Anda di halaman 1dari 22

PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PERCOBAAN

“PEMBUATAN LARUTAN DAPAR”

DISUSUN OLEH

NAMA : NURHIKMA ADIMI

STAMBUK : 15020210202

KELAS : C10

KELOMPOK : 3 (TIGA)

ASISTEN : FARAH HIKMAH NUR SUMARDI

TANGGAL PRAKTIKUM : RABU, 10 NOVEMBER 2021

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 . Latar Belakang

Larutan dapar atau larutan penyangga atau disebut juga larutan buffer

merupakan suatu larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika

ion-ion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu

diencerkan. Larutan ini digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar

tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari

larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian

sedikit asam kuat atau basa kuat.

Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering kita jumpai ketika mempelajari

materi asam basa. Suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH dengan

penambahan sedikit asam,basa, dan pengenceran oleh air disebut larutan buffer

(Sumardjo,2008).

Larutan penyangga berdasarkan komponen penyusunnya dikelompokkan

menjadi dua, yaitu larutan penyangga asam, berfungsi mempertahankan pH < 7

yang tersusun antara larutan asam emah dan garamnya serta larutan penyangga

basa, berfungsi mempertahankan pH >7 yang tersusun atas larutan basa lemah

dan garamnya.

Secara umum, larutan dapar mengandung pasangan asam-basa konjugat atau

terdiri dari campuran asam lemah dengan garam yang mengandung anion yang

sama dengan asam lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang
NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya. Oleh karena

mengandung komponen asam dan basa tersebut, larutan dapar dapat bereaksi

dengan asam (ion H+) maupun dengan basa (ion OH-) apa saja yang dapat

memasuki larutan. Oleh karena itu, penambahan sedikit asam ataupun sedikit

basa ke dalam larutan dapar tidak mengubah pH-nya (Underwood, 2002).

Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam lemah dan basa

konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan buffer dapat

pula dibuat dari campuran asam atau basa kuat dengan ketentuan jumlah asam

atau basa lemahnya harus lebih besar dari basa atau asam kuatnya (Syukri,

1999).

Larutan penyangga sangatlah penting dalam kehidupan. Fungsi larutan ini

salah satunya dalam bidang kesehatan, dalam bidang farmasi (obat-obatan),

banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH

dapat mengakibatkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama

sekali. Juga berfungsi dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi,

dan industri kulit.

Larutan penyangga dapat diaplikasikan dalam tubuh manusia. Larutan

berperan penting dalam mempertahankan pH. Hal ini terjadi karena didalam

cairan sel tubuh terdapat sistem penyangga, yaitu asam hidrogen fosfat.

Sementara itu, di dalam darah terdapat tiga macam larutan penyangga, yaitu

larutan penyangga karbonat, larutan penyangga hemoglobin dan larutan

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

penyangga fosfat. Larutan penyangga karbonat dan larutan penyangga fosfat

berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pH darah agar tetap stabil. Larutan

penyangga hemoglobin berperan dalam proses mengikat oksigen oleh darah.

Contoh larutan buffer dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai namun

tidak kita sadari. Misalnya buffer dalam air ludah, buffer pada bidang industry

farmasi, buffer pada bidang industry pembuatan sampo bayi, dan masih banyak

lagi.

1. 2. Capaian Pembelajaran

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Memahami cara pembuatan larutan dapar pH tertentu

2. Mengukur pH suatu larutan dapar

1. 3. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan dapar fosfat pH 6,0 menurut FI Ed

V sebanyak 150 mL

2. Untuk mengukur pH suatu larutan dapar fosfat yang dibuat

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Teori Umum

Larutan dapar (buffer solution) merupakan nama lain dari penyangga

(Purpasari, 2010). Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang

dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti

penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan

penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambah sedikit

asam kuat, basa kuat atau jika larutan tersebut diencerkan. Larutan ini dapat

mencegah perubahan pH. Jika ditambahkan asam, pH tidak akan menurun.

Sedangkan bila ditambahkan basa, pH tidak akan meningkat (Cairns, 2008).

Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa kuat

atau campuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat. Misalnya

CH3COOH dengan CH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4CI.

Campuran larutan ini mempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha

untuk mengubah pH penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan

air tidak mengubah pH larutan (Pujiyanti, 2008).

Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH

larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.

Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi

suatu asam dengan basa kongjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam

konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping


NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI
PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya

(Zulfiky, 2003).

Secara umum, larutan buffer mengandung pasangan asam-basa konjugat

yang terdiri dari campuran asam lemah atau basa lemahnya dengan garam yang

mnegandung kation yang sama dengan basa lemahnya (Underwood, 2002).

Larutan penyangga yang bersifat asam akan mempertahankan pH pada daerah

asam (pH7) sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa akan

mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7) (Anonim,2013).

Istilah PH merupakan singkatan dari ‘Daya H’ (Power of Hydrogen). Semakin

rendah pHnya maka semakin besar konsentrasi ion hidrogennya. Larutan netral

memiliki pH 7, sedangkan keasaman maksimal dalam larutan berpelarut air

adalah pH 1. Nilai pH diatas 7 mengindikasikan larutan basa. Sementara kebasaan

maksimal dilambangkan dengan pH 14 (George, 2005).

Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometnik (pH meter)

yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu

mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator yang

peka, elektroda kaca, dan elektrode pembanding yang sesuai. Yang mana alat

harus mampu menunjukan potensial dari pasangan elektrode dan untuk

pembakuan pH menggunakan potensial yang dapat diukur oleh sirkuit dengan

menggunakan "pembakuan nol", "asimetri", atau "kalibrasi" dan harus mampu

mengontrol perubahan dalam milivolt per perubahan unit pada pembacaan pH

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

melalui kendali "suhu" dan/ atau kemiringan. Pengukuran dilakukan pada suhu

25°±2°, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.

Harga yang ditunjukkan oleh Larutan dapar untuk pembakuan ditujukan untuk

memperoleh sistem operasional yang praktis, sehingga hasil dapat dibandingkan

antar laboratorium. Jika pH larutan yang diukur mempunyai komposisi yang

cukup mirip dengan larutan dapar yang digunakan untuk pembakuan, pH yang

diukur mendekati pH teoritis. Meskipun tidak ditegaskan hubungan pengukuran

kesesuaian sistem untuk aktivitas ion hidrogen dalam larutan air (Anonim, 2021).

Besarnya penahan perubahan pH oleh dapar disebut kapasitas ᵝ atau efisiensi

dapar, indeks dapar, dan nilai dapar. Van Slyke memperkanalkan konsep

kapasitas dapar dan mendefinisikannya sebagai perbandingan pertambahan

basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena

penambahan basa itu (Martin, 1990).

Kapasitas dapar berhubungan dengan jumlah bahan yang mungkin

ditambahkan ke dalam larutan tanpa menyebabkan perubahan aktivitas ion yang

berarti. Didefinisikan sebagai perbandingan asam atau basa yang ditambahkan

(dalam gram ekuivalen per liter) untuk mengubah pH (dalam satuan pH).

Kapasitas larutan dapar diatur terhadap kondisi penggunaan, biasanya dengan

pengaturan kadar zat dapar.

Dapar digunakan untuk menentukan dan mempertahankan aktivitas ion

dalam batas yang sempit. Sistem yang paling umum digunakan a) untuk

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

menentukan aktivitas ion hidrogen pada kalibrasi pH meter; b) penyiapan

bentuk sediaan yang mendekati isotonisitas; c) pada prosedur analitik; dan d)

mempertahankan stabilitas berbagai bentuk sediaan. Dapar yang digunakan

dalam sistem fisiologik harus dipilih dengan hati-hati sehingga tidak

mengganggu aktivitas farmakologi obat atau fungsi normal organisme. Perlu

diketahui bahwa dapar yang digunakan dalam analisis kimia sesuai dengan zat

yang ditetapkan dan pereaksi yang digunakan (Anonim, 2021).

Ada 2 cara yang digunakan dalam pembuatan larutan penyangga, yaitu

dengan campuran asam lemah dengan garamnya misal HNO2 dengan NaNO2

dan campuran basa lemah dengan garamnya misal NH4OH dengan NH4Cl

(Syukri, 1999).

2. 2. Uraian Bahan

1. KALIUM DIHIDROGEN FOSFAT (FI III, 1979: 687)

Nama Lain : Kalium bisolfat, kalium fosfat monobasa

Rumus Molekul : KH2PO4

Pemerian : Serbuk hablur putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Keasaman : Larutan 1,0% b/v dalam air bebas

Kebasaan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Sebagai bahan pembuat pepton 4% dan buffering agent.

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

2. NATRIUM HIDROKSIDA (FI VI, KEMENKES RI 2020 : 1224-1225)

Nama Resmi : Sodium Hydroxide

Nama Lain : Natrium Hidroksida

Kandungan : Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari

95,0% dan tidak lebih dari 100,5% alkali total, dihitung

sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0%.

Berat Molekul : 40,00

Rumus Molekul : NaOH

Rumus Struktur :

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk

pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras,

rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di

udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

Penetapan kadar : Timbang saksama lebih kurang 1,5 g, larutkan dalam lebih

kurang 40 mL air bebaskarbon dioksida P. Dinginkan

larutan sampai suhu ruang, tambahkan fenolftalein LP dan

titrasi dengan asam sulfat 1 N LV. Pada saat terjadi warna

merah muda catat volume asam yang dibutuhkan,

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

tambahkan jingga metil LP dan lanjutkan titrasi hingga

terjadi warna merah muda yang tetap.

Tiap mL asam sulfat 1 N setara dengan 40,00 mg alkali

jumlah,dihitung sebagai NaOH

Tiap mL asam dalam titrasi dengan metil jingga setara

dengan 106,0 mg Na2CO3

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Murni pereaksi.

3. AQUADEST (FI III, 1979: 96)

Nama Resmi : Aqua Destillata

Nama Lain : Air Suling/ aquadest

Kandungan : Air

Berat Molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa.

Penetapan kadar : Sisa penguapan tidak lebih dari 0,001% b/v; penguapan

dilakukan diatas tangas air hingga kering.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Sebagai pelarut.

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

2. 3. Prosedur Kerja (Anonim, 2021)

1. Penyiapan larutan dapar

a. Semua bahan yang dibutuhkan disiapkan

b. Masing-masing bahan ditimbang sesuai hasil perhitungannya

c. Bahan yang telah ditimbang, masing-masing dibuat larutan sesuai yang

ditentukan

d. Masing-masing bahan dicampur sehingga menjadi larutan dapar dengan

pH yang diinginkan dalam volume tertentu

e. pH Larutan dapar yang dibuat diukur dengan pH meter, jika pH yang

didapat tidak sesuai maka larutan dapar tersebut ditambahkan larutan

tertentu sesuai dengan monografinya

2. Pengukuran pH larutan dapar

a. Disiapkan larutan dapar baku pembanding dengan pH 1, 4, 7, 10, dan 13

atau sesuai dengan ketentuan pabrikan alat pH meter atau sesuai dengan

FI ed V

b. Dipilih 2 larutan dapar dengan pH tidak lebih 4 unit dan sedemikian rupa

sehingga pH larutan uji terletak diantaranya

c. Elektroda pH meter dibilas dengan dengan larutan dapar baku pertama,

setelah itu larutan dapar tersebut dimasukkan dalam wadah, dan diukur pH

larutan tersebut, dengan ketentuan sesuai FI ed V

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

d. Selanjutnya bilas elektroda beberapa kali dengan larutan baku standar

kedua

e. Kemudian larutan baku tersebut diisikan dalam wadah dan pHnya diukur,

dengan ketentuan sesuai FI ed V

f. Ulangi pembakuan kedua larutan baku standar tersebut hingga

memberikan harga pH yang sesuai dengan ketentuan FI ed V

g. Jika pH kedua larutan sdh memenuhi ketentuan, selanjutnya bilas

elektroda beberapa kali dengan larutan uji.

h. Larutan uji dimasukkan dalam wadah dan diukur pHnya, sesuai dengan

ketentuan pada monografinya.

i. pH larutan uji dicatat dan dilaporkan.

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 3 METODE KERJA

3. 1. Alat yang Digunakan

Dalam praktikum Pembuatan Larutan Dapar, alat yang digunakan ada 5 yaitu

seperangkat alat pH meter, gelas kimia, gelas ukur, sendok tandung, dan batang

pengaduk.

No. Nama Alat Gambar Alat

1. Seperangkat alat pH meter

2. Gelas kimia

3. Gelas Ukur

4.

4. Sendok Tanduk

5. Batang Pengaduk

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

3. 2. Bahan yang Digunakan

Dalam praktikum Pembuatan Larutan Dapar, bahan yang akan digunakan ada

4, yaitu larutan dapar baku, kalium fosfat monobasa, natrium hidroksida, dan

aquadest bebas CO2.

No. Nama Bahan Gambar Bahan

1. Larutan dapar baku

2. Kalium fosfat monobasa (KH2PO4)

3. Natrium hidroksida (NaOH)

1.

4. Aquadest bebas CO2

3. 3. Cara Kerja

Dalam pembuatan larutan dapar dilakukan dengan 2 tahap yaitu,

penyiapan larutan dapar dan pengukuran pH larutan dapar. Pada proses

penyiapan larutan dapar mula-mula disiapkan semua bahan yang dibutuhkan dan

masing-masing bahan ditimbang sesuai hasil perhitungan berdasarkan

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

ketentuan Farmakope Indonesia. Kemudian dicampur masing-masing bahan

sehingga menjadi larutan dapar dengan pH yang diinginkan dalam volume

tertentu. Setelah larutan dapar terbuat maka pH larutan diukur dengan

menggunakan alat pengukur pH yaitu pH meter. Disarankan untuk

menggunakan pH meter digital karena alat ini memiliki tingkat akurasi yang

tinggi. Namun, jika pH yang didapat tidak sesuai bisa menambahkan larutan

tertentu sesuai dengan monografinya. Pada proses pengukuran pH larutan dapar,

penting untuk menyiapkan larutan dapar baku pembanding dengan masing-

masing pH 1, 4, 7, 10, dan 13 atau menyesuaikan dengan ketentuan pabrikan alat

pH meter atau menyesuaikan dengan ketentuan Farmakope Indonesia Edisi V.

Setelah itu, memilih 2 larutan dapar dengan pH tidak lebih 4 unit dan sedemikian

rupa sehingga pH larutan uji terletak diantaranya. Kemudian, membilas

elektroda dengan larutan dapar baku pertama lalu dimasukkan ke dalam wadah

dan diukur pH larutan tersebut dengan ketentuan berdasarkan Farmakope

Indonesia Edisi V. Selanjutnya, membilas elektroda beberapa kali dengan larutan

baku standar kedua lalu dimasukkan ke dalam wadah dan diukur pH larutan

tersebut dengan ketentuan berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi V. Untuk

mendapatlan harga pH yang sesuai dengan ketentuan Farmakope Indonesia

Edisi V, maka diinstruksikan untuk mengulang pembakuan kedua larutan baku

standar tersebut. Jika telah memenuhi ketentuan, elektrda akan dibilas

beberapa kali dengan larutan uji. Selanjutnya, memasukkan larutan uji ke dalam

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

wadah dan melakukan pengukuran pH berdasarkan ketentuan Farmakope

Indonesia Edisi V. Proses terakhir, memcatat pH larutan uji dan dilaporkan.

3. 4. Skema Kerja
PEMBUATAN LARUTAN
DAPAR

Penyiapan Larutan Dapar Pengukuran pH larutan dp

Disiapkan semua bahan Disiapkan larutan dapar


yang dibutuhkan dan baku pembanding pH 1, 4,
masing-masing ditimbang 7, 10, dan 13 sesuai
sesuai hasil perhitungan ketentuan pabrik alat/ FI V

Setelah penimbangan Dipilih 2 larutan dapar


bahan, masing-masing dengan pH ≤ 4 unit
bahan dibuat larutan
sesuai ketentuan FI V
Bilas elektroda pH meter
dengan larutan dp baku
Mencampur masing- pertama lalu dimasukkan
masing bahan sehingga ke wadah diukur pHnya
menjadi larutan dapar
dengan pH diinginkan
dalam volume tertentu Membilas elektroda
beberapa kali pada larutan
baku standar kedua,
Larutan dapar diukur diisikan dalam wadah juga
dengan pH meter, jika pHnya diukur sesuai KTFI V
tidak sesuai dengan pH
yang diinginkan maka
ditambahkan larutan Ulangi pembakuan 2
tertentu sesuai monografi larutan baku standar
sehingga diperoleh sesuai
FI V. Jika memenuhi, bilas
Diukur pHnya sesuai elektroda dengan lar.uji
ketentuan monografinya.
Terakhir, mencatat pH
larutan & melaporkan Lr.uji dimasukkan ke wadah

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 4 HASIL PRAKTIKUM

4. 1. Data Praktikum

Berdasarkan Lembar Kerja Pembuatan Larutan Dapar pada Praktikum Kimia

Dasar Hari Rabu, 10 Novemver 2021 diperoleh data berat bahan yang dibutuhkan

pada praktikum ini yaitu kalium fosfat monobasa (KH2PO4) dan natrium

hidroksida (NaOH) masing-masing 6,9 gram dan 23,3 gram. Volume yang

dibutuhkan pada kalium fosfat monobasa (KH2PO4) sebanyak 50 mL, natrium

hidroksida (NaOH) sebanyak 12,60 mL dan 42,80 mL, serta aquadest sebanyak

200 mL. Untuk prosedur tetap pengerjaannya yaitu mencampur 50 mL kalium

fosfat monobasa (KH2PO4) 0,2 M dengan 12,60 mL / 42,80 mL larutan NaOH 0,2

N LV dan diencerkan dengan air/ aquadest hingga 200 mL. Ketentuan hasil

pengukurannya berupa kalium fosfat monobasa (KH2PO4) 6,9 gram dan 23,3

gram, NaOH 12,60 mL dan 42, 80 mL, serta aquadest 200 mL.

4. 2. Perhitungan

Cara menghitung berat bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini, dengan

prosedur tetap merujuk pada Farmakope Indonesia Edisi V yaitu:

Campur 50 mL kalium fosfat monobasa (KH2PO4) 0,2 M dengan 12,60 mL larutan

NaOH 0,2 N LV dan diencerkan dengan air/ aquadest hingga 200 mL. Maka

𝑉𝑜𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖


diperoleh berat bahan yang dibuthkan = 𝑉𝑜𝑙 𝐾𝑎𝑙𝑠𝑖𝑢𝑚 𝑓𝑜𝑠𝑓𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑛𝑜𝑏𝑎𝑠𝑎 x ket. tim.L.DP

12,60 𝑚𝐿
= 50 𝑚𝐿 x 27,22 gram = 6,859/ 6,9 gram

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

Mencampur 50 mL kalium fosfat monobasa (KH2PO4) 0,2 M dengan 42,80 mL

larutan NaOH 0,2 N LV dan diencerkan dengan air/ aquadest hingga 200 mL.

Maka diperoleh berat bahan yang dibuthkan

𝑉𝑜𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖


= x ketentuan penimbangan lar.dapar per 1000 mL
𝑉𝑜𝑙 𝐾𝑎𝑙𝑠𝑖𝑢𝑚 𝑓𝑜𝑠𝑓𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑛𝑜𝑏𝑎𝑠𝑎

42,80 𝑚𝐿
= x 27,22 gram = 23,3 gram
50 𝑚𝐿

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

BAB 5 KESIMPULAN

5. 1. Kesimpulan

Larutan dapar atau dikenal dengan larutan penyangga merupakan larutan

yang mampu mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH.

Larutan ini terdiri dari campuran asam lemah dengan garam (konjugasi) dari

basa kuat atau campuran basa lemah dengan garam (konjugasi) dari asam kuat.

Untuk mengukur pH larutan ini dapat menggunakan alat ukur yaitu pH meter. pH

meter yang umum digunakan dilaboratorium disamping tingkat akurasinya yang

tinggi yaitu pH meter digital.

Pada praktikum didapat harga pH untuk larutan baku pertama 5,7 dengan

penambahan larutan uji dengan pH 13 (basa kuat) maka harga pH meningkat

menjadi 6,4. Juga pada harga pH larutan baku kedua dari pH 7,1 menjadi 7,6

terjadi peningkatan akibat penambahan larutan uji dengan pH 13 (basa kuat).

5. 2. Saran

Dalam pembuatan larutan dapar agar tetap merujuk pada ketentuan

Farmakope Indonesia Edisi V sebagai buku pedoman pembuatan larutan.

Praktikum ini juga erat kaitannya dalam perhitungan, maka teliti lah dalam

menghitung dan penentuan penggunan rumus.

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika 1. Makassar: Universitas Muslim

Indonesia.

Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi. Diterjemahkan oleh Rini Maya Puspita.

Jakrta: EGC.

Fried H, George. 2005. Schaum’s Outlines: Tss Biologi Edisis 2. Jakarta: Erlangga.

Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Pujianti, S. 2008. Menjelejah Dunia Biologi 3. Jakarta: Platinum.

Puspasari, D., dan Setyorini, D. 2010. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Dwimedia Press.

Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.

Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: Intitut Teknologi Bandung Press.

Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: EGC.

Zulfiky. 2003. Dasar-Dasar Biokimia. Malang: Bayumedia Publishing.

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

LAMPIRAN

1. Lembar Kerja

2. Bukti Dokumentasi Kehadiran Zoom

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI


PEMBUATAN LARUTAN DAPAR

NURHIKMA ADIMI (15020210202) FARAH HIKMAH NUR SUMARDI

Anda mungkin juga menyukai