FAKULTAS FARMASI
LAPORAN KAF
TITRASI LANGSUNG
OLEH:
STAMBUK : 15020200149
KELAS : C7
KELOMPOK : I (SATU)
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021
TITRASI LANGSUNG
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Konsep paling mendasar dan praktis dalam kimia asam basa
tidak diragukan lagi adalah reaksi netralisasi. Netralisasi dapat
didefinisikan sebagai reaksi antara proton dan ion hidroksida
membentuk air. Dalam pembahasan netralisasi tentu kita akan
mendapatkan istilah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang
sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai
contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka di sebut titrasi asam
basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Ika, 2009).
Untuk menunjukan titik ekivalen dapat digunakan indikator metal
merah bromtimol biru atau fenolftalaen. Indikator-indikator itu
mengalami perubahan warna disekitar titik ekivalen. Oleh karena itu
perubahan warna indikator fenelftalaen lebih tajam (lebih mudah
diamati), maka indikator fenolftalaen lebih sering digunakan (Purba,
2006).
Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk
menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa.
Kebanyakan asam dan basa organik dan organik dapat dititrasi dalam
larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu terutama senyawa organik
tidak larut dalam air. Namun demikian umumnya senyawa organik
dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu dapat
ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert. Untuk
menentukan asam digunakan larutan baku asam kaut misalnya HCl,
sedangkan untuk menentuan basa digunakan larutan basa kuat
misalnya NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan
Rumus Struktur :
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum titrasi ini yaitu:
Buret.
Gelas kimia.
Klem dan statif.
Corong glass.
Gelas ukur.
Pipet tetes.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum titrasi ini yaitu:
Asam Sitrat.
Larutan baku Natrium Hidroksida 1 N.
Indikator Phenolphtalein (PP).
3.3 Cara Kerja
Titrasi langsung dengan metode Alaklimetri:
Timbang seksama ± 3 g Asam Sitrat di dalam labu yang sudah di
tara. Larutkan dalam 40 mL air, tambahkan indikator PP LP dan titrasi
dengan Natrium Hidroksida 1 N LV.
Tiap ml Natrium Hidroksida 1 N setara dengan 64,04 mg O 6H8O7.
Cara kerja praktikum:
Menimbang seksama ± 100 mg Asam Sitrat di dalam labu yang
sudah di tara. Kemudian, larutkan dalam 40 ml air, lalu tambahkan
indikator PP LP dan di tittrasi dengan Natrium Hidroksida 1 N LV.
Tiap ml Natrium Hidroksida 1 N setara dengan 64,04 mg C6H8O7.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Pengumpulan data dan informasi
NO Penilaian Jawaban
1 Nama sampel Asam Sitrat
2 Berat sampel 100 mg
3 Pelarut Aquadest 40 mL
4 Larutan baku Natrium Hidroksida (NaOH)
5 Konsentrasi larutan baku 0,998 N
6 Indikator Phenolphtalein (PP) 3 tetes
7 Berat setara 64,04 mg
No Penilaian Hasil
Perhitungan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 ×𝑁×𝐵𝑆𝑇
% kadar = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ×𝐹𝐾
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, kita menggunakan metode alkalimetri,
100 mg Asam Sitrat dilarutkan dengan 40 ml aquadest dan di tetesi
indikator PP sebanyak 3 tetes. Tetapi, tidak atau belum mengalami
perubahan warna. Setelah larutan tersebut di titrasi dengan
konsentrasi 0,998 N larutan NaOH baku, larutan tersebut mengalami
perubahan warna merah mudah yang disebabkan oleh Asam Sitrat
yang bereaksi dengan NaOH baku sehingga menghasilkan warna
merah muda tersebut. Pada saat praktikum, perubahan warna
tersebut di awali dengan warna yang berpendar sedikit demi sedikit
yang menandakan titik ekuivalen. Titik ekuivalen adalah titik yang
menunjukkan keadaan jumlah larutan baku atau larutan titer yang
ditambahkan ekuivalen dengan jumlah zat yang di tentukan. Pada
saat volume titran di teteskan sebanyak 1,8 ml, warna sampel telah
berubah sempurna dan menjadi merah mudah yang menandakan titik
akhir titrasi. Titik akhir titrasi merupakan titik terjadi perubahan warna
pada indikator yang menunjukkan titik ekuivalen antara zat yang di
analisis dan larutan standar. Jadi berat setara yang di peroleh adalah
64,04 mg dan faktor koreksinya adalah bernilai 1. Setelah di hitung
kadarnya menggunakan rumus % kadar, diperoleh hasil % kadar yaitu
115,041 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah bahwa % kadar
dari sampel Asam Sitrat yaitu 115,041 % dimana hasil tersebut belum
sesuai dengan % kadar Asam Sitrat yang tertera di Farmakope
Indonesia Edisi V. % kadar yang di tetapkan di Farmakope untuk
Asam Sitrat adalah tidak kurang dari 99,5 % dan tidak lebih dari 100,5
%.
5.2 Saran
Kritik dan saran dari bapak/ibu dosen dan juga kakak asisten
sangat di harapkan demi kesempurnaan penulisan laporan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Skema Kerja: