Anda di halaman 1dari 14

Isolasi Alkaloid Kafein Daun Teh

Hijau/ Hitam dengan Metode Refluks

Caffeine

Rizki Febriyanti, M. Farm., Apt


Laboratorium Fitokima caffeine
DIII Farmasi PoliTeknik Harapan Bersama Tegal

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


Refluks
• Refluks  ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik.

• Ekstraksi refluks digunakan untuk


mengektraksi bahan-bahan yang tahan
terhadap pemanasan

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


Prinsip :

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel


dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan
cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat,
akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan
sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


• Keuntungan  digunakan untuk mengekstraksi
sampel2 yang memiliki tekstur kasar

• Kerugian  butuh volume total pelarut yang besar


dan sejumlah manipulasi operator

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


ISOLASI ALKALOID KAFEIN DAUN TEH HIJAU/HITAM
DENGAN METODE REFLUK
Tujuan :
Memperoleh alkaloid kafein dari daun teh dengan metode refluk dan menganalisa kafein
yang didapat dengan KLT

Cara kerja :
1. Isolasi alkaloid dalam sampel teh:

• refluks 40g sampel dengan 250mL aquadest selama ± 30 menit.


• saring dalam keadaan panas dengan kain flannel,ampas dibuang.
• tambahkan 40ml asam asetat aduk homogen kemudian disaring dengan
kapas.
• penyaringan dilakukan sampai didapatkan filtrate yang jernih.
• ekstraksi 3x dengan kloroform masing-masing 20ml.
• Pisahkan fase air dan kloroform,fase air dibuang,fase kloroform kemudian
diuapkan hingga kira-kira tinggal 20ml.
• lakukan mikrosublimasi hingga didapatkan kristal kafein
• hitung rendemen kristal yang didapatkan.
• uji kualitatif dan analisa secara KLT.
Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4
2. Analisa KLT :

Fase gerak : kloroform : etanol ( 99:1)


Fase diam : plat KLT lapis silica gel aktif (dioven kurang lebih 3 menit)
Pelarut Kristal : kloroform : methanol ( 9:4)

o beri garis batas bawah dan batas atas pada plat KLT
o totolkan hasil isolasi pada garis batas bawah plat KLT
o masukkan plat KLT kedalam bejana KLT yang telah berisi fase gerak
o tunggu hingga fase gerak mencapai garis batas atas plat KLT
o angkat plat KLT dari dalam bejana,tunggu hingga kering
o lihat dibawah sinar lampu UV
o analisa Rf

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


Isolasi cafeine
REFLUKS

Meningkatkan kelarutan cafeine

Na2Co3/ Pb asetat

Memisahkan tanin

Ekstraski Kloroform

Mengambil caffeine dari fase air

sublimasi

Membentuk kristal caffeine


Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4
Additional Caffeine Isolation

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


MgO dan H2SO4
• Kafein bersifat termostabil sehingga ekstraksi dapat dilakukan
dengan cara refluks atau digesti.
• Penambahan MgO dapat memisahkan kafein dari senyawa –
senyawa yang tidak diinginkan misalnya tanin. Jika konsentrasi
basa terlalu tinggi dapat merusak kafein menjadi koefeedin.
• Penambahan asam sulfat untuk mengendapkan MgO yang
tidak tersaring dengan menbentuk garam.
• Kafein dalam fase cair diekstraksi dengan kloroform karena
dalam suasana asam kelarutan kafein dalam kloroform lebih
besar dari kelarutan dalam air

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


KASUS
• Isolasi caffeine dari Camellia sinensis dilakukan ekstraksi dengan
refluks dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair dengan kloroform.
Hasil ekstraksi pada fase kloroform diuapkan diatas waterbath
sampai diperoleh crude caffeine. Hasil ini selanjutnya dipanaskan
di atas lampu Bunsen, dimana crude caffeine diletakkan dalam
cawan proselin yang bagian atasnya ditutup dengan corong yang
sudah dilapisi dengan kertas saring dan kapas yang telah dibasahi.
Kristal caffeine akan muncul dengan bentuk jarum dengan teknik
di atas.
SOAL
• Apakah nama metode yang digunakan untuk mendapatkan Kristal
caffeine seperti langkah di atas?
JAWABAN

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


KASUS
• Pada isolasi kafein setelah proses
pemanasan sari disaring dengan kain flannel
kemudian filtrat ditambah H2SO4 10%

SOAL
• Apa fungsi penambahan reagen diatas ?

JAWABAN

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


KASUS
• Hasil isolasi caffeine dari Camellia sinensis menggunakan
pelarut kloroform dan dilanjutkan dengan mikrosublumasi
diperoleh Kristal berwarna putih dan berasa pahit. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan
caffeine hasil identifikasi adalah menggunakan metode
mikroskopi dengan perbesaran 10 X 40.

SOAL
• Dari hasil tersebut diperoleh gambaran kristal dengan bentuk?

JAWABAN

caffeine
Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4
KASUS :
Dari isolasi kafein di dapatkan data berat wadah kosong 150,70 g; berat wadah
dan sampel 192,72 g serta berat wadah dan sisa dari penimbangan sampel
adalah 152,60 g. Sementara untuk menimbang kristal kafein hasil isolasi
digunakan kertas saring yang bersih. Berat kertas saring kosong adalah 0,87 g;
berat kertas saring dan kristal kafein sebanyak 2,78 g. Kemudian kristal yang
diperoleh disimpan dalam vial yang bersih dan ditutup rapat, hingga diperoleh
berat kertas saring dan sisa kristal dari penimbangan adalah 0,92 g.

Pertanyaan soal :

Berapa rendemen yang diperoleh ?


A. 0,046 %
B. 0,45%
C. 0,46%
D. 4,5%
E. 4,6%

Rizki F – Poltek Harber – Fitokimia– Semester 4


Selamat Belajar... !!!

Anda mungkin juga menyukai