Anda di halaman 1dari 10

REAKSI WARNA

GOLONGAN
ALKALOID DAN BASA
NITROGEN
Wanda Raihana D. 260110180100
Christina Damayanti 260110180101
Syaffa Az Zahra 260110180103
Michelle Eka P 260110180104
Fiqri Taufiq R 260110180105
Nabilah Azka N 260110180106
PRINSIP

Reaksi Pengendapan

Menghasilkan endapan.
Endapan adalah padatan
yang tidak bisa larut (Day
dan Underwood, 2002).
ALKALOID-MAYER

(Marliana, et.al, 2005)


• Pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan merkurium (II) klorida ditambah kalium iodida akan
bereaksi membentuk endapan merah merkurium (II) iodida. Jika kalium iodida yang
ditambahkan berlebih maka akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat (II).
• Alkaloid mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas sehingga
dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan ion logam.
• Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion
logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap [13].
ALKALOID-DRAGENDROFF

(Marliana, et.al, 2005)


MEKANISME REAKSI
➢ Papaverin HCl + asam asetat anhidrida + H2SO4 pekat,

(Clark, 2003)
• Penambahan anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat sebagai penghidrasi dan katalisator kedalam papaverin
HCl yang membentuk larutan kuning muda yang kemudian dipanaskan.
• Proses pemanasan dilakukan untuk mengoptimalkan dan mempecepat reaksi dan sebagai pemutus ikatan-
ikatan alkaloid dengan asam klorida sehingga didapatkan senyawa alkaloid saja. Reaksi antara anhidrid asam
asetat dan asam sulfat pekat menyebabkan terjadinya pelepasan gugus OCH3 dan atom Oksigen dari gugus OCH3
yang lain sehingga menyebabkan adanya fluoresensi.
PROSEDUR
No. Nama Zat Reagensia Prosedur Literature
1. Heksamin Asam Salisilat • Menambahkan 100mg asam Larutan membentuk
salisilat ke dalam 100mg sedikit endapan dan
heksamin mengalami perubahan
• Memanaskan dengan 1 mL warna menjadi merah tua
H2SO4 pekat (Clark, 2003).
• Mengamati perubahan warna
Lakmus • Menambahkan H2SO4 2N dan Lakmus tidak mengalami
satu tetes formaldehid ke dalam perubahan warna (Clark,
larutan heksamin 2003).
• Menutup mulut tabung reaksi
dengan menggunakan kapas dan
lakmus merah yang basah
• Mengamati perubahan warna
pada lakmus

Kristal • Melakukan kristalisasi melalui Kristral heksamin


sublimasi dengan menggunakan (Clark,2003).
ring sublimasi
NO. Nama Zat Reagensia Prosedur Literature
2. Kinin HCl H2SO4 • Menambahkan H2SO4 ke dalam larutan Hasil fluoresensi yang
kinin HCl didapatkan warna hijau
• Mengamati fluoresensi di bawah sinar UV. dengan UV 254nm,
warna ungu dengan UV
366nm, dan warna biru
muda dengan UV 200nm
(Svehla, 1985).
Uji Thaleioquin • Pada larutan kinin HCl dilakukan uji Larutan menjadi warna
Thaleioquin, hijau pada akhir reaksi
• diamati perubahan warna. (Auterhoff dan Kovar,
2002).

Kloroform • Larutan kinin HCl ditambahkan1 mL


larutan Br2 0,8%, dikocok.
• Pada campuran ditambah larutan kalium
ferisianida 5% dan 2 mL kloroform dengan
hati-hati.
• Diamati lapisan kloroform.
Hg2Cl2 • Larutan kinin HCl dibuat kristal dalam Kristal batang (Depkes
Hg2Cl2. RI, 1995).
NO. Nama Zat Reagensia Prosedur Literature

3. Papaverin HCl Lieberman • Larutan papaverin HCl ditambah Larutan membentuk


pereaksi Lieberman endapan dan mengalami
• diamati perubahan warna. perubahan warna
menjadi hitam (Clarkson
dan Thomson, 2000).

Marquis • Larutan papaverin HCl ditambah Warna yang didapatkan


pereaksi Marquis, merah muda (Depkes
• diamati perubahan warna. RI,1979).
Fluoresensi • Sebanyak 10 mg paparerin HCl Dihasilkan warna kuning
ditambah asam asetat anhidrida dan Kehijauan (Fessenden,
tiga tetes H2SO4 pekat, 1986).
• kemudian dipanaskan
• Diamati fluoresensi di bawah sinar
UV.

Hg2Cl2 • Larutan papaverin HCl dibuat kristal Kristal bulat (Depkes RI,
dalam Hg2Cl2. 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Auterhoff, K. dan Kovar, H. 2002. Identifikasi Obat. Bandung : ITB Press.
Clark. 2003. Theory and Practice of Chemistry. London : SAGE Publication.
Clarkson PM and Thompson HS. 2000. Antioxidant: What Role Do They Play in Physical Activity and
Health. The American Journal of Clinical Nutrition. Vol 7(2): 37 - 46.
Day,R.A dan A.L Underwood .2002. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam. Jakarta :Erlangga
Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Depkes RI.
Fessenden dan Fessenden. 1986. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara.
Marliana, et. al. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu
Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. 3 (1): 26-31.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT Kalman
Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai