO2. .

3.3 Cara Kerja


1 Penyiapan larutan dapar
Semua bahan yang dibutuhkan disiapkan. Masing- masing
bahan ditimbang sesuai hasil perhitungannya. Bahan yang telah
ditimbang, masing- masing dibuat larutan yang ditentukan. Masing-
masing bahan dicampur sehingga menjadi larutan dapar dengan pH
yang diinginkan dalam volume tertentu. pH Larutan dapar yang dibuat
diukur dengan pH meter, jika pH yang didapat tidak sesuai maka
larutan dapar tersebut ditambahkan larutan tertentu sesuai dengan
monografinya.
2 Pengukuran pH meter larutan dapar
Disiapkan larutan dapar baku pembanding dengan pH 1, 4, 7,
10, dan 13 atau sesuai dengan ketentuan pabrikan alat pH meter atau
sesuai dengan Fl ed V. Dipilih 2 larutan dapar dengan pH tidak lebih 4
unit dan sedemikian rupa sehingga Ph larutan uji terletak diantaranya.
Elektroda pH meter dibilas dengan dengan larutan dapar baku
pertama, setelah itu larutan dapar tersebut dimasukkan dalam wadah,
dan diukur pH larutan tersebut, dengan ketentuan sesuai Fl ed V,
Selanjutnya bilas elektroda beberapa kali dengan

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

larutan baku standar kedua. Kemudian larutan baku tersebut diisikan


dalam wadah dan pHnya diukur, dengan ketentuan sesuai Fl ed V,
Ulangi pembakuan kedua larutan baku standar tersebut hingga
memberikan harga pH yang sesuai dengan ketentuan Fl ed V. Jika
pH kedua larutan sudah memenuhi ketentuan, selanjutnya bilas
elektroda beberapa kali dengan larutan uji. Larutan uji dimasukkan
dalam wadah dan diukur pHnya, sesuai dengan ketentuan pada
monografinya. Kemudian pH larutan uji dicatat dan dilaporkan.

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Data dan Informasi

No Data Rumus/ nilai


KH2PO4 = M x BM x V (L)
1 Berat molekul
= 0,2 x 135, 09 x 0,25
yang dibutuhkan
= 6, 8045 gram
NaOH gr = M x V x BM NaOH
= 0,2 x 0,5 x 40
= 4 gram

2 Volume bahan KH2PO4 = 6,25 mL


yang dibutuhkan
NaOH = 1,45 mL
pH = 6,4
1. Penyaiapan larutan dapar
3 Prosedur tetap a. Semua bahan yang dibutuhkan
disiapkan.
b. Masing- masing bahan ditimbang
sesuai hasil perhitungannya.
c. Bahan yang telah ditimbang sesuai
hasil perhitungannya.
d. Masing- masing bahan dicampur
sehingga menjadi larutan dapar
dengan pH yang diinginkan dalam
volume tertentu.
e. pH larutan dapar yang dibuat
diukur dengan pH meter, jika pH
yang
didapat tidak sesuai larutan maka

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

d. larutan dapar tersebut ditambahkan


larutan tertentu sesuai dengan
monografinya.
2. Pengukuran Ph larutan dapar
a. Disiapkan larutan dapar baku
pembanding dengan pH 1, 4, 7, 10,
dan 13 atau sesuai dengan
ketentuan pabrikan alat pH meter
atau sesuai dengan FI ed V.
b. Dipilih 2 larutan dapar dengan pH
tidak lebih 4 unit dan sedemikian
rupa seehingga pH larutan uji
terletak di antaranya.
c. Elektroda pH meter dibilas dengan
adanya larutan dapar baku
pertama, setelah itu larutan dapar
tersebut dimasukkan dalam wadah,
dan diukutr pH larutan tersebut,
dengan ketentuan sesuai FI ed V.
d. Selanjutnya bilas elektoda beberpa
kali dengan larutan baku standar
kedua.
e. Kemudian larutan baku tersebut
diisikan dalam wadah dan pHnya
diukur, dengan ketentuan sesuai FI
ed V.
f. Ulangi pembakuan kedua larutan
baku standar tersebut hingga

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

memberikan harga pH yang sesuai


dengan ketentuan FI ed V.
g. Jika pH kedua larutan sudah
memenuhi ketentuan, selanjutnya
bilas elektroda beberapa kali
dengan larutan uji.
h. Larutan uji dimasukkan dalam
wadah dan diukur pHnya, sesuai
dengan ketentuan pada
monografinya.
i. pH larutan uji dicatat dan dilaporkan.
4 Ketentuan hasil Hasil larutan KH2PO4 = 6,404
pengukuran
larutan dapar
baku

B. Hasil

No Nama Hasil
1 pH larutan baku K1 = 4,00 (bersifat asam)
utama K2 = 7,00 (bersifat netral)
K3 = 10,00 (bersifat basa)
2 pH larutan baku
kedua
3 pH pengulangan pH 6,70 (sebelum ditambahkan kalium
larutan baku fosfat mono basa
pertama pH 6,40 (setelah ditambahkan kalium
fosfat mono basa
4 pH pengulangan
larutan baku kedua

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR
5 pH larutan uji 6, 404 (asam)

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

4.2 Pembahasan
Larutan penyangga atau larutan dapar merupakan larutan yang
dapat menstabilkan pH pada rentang tertentu. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya percampuran antara larutan asam maupun basa dengan
asam konjugasi ataupun basa konjugasinya.
Adapun kapasitas buffer adalah kemampuan mempertahankan pH.
Larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu
asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa
konjugasi yang mengandung komponen asam dan basa dengan asam
dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun
ion OH Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak
mengubah pH-nya secara signifikan.
Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu asam/basa
lemah yang dapat mempertahankan pH pada penambahan sedikit asam
atau basa, Suatu larutan yang bertahan terhadap perubahan pH, bila
suatu asam atau basa ditambahkan dalam jumlah yang relatif sedikit
disebut larutan buffer (dapar). Suatu larutan yang mengandung satu
pasang asam-basa konjugasi merupakan suatu contoh buffer. Asamnya
bereaksi dengan tiap ion hidroksida yang ditambahkan kepada larutan,
dan basa konjugatnya bergabung dengan ion hidrogen.
Larutan buffer dapat dibuat dari reaksi campuran antara asam
lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat atau basa lemah
dengan garamnya yang berasal dari basa kuat

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa larutan buffer adalah larutan yang berfungsi menahan
kenaikan pH yang ekstrim dari penambahan asam maupun basa. Ketika
larutan buffer ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan dinetralkan
oleh basa konjugasi sehingga kesetimbangan akan bergeser kearah
reaktan sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat. Begitupun
sebaliknya yang terjadi ketika ditambahkan sedikit basa, maka basa
tersebut akandinetralkan oleh asam lemahnya sehingga kesetimbangan
akan bergeser ke arah produk dan meningkatkan jumlah basa
konjugasinya.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan pada praktikum atau
percobaan kali ini yaitu, dalam menghitung konsentrasi dan membuat
larutan praktikan harus benar-benar teliti dan mengerti bagaimana
cara menghitung konsentrasi suatu larutan dan membuat larutan
dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahan pada hasil larutan yang
telah dibuat.

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Fakultas Farmasi


Universitas Muslim Indonesia.

Aryaldy. 2018. Pembuatan Larutan Buffer dan Pengujian Kestabilannya.


Jatinagor. Universitas Padjajaran.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas


Indonesia Press

POM, D. 2009. Farmakope Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia.

POM, D. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.

Wirakartakusumah, Aman. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan.


Institut Pertanian Bogor

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

LAMPIRAN

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI ACHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI AHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI AHMAD


15020220028
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI AHMAD


15020220018
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

SKEMA KERJA

1. Skema Pembuatan Larutan dapar

Siapkan alat dan bahan yang akan


digunakan

Lakukan perhitungan pada setaiap


bahan- bahan yang digunakan

Membuat larutan sesuai dengan perhitungannya yang telah


diperoleh

Homogenkan larutan di dalam labu takar

Campurkan larutan yang telah dibuat untuk membuat larutan


dapar dengan pH dan volume yang diinginkan

pH larutan dapar yang dibuat diukur dengan pH meter, jika


Ph yang didapat tidak sesuai maka larutan dapar tersebut
ditambahkan larutan tertentu sesuai dengan monografinya.

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI AHMAD


15020220018
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

2. Skema kerja pengukuran Ph larutan dapar.

Disiapkan larutan dapar baku pembanding dengan pH 1, 4, 7, 10, dan


13 atau sesuai dengan ketentuan pabrikan alat pH meter sesuai dengan
FI edisi V

Dipilih 2larutan dapar dengan pH tidak lebih 4 unit dan sedemikian rupa
sehingga pH larutan uji terletak diantanya.

Elektroda ph meter dibilas dengan larutan dapar baku pertama, stelah


itu larutan dapar tersebut dimasukkan dalam wadah, dan diukur ph
larutan tersebuut, dengan ketentuan sesuai FI edisi V

Selanjutnya bilas elektrpda beberapa kali dengan larutan baku


strandar kedua.

Kemudian larutan baku tersebut diisikan dalam wadah dan


pHnya diukur dengan ketentuan FI edisi V

Ulangi pembekuan kedua larutan baku standar tersebut hingga


memberikan harga pH yang sesuai dengan ketentuan FI edisi V

Jika pH kedua larutan sudah memenuhi ketentuan, selanjutnya


bilas elektroda beberapa kali dengan larutan uji

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI AHMAD


15020220018
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

Larutan uji dimasukkan dalam wadah yang diukur pHnya sesuai


dengan ketentuan pada monografinya.

pH larutan uji di catat dan laporkan hasilnya

AULINAYYA PUTRI BERLIAN PERMATASARI AHMAD


15020220018

Anda mungkin juga menyukai