Disusun oleh:
Shofian Habib Asrori
NIM: 18197068
Kata fenol berasal dari Fenil Alkohol (Phenyl Alcohol). Selain itu,
nama fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml.
Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion
H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion
fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih
asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana
fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik
lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan
pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem
aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam
benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil
dari oksidasi batu bara.
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir
Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan
komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai
TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa
anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi
dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan
senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid
alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah
eugenol yang merupakan minyak pada cengkih. Fenol yang terkonsentrasi
dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. ALAT DAN BAHAN
a) ALAT
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Pembakar spiritus
5. Kaki tiga
6. Gelas kimia
7. Spatel logam
8. Plat tetes
9. Pemantik api
10. Batang pengaduk
b) BAHAN
1. Fenol
2. Nifagin
3. Hidrokinon
4. FeCl3
5. Larutan Lieberman
6. K2Cr2O7
7. Pereaksi Millon
8. Alkohol
9. HNO3pekat
10. Timbal Asetat
11. NH4OH
12. NaOH
3.2. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Fenol
a. FeCl3
- Sampel diambil, kemudian simpan di plat tetes,
- Tambahkan FeCl3 3 tetes,
- Kemudian amati perubahan warnanya,
- Hasil bisa dilihat.
b. Lieberman
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
- Kemudian tambahkan pereaksi Lieberman 5 tetes,
- Lalu amati perubahan yang terjadi,
- Hasil dapat dilihat
c. K2Cr2O7
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
- Kemudian tambahkan K2Cr2O7 5 tetes,
- Kemudian amati perubahan yang terjadi,
- Amati hasil yang terjadi.
2. Nipagin
a. FeCl3
- Sampel dipanaskan kemudian didinginkan,
- Tambahkan FeCl33 tetes,
- Amati perubahan yang terjadi,
- Dan lihat hasilnya
b. Pereaksi Millon
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
- Lalu tambahkan alkohol 5 tetes,
- Tambahkan pereaksi Millon 5 tetes,
- Panaskan, dan lihat hasilnya amati.
c. HNO3
- Sampel disimpan ke dalam plat tetes,
- Tambahkan HNO3 5tetes,
- Amati perubahan yang terjadi,
- Lihat hasilnya.
3. Hidrokinon
a. FeCl3
- Sampel dimasukkan ke dalam plat tetes,
- Tambahkan FeCl3 3 tetes,
- Amati perubahan yang terjadi,
- Lihat hasilnya.
b. PB(CH3COO)2 + NH4OH
- Sampel dimasukkan ke dalam plat tetes,
- Tambahkan PB(CH3COO)2 3 tetes,
- Amati perubahan yang terjadi,
- Dan lihat hasilnya.
c. NaOH
- Sampel dimasukkan ke dalan plat tetes,
- Tambahkan NaOH 3 tetes,
- Amati perubahan yang terjadi,
- Kemudian lihat hasilnya.
4. Resorsinol
a. FeCl3
- Sampel dimasukkan ke dalam plat tetes,
- Tambahkan FeCl3 3 tetes,
- Amati perubahan yang terjadi,
- Dan lihat hasilnya.
b. Lieberman
- Sampel dimasukkan ke dalam plat tetes,
- Tambahkan pereaksi Lieberman 5 tetes,
- Amati perubahan yang terjadi,
- Dan lihat hasilnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
b. Uji Lieberman
Fenol + Pereaksi
Lieberman
c. K2Cr2O7
Fenol + K2Cr2O7
b. Pereaksi Millon
Nipagin + Alkohol 5 Tetes
+ Pereaksi Millon 5 tetes
c. HNO3
Nipagin + HNO3 5 tetes
b. PB(CH3COO)2 + NH4OH
Hidrokinon + Timbal asetat
3 tetes + NH4OH 3tetes
c. NaOH
Hidrokinon + NaOH 3
tetes
4. Resorsinol
a. FeCl3
Resorsinol + FeCl33 tetes
Larutan ungu kehitaman
b. Lieberman
Resorsinol + Pereaksi
Lieberman 5 tetes
(Kelly,2009 ).
b. Fenol + Lieberman
(Kelly,2009 ).
c. Fenol + K2Cr2O7
( Chang, 2005 ).
2. Nipagin
a. Nipagin + FeCl3
( KSV, 2009 )
b. Nipagin + HNO3
( Attoway, 2004 ).
3. Hidrokinon
a. Hidrokinon + FeCl3
( Attoway, 2004 ).
b. Hidrokinon + NaOH
( Chang, 2005 ).
4. Resorsinol
a. Resorsinol +FeCl3
( Clark, 2002).
BAB V
5.1. PEMBAHASAN
5.2. KESIMPULAN
Fenol merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Karena
fenol memiliki anion, dengan muatan negatif yang tersebar oleh cincin aromatik.
Untuk membedakan alkohol alifatik dan alkohol aromatik, dapat
digunakan tes oksidasi dengan FeCl3.