Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI
“ REAKSI–REAKSI PENDAHULUAN GOLONGAN ALKOHOL”

Di susun oleh :

ANNA FITRIYANA

18197087

PROGRAM STUDI D III FARMASI

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI


BANDUNG

2019
MODUL 1

REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN GOLONGAN ALKOHOL

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi pada golongan alkohol
dengan uji organoleptis.

B. PRINSIP DASAR

Golongan alkohol adalah senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksil yang terikat

Pada rantai alifatik. Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan alkohol yaitu :

 Terbentuk ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati dari aromanya

R1 + R-COOH → R-COOR1
𝐇𝟐𝐒𝐎𝟒

Alkohol adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi hidroksi (-OH). Alkohol bisa
berasal dari alkana, alkena, maupun alkuna dengan adanya pergantian gugus alkil dengan gugus
hidroksi pada atom karbon jenuh.

Rumus umum alkohol adalah R-OH, dimana R adalah gugus alkil, alkenil, atau alkunal.

Pembagian Jenis Alkohol yaitu :

I. Berdasarkan R-nya (strukturnya)


1. Alkohol alifatik
a. Jenuh, tidak punya ikatan rangkap, contoh: etanol dan metanol
b. Tidak jenuh, punya ikatan rangkap, contoh : alkil alkohol
2. Alkohol aromatis
a. Jenuh, contoh : benzil alkohol
b. Tidak jenuh, contoh : sinamil alkohol
3. Alkohol siklik
a. Monovalen, hanya ada satu gugus hidroksi (-OH) pada molekul, contoh: mentol
b. Polivalen, banyak gugus hidroksi (-OH) pada molekul , contoh : pirogalol
II. Berdasarkan jumlah gugus hidroksi (-OH)
1. Alkohol monovalen

Alkohol monovalen adalah alkohol yang hanya mempunyai satu gugus fungsional (-OH)
a. Cair, contoh : metanol, etanol
b. Padat, contoh : setil alkohol
2. Alkohol polivalen

Alkohol polivalen adalah jenis senyawa alkohol yang mempunyai gugus fungsional lebih dari satu.
a. Cair, contoh : propilen glikol
b. Padat,contoh : sorbitol, manitol

III. Berdasarkan letak gugus hidroksi (-OH) pada atom C yang terkait

a. Alkohol Primer

Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang hanya mengikat satu atom karbon
yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol primer. Contoh yang paling sederhana adalah
etanol. Metanol bukan alkohol primer karena atom karbon yang mengikat gugus -OH tidak mengikat
karbon lain.

Rumus kimia alkohol primer : (R-CH2-OH)

b. Alkohol Sekunder

Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat dua atom karbon yang lain,
maka senyawa tersebut dinamakan alkohol sekunder. Contoh alkohol sekunder adalah 2-propanol.

Rumus kimia alkohol sekunder : (R-CH-R’)


OH
c. Alkohol Tersier
Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom karbon yang lain,
maka senyawa tersebut dinamakan alkoholtersier. Contoh senyawa alkohol tersier adalah 2-metil-2-
propanol. Rumus kimia alkhol tersier : R’

R-C-OH
R”
d. Vinil alkohol

Vinil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada atom karbon
berikatan rangkap dua. Contoh senyawa vinil alkohol adalah 2-propenol.

e. Benzil Alkohol

Benzil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi


yang terikat pada gugus benzil. Gugus benil mempunyai rumus
C6H5-CH2-

f. Alkohol Dihidrat

Alkohol dihidrat adalah senyawa yang mengandung dua gugus


hidroksi.

Contoh alkohol dihidrat adalah etilen glikol.

g. Alkohol Trihidrat

Alkohol trihidrat adalah senyawa yang mengandung tiga gugus


hidroksi.

Contoh : alkohol trihidrat adalah gliserol.

Alkohol dapat dianggap sebagai molekul organik yang analog dengan air. Kedua ikatan C-O
dan H-O bersifat polar karena elektronegatifitas pada oksigen. Sifat ikatan O-H yang sangat polar
menghasilkan ikatan hidrogen dengan alkohol lain atau dengan sistem ikatan hidrogen yang lain, misal
alkohol dengan air dan dengan amina. Jadi, alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi
disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar molekul. Alkohol lebih polar dibanding hidrokarbon, dan
alkohol merupakan pelarut yang baik untuk molekul polar.
C. ALAT DAN BAHAN

NO NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH

1. Tabung reaksi 4 buah

2. Pipet tetes 4 buah

3. Pembakar spirtus 1 buah

4. Gelas kimia 250 ml 1 buah

5. Kaki tiga 1 buah

6. Metanol 3-5 tetes

7. Asam benzoat Secukupnya

8. Asam salisilat Secukupnya

9. H2SO4 3 tetes

10. Iodoform 1:1

11. K2Cr2O7 1 tetes

12. Gliserin 3-5 tetes

13. CuSO4 3 tetes

14. NaOH 3 tetes

15. Menthol 3-5 tetes

16. Salisialdehid (Vanilin) 3 tetes


D. PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Uji terhadap metanol (CH3OH)

1. siapkan 3 tabung reaksi masukkan 3-5 tetes metanol. Tambahkan asam salisilat dan
asam benzoat secukupnya, amati perubahannya. Kemudian perlahan-lahan melalui
dinding tabung tambahkan H2SO4. tutup mulut tabung dengan sumbat kapas.
panaskan di atas penangas air. amati aroma pada penutup kapas

2. Menggunakkan tabung reaksi yang berbeda tambahkan 3-5 tetes


tambahkan reaksi iodoform, amati aroma hasil reaksi

3. Menggunakkan tabung reaksi yang berbeda tambahkan 3-5 tetes tambahkan


larutan jenuh K2CrO7 jenuh dalam H2SO4 50%. amati perubahan yang terjadi

2. Uji terhadap gliserin

1. siapkan 2 tabung reaksi dan ditambahkan sampel (gliserin) dengan 1 tetes CuSO4
dan basakan dengan NaOH amati perubahan yang terjadi

2. kisatkan sampel diatas penangas air, amati perubahan yang terjadi

3. Uji terhadap menthol

1. letakkan menthol diplat tetes amati aromanya

2. menggunakkan plat tetes tambahkan H2SO4 dan salisialdehid, amati perubahan


warna yang terjadi

sampel diatas penangas air, amati perubahan yang terjadi


E. DATA HASIL PENGAMATAN

PENGAMATAN GAMBAR
NO PEREAKSI
SEBELUM SETELAH HASIL AKHIR

1. UJI METANOL (CH3OH)

CH3OH Larutan bening Larutan bening tidak


1.
(Metanol) tidak berwarna berwarna

CH3OH
+ Larutan bening Larutan bening tidak
Asam tidak berwarna berwarna
salisilat

+
Larutan bening Larutan bening
Asam
tidak berwarna hablur putih
benzoat
+ Larutan bening
Larutan bening
H2SO4 hablur putih

Aroma minyak

atau
(dipanaskan)
balsem gandapura

CH3OH
Larutan bening Larutan kuning
2. +
tidak berwarna muda tidak berbau
I2

CH3OH Larutan orange


Larutan bening
3. + (betadine)
tidak berwarna
K2Cr2O7 Tidak berbau
Larutan orange
+ Larutan hijau pekat
(betadine)
H2SO4 pekat tidak berbau
Tidak berbau

2. UJI GLISERIN (C3H8O3)

1. Gliserin Larutan bening Larutan bening

+ Larutan biru
Larutan bening
CuSO4 tidak berbau
+ Larutan orange
Larutan biru
NaOH pekat tidak berbau

Larutan keruh terjadi


2. dikisatkan endapan berwarna
Kuning pekat

3. UJI MENTHOL

1. MENTHOL Kristal hablur aroma mint

Menthol
2. + Krital hablur Larutan orange
H2SO4
+
3. Larutan orange Larutan ungu violet
Vanilin

F. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan-golongan alkohol dengan cara
uji organoleptis dan uji kualitatif terhadap masing-masing sampel.Uji organoleptis ini mula-mula
dilakukan pengamatan pendahuluan dengan menggunakan indera kita, dilihat, diraba kehalusannya
dengan ujung jari, dibau dan dirasakan. Sedangkan analisa kualitatif adalah pemeriksaan ion atau
unsur yang terdapat dalam suatu unsur tunggal atau campuran senyawa. Golongan alkohol adalah
senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksil yang terikat pada rantai alifatik. Prinsip
reaksi identifikasi untuk golongan alkohol yaitu :

 Terbentuk ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati dari aromanya

R1 + R-COOH → R-COOR1
𝐇𝟐𝐒𝐎𝟒

Salah satu senyawa golongan alkohol yang diujikan pada praktikum kali ini adalah methanol, gliserin,
dan menthol.

1. METANOL

Nama resmi : METANOL

Nama lain : Metanol, CH3-OH

Rumus molekul/BM : CH3OH/34,00

Pemerian : Cairan tidak bewarna,jernih, bau khas


Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih dan tidak berwarna

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : eluen

2. GLISERIN
Nama resmi : Glycerolum
Nama lain : Gliserol, Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
manis diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika disimpan
beberapa lama pada suhu rendah dapat mamadat membentuk
massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga
mencapai suhu lebih kurang 20°.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak lemak.
RM : CH2OH-CHOH-CH2OH (C3H8O3)
3. MENTHOL

Nama resmi : MENTHOLUM


Nama latin : mentol
Rumus molekul : C10 H20
Bobot molekul : 156,30
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti
minyak permen, rasa panas dan aromatik di ikuti rasa dingin
Pertama yang diujikan yaitu sampel metanol, yang harus dipersiapkan terlebih dahulu tabung
reaksi sebanyak 3 pcs masing-masing tabung dimasukkan sampel sebanyak 3-5 tetes. Pada tabung
pertama masukkan terlebih dahulu asam salisilat aduk dengan batang pengaduk ad larut dalam
pencampuran antara sampel dan pereaksi ini mengalami perubahan yang signifikan dimana sebelum
pencampuran metanol memiliki khas larutan bening tidak berwarna, metanol juga memiliki sifat asam-
basa mirip dengan air sedangkan asam salisilat sendiri larut dalam 550 bagian air .sehingga asam
salisilat tidak larut dalam methanol.

Tambahkan asam benzoat kedalam tabung reaksi yang sama aduk ad larut, dan yang terjadi
adalah larutan tersebut tetap tidak berubah masih larutan hablur putih, kelarutan dari asam salisilat dan
asam benzoat sama sama tidak larut dalam air dikarenakan metanol memiliki sifat asam basa seperti
air.

Kemudian perlahan- lahan melalui dinding tabung tambahkan H2SO4 dengan cara dimiringkan,
jika tidak tabung reaksi akan pecah, karena H2SO4 bersifat eksotermis. Reaksi eksothermis adalah
reaksi kimia yang mengeluarkan energi berupa energi panas (kalor) dan akibatnya akan meningkatkan
suhu lingkungan dan dalam pengerjaan pemindahan H2SO4 kedalam tabung reaksi harus di lemari
asam. Alasan Penggunaan asam sulfat harus dilakukan di lemari asam karena asam sulfat merupakan
cairan yang korosif dan mudah menguap. Jika asam sulfat dibiarkan di udara terbuka yang bebas, maka
udara di ruangan tersebut akan terkontaminasi oleh asam sulfat yang menguap sehingga dapat
menyebabkan iritasi pada organ yang terkontak, seperti kulit, mata, atau saluran pernapasan. Dapat
pula menyebabkan keracunan pada saluran pernapasan. Penggunaan lemari asam juga mencegah
adanya kontaminasi zat lain yang dapat mengganggu reaksi dari asam sulfat sehingga tidak
menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan.

Pada percobaan ini ditambahakan H2SO4 yang berfungsi sebagai katalisator yang berguna untuk
mempercepat reaksi pembentukan. Ester dapat diperoleh dari reaksi esterifikasi dengan cara merefluks
sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam dan dapat juga diperoleh dari
alkohol, asam klorida, asam anhidrida dan nitril. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya asam
sulfat atau asam lewis dan asam hidroklorida.

Setelah ditambah H2SO4 tutup mulut tabung dengan sumbat kapas, panaskan diatas penangas
air. penutupan lubang tabung reaksi dengan kapas bertujuan untuk mencegah terjadinya pelepasan uap
selama proses pemanasan atau refluks dan juga untuk mengetahui aroma dari uji pada sampel. Di
dalam percobaan ini kelarutan tersebut dibantu dengan suhu, karena saat metanol dicampurkan dengan
asam salisilat dan asam benzoat, campuran tersebut tidak dapat larut, namun setelah pemanasan
campuran tersebut dapat larut. Pemanasan berfungsi untuk mempercepat kelarutan suatu zat. Hal ini
sesuai dengan teori like dissolve like, yaitu pelarut nonpolar hanya akan larut pada pelarut
nonpolar, sebaliknya pelarut polar juga akan larut pada pelarut polar.

Tahapan terakhir yang terjadi dalam esterifikasi asam benzoate atau asam salisilat adalah deprotonasi
sehingga terbentuklah ester yang dikenal dengan etil benzoate (sehingga ester dari asam benzoate) serta
etil salisilat (sebagai ester dari asam salisilat). Etil benzoate memiliki bau yang khas seperti bau pada
balsam gandapura.
Reaksi kimia antara asam salisilat dan metanol :

Reaksi kimia antara asam benzoat dan metanol :

Pada tabung ke dua sama dengan prosedur pertama metanol dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak 3 tetes dan ditambahkan pereaksi yaitu reaksi iodoform dengan jumlah 1 : 1 dalam pengujian
metanol dan iodoform perubahan yang terjadi yaitu perubahan warna dimana sampel awal (metanol)
larutan bening tidak berwarna ditambah iodoform sebanyak 3 tetes menjadi larutan kuning tidak
berbau.

Pada tabung ke tiga sama dengan prosedur ke dua metanol dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak 3-5 tetes tambahkan pereaksi K2Cr2O7 dengan H2SO4 pekat. Reaksi yang ditimbulkan melalui
hasil esterifikasi antara senyawa methanol dengan asam karboksilat (dalam praktikum ini asam
karboksilat digunakan adalah asam sitrat dan asam benzoate) dihasilkan suatu senyawa ester berupa etil
salisilat (untuk esterifikasi asma salisilat) atau etil benzoate (untuk esterifikasi asam benzoate) yang
memiliki wangi khas untung masing – masing zatnya. Reaksi esterifikasi umunya dapat terjadi dan
membentuk suatu ester dengan bantuan katalis yang umum digunakan yaitu asam sulfat pekat. Asam
sulfat pekat berperan dalam proses inisiasi untuk lebih mengaktifkan asam karboksilat yang digunakan
agar lebih mudah bereaksi dengan alkohol serta memberi suasana asam. Katalis berfungsi untuk
mempercepat reaksi tanpa ikut mempengaruhi hasil (bereaksi) dan diperoleh kembali dalam keadaan
utuh diakhir reaksi

Percobaan selanjutnya pada sampel gliserin (C3H8O3) memiliki ciri khas cairan tidak berwarna,
kental dan berasa manis. Gliserin atau gliserol termasuk golongan alkohol trihidrat. Pada percobaan
kali ini siapkan tabung reaksi hanya satu buah, lalu masukkan sampel 3-5 tetes tambahkan CuSO4 .

gliserol dan CuSO4termasuk senyawa kompleks dimana Senyawa kompleks adalah senyawa yang
terbentuk dari penggabungan 2 atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat
berdiri sendiri. Setelah penambahan CuSO4 sampel mengalami perubahan yang signifikan dimana
gliserol memiliki larutan bening tidak berwarna berubah menjadi larutan biru tidak berbau. Setelah itu
ditambahkan NaOH dan hasil dari penambahan NaOH itu sendiri menjadi larutan hijau toska tidak
berbau. Setelah itu dikisatkan pengertian dikisatkan disini yaitu larutan diatas dimasukkan kedalam
kaca arloji dan diuapkan diatas penangas air dan yang terjadi yaitu warna menjadi larutan keruh tdan
adanya endapan kuning pekat.

Contoh: reaksi pembentukan Cu kompleks.

Percobaan selanjutnya sampel yang digunakan yaitu menthol dimana menthol sendiri memiliki
ciri khas yaitu kristal hablur mint. Identifikasi senyawa alkohol yang selanjutnya adalah menthol.
Menthol termasuk ke dalam senyawa alkohol siklik. Pengujian untuk menthol dilakukan baik secara
organoleptic atau dengan menggunakan peraksi vanillin sulfat. Secara organoleptic, menthol memiliki
karakteristik yang sukuo spesifik. Menthol memiliki bau yang cukuo tajam dan pedas. Selain itu,

bentuk mentol berupa hablur jarum seperti korek api bersegi banyak dan bening. Identifikasi menthol

pun dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi vanillin sulfat. Larutan vanillin sulfat dibuatkan
dengan melarutkan serbuk vanillin dalam larutan H2SO4 menghasilkan larutan berwarna orange.
Kemudian, saat vanillin sulfat bereaksi dengan menthol, larutan berubah menjadi warna biru keunguan
dan larutan bersifat lebih kental. Hal ini, dapat terjadi karena prose oksidasi yang metjadi pada menthol
melalui pereaksi vanillin sulfat.

Rumus kimia menthol + H2SO4+ vanilin


G. KESIMPULAN

Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan Senyawa alkohol dapat digolongkan menjadi
alkohol monovalent dan alkohol polivalen. Identifikasi senyawa monovalent yaitu methanol dapat
dilakukan dengan menggunakan reaksi esterifikasi dan pereaksi K2Cr2O7 dengan H2SO4 pekat.
Identifikasi senyawa alkokol polivalen yaitu gliserin dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi
CuSO4 dengan NaOH atau langsung dikisatkan. Identifikasi senyawa alkohol polivalen lainnya yaitu
menthol dapat dilakukan secara organoleptic atau dengan menggunakan pereaksi H2SO4 dengan
vanillin sulfat.
Pada percobaan ini masing masing alkohol dicampur dengan senyawa-senyawa tertentu untuk
mengidentifikasi sifat-sifat alkohol itu sendiri. Pemberian zat-zat baru pada tiap-tiap alkohol
memberikan reaksi yang berbeda, hasil dari semua percobaan positif termasuk senyawa gologan
alkohol bisa dilihat dari hasil akhir percobaan.

G. DAFTAR PUSTAKA

 Chang,raymond.2004.kimia dasar jilid 2.jakarta:Erlangga


https://www.academia.edu/32200621/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ORGANIK_K
ELARUTAN (diakses, 26 September 2019)
 Anonim, 2014. “Buku petunjuk kimia dasar”. Institut Pertanian Stiper,Yogyakarta
https://www.academia.edu/11433177/identifikasi_alkohol ( diakses, 23 oktober 2014)

Anda mungkin juga menyukai